kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia dapat juga diartikan bahwa Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang beragam seperti tarian daerah, pakaian adat, dan rumah adat.[1] Budaya Indonesia tidak hanya mencakup budaya asli bumiputera, tetapi juga mencakup budaya-budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, Melanesia dan Eropa.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.[2] Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Kebudayaan nasional bisa juga berarti sifat wutuhnya bangsa, teristimewa mengenai tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.[3] Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum diamendemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.[4]
Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih.[5] Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Padusan, di Jawa Tengah. Padusan dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan masyarakat melakukan ini di sungai yang mengalir atau sumber air (umbul)
Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan di Indonesia untuk secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu, meskipun penggunaannya untuk sekarang tergeser oleh alfabet Latin.
Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama secara langsung yang dipentaskan di atas panggung.[6] Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:
Pada masa Hindia Belanda, sebuah teater komedi stambul pernah populer. Teater ini adalah suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada waktu itu lahir untuk memenuhi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini mirip dengan teater yang ada di Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati pada tahun 1891. Pada umumnya, pertunjukannya bersumber dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat, Eropa, dan opera.
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Biasanya tarian berfungsi untuk menyambut tamu, peringatan hari atau peristiwa tertentu atau bentuk ritual keagamaan.[7] Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Hal itu dikarenakan lagu daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.[8]
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya.[9] Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[10] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
Seni pertunjukan
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa tradisi tersebut bersifat seni pertunjukan dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.[11] Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
Lukisan Indonesia sebelum abad ke-19 sebagian besar terbatas pada seni dekoratif, dianggap sebagai kegiatan religius dan spiritual, sebanding dengan seni Eropa pra-1400. Nama-nama seniman pada kala itu anonim, sebab pencipta manusia dipandang jauh lebih penting daripada kreasi mereka untuk menghormati dewa atau roh. Beberapa contoh adalah seni dekoratif kenyah, yang didasarkan pada motif alam endemik seperti pakis dan rangkong, umumnya ditemukan pada dinding rumah panjang Kenyah untuk tujuan estetika. Seni tradisional yang terkenal lainnya adalah ukiran kayu Toraja yang geometris. Lukisan Bali pada awalnya merupakan gambar narasi untuk menggambarkan adegan legenda Bali dan skrip agama Hindu. Lukisan-lukisan Bali klasik sering menghiasi manuskrip lontar dan juga langit-langit paviliun pura dan kuil.
Di bawah pengaruh kekuasaan kolonial Belanda, seni lukis yang cenderung ke arah lukisan gaya Barat muncul—pada abad ke-19. Di Belanda, istilah "Lukisan Indonesia" diterapkan pada lukisan-lukisan yang diproduksi oleh Belanda atau seniman asing lainnya yang tinggal dan bekerja di—bekas—Hindia Belanda. Pelukis asli Indonesia abad ke-19 yang paling terkenal adalah Raden Saleh (1807–1877), seniman pribumi—bercampur darah Arab—pertama yang belajar di Eropa. Seninya sangat dipengaruhi oleh romantisisme. Pada tahun 1920, Walter Spies menetap di Bali, ia sering dikreditkan dengan menarik perhatian tokoh budaya Barat ke budaya dan kesenian Bali. Karya-karyanya telah mempengaruhi seniman dan pelukis Bali. Kini, Bali memiliki salah satu tradisi melukis yang paling jelas dan paling kaya di Indonesia.
1920-an hingga 1940-an adalah masa pertumbuhan nasionalisme di Indonesia. Periode sebelumnya gerakan romantisme tidak dilihat sebagai gerakan murni Indonesia dan tidak berkembang. Pelukis mulai melihat dunia alami untuk inspirasi. Beberapa contoh pelukis Indonesia selama periode ini adalah Bali Ida Bagus Made dan realis Basuki Abdullah. Asosiasi Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia atau PERSAGI, 1938–1942) dibentuk selama periode ini. PERSAGI menetapkan filosofiseni kontemporer yang melihat karya seni sebagai refleksi dari pandangan individu atau pribadi seniman serta ekspresi pemikiran budaya nasional.
Sejak tahun 1940-an, para seniman mulai menggabungkan teknik-teknik Barat dengan citra dan budaya di Asia Tenggara. Pelukis yang berakar dalam gerakan revolusioner Perang Dunia dan periode pasca Perang Dunia mulai muncul selama periode ini, seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra. Selama tahun 1960-an, unsur-unsur baru ditambahkan ketika abstrak ekspresionisme dan seni Islam mulai diserap oleh komunitas seni. Juga selama periode ini, kelompok pelukis yang lebih peduli tentang realitas masyarakat Indonesia mulai muncul, mengambil inspirasi dari masalah sosial seperti pembagian antara orang kaya dan orang miskin, polusi, dan penggundulan hutan. Identitas nasional Indonesia ditekankan oleh para pelukis ini melalui penggunaan gaya dokumenter yang realistis. Selama periode Soekarno, seni yang terlibat secara sosial ini secara resmi dipromosikan, tetapi setelah tahun 1965, popularitasnya menurun karena kecenderungan yang diduga komunis.
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 bagian besar yakni lisan dan tulisan.[12] Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol).
Perbedaan antara masakan di satu daerah dan daerah lain begitu jauh.[13] Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.[14][15] Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di sebuah rumah.[16]
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan hampir 88% orang Indonesia menyatakan Muslim menurut sensus tahun 2000, menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga Indonesia dijuluki dengan "The Most Big Muslim Population". Populasi lainnya adalah 9% Kristen (yang kira-kira dua pertiga adalah Protestan dengan sisanya Katolik), 2% Hindu, 1% Buddha, dan konghuchu 0.05%
Di Indonesia dirayakan sebagai Trisuci Waisak, untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam agama Buddha; Ulang tahun Buddha, pencerahan dan kematiannya. Tanggal bervariasi menurut kalender Buddha
Bangsa Indonesia telah memiliki semangat untuk memajukan kebudayaan dari zaman kolonial Hindia Belanda. Semangat itu tergambar dari penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Indonesia. Dari waktu ke waktu, Kongres Kebudayaan Indonesia dilaksanakan untuk menjawab peran kebudayaan terhadap perkembangan zamannya.
Masa Kolonial
Kongres Kebudayaan Indonesia pertama kali dilaksanakan pada 1909..Hal ini tidak lepas dari mulai tumbuhnya kalangan pelajar dan mengemukakan gagasan tentang "bangsa". Walaupun pada 1909, kongres ini masih kental dengan budaya Jawa, tetapi mulai terlihat semangat baru untuk memajukan kebudayaan sendiri di tengah kolonialisme. Kongres pertama ini juga menghasilkan Java Institut, yang selanjutnya banyak bepartisipasi dalam penyelenggaraan berbagai kongres kebudayaan pada masa kolonial.
Java Institut telah melaksanakan enam kongres kebudayaan yaitu pada 1919, 1921, 1924, 1926, 1929 dan 1937. Pada 1919', topik Utama masih berorientasi pada pengembangan kebudayaan Jawa, khususnya sejarah dan kebudayaan. Pada kongres 1921', topik yang diangkat adalah pendidikan musik dan sejarah kepada para siswa bumiputra, khususnya kebudayaan Sunda. Kongres yang diselenggarakan di Kota Bandung ini juga memiliki topik terkait kesenian asing. Masa itu, peserta mengajukan tiga sikap dalam menanggapi kesenian asing. Pertama, membuang budaya lama dan membangun budaya baru. Sedangkan yang kedua, adalah budaya lama dipelihara. Terakhir, budaya baru disesuaikan dengan budaya lama. Para peserta kongres mengambil sikap yang ketiga. Kongres pada tahun-tahun selanjutnya mengangkat topik akan dijelaskan secara berurutan. Pada 1924, perhatian kepada kebudayaan daerah dalam penyelenggaraan Pendidikan. Pada 1926, Bahasa, bumi dan suku bangsa Jawa timur. Pada 1929, pengajaran filsafat timur dan sastra dalam dunia Pendidikan. Pada 1937 adalah mengangkat perhatian yang besar kepada kebudayaan Bali.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia Merdeka sampai tahun 1960, telah dilaksanakan 5 kali Kongres Kebudayaan. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kongres Kebudayaan I pada 1948, mengangkat topik upaya seniman, cendekiawan dan budayawan untuk meletakkan dasar pembangunan bangsa yang berwawasan budaya;
Kongres Kebudayaan II pada 1951, mengangkat topik usaha pemecahan di bidang kesenian seperti hak pengarang/hak cipta, perkembangan kesusastraan, kritik seni, sensor film dan organisasi kebudayaan;
Kongres Kebudayaan III pada 1954, mengangkat topik Pendidikan kebudayaan bagi kaum pelajar, masyarakat kota, buruh dan tani;
Kongres Kebudayaan IV pada 1957, mengangkat topik kebudayaan dan arsitektur;
Kongres Kebudayaan V pada 1960, mengangkat topik kebudayaan dan ekonomi.
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto dan Reformasi
Ada jeda yang panjang selama lebih dari tiga puluh tahun baru Kongres Kebudayaan VI dilaksanakan kembali pada 1991. Penjelasan secara singkat sebagai berikut:
Kongres Kebudayaan VI pada 1991, membahas lima topik Utama, yaitu warisan budaya, penyaringan dan pengembangan; kebudayaan nasional, kini dan masa depan; daya cipta dan pertumbuhan kesenian daerah dan nasional; kebudayaan dan sector-sector kehidupan masyarakat; kebudayaan nasional dan dunia.
Kongres Kebudayaan VII pada 2003, membahas kebijakan dan strategi kebudayaan Indonesia yang melingkupi 16 pokok topik, di antaranya:
integrasi dan disintegrasi,
krisis otoritas,
desentralisasi politik daerah
identitas dan transisi
konflik dan kekerasan
warisan budaya
kesetaraan gender
hukum dan korupsi
reinterpretasi dan reposisi adat dan tradisi
pendidikan
ekonomi kerakyatan
bahasa dan simbol
budaya pop dan hiburan
religi dan spiritualitas
ilmu pengetahuan dan teknologi
lingkungan hidup
Kongres Kebudayaan VIII pada 2008, bertema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" yang melingkupi 15 pokok bahasanf:
film/seni media
sastra
bahasa
seni rupa
media massa
seni pertunjukkan
ekonomi kreatif
hak kekayaan intelektual
diplomasi kebudayaan
warisan budaya
kebijakan dan strategi kebudayaan
pendidikan
filantropi kebudayaan
identitas budaya
etika
Kongres Kebudayaan IX pada 2013. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta ini pernah menuai kecaman dari beberapa kalangan aktivis dan seniman. Kekecawaan aktivis mengenai kongres ini masih dapat dilihat jejaknya di internet. Salah satunya adalah Hanny Setiawan yang menuliskan artikel dengan judul "Kongres Kebudayaan, Kongres Abal-abal" di kolom Kompasiana. Kongres Kebudayaan IX pada 2013 menghasilkan 5 rekomendasi, di antaranya D:
demokrasi
pendidikan
diplomasi kebudayaan
pengelolaan kebudayaan
generasi muda sebagai sumber kebudayaan
Kongres Kebudayaan X pada 2018. Kongres Kebudayaan 2018 menghasilkan 7 agenda strategis kebudayaan dan 7 resolusi yang menjawab agenda strategis.
Artikel ini sedang dalam perubahan besar untuk sementara waktu.Untuk menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan.Halaman ini terakhir disunting oleh Badak Jawa (Kontrib • Log) 13 hari 1365 menit lalu. Pesan ini dapat dihapus jika halaman ini sudah tidak disunting dalam beberapa jam. Jika Anda adalah penyunting yang menambahkan templat ini, harap diingat untuk menghapusnya setelah selesai atau menggantikannya dengan {{Under c...
Edwin Othello Excell Edwin Othello Excell (13 Desember 1851 – 10 Juni 1921) adalah seorang penerbit, komponis, dan seorang pemimpin pujian (di gereja, sekolah Minggu, dan pertemuan penginjilan) yang populer di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia adalah seorang anak dari penganut Reformed Jerman. Ia lahir di Ohio. Ketika ia menikah, ia pindah ke Pennsylvania. Ia sering dilukiskan sebagai seorang dengan range suara yang luar biasa dikarenakan ia dapat m...
Pour les articles homonymes, voir Centre international de recherches sur l'anarchisme. Centre international de recherche sur l'anarchisme. BibliothèqueHistoireFondation 1957CadreSigle CIRAType Bibliothèque, bibliothèque spécialisée, institution patrimoniale, archives, InfoshopPays SuisseCoordonnées 46° 31′ 35″ N, 6° 38′ 43″ EOrganisationDirectrice Marianne EnckellIdéologie AnarchismeSite web www.cira.chmodifier - modifier le code - modifie...
2015 American filmThe Condemned 2Directed byRoel ReinéWritten byAlan B. McElroyProduced byMichael J. LuisiStarring Randy Orton Eric Roberts Wes Studi Steven Michael Quezada CinematographyRoel ReinéEdited byRadu IonMusic by Trevor Morris Ted Reedy ProductioncompanyWWE StudiosDistributed byLionsgateRelease date November 6, 2015 (2015-11-06) Running time90 minutesCountryUnited StatesLanguageEnglish The Condemned 2 (also known as The Condemned 2: Desert Prey) is a 2015 American a...
From the New World新世界より(Shin Sekai Yori)GenreFiksi spekulatif, Fiksi ilmiah, Horor, Drama NovelPengarangYusuke KishiPenerbitKodanshaImprintKodansha Novels Kodansha BunkoTerbit23 Januari 2008 7 Agustus 2009 (Kodansha Novels) 14 Januari 2011 (Kodansha Bunko) MangaPengarangYūsuke KishiIlustratorTōru OikawaPenerbitKōdanshaPenerbit bahasa InggrisNA Vertical IncImprintKodansha ComicsMajalahBessatsu Shōnen MagazineDemografiShōnenTerbit9 Mei 2012 – 9 Juni 2014Volume7 Seri animeSutrad...
2005 single by AkonPot of GoldSingle by Akonfrom the album Trouble ReleasedNovember 15, 2005Recorded2004Genre R&B soul conscious hip hop world Length3:23LabelSRC, UniversalSongwriter(s)Aliaune Akon Thiam, Shakim WilliamsProducer(s)Shakim WilliamsAkon singles chronology Soul Survivor (2005) Pot of Gold (2005) Snitch (2006) Music videoPot of Gold on YouTube Pot of Gold is the fifth and final single from Senegalese singer-songwriter Akon's debut studio album, Trouble. Released as a European-...
For other uses, see Llano. City in Texas, United StatesLlano, TexasCityThe Llano County CourthouseLocation of Llano, TexasCoordinates: 30°45′3″N 98°40′48″W / 30.75083°N 98.68000°W / 30.75083; -98.68000CountryUnited StatesStateTexasCountyLlanoArea[1] • Total5.59 sq mi (14.48 km2) • Land5.27 sq mi (13.65 km2) • Water0.32 sq mi (0.83 km2)Elevation[2]1,027 ft (...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Kankagrambhukti – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2013) (Learn how and when to remove this message) Kankagrambhukti (Bengali: কঙ্কগ্রামভুক্তি) was an ancient and medieval region/ territory spread across what are ...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Alhamdulillah – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2021) (Learn how and when to remove this message) Arabic phrase, Praise be to God Part of a series on IslamAllah(God in Islam)Allah Jalla Jalālahin Arabic calligraphy Related Allah Names Phrases...
Type of sedimentary rock Lydite redirects here. For the explosive, see Lyddite. Outcrop of Franciscan radiolarian chert in San Francisco, California Radiolarian chert outcrop near Cambria, California. Individual beds range from about 2 to 5 cm thick Radiolarite (Jurassic) from the Alps. Radiolarite is a siliceous, comparatively hard, fine-grained, chert-like, and homogeneous sedimentary rock that is composed predominantly of the microscopic remains of radiolarians. This term is also used for ...
County in Montana, United States County in MontanaMusselshell CountyCountyThe Musselshell County Courthouse in RoundupLocation within the U.S. state of MontanaMontana's location within the U.S.Coordinates: 46°29′N 108°24′W / 46.49°N 108.4°W / 46.49; -108.4Country United StatesState MontanaFoundedFebruary 2, 1911[1]SeatRoundupLargest cityRoundupArea[2] • Total1,871 sq mi (4,850 km2) • Land1,868...
Biological material used as a renewable energy source This article is about production of biomass for energy generation. For other uses, see biomass. For technology aspects, see bioenergy. Wood pellets is an example of biomass used for bioenergy production, usually for heating purposes.Miscanthus × giganteus, a perennial grass can also be used for bioenergy production. In the context of energy production, biomass is matter from recently living (but now dead) organisms which is used for bioen...
Enciclopedia Británica de Hasta el 2008, 4411 contribuyentes.[1] Edición New American de la Encylopædia Britannica (1899).Género Referencia EnciclopediaTema(s) GeneralIdioma Inglés británicoTítulo original Encyclopædia BritannicaTexto original Encyclopædia Britannica en WikisourceIlustrador Andrew Bell Editorial Encyclopædia Britannica, Inc.País Reino UnidoReino Unido (1768-1900)Estados Unidos (1901-presente)Fecha de publicación 1768-2012Formato Hasta el año 2010, 32 ...
Italian fencer (1941–2021) Cesare SalvadoriCesare Salvadori c. 1968Personal informationBorn(1941-09-22)22 September 1941Turin, ItalyDied8 August 2021(2021-08-08) (aged 79)Turin, ItalyHeight1.70 m (5 ft 7 in)Weight66 kg (146 lb)SportSportFencingClubClub Scherma Torino Medal record Representing Italy Olympic Games 1972 Munich Sabre, team 1964 Tokyo Sabre, team 1968 Mexico City Sabre, team Cesare Salvadori (22 September 1941 – 8 August 2021) was an Ita...
Parasitic disease of tapeworms of the Echinococcus type This article is about the disease. For the organism, see Echinococcus. Medical conditionEchinococcosisOther namesHydatid disease, hydatidosis, echinococcal disease, hydatid cystEchinococcus granulosa life cycle (click to enlarge)SpecialtyInfectious diseaseSymptomsVariable[1]CausesTapeworm of the Echinococcus type[1]Diagnostic methodMedical imaging, blood tests[1]PreventionVaccination of sheep, treating infected do...
Programming paradigm based on control flowStructured programming is a programming paradigm aimed at improving the clarity, quality, and development time of a computer program by making extensive use of the structured control flow constructs of selection (if/then/else) and repetition (while and for), block structures, and subroutines. It emerged in the late 1950s with the appearance of the ALGOL 58 and ALGOL 60 programming languages,[1] with the latter including support for block struc...
For the Roman town, see Calleva Atrebatum. Human settlement in EnglandSilchesterThe village sign in front of Silchester Village Hall, showing St Mary's ChurchSilchesterLocation within HampshirePopulation918 (2001 census)[1] 921 (2011 Census including Little London)[2]OS grid referenceSU6262Civil parishSilchesterDistrictBasingstoke and DeaneShire countyHampshireRegionSouth EastCountryEnglandSovereign stateUnited KingdomPost townReadingPostcode dist...
Part of the War of the First Coalition For other battles in Toulon, see Battle of Toulon (disambiguation). Siege of ToulonPart of the Federalist revolts and the War of the First CoalitionThe Allied evacuation of Toulon in December 1793Date29 August – 19 December 1793(3 months, 2 weeks and 6 days)LocationToulon, France43°08′N 5°55′E / 43.13°N 5.92°E / 43.13; 5.92Result French Republican victoryBelligerents French Republic French Royalists French...