Sasadu

Rumah adat Sasadu di Desa Gamtala, Jailolo, Halmahera Barat. Desa Gamtala, Lolori, Marimbati, diproyeksikan sebagai desa wisata.

Sasadu merupakan rumah adat suku bangsa Sahu di Halmahera Barat yang juga merupakan suku bangsa asli dan tertua yang ada di daerah tersebut. Di rumah ini, masyarakat adat Sahu biasa berkumpul dalam pertemuan-pertemuan. Di Halmahera Barat, rumah ini lazim ditemui di setiap desa.[1] Penggunaan Sasadu sebagai lokasi pertemuan masyarakat biasanya terkait dengan diselenggarakannya berbagai acara, misalnya ritual atau upacara adat seperti perayaan panen dan pemilihan ketua adat, dan menyambut tamu yang datang. Meski demikian dapat pula Sasadu digunakan hanya untuk sekadar bersantai tanpa ada acara khusus.[2] Secara etimologi, Sasadu berasal dari kata sadu yang dalam bahasa Sahu tidak punya arti apapun, sedangkan dalam bahasa Ternate artinya adalah menimba, dan sado berarti lengkap, genap bilangannya.[3] Sasadu dibangun di bagian tengah kampung atau desa dengan lokasi yang tidak jauh jalan. Hal ini dimaksudkan agar Sasadu bisa dijangkau dengan mudah sehingga orang-orang dari seluruh penjuru kampung bisa mendatanginya untuk berkumpul.

Budaya

Sebagai produk budaya, Sasadu tidak luput dari perubahan. Bagaimana perubahan ini eksis di antaranya terlihat dari atap rumah yang dulunya biasa dibuat dari atap daun sagu, kini berganti dengan material seng. Perubahan ini adalah dampak dari masuknya teknologi tahan api dari barang-barang fabrikan seperti genteng metal ataupun seng. Karena banyak terjadinya kebakaran jika menggunakan material alami tanpa adanya alat-alat penanganan kebakaran, maka di era modern lebih banyak digunakan atap seng. Meski seng lebih aman dari api, namun sangat mengurangi nilai estetis bangunan asli. Di sisi lain, perubahan ini bukannya tidak terpantau oleh masyarakat karena ada pula keinginan untuk mempertahankan arsitektur rumah Sasadu agar jati diri sebagai orang Sahu tidak hilang.[3] Sasadu sendiri memang merupakan salah satu bagian dari alur perkembangan budaya Sahu dalam sejarah perkembanganna. Sebelum ada Sasadu, masyarakat setempat tinggal di dalam rumah-rumah "koseba" di hutan. Rumah ini didirikan di atas tiang-tiang pancang yang ditancapkan ke tanah.[4]

Tidak hanya di Halmahera Utara, Sasadu juga dapat ditemukan di luar daerah asalnya. Salah satunya terdapat di Jakarta Timur, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di Anjungan Maluku Utara TMII, terdapat replika sasadu yang dapat disambangi oleh para pengunjung. Berdasarkan informasi di situs resmi TMII, Anjungan Maluku Utara menggunakan Sasadu sebagai tempat pamer berbagai aspek budaya tradisional Maluku Utara lain seperti pakaian adat, alat musik, dan makanan khas.[5]

Konstruksi

Rumah Sasadu di Gamtala, Jailolo, Halmahera Barat.

Material yang berasal langsung dari alam banyak digunakan untuk membangun Sasadu. Untuk rangka rumah, digunakan bahan kayu, bambu, atau batang pohon kelapa. Kemudian bagian langit-langitnya dibuat dari susunan daun pohon sagu yang disatukan dengan cara diikat menggunakan tali bambu. Ada pula tali ijuk yang dipakai sebagak pengikat rangka yang dipasang bersambung tanpa putus.[2]

Meski banyak mengandalkan material langsung dari alam sebagai bahan bangunannya, bukan berarti Sasadu juga tidak sama sekali memanfaatkan bahan buatan pabrik. Pada masa kini, semen juga digunakan misalnya untuk membuat lantai. Adapun penggunaan semen ini didasari oleh pertimbangan kebersihan dan pemeliharaannya lebih mudah.[2] Tidak ada kesamaan dalam hal ukuran rumah Sasadu karena setiap rumah masing-masing memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran rumah paling besar berukuran 9 kali 6 meter.[6]

Sasadu yang memiliki fungsi beda dengan rumah hunian membuatnya memiliki karakteristik fisik yang berbeda pula. Sasadu biasanya berukuran lebih besar dari rumah-rumah penduduk pada umumnya.[4] Denah bangunan Sasadu memiliki bentuk geometris persegi panjang dengan ruang tengah dan ruang samping. Lantai dasarnya dibuat dari timbunan tanah setinggi 30 sampai 40 sentimeter yang dipadatkan lalu dipasang susunan batu kali berbentuk sudut delapan sebagai penopangnya.[3]

Di bagian tengah bangunan yang ruangannya berfungsi sebagai tempat musyawarah, konstruksinya dibuat tanpa dinding dan ditopang dengan tiang-tiang yang didirikan dengan alas batu. Setiap tiang memiliki namanya sendiri-sendiri seperti Ngasu u lamo yang terletak di pusat bangunan, Ngusu u d'ud'un di sepanjang pinggiran luar, dan Ngasu u taba yang berada di antara Ngasu u lamo dan Ngasu u d'ud'un. Bagian atas Sasadu biasanya tidak memiliki loteng. Atapnya terdiri dari tujuh lembaran yang disebut ngatumding.[3]

Filosofi

Struktur konstruksi rumah Sasadu bukan hanya sekadar memiliki arti fungsional, namun juga filosofis. Dalam Sasadu, memang terkandung berbagai aspek yang merefleksikan arti, adat, dan budaya masyarakat setempat di samping nilai filosofisnya. Hal yang bernilai filosofis dari Sasadu misalnya tampak dari bentuk bangunan yang dibuat dari kayu pohon kelapa dan bambu. Kemudian di bagian atap, terdapat bola-bola yang digantung pada bilah kayu di sisi ujungnya. Ini adalah simbol dari kaki yang memiliki makna kestabilan. Arahnya juga dibuat merunduk sehingga tampak berlawanan arah dengan bagian atapnya yang mencuat ke atas. Ini memiliki arti kerendahan hati meski seseorang sedang berada di posisi puncak. Dari segi bentuk bangunan, Sasadu dibuat pendek. Desain ini membuat setiap orang yang akan masuk ke dalamnya diharuskan menunduk terlebih dahulu. Hal ini memiliki arti agar semua orang diingatkan untuk selalu hormat dan patuh terhadap adat tanpa terkecuali.[2]

Bagi orang Sahu, Sasadu adalah rumah yang diibaratkan sebagai kapal perang kerajaan Ternate yang disebut Kagunga. Sasadu dianggap sebagai Kagunga Tego-tego, yaitu kapal perang yang merapat ke pantai. Filosofi ini adalah alasan mengapa Sasadu selalu dibangun secara membujur ke arah daratan dan gunung dan ditempatkan di tengah kampung.[4]

Sisi filosofis lainnya adalah adanya dua kain berwarna merah dan putih yang dipasang di sambungan rangka rumah. Kain dua warna ini menjadi perlambang dari pemeluk agama Kristen dan Islam. Dari sini, tercermin bagaimana umat beragama sehari-harinya bisa hidup berdampingan secara harmonis di Halmahera.[2]

Ada sejumlah pintu masuk yang dimiliki Sasadu di setiap pojok bangunan dan masing-masing pintu memiliki filosofinya yang mencerminkan strukrur hierarki masyarakat Sahu. Pintu yang berada di bagian pojok rumah dan di bawah atap segitiga adalah pintu yang digunakan oleh masyarakat dari seluruh lapisan. Sementara itu pintu di bagian tengah adalah yang digunakan oleh para petinggi lokal.[4]

Ritual dan Upacara

Seperti dibahas sebelumnya, Sasadu lazim digunakan sebagai tempat digelarnya ritual atau upacara adat. Satu di antara ritual tersebut adalah Sibere Wanat yang merupakan ekspresi ucapan syukur atas hasil panen yang telah didapat masyarakat dari aktivitas pertaniannya. Dalam bahasa lokal, Sibere berarti naik dan Wanat artinya atap. Ritual ini memang berisi acara penaikkan atap ke atas rumah. Sibere Wanat dibuka dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh adat. Setelah itu, barulah Wanat dinaikkan ke atas menggunakan tali. Selain menggunakan tali, dapat pula Wanat dibawa oleh tiga laki-laki menuju atas rumah dengan berjalan meniti batang bambu. Setelah dinaikkan, Wanat kemudian dipasang. Selanjutnya, ritual diteruskan dengan menari Legu Salai bersama-sama. Penari yang mengenakan pakaian adat Sahu menampilkan tariannya bersama musik yang dibawakan dengan alat musik tifa dan gong.[6]

Makan bersama di dalam rumah menjadi bagian penutup dari acara ini. Acara makan bersama ini pun tetap diiringi musik dan punya aturan khusus. Setiap orang yang akan masuk ke rumah untuk makan diharuskan menenakan penutup kepala. Selain itu, di dalam rumah ada tempat khusus berupa kursi bambu yang hanya bisa diduduki oleh orang tertentu, yaitu seorang ayah dan anak pertama. Untuk makanannya, lazimnya tersedia makanan khas Sahu berupa Nasi Kembar, yaitu nasi yang dimasakan dengan daun lebar yang digulung hingga berbentuk dua lubang tempat diletakannya nasi yang kemudian dimasukkan kembali ke bilah bambu lalu dibakar dan dimakan dengan lauk. Pada zaman dahulu, Sibere Wanat digelar selama 9 hari 9 malam secara tanpa jeda. Jika ingin lebih singkat pun durasi harinya harus dengan angka ganjil. Meski demikian, saat ini sudah tidak ada lagi masyarakat Sahu yang menggelarnya berhari-hari seperti itu.[6]

Ritual lainnya adalah Orom Sasadu, yaitu makan bersama yang bertujuan untuk menghormati leluhur dan mengucap syukur atas nikmat kehidupan yang diberikan oleh tuhan. Orom artinya makan, sehingga Orom Sasadu bisa diartikan sebagai berkumpul untuk makan bersama. Rituan in idihadiri oleh para pemimpin, tokoh masyarakat, dan para pemegang adat. Dipercaya bahwa leluhur Sahu juga ikut serta dalam acara makan bersama ini. Seperti dalam Sibere Wanat, Nasi Kembar disajikan dalam Orom Sasadu. Makanan lain yang umumnya tersedia biasanya adalah olahan mengingat lokasi Halmahera Barat yang lekat dengan perairan dan masyarakatnya banyak yang menjadikan laut sebagai tempat mencari nafkah. Kesamaan antara Orom Sasadu dan Sibere Wanar bukan hanya terletak pada makanannnya, melainkan juga susunan acaranya. Dalam Sibere Wanat, pembacaan doa dalam bahasa daerah dibacakan pula sebagai pembuka. Selama ritual juga terdapat musik dan tari-tarian yang memeriahkan suasana.[7]

Ada pula upacara pengungkapan rasa syukur lain selain Sibere Wanat dan Orom Sasadu, yaitu Sa'ai mago yang dihelat setelah menabur benih padi di sawah, tepatnya saat padi yang ditanam berumur dua atau tiga minggu. Sa'ai berarti memasak dan ngo'a artinya anak. Ini adalah pesta yang digelar selama tiga hari tiga malam yang digelar dengan rasa gembira masyarakat. Ritual-ritual dalam rumah tersebut eksis seiring dengan hilangnya kepercayaan animisme yang dulu dianut masyarakat Sahu. Pada masa lampau, di sebelah Sasadu biasanya terdapat rumah pemujaan. Ritual-ritual dalam rumah yang ada saat ini merupakan pengganti dari hilangnya rumah pemujaan tersebut.[4]

Saat ini, ritual-ritual yang digelar di rumah Sasadu dapat disaksikan oleh orang luar atau wisatawan yang datang ke Halmahera Utara karena ritual ini sudah menjadi bagian dari promosi wisata daerah. Ritual Orom Sasadu misalnya, adalah bagian dari rangkaian acara Festival Teluk Jailolo yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Festival ini bahkan masuk ke dalam daftar 100 Acara Nasional Pariwisata yang dirilis Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.[8]

Referensi

  1. ^ Faqir, Anisyah Al. Abdurohman, Nuryandi, ed. "Melihat rumah adat suku asli Halmahera Barat". Merdeka.com. Diakses tanggal 2019-02-27. 
  2. ^ a b c d e Hamid, Endi. "Sasadu, Rumah Adat Kaya Makna". detikcom. Diakses tanggal 2019-02-27. 
  3. ^ a b c d Mezak Wakim, (2015), Sasadu, Arsitektur Tradisional Jailolo, Halmahera Barat. Patanjala, Vol.7 No. 1.
  4. ^ a b c d e Hikmansyah, (2016), Bentuk dan Fungsi Rumah Sasadu sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat Sahu Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara, Prosiding Seminal Nasional Sustainable Architecture and Urbanism 2016. Universitas Diponegoro
  5. ^ "Anjungan Maluku Utara :: Taman Mini Indonesia Indah". www.tamanmini.com. Diakses tanggal 2019-03-04. 
  6. ^ a b c F, Ni Luh Made Pertiwi (ed.). "Menaikkan Atap Rumah, Ritual Panen Unik Khas Suku Sahu". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-02-27. 
  7. ^ Nurhidayah, Wina Widiana. "Orom Sasadu, Upacara Makan Bersama Roh Leluhur". detikcom. Diakses tanggal 2019-02-27. 
  8. ^ Mustafa, Ardita. "Festival Teluk Jailolo Kembali Digelar Tahun Ini". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-04. 

Read other articles:

Charity Shield FA 1932TurnamenCharity Shield FA Everton Newcastle United 5 3 Tanggal12 Oktober 1932StadionSt James' Park, Newcastle upon Tyne← 1931 1933 → Charity Shield FA 1932 adalah pertandingan sepak bola antara Everton dan Newcastle United yang diselenggarakan pada 12 Oktober 1932 di St James' Park, Newcastle upon Tyne. Pertandingan ini merupakan pertandingan ke-19 dari penyelenggaraan Charity Shield FA. Pertandingan ini dimenangkan oleh Everton dengan skor 5–3.[1] ...

 

SwitchGenre Drama Fantasi Roman Pembuat Nia Dinata Lucky Kuswandi Pemeran Tatyana Akman Karina Salim Morgan Oey Lagu penutupJaz – Dari MataPenata musikRooftopsoundNegara asalIndonesiaBahasa asliBahasa IndonesiaJmlh. musim1Jmlh. episode13 (daftar episode)ProduksiProduserBayu PontiagustSinematografiMayk WongkarJuru animasiErickson SiregarPenyuntingBernardes SalvanoPengaturan kameraMulti-kameraDurasi20–30 menitRumah produksiKalyana Shira FilmsRilis asliJaringanViuFormat gambar1080pRil...

 

Kalimantan SelatanProvinsiTranskripsi bahasa Banjar • Jawiکاليمانتان سلاتنDari kiri ke kanan, atas ke bawah: Pasar Terapung Banjarmasin, Tari Radap Rahayu, Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Monumen Ketupat Kandangan, Jembatan Barito, Monumen Tanjung Puri Tabalong, Bundaran Dulang Rantau, dan Tugu Kijang Bundaran Angsau Pelaihari BenderaLambangJulukan: Bumi Lambung MangkuratMotto: Waja sampai kaputing[a](Banjar) Tetap semangat dan kuat seper...

Camar-kejar pomarin Status konservasi Risiko Rendah (IUCN 3.1)[1] Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Charadriiformes Famili: Stercorariidae Genus: Stercorarius Spesies: S. pomarinus Nama binomial Stercorarius pomarinusTemminck, 1815      Musim panas      Musim dingin Stercorarius pomarinus Camar-kejar pomarin (Stercorarius pomarinus) adalah spesies burung pantai dalam famili Stercorariida...

 

DrochiaKota BenderaLambang kebesaranNegara MoldovaDistrikDistrik DrochiaPendirian1777Pemerintahan • Wali kotaIgor Grozavu, sejak 2011Ketinggian741 ft (226 m)Populasi (2012) • Total20,400Zona waktuUTC+2 (EET) • Musim panas (DST)UTC+3 (EEST)Kode posMD-52xxKode area telepon+373 252 xx x xx Drochia adalah sebuah kota yang terletak di sebelah utara Moldova. Kota ini merupakan pusat administratif Distrik Drochia dan terletak 174,4 km sebe...

 

Sungai PuteSalo Pute, Sungai Rammang-RammangEtimologiPute dalam Bahasa Bugis artinya putihRammang-Rammang dalam Bahasa Makassar artinya kabut yang tebalLokasiNegara IndonesiaProvinsiSulawesi SelatanKabupatenMarosKecamatanBontoaCiri-ciri fisikHulu sungaiTaman Nasional Bantimurung Bulusaraung - lokasiLeang-leang, Kabupaten Maros - koordinat4°57′51″S 119°41′53″E / 4.9642895°S 119.69799°E / -4.9642895; 119.69799 - elevasi200&#...

Italian cardinal His EminenceFernando FiloniGrand Master of the Order of the Holy SepulchreFiloni in 2019ChurchRoman Catholic ChurchAppointed8 December 2019Installed16 January 2020PredecessorEdwin Frederick O’BrienOther post(s)Cardinal-Bishop of Nostra Signora di Coromoto in San Giovanni di Dio (2018–)OrdersOrdination3 July 1970by Antonio Rosario MennonnaConsecration19 March 2001by Pope John Paul IICreated cardinal18 February 2012by Pope Benedict XVIRankCardinal-BishopPersonal d...

 

Duke-NUS Medical School杜克-新加坡国立大学医学院 (Chinese)TypeMedical schoolEstablishedApril 2005; 19 years ago (2005-04)Parent institutionDuke University and NUSDeanThomas M. CoffmanLocationSingaporeWebsitewww.duke-nus.edu.sg The Duke–NUS Medical School (Duke–NUS) is a graduate medical school in Singapore. The school was set up in April 2005 as the Duke–NUS Graduate Medical School, Singapore's second medical school, after the Yong Loo Lin Schoo...

 

County in Kentucky, United States County in KentuckyHarrison CountyCountyHarrison County Courthouse in CynthianaLocation within the U.S. state of KentuckyKentucky's location within the U.S.Coordinates: 38°26′N 84°20′W / 38.44°N 84.33°W / 38.44; -84.33Country United StatesState KentuckyFoundedDecember 21, 1793Named forBenjamin Harrison (Pennsylvania)SeatCynthianaLargest cityCynthianaArea • Total310 sq mi (800 km2) •...

American politician For other uses, see Samuel Moore (disambiguation). Samuel MooreMember of the U.S. House of Representativesfrom Pennsylvania's 6th districtIn office1818–1822Serving with Thomas Jones RogersPreceded byJohn Ross Samuel D. InghamSucceeded byThomas Jones Rogers Samuel D. Ingham Personal detailsBorn(1774-02-08)February 8, 1774Deerfield, Province of New Jersey, British AmericaDiedFebruary 18, 1861(1861-02-18) (aged 87)Philadelphia, Pennsylvania, U.S. Sa...

 

Campagne de Malaisie Les troupes japonaises avançant dans Kuala Lumpur. Informations générales Date 8 décembre 1941 - 31 janvier 1942 Lieu Malaisie britannique, frontière thaïlandaise Issue Victoire japonaise décisive, retraite alliée sur Singapour Changements territoriaux Occupation japonaise de la Malaisie Belligérants Empire du Japon Thaïlande Royaume-Uni Raj britannique Australie Nouvelle-Zélande Pays-Bas États malais fédérés Commandants Tomoyuki Yamashita Arthur Percival ...

 

1993 terrorist attack in Florence, Italy Via dei Georgofili bombingThe Torre dei Pulci, the main target of the bombingLocationFlorence, Tuscany, ItalyDate27 May 1993Attack typeCar bombingWeaponExplosivesDeaths5Injured48PerpetratorsSicilian Mafia The via dei Georgofili bombing (Italian: Strage di via dei Georgofili) was a terrorist attack carried out by the Sicilian Mafia in the very early morning on 27 May 1993 outside the Uffizi in Florence, Italy. The via dei Georgofili bombing was carried ...

Radio station in Hamilton City–Chico, California See also: KEGE (disambiguation) KEGEHamilton City, CaliforniaBroadcast areaChico, CaliforniaFrequency101.7 MHzBrandingX Radio Mexico La GranProgrammingFormatMexican musicOwnershipOwnerIndependence Rock Media Group(Independence Rock Media, LLC)Sister stationsKAJK, KBLF, KGXX, KHEX, KIQS, KLZN, KRAC, KTORHistoryFirst air date2005 (as KRER)Former call signsKRER (2005–2011)KCKS (2011–2013)KVXX (2013–2017)KSOJ (2017)Call sign meaningThe EdGE...

 

  لمعانٍ أخرى، طالع أذربيجان (توضيح).أذربيجانمعلومات عامةالبلد إيران الإحداثيات 37°36′N 47°00′E / 37.6°N 47°E / 37.6; 47 التقسيمات الإدارية محافظة أذربيجان الشرقيةمحافظة أذربيجان الغربيةمحافظة أردبيل أتروباتين تعديل - تعديل مصدري - تعديل ويكي بيانات الأقاليم الثلا�...

 

Tornadoes in the United States 1950-2019 A tornado strikes near Anadarko, Oklahoma. This was part of the 1999 Oklahoma tornado outbreak on May 3, 1999. Tornadoes are more common in the United States than in any other country or state.[1][2] The United States receives more than 1,200 tornadoes annually—four times the amount seen in Europe.[3][4] Violent tornadoes—those rated EF4 or EF5 on the Enhanced Fujita Scale—occur more often in the United States tha...

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Republik IndonesiaSusunan organisasiDirektur JenderalBambang Satrio LelonoSekretaris Direktorat JenderalKunjung Masehat DirekturBina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan KerjaSukiyoBina Kelembagaan PelatihanWiwit WindianaBina Instruktur dan Tenaga PelatihanSuhadiBina PemaganganAsep GunawanBina ProduktivitasMuhammad Zuhri Kantor pusatJl. Jenderal Gatoto Subroto Kav. 51 Jakarta SelatanSitus webwww.kemna...

 

Currency of Malta from 1825 to 2007 For the official currency of the Sovereign Military Order of Malta, see Maltese scudo. Maltese liraMaltese pound (English) Lira Maltija (Maltese) Maltese banknotesMaltese coins ISO 4217CodeMTL until June 1983: MTP, Maltese poundUnitPluralliriSymbol£M‎ and LmDenominationsSubunit 1⁄100cent (c) 1⁄1000mill (m)BanknotesLm 2, Lm 5, Lm 10, Lm 20Coins Freq. used1c, 2c, 5c, 10c, 25c, 50c, Lm...

 

Election for the Governor of Vermont 1827 Vermont gubernatorial election ← 1826 October 11, 1827 (1827-10-11) 1828 →   Nominee Ezra Butler Joel Doolittle Party Democratic-Republican Democratic-Republican Popular vote 13,699 1,951 Percentage 87.5% 12.5% Governor before election Ezra Butler Democratic-Republican Elected Governor Ezra Butler Democratic-Republican Elections in Vermont Federal government Presidential elections 1792 1796 1800 1804 1808...

World's first all-electric submarine For the 1960s trials submarine, see French submarine Gymnote (S655). Gymnote in 1889. History France NameGymnote NamesakeGymnotus Laid down20 April 1887 Launched24 September 1888 Decommissioned1908 FateScrapped 1911 General characteristics TypeSubmarine Displacement30 tonnes (33 tons) Length17.8 m (58 ft) PropulsionElectric engine 41 kW (55 hp) Speed 7.3 knots (13.5 km/h; 8.4 mph) surfaced 4.3 knots (8.0 km/h; 4.9 mp...

 

Giorgio IRitratto del langravio Giorgio d'Assia-DarmstadtLangravio d'Assia-DarmstadtStemma In carica31 marzo 1567 –7 febbraio 1596 PredecessoreFilippo I (come langravio d'Assia) SuccessoreLuigi V NascitaKassel, 10 settembre 1547 MorteDarmstadt, 7 febbraio 1596 (48 anni) Luogo di sepolturaStadtkirche Darmstadt Casa realeCasato d'Assia PadreFilippo I, langravio d'Assia MadreCristina di Sassonia ConiugiMaddalena di LippeEleonora di Württemberg FigliLuigiCristinaElisabettaFilip...