Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Kesultanan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat[1] dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatra dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke pulau Rupat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran di Sumatra Timur.[2][3][4] Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.[5]
Kata Siak Sri Indrapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja yang taat beragama, dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" dan indera atau indra dapat bermakna raja. Sedangkan pura dapat bermaksud dengan "kota" atau "kerajaan". Siak dalam anggapan masyarakat Melayu berkaitan erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yang ahli agama Islam; seseorang yang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai Orang Siak.[6][7]
Nama Siak, dapat merujuk kepada sebuah klan di kawasan antara Pakistan dan India, Sihag atau Asiagh yang bermakna pedang. Masyarakat ini dikaitkan dengan bangsa Asii,[8] masyarakat nomaden yang disebut oleh masyarakat Romawi, dan diidentifikasikan sebagai Sakai oleh Strabo, seorang penulis geografi dari Yunani.[9] Berkaitan dengan ini pada sehiliran Sungai Siak sampai hari ini masih dijumpai masyarakat terasing yang dinamakan sebagai Orang Sakai.[10]
Perkembangan agama Islam di Siak menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat penyebaran dakwah Islam. Hal ini tidak lepas dari penggunaan nama Siak secara luas di kawasan Melayu. Jika dikaitkan dengan pepatah Minangkabau yang terkenal: Adat menurun, syara’ mendaki dapat bermakna masuknya Islam ke dataran tinggi pedalaman Minangkabau dari Siak sehingga orang-orang yang ahli dalam agama Islam, sejak dahulu sampai sekarang, masih tetap disebut dengan Orang Siak.[7] Sementara di Semenanjung Malaya, penyebutan Siak masih digunakan sebagai nama jabatan yang berkaitan dengan urusan agama Islam.[11][12]
Walau telah menerapkan hukum Islam pada masyarakatnya, tetapi terdapat sedikit pengaruh Minangkabau dengan identitas matrilinealnya yang masih mewarnai tradisi masyarakat Siak. Dalam pembagian warisan, masyarakat Siak mengikut kepada hukum waris sebagaimana berlaku dalam Islam. Namun dalam hal tertentu, mereka menyepakati secara adat bahwa warisan dalam bentuk rumah hanya diserahkan kepada anak perempuan saja.[13]
Membandingkan dengan catatan Tomé Pires yang ditulis antara tahun 1513-1515, Siak merupakan kawasan yang berada antara Arcat dan Indragiri yang disebutnya sebagai kawasan pelabuhan raja Minangkabau,[14] kemudian menjadi vasal Kesultanan Melaka sebelum ditaklukkan oleh Portugal. Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC, Kesultanan Johor telah mengklaim Siak sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Hal ini berlangsung hingga kedatangan Raja Kecil yang kemudian mendirikan Kesultanan Siak.[2]
Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil putra Pagaruyung, didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis. Hal ini bertujuan untuk melepaskan Siak dari pengaruh Kesultanan Johor.[4] Sementara dalam Hikayat Siak, Raja Kecil disebut juga dengan sang pengelana pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan kekuasaan.[15] Berdasarkan korespondensi Sultan Indermasyah Yang Dipertuan Pagaruyung dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Melaka saat itu, disebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil merupakan saudaranya yang diutus untuk urusan dagang dengan pihak VOC.[16] Kemudian Sultan Abdul Jalil dalam suratnya tersendiri yang ditujukan kepada pihak Belanda, menyebut dirinya sebagai Raja Kecil dari Pagaruyung, akan menuntut balas atas kematian Sultan Johor.[17]
Sebelumnya dari catatan Belanda, dikatakan bahwa pada tahun 1674 telah datang utusan dari Johor meminta bantuan raja Minangkabau untuk berperang melawan raja Jambi.[18] Dalam salah satu versi Sulalatus Salatin, juga menceritakan tentang bagaimana hebatnya serangan Jambi ke Johor (1673),[19] yang mengakibatkan hancurnya pusat pemerintahan Johor, yang sebelumnya juga telah dihancurkan oleh Portugal dan Aceh.[20][21] Kemudian berdasarkan surat dari raja Jambi, Sultan Ingalaga kepada VOC pada tahun 1694, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan mereka.[22]
Pada tahun 1718, Sultan Abdul Jalil berhasil menguasai Kesultanan Johor[2] sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor. Namun pada tahun 1722, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raja Sulaiman anak Bendahara Johor, yang juga menuntut hak atas takhta Johor. Atas bantuan pasukan bayaran dari Bugis, Raja Sulaiman kemudian berhasil mengkudeta takhta Johor, dan mengukuhkan dirinya menjadi penguasa Johor di Semenanjung Malaka. Sementara Sultan Abdul Jalil, pindah ke Bintan dan pada tahun 1723 membangun pusat pemerintahan baru di sehiliran Sungai Siak dengan nama Siak Sri Indrapura.[4] Sementara pusat pemerintahan Johor yang sebelumnya berada sekitar muara Sungai Johor ditinggalkan begitu saja, dan menjadi status quo dari masing-masing penguasa yang bertikai tersebut. Sedangkan klaim Raja Kecil sebagai pewaris sah takhta Johor, diakui oleh komunitas Orang Laut. Orang Laut merupakan kelompok masyarakat yang bermukim pada kawasan Kepulauan Riau yang membentang dari timur Sumatra sampai ke Laut Tiongkok Selatan, dan loyalitas ini terus bertahan sampai kepada beberapa keturunan Raja Kecil berikutnya.[23]
Dengan klaim sebagai pewaris Malaka,[3] pada tahun 1724-1726 Sultan Abdul Jalil melakukan perluasan wilayah, dimulai dengan memasukkan Rokan ke dalam wilayah Kesultanan Siak dan kemudian membangun pertahanan armada laut di Bintan. Namun, pada 1728, atas perintah Raja Sulaiman, Yang Dipertuan Muda bersama pasukan Bugisnya, Raja Kecil diusir keluar dari Kepulauan Riau. Raja Sulaiman kemudian menjadikan Bintan sebagai pusat pemerintahannya. Atas keberhasilannya itu, Yang Dipertuan Muda diberi kedudukan di Pulau Penyengat.[23]
Sementara Raja Kecil terpaksa melepas hegemoninya di Kepulauan Riau dan mulai membangun kekuatan baru di kawasan sepanjang pesisir timur Sumatra. Antara tahun 1740-1745, Raja Kecil kembali bangkit dan menaklukan beberapa kawasan di Semenanjung Malaya.[24] Karena mendapat ancaman dari Siak, dan pada saat yang bersamaan orang-orang Bugis juga meminta balas atas jasa mereka, maka Raja Sulaiman meminta bantuan kepada Belanda di Malaka. Dalam perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1746 itu, Johor menjanjikan akan memberikan Bengkalis kepada Belanda. Perjanjian itu kemudian direspon oleh VOC dengan mendirikan gudang pada kawasan tersebut.[25][26]
Sepeninggal Raja Kecil pada tahun 1746, klaim atas Johor memudar. Pengantinya, Sultan Mahmud, berfokus kepada penguatan kedudukannya di pesisir timur Sumatra dan daerah vasal di Kedah dan kawasan pantai timur Semenanjung Malaya. Pada tahun 1761, Sultan Siak membuat perjanjian ekslusif dengan pihak Belanda, dalam urusan dagang dan hak atas kedaulatan wilayahnya, serta bantuan dalam bidang persenjataan.[27] Setelah Raja Mahmud wafat, muncul dualisme kepemimpinan di kerajaan ini. Raja Muhammad Ali yang lebih disukai Belanda kemudian menjadi Sultan Siak. Sementara sepupunya Raja Ismail yang tidak disukai Belanda, muncul sebagai Raja Laut, menguasai perairan timur Sumatra sampai ke Laut Tiongkok Selatan, dan membangun kekuatan di gugusan Pulau Tujuh.[28]
Sekitar tahun 1767, Raja Ismail telah menjadi duplikasi dari Raja Kecil. Didukung oleh Orang Laut, ia terus menunjukan dominasinya di kawasan perairan timur Sumatra, dengan mulai mengontrol perdagangan timah di Pulau Bangka, kemudian menaklukan Mempawah di Kalimantan Barat. Sebelumnya Raja Ismail juga turut membantu Terengganu menaklukan Kelantan. Hubungan ini kemudian diperkuat oleh adanya ikatan perkawinan antara Raja Ismail dengan saudara perempuan Sultan Terengganu. Pengaruh Raja Ismail di kawasan Melayu sangat signifikan, mulai dari Terengganu, Jambi, dan Palembang. Laporan Belanda menyebutkan, Palembang telah membayar 3.000 ringgit kepada Raja Ismail agar jalur pelayarannya aman dari gangguan. Sementara Hikayat Siak menceritakan tentang kemeriahan sambutan yang diterima oleh Raja Ismail sewaktu kedatangannya ke Palembang.[28]
Pada abad ke-18, Kesultanan Siak telah menjadi kekuatan yang dominan di pesisir timur Sumatra. Tahun 1780, Kesultanan Siak menaklukkan daerah Langkat, dan menjadikan wilayah tersebut dalam pengawasannya,[29] termasuk wilayah Deli dan Serdang.[30] Di bawah ikatan perjanjian kerja sama dengan VOC, pada tahun 1784 Kesultanan Siak membantu VOC menyerang dan menundukkan Selangor.[31] Sebelumnya mereka telah bekerja sama memadamkan pemberontakan Raja Haji Fisabilillah di Pulau Penyengat.
Kesultanan Siak Sri Indrapura mengambil keuntungan atas pengawasan perdagangan melalui Selat Melaka, serta kemampuan mengendalikan para perompak di kawasan tersebut. Kemajuan perekonomian Siak terlihat dari catatan Belanda yang menyebutkan pada tahun 1783 ada sekitar 171 kapal dagang dari Siak menuju Malaka.[32] Siak menjadi kawasan segitiga perdagangan antara Belanda di Malaka dan Inggris di Pulau Pinang.[33] Di sisi lain, kejayaan Siak ini memberi kecemburuan pada keturunan Yang Dipertuan Muda terutama setelah hilangnya kekuasaan mereka pada kawasan Kepulauan Riau. Sikap ketidaksukaan dan permusuhan terhadap Sultan Siak, terlihat dalam Tuhfat al-Nafis,[34] di mana dalam deskripsi ceritanya mereka menggambarkan Sultan Siak sebagai "orang yang rakus akan kekayaan dunia".[butuh rujukan]
Peranan Sungai Siak sebagai bagian kawasan inti dari kerajaan ini, berpengaruh besar terhadap kemajuan perekonomian Siak Sri Indrapura. Sungai Siak merupakan kawasan pengumpulan berbagai produk perdagangan, mulai dari kapur barus, benzoar, timah, dan emas. Pada saat bersamaan, Kesultanan Siak juga telah menjadi eksportir kayu yang utama di Selat Malaka dan salah satu kawasan industri kayu untuk pembuatan kapal maupun bangunan. Dengan cadangan kayu yang berlimpah, pada tahun 1775 Belanda mengizinkan kapal-kapal Siak mendapat akses langsung ke sumber beras dan garam di Pulau Jawa, tanpa harus membayar kompensasi kepada VOC. Namun, tentu dengan syarat Belanda juga diberikan akses langsung kepada sumber kayu di Siak, yang mereka sebut sebagai kawasan hutan hujan yang tidak berujung.[35]
Dominasi Kesultanan Siak terhadap wilayah pesisir pantai timur Sumatra dan Semenanjung Malaya cukup signifikan. Mereka mampu menggantikan pengaruh Johor sebelumnya atas penguasaan jalur perdagangan. Selain itu, Kesultanan Siak juga muncul sebagai pemegang kunci ke dataran tinggi Minangkabau, melalui tiga sungai utama yaitu Siak, Kampar, dan Kuantan, yang mana sebelumnya telah menjadi kunci bagi kejayaan Malaka. Namun demikian, kemajuan perekonomian Siak memudar seiring dengan munculnya gejolak di pedalaman Minangkabau yang dikenal dengan Perang Padri.[27]
Ekspansi kolonialisasi Belanda ke kawasan timur Pulau Sumatra tidak mampu dihadang oleh Kesultanan Siak, dimulai dengan lepasnya Kesultanan Deli, Kesultanan Asahan, Kesultanan Langkat, dan kemudian muncul Indragiri sebagai kawasan mandiri.[36] Begitu juga di Johor, di mana seorang sultan dari keturunan Tumenggung Johor kembali didudukkan, dan berada dalam perlindungan Inggris di Singapura.[37][38] Sementara Belanda memulihkan kedudukan Yang Dipertuan Muda di Pulau Penyengat, dan kemudian mendirikan Kesultanan Lingga di Pulau Lingga. Selain itu, Belanda juga mempersempit wilayah kedaulatan Siak, dengan mendirikan Residentie Riouw yang merupakan bagian dari pemerintahan Hindia Belanda yang berkedudukan di Tanjung Pinang.[39][40][41]
Penguasaan Inggris atas Selat Melaka, mendorong Sultan Siak pada tahun 1840 untuk menerima tawaran perjanjian baru mengganti perjanjian yang telah mereka buat sebelumnya pada tahun 1819. Perjanjian ini menjadikan wilayah Kesultanan Siak semakin kecil dan terjepit antara wilayah kerajaan kecil lainnya yang mendapat perlindungan dari Inggris.[42] Demikian juga pihak Belanda menjadikan kawasan Siak sebagai salah satu bagian dari pemerintahan Hindia Belanda,[43] setelah memaksa Sultan Siak menandatangani perjanjian pada 1 Februari 1858.[27][44] Dari perjanjian tersebut Siak Sri Indrapura kehilangan kedaulatannya, kemudian dalam setiap pengangkatan raja, Siak mesti mendapat persetujuan dari Belanda. Selanjutnya dalam pengawasan wilayah, Belanda mendirikan pos militer di Bengkalis serta melarang Sultan Siak membuat perjanjian dengan pihak asing tanpa persetujuan pemerintahan Hindia Belanda.[27]
Perubahan peta politik atas penguasaan jalur Selat Malaka, kemudian adanya pertikaian internal Siak dan persaingan dengan Inggris dan Belanda, melemahkan pengaruh hegemoni Kesultanan Siak atas wilayah-wilayah yang pernah dikuasainya.[45] Tarik ulur kepentingan kekuatan asing terlihat pada Perjanjian Sumatra antara pihak Inggris dan Belanda, menjadikan Siak berada pada posisi yang dilematis, berada dalam posisi tawar yang lemah.[46] Kemudian berdasarkan perjanjian pada 26 Juli 1873, pemerintah Hindia Belanda memaksa Sultan Siak, untuk menyerahkan wilayah Bengkalis kepada Residen Riau.[47] Namun, di tengah tekanan tersebut, Kesultanan Siak masih tetap bertahan sampai kemerdekaan Indonesia,[5] walau pada masa pendudukan tentara Jepang sebagian besar kekuatan militer Kesultanan Siak sudah tidak berarti lagi.[butuh rujukan]
Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir yang tidak memiliki putra. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia.[5]
Sebagai bagian dari rantau Minangkabau, sistem pemerintahan Kesultanan Siak mengikuti model Kerajaan Pagaruyung. Setelah posisi Sultan, terdapat Dewan Menteri yang mirip dengan kedudukan Basa Ampek Balai di Pagaruyung. Dewan Menteri ini memiliki kekuasaan untuk memilih dan mengangkat Sultan Siak, sama dengan Undang Yang Ampat di Negeri Sembilan.[48] Dewan Menteri bersama dengan Sultan, menetapkan undang-undang serta peraturan bagi masyarakatnya.[13][49] Dewan menteri ini terdiri dari:
Seiring dengan perkembangan zaman, Siak Sri Indrapura juga melakukan pembenahan sistem birokrasi pemerintahannya. Hal ini tidak lepas dari pengaruh model birokrasi pemerintahan yang berlaku di Eropa maupun yang diterapkan pada kawasan kolonial Belanda dan Inggris. Modernisasi sistem penyelenggaraan pemerintahan Siak terlihat pada naskah Ingat Jabatan yang diterbitkan tahun 1897. Naskah ini terdiri dari 33 halaman yang panjang serta ditulis dengan Abjad Jawi atau tulisan Arab-Melayu. Ingat Jabatan merupakan dokumen resmi Siak Sri Indrapura yang dicetak di Singapura, berisi rincian tanggung jawab dari berbagai posisi atau jabatan di pemerintahan mulai dari pejabat istana, wakil kerajaan di daerah jajahan, pengadilan maupun polisi. Pada bagian akhir dari setiap uraian tugas para birokrat tersebut, ditutup dengan peringatan serta perintah untuk tidak berkhianat kepada sultan dan nagari.[50]
Pada perkembangan selanjutnya, Siak Sri Indrapura juga menerbitkan salah satu kitab hukum atau undang-undang, dikenal dengan nama Bab al-Qawa'id.[51] Kitab ini dicetak di Siak tahun 1901, menguraikan hukum yang dikenakan kepada masyarakat Melayu dan masyarakat lain yang terlibat perkara dengan suku Melayu. Namun, tidak mengikat orang Melayu yang bekerja dengan pihak pemerintah Hindia Belanda, di mana jika terjadi permasalahan akan diselesaikan secara bilateral antara Sultan Siak dengan pemerintah Hindia Belanda.[13]
Dalam pelaksanaan masalah pengadilan umum di Kesultanan Siak diselesaikan melalui Balai Kerapatan Tinggi yang dipimpin oleh Sultan Siak, Dewan Menteri dan dibantu oleh Kadi Siak serta Controleur Siak sebagai anggota. Selanjutnya, beberapa nama jabatan lainnya dalam pemerintahan Siak antara lain Pangiran Wira Negara, Biduanda Pahlawan, Biduanda Perkasa, Opas Polisi. Kemudian terdapat juga warga dalam yang bertanggung jawab terhadap harta-harta disebut dengan Kerukuan Setia Raja, serta Bendahari Sriwa Raja yang bertanggung jawab terhadap pusaka kerajaan.[50]
Dalam administrasi pemerintahannya Kesultanan Siak membagi kawasannya atas hulu dan hilir, masing-masing terdiri dari beberapa kawasan dalam bentuk distrik[47] yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Datuk atau Tuanku atau Yang Dipertuan dan bertanggungjawab kepada Sultan Siak yang juga bergelar Yang Dipertuan Besar. Pengaruh Islam dan keturunan Bugis dan Arab mewarnai Kesultanan Siak,[52] salah satunya keturunan Al-Jufri yang bergelar Bendahara Patapahan.[53]
Pada kawasan tertentu, ditunjuk Kepala Puak yang bergelar Penghulu, dibantu oleh Sangko Penghulu, Malim Penghulu serta Lelo Penghulu. Sementara terdapat juga istilah Batin, dengan kedudukan yang sama dengan Penghulu, tetapi memiliki kelebihan hak atas hasil hutan yang tidak dimiliki oleh Penghulu. Batin ini juga dibantu oleh Tongkat, Monti dan Antan-antan. Istilah Orang Kaya juga digunakan untuk jabatan tertentu dalam Kesultanan Siak, sama halnya dengan pengertian Rangkayo atau Urang Kayo di Minangkabau terutama pada kawasan pesisir.[13][49][54]
Menurut Bab Al-Qawa'id[51], kitab hukum kesultanan Siak, wilayah administrasi kesultanan dibagi ke dalam 10 propinsi, setiap propinsi dipimpin oleh hakim polisi yang memiliki gelar masing-masing. Untuk urusan keagamaan, tiap provinsi tersebut ditunjuk seorang imam jajahan sebagai hakim syari'ah. Adapun pembagiannya adalah:
Tengku Besar yang terkenal adalah Sayyid Sagaf, sepupu Sultan Syarif Kasim II yang ditunjuk sebagai wali sultan (regent) bertugas menjalankan pemerintahan semasa sultan menempuh pendidikan di Batavia dan belum diresmikan sebagai sultan.[55]
Salah satu Imam Bangko yang dikenal bernama Imam Abdullah.[56]
Daftar Sultan Siak Sri Indrapura.
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah I[57]Raja Kecik
Diperebutkan oleh Inggris dan Belanda dalam Perjanjian Sumatra
Siak Sri Indrapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Indrapura yang dibangun pada tahun 1889,[61][62][63] masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Indrapura.[49] Begitu juga nama Siak masih merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara di kawasan timur pulau Sumatra.[64]
|}
エンニオ・モリコーネEnnio Morricone 2007年カンヌ国際映画祭にて基本情報生誕 (1928-11-10) 1928年11月10日 イタリア王国 ローマ死没 2020年7月6日(2020-07-06)(91歳) イタリア・ラツィオ州ローマ学歴 サンタ・チェチーリア音楽院ジャンル 映画音楽職業 作曲家、編曲家、指揮者活動期間 1950年代末期 - 2020年公式サイト ENNIOMORRICONE.org エンニオ・モリコーネ(Ennio Morricone、1928年11月10日&…
Рейнджеры сухопутных сил самообороны Япониияп. レンジャー課程 Японские рейнджеры на учениях Годы существования 1956—н. в. Страна Япония Подчинение Сухопутные силы самообороны Японии Входит в Сухопутные силы самообороны Японии Тип спецназ Функция спецоперации, прямое …
1938年10月、当時の第1船舶輸送司令部隷下の第1揚陸団に属し日中戦争のバイアス湾上陸作戦従軍中の帝国陸軍船舶部隊の特種船「神州丸(神洲丸)」。上陸用舟艇母船(揚陸艦)である本船は船尾ハッチ等から大発・小発を発進ないし収容中。後部甲板には装甲艇ないし高速艇甲が搭載されている 船舶司令部(せんぱくしれいぶ)は、戦時における軍隊・物資等の船舶輸
Garfunkel and Oates Datos generalesOrigen Los Ángeles, CaliforniaEstado ActivoInformación artísticaGénero(s) FolkComediaPeríodo de actividad 2007WebSitio web Página oficialMiembros Riki LindhomeKate Micucci [editar datos en Wikidata] Garfunkel and Oates es un dúo musical cómico estadounidense proveniente de Los Ángeles, California. Está conformado por las actrices y compositoras Riki Lindhome y Kate Micucci. El nombre de la agrupación deriva de los dúos Simon and …
Про інших людей, відомих за таким же прізвиськом, див. Маноло Це іберійські ім'я та прізвище. Перше (батькове) прізвище цієї особи Санчес, а друге (материне) прізвище Дельгадо. Маноло Маноло Особисті дані Народження 17 січня 1965(1965-01-17) (58 років) Касерес, Естремадура, Іспанія
Paloma perdiz gorgiblanca Ilustración de Zentrygon frenata.Estado de conservaciónPreocupación menor (UICN)[1]TaxonomíaReino: AnimaliaFilo: ChordataClase: AvesOrden: ColumbiformesFamilia: ColumbidaeGénero: ZentrygonEspecie: G. frenata(Tschudi, 1843)Distribución [editar datos en Wikidata] La paloma perdiz gorgiblanca (Zentrygon frenata),[2] también conocida como paloma montera grande o paloma perdiz bigotuda, es una especie de ave columbiforme de la familia Co…
Sungai Orontes di Turki Orontes (/ɔːˈrɒntiːz/; dari Yunani Kuno Ὀρόντης, Oróntēs) atau Asi (Arab: العاصي, translit. al-‘Āṣī, IPA: [alˈʕaːsˤiː]; Turki: Asi) adalah sebuah sungai yang melintasi Lebanon, Suriah dan Turki. Pada masa kuno, sungai ini merupakan sungai yang penting di Levant dan disebut Draco, Typhon dan Axius. Sejarah Sejak lama, Orontes telah dijadikan penanda perbatasan. Bangsa Mesir menggunakannya sebagai penanda batas utara Amurru,…
American baseball player (1884-1954) For the former Cincinnati Reds front office official, see Sheldon Chief Bender. For the Canadian rabbi, see Charles Bender (rabbi). Baseball player Chief BenderChief Bender in 1911PitcherBorn: (1884-05-05)May 5, 1884Crow Wing County, Minnesota, U.S.Died: May 22, 1954(1954-05-22) (aged 70)Philadelphia, Pennsylvania, U.S.Batted: RightThrew: RightMLB debutApril 20, 1903, for the Philadelphia AthleticsLast MLB appearanceJuly 21, 1925,…
Esta página cita fontes, mas que não cobrem todo o conteúdo. Ajude a inserir referências. Conteúdo não verificável pode ser removido.—Encontre fontes: ABW • CAPES • Google (N • L • A) (Maio de 2022) Sala de Concertos de Gotemburgo, onde a Orquestra Sinfónica de Gotemburgo dá a maior parte dos seus concertos. A Orquestra Sinfónica de Gotemburgo, em sueco Göteborgs Symfoniker, é uma famosa orquestra sinfónica sediada em…
Species of moth Leucoptera lustratella Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Lepidoptera Family: Lyonetiidae Genus: Leucoptera Species: L. lotella Binomial name Leucoptera lustratella(Herrich-Schäffer, 1855) Synonyms Cemiostoma lustratella Herrich-Schaffer, 1855 Leucoptera lustratella is a moth in the Lyonetiidae family. It is found from Fennoscandia to the Pyrenees and Italy and from France to Belarus and Romania.[1] The larvae feed o…
This article relies excessively on references to primary sources. Please improve this article by adding secondary or tertiary sources. Find sources: Philosophy East and West – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2021) (Learn how and when to remove this template message)Academic journalPhilosophy East and WestDisciplinePhilosophyLanguageEnglishEdited byFranklin PerkinsPublication detailsHistory1951–presentPublisherUniversity of Hawaii …
Mammalian protein found in Homo sapiens Not to be confused with MyD88. MYOD1Available structuresPDBOrtholog search: PDBe RCSB List of PDB id codes1MDYIdentifiersAliasesMYOD1, MYF3, MYOD, PUM, bHLHc1, myogenic differentiation 1, MYODRIFExternal IDsOMIM: 159970 MGI: 97275 HomoloGene: 7857 GeneCards: MYOD1 Gene location (Human)Chr.Chromosome 11 (human)[1]Band11p15.1Start17,719,571 bp[1]End17,722,136 bp[1]Gene location (Mouse)Chr.Chromosome 7 (mouse)[2]Band7 B3|7…
Sisi muka koin 1/6 dirham (kiri) dan 1/2 dirham (kanan) ISD 1/6 (1/6 atau daniq dirham) adalah koin yang terbuat dari logam perak murni (99,95 %) dengan berat 0,496 gram. Sisi muka koin bercorak Ka'bah dengan kiswahnya yang terangkat. Tertera di bagian tepi atas 1 Daniq Dirham - 0.496gr dan bagian tepi bawah Baitul Mal Nusantara yang dipisahkan dengan bintang segilima. Sisi belakangnya bertuliskan kalimat tauhid (Lā ilāha illalläh Muhammad Råsūlulläh) di bagian tengah. Sembilan bintan…
Part of the 2019 Irish local elections 2019 Laois County Council election ← 2014 24 May 2019 2024 → All 19 seats on Laois County Council10 seats needed for a majority First party Second party Third party Party Fine Gael Fianna Fáil Sinn Féin Seats won 7 6 2 Seat change 1 1 Fourth party Fifth party Party Labour Independent Seats won 1 3 Seat change Results by local electoral area An election to all 19 seats on Laois County Co…
United States historic placeM-26–Silver River CulvertU.S. National Register of Historic Places Show map of MichiganShow map of the United StatesLocation M-26 over Silver River, Eagle Harbor Township, MichiganCoordinates47°27′47″N 88°4′20″W / 47.46306°N 88.07222°W / 47.46306; -88.07222Built1930ArchitectKeweenaw County Road CommissionArchitectural stylemultiplate steel culvertMPSHighway Bridges of Michigan MPSNRHP reference No.99001527[1]…
For the Bishop of Ely, see James Woodford (bishop). For the author of The Diary of a Country Parson, see James Woodforde. James Arthur Woodford OBE RA (1893–1976) was an English sculptor. His works include sets of bronze doors for the headquarters of the Royal Institute of British Architects and Norwich City Hall; the Queen's Beasts, originally made for the Coronation in 1953, and later replicated in stone, and the statue of Robin Hood outside Nottingham Castle. Life Woodford was born in N…
American businessman (born 1971) David LaurenLauren in 2012Born (1971-10-31) October 31, 1971 (age 52)New York City, U.S.Alma materDuke UniversityEmployerRalph Lauren CorporationTitleChief innovation officer, strategic advisor to the CEO, head of the Ralph Lauren Foundation and vice chairman of the boardSpouse Lauren Bush (m. 2011)Children3Parent(s)Ralph LaurenRicky LaurenRelativesDylan Lauren (sister)Greg Lauren (cousin) David Lauren (born October 31, 19…
Untuk kegunaan lain, lihat RTV. Artikel ini bukan mengenai Ruai TV atau RTV Pekanbaru. Riau TVPT Riau Media TelevisiPekanbaru, RiauIndonesiaSaluranDigital: 45 UHFSloganMaju Dalam KebersamaanPemrogramanBahasaBahasa IndonesiaBahasa MelayuJaringan televisiJPMKepemilikanPemilikRiau Pos (Jawa Pos Group)Stasiun seindukJTVRiwayatSiaran perdana20 Mei 2001; 22 tahun lalu (2001-05-20)Informasi teknisOtoritas perizinanKementerian Komunikasi dan Informatika Republik IndonesiaPranalaSitus webwww.riautel…
2010s multi-configuration firearm family by SIG SIG MCX SIG MCX with a standard folding stockTypeAssault rifleCarbineSemi-automatic riflePlace of originUnited States[1]Service historyIn service2015–presentProduction historyManufacturerSIG SauerUnit costMCX VIRTUS Patrol: MSRP US$2,233MCX VIRTUS SBR: MSRP US$2,233MCX VIRTUS Pistol: MSRP US$2,235[2]Produced2015–presentVariantsSee VariantsSpecificationsMass2.61 kg (5.8 lb) (229 mm barrel)2.72 k…
Soviet footballer In this name that follows Eastern Slavic naming conventions, the patronymic is Ivanovich and the family name is Voronin. Valery Voronin Voronin in 1966Personal informationFull name Valery Ivanovich VoroninDate of birth (1939-07-17)17 July 1939[1][2]Place of birth Moscow, Russian SFSR, Soviet UnionDate of death 19 May 1984(1984-05-19) (aged 44)[1][2]Place of death Moscow, Russian SFSR, Soviet UnionHeight 1.81 m (5 ft 11 in)…
Lokasi Pengunjung: 3.137.146.71