Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kesultanan Gorontalo

Kesultanan Gorontalo

هولونتالو
Pohala'a Hulontalo
Kerajaan Gorontalo
1385–1878
Bendera
Surat Sultan dari Kesultanan Gorontalo tahun 1791
{{{coat_alt}}}
Cap Surat Resmi Kesultanan Gorontalo
Gorontalo Sultanate Territory.png
Lukisan Kawasan Benteng dan Istana Kesultanan Gorontalo tahun 1821. Kawasan Kesultanan ini dibangun oleh Sultan Botutihe tahun 1738
Wilayah kekuasaan dan pengaruh Kesultanan Gorontalo yang meluas hingga ke tomini-bocht di Sausu dan Teluk Tomini tahun 1821
Wilayah kekuasaan dan pengaruh Kesultanan Gorontalo yang meluas hingga ke tomini-bocht di Sausu dan Teluk Tomini tahun 1821
Ibu kotaBiawu
Bahasa yang umum digunakanBahasa Gorontalo
Agama
Sunni Islam
PemerintahanMonarki Konstitusional
Raja/Sultan 
• 1300 - 1385
Humalanggi
• 1523 - 1550
Sultan Amai "Ta Olongia Lopo Isilamu"
• 1859 - 1878
Sultan Zainal Abidin Monoarfa
Sejarah 
• Didirikan
1385
• Wilayah Jajahan Hindia Belanda
1878
Digantikan oleh
Hindia Belanda
Republik Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Gorontalo yang mulanya disebut juga sebagai Kerajaan Hulontalo (Bahasa Gorontalo: Pohala'a Hulontalo) merupakan salah satu Kerajaan tertua di Semenanjung Utara Pulau Sulawesi, dan paling berpengaruh di seantero Kawasan Teluk Tomini, Indonesia.[1]

Kerajaan ini terletak di bagian tengah dari lengan utara pulau Sulawesi, dan diapit oleh dua perairan strategis yaitu Teluk Gorontalo di Selatan dan Laut Sulawesi di Utara.

Pada masa kejayaannya, Kesultanan Gorontalo menjadi pusat penyebaran islam dan pusat perdagangan paling berpengaruh dengan luas wilayah Kesultanan meliputi jazirah Gorontalo hingga ke wilayah Teluk Tomini (Teluk Gorontalo), sampai ke ujung Sausu, Parigi Moutong di Tomini-Bocht (tikungan Tomini), hingga beberapa wilayah di utara dan tengah pulau Sulawesi.[2]

Kerajaan Gorontalo kemudian berubah menjadi Kerajaan Islam pada masa Pemerintahan Raja Amai yang kemudian berganti menjadi Sultan. Sultan Amai yang bergelar Ta Olongia Lopo Isilamu (Raja yang mengislamkan Negeri) merupakan Olongia atau Raja pertama dari Kerajaan Gorontalo yang menganut agama islam.

Ibukota Kesultanan

Kedudukan ibukota Kesultanan Gorontalo mulanya berada di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Kemudian pada tahun 1024 H, ibukota Kesultanan Gorontalo dipindahkan ke Kelurahan Tuladenggi, Kecamatan Dungingi.[3] Lokasi ibukota Kesultanan Gorontalo yang terakhir terletak di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.[4]

Struktur Pemerintahan Kesultanan

Adapun struktur pemerintahan Kesultanan Gorontalo terdiri atas tiga lembaga yang disebut "Buatulo Towulongo" yang dimaknai sebagai 3 serangkai adat yang menyatu. Buatulo Towulongo terdiri dari:

  • Buatulo Bubato, Lembaga Pemerintahan
  • Buatulo Sara'a, Lembaga Keagamaan
  • Buatulo Bala, Lembaga Pertahanan dan Keamanan

Masing-masing perwakilan Buatulo tersebut akan dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh Buatulo Bantayo yang dikepalai oleh seorang Bate. Selain itu, Buatulo Bantayo juga bertugas menciptakan peraturan-peraturan adat dan garis-garis besar tujuan kerajaan/kesultanan.

Batas Wilayah Kesultanan

Kesultanan Gorontalo memiliki wilayah kedaulatan yang berbatasan dengan Kerajaan Limboto, Kerajaan Suwawa, dan Kerajaan Bolango.

Meskipun begitu, pengaruh dan wilayah kekuasaan Kerajaan ini meluas hingga melintasi batas-batas Kerajaan tersebut, bahkan hingga ke wilayah perairan Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) sampi ke Sausu, Parigi Moutong di Tomini-Bocht.[5]

Adapun wilayah Kerajaan Gorontalo saat ini kini berada di dalam wilayah Kota Gorontalo, serta sebagian kecil berada di wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Terbentuknya Kerajaan Gorontalo

Foto Raja Monoarfa dari Gorontalo

Menurut manuskrip sejarah Gorontalo, cikal bakal Kerajaan Gorontalo bermula pertama kali dari sebuah Kerajaan Kecil (Linula) bernama Kerajaan Hulontalangi yang diperkirakan telah berdiri sejak tahun 1300. Dalam catatan R. Tacco (1956), saat itu Kerajaan Hulontalangi telah dipimpin oleh Raja Humalanggi. Di kemudian hari, Raja Humalanggi memiliki seorang anak bernama Ilahudu yang kemudian merangkul dan mempersatukan 17 Kerajaan kecil di lereng atau kaki gunung.[6] 17 Kerajaan-Kerajaan inilah yang kemudian membentuk Kerajaan Gorontalo yang pengaruhnya menjadi lebih besar dan meluas di beberapa wilayah di Teluk Tomini (Teluk Gorontalo).

Selain itu, Kerajaan Gorontalo sejak dahulu telah mengenal kedudukan Raja Perempuan atau Ratu sebagai pemimpin Kerajaan. Hal ini menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu, masyarakat Gorontalo telah mengenal kesetaraan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam lingkungan Kerajaan.

Daftar Perserikatan Kerajaan Gorontalo

Adapun Perserikatan 17 Kerajaan Kecil (Linula) yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kerajaan Gorontalo adalah sebagai berikut:

  1. Kerajaan Hunginaa, Rajanya: Lihawa
  2. Kerajaan Lupoyo, Rajanya: Pai
  3. Kerajaan Bilinggata, Rajanya: Lou
  4. Kerajaan Wuwabu, Rajanya: Wahumolongo
  5. Kerajaan Biawu, Rajanya: Wolango Huladu
  6. Kerajaan Padengo, Rajanya: Palanggo
  7. Kerajaan Huwangobotu Olowala, Rajanya: Dawanggi
  8. Kerajaan Tapa, Rajanya: Deyilohiyo Daa
  9. Kerajaan Lauwonu, Rajanya: Bongohulawa (Perempuan)
  10. Kerajaan Toto, Rajanya: Tilopalani (Perempuan)
  11. Kerajaan Dumati, Rajanya: Buata
  12. Kerajaan Ilotidea, Rajanya: Tamau
  13. Kerajaan Pantungo, Rajanya: Ngobuto
  14. Kerajaan Panggulo, Rajanya: Hungiyelo
  15. Kerajaan Huangobotu Oloyihi, Rajanya: Lealini
  16. Kerajaan Tamboo, Rajanya: Dayilombuto (Perempuan)
  17. Kerajaan Hulontalangi, Rajanya: Ilahudu

Kedatangan Islam

Masjid Hunto Sultan Amai

Kesultanan Gorontalo merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur, selain Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bone.[7] Penyebaran agama Islam di Gorontalo diperkirakan bermula sejak abad ke-16 (antara tahun 1501-1600), ditandai dengan Islamnya salah satu Raja Gorontalo yang bernama Amai. Raja Amai kemudian mengganti sebutan raja menjadi sultan, sehingga namanya dikenang luas sebagai Sultan Amai dari Kesultanan Gorontalo.

Salah satu referensi masuknya Islam di Gorontalo berasal dari penjelasan Profesor Ibrahim Polontalo, dimana perkawinan antara Olongia Amai atau Raja Amai dengan Puteri Owutango dari Kerajaan Palasa.[8] Agama Islam yang dianut oleh Kerajaan Palasa Ogomonjolo (Kumonjolo) berasal dari hubungan pertalian darah kerajaan tersebut dengan para Raja dari Kesultanan Ternate.[9] Dalam perkawinan tersebut, Raja Amai dan para pengikutnya dipersyaratkan untuk memeluk Islam dan Al-Quran sebagai sumber utama tatanan kehidupan dan adat istiadat masyarakat Gorontalo.[10]

Setelah lamaran diterima, maka Raja Amai yang kemudian bergelar Sultan Amai kembali ke Gorontalo bersama istrinya Putri Owutango, serta didampingi 8 Raja-Raja kecil (Olongia Walu Lontho Otolopa) yaitu Raja Tamalate, Raja Lemboo, Raja Siyendeng, Raja Hulangato, Raja Siduan, Raja Sipayo, Raja Soginti dan Raja Bunuyo.[11] Para Raja ini yang di kemudian hari membantu Sultan Amai dalam membimbing dan merancang adat istiadat yang berpedomankan pada agama Islam.

Sejarah Nama Kerajaan

Sultan Gorontalo terakhir, Ti Tulutani Zainal Abidin Monoarfa (duduk sebelah kiri)

Pada era kolonial Belanda, Kerajaan Gorontalo sendiri memiliki banyak nama yang disebutkan dalam berbagai literatur sejarah, termasuk dalam surat-menyurat antara Belanda dan para Raja Gorontalo saat itu. Nama lain dari Kerajaan Gorontalo yang banyak ditemukan dalam berbagai sumber referensi ilmiah dan media cetak sejak tahun 1800-an di antaranya adalah Goenong-Talo,[12] Goenong-Tello,[13] dan Holontalo.[14]

Dalam catatan sejarah, asal usul nama Gorontalo sendiri memiliki banyak versi. Namun asal usul nama Gorontalo yang paling sesuai dengan fakta sejarah adalah berasal dari kata Huidu Totolu (Tiga Gunung), yang kemudian oleh berbagai literatur era kolonial diserap menjadi Goenong-Talo atau Goenong-Tello. Penjelasan sejarah ini ditegaskan secara lugas oleh Profesor Jusuf Sjarif Badudu dalam Buku Morfologi Bahasa Gorontalo pada tahun 1982.[15]

Dalam bukunya tersebut, Prof. Badudu menjelaskan bahwa Tiga Gunung yang menjadi asal usul nama Gorontalo merujuk pada Gunung Tilonggabila (kini disebut Gunung Tilongkabila), Gunung Malenggalila, dan Gunung ketiga yang tidak bernama. Tiga gunung inilah yang kemudian dalam bahasa Gorontalo disebut sebagai Huidu Totolu yang kemudian diserap menjadi Hulonthalo atau Goenong-Talo, hingga akhirnya dikenal sebagai Gorontalo seperti sekarang ini.

Daftar Olongia (Raja) dan Tulutani (Sultan)

No Olongia Tahun
1 Ilahudu 1385–1427
2 Uloli 1427–1450
3 Walango 1450–1481
4 Polamolo 1481–1490
5 Ntihedu 1490–1503
6 Detu 1503–1523

Olongiya to Tilayo

No Olongia/Tulutani Tahun
1 Amay 1523–1550
2 Matolodula Kiki 1550–1585
3 Pongoliwa Daa 1585–1615
4 Moliye 1615–1646
5 Eato (Eyato) 1646–1674
6 Polamolo II Tomito 1674–1686
7 Lepehulawa 1686–1735
8 Nuwa 1735–1764
9 Walango 1767–1798
10 Bia (Bea/Biya) 1798–1809
11 Tapu 1809
12 Haidari 1809–1828
13 Walangadi 1828–1835
14 Wadipalapa 1836–1847
15 Panjuroro 1847–1851

Olongia to Huliyaliyo

No Olongia/Tulutani Tahun
1 Podungge 1530–1560
2 Tuliabu 1560–1578
3 Wulutileni 1578–1611
4 Mboheleo 1611–1632
5 Bumulo 1632–1647
6 Tiduhula 1647–1677
7 Bia 1677–1703
8 Walangadi 1703–1718
9 Piola 1718–1737
10 Botutihe 1737–1757
11 Iskandar Monoarfa 1757–1777
12 Unonongo 1780–1782
13 Pongoliwu Mbuinga Daa 1782–1795
14 Mbuinga Kiki Monoarfa 1795–1818
15 Muh. Iskandar Pui Monoarfa 1818–1829
16 Lihawa Monoarfa 1829–1830
17 Abdul Babiyonggo 1830–1831
18 Bumulo 1831–1836
19 Hasan Pui Monoarfa 1836–1851
20 Abdullah (Mbuinga) Pui Monoarfa 1851–1859
21 Zainal Abidin Monoarfa 1859–1878

Lihat pula

Daftar Pustaka Rujukan

  • Rosenberg, C. B. H. (1865). Reistogten in de afdeeling Gorontalo: gedaan op last der Nederlandsch Indische regering (Vol. 10). F. Muller.
  • Riedel, J. G. F. (1870). De landschappen Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo en Kattinggola, of Andagile: Geographische, statistische, historische en ethnographische aanteekeningen.
  • Riedel, J. G. F., & Behrnauer, W. F. A. (1871). Die Landsehaften Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo und Kattinggola oder Andagile mit geographischen, statistischen, geschichtlichen und ethnographischen Anmerkungen (Schluss). Zeitschrift für Ethnologie, 3, 397-408.
  • Herbig, G. (1896). Aktionsart und Zeitstufe. Indogermanische Forschungen, 6, 157.
  • Riedel, J. G. F. (1904). Aus der Holontalo-und der Tominisprache. In Volksdichtung aus Indonesien (pp. 318-340). Springer, Dordrecht.
  • Rohlfs, G. (1871). Henry Noel von Bagermi. Zeitschrift für Ethnologie, 3, 253-255.
  • Riedel, J. G. F. (1885). De oorsprong en de vestiging der Boalemoërs op Noord-Selebes. Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië, 34, 495-521.
  • Schröder, E. E. W. G. (1908). Gorontalosche woordenlijst. M. Nijhoff.
  • Nur, S. R. (1979). Beberapa aspek hukum adat tatanegara kerajaan Gorontalo pada masa pemerintahan Eato (1673-1679). Universitas Hasanuddin (UNHAS).
  • Haga, B. J. (1981). Lima Pahalaa: susunan masyarakat, hukum adat, dan kebijaksanaan pemerintahan di Gorontalo. Djambatan.
  • Amin, B. (2012). Islam, Budaya dan Lokalitas Gorontalo. Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya (KURE). Manado. Balai Pelestarian Nilai Budaya Manado.
  • Apriyanto, J. (2001). Konflik Gorontalo-Hindia Belanda periode 1856-1942 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  • Damis, M. (2016). Ikrar U Duluwo Limo Lo Pahalaa: Bentuk Kesadaran Etnis Gorontalo Era Prakolonial. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.
  • Baruadi, M. K. (2013). Sendi Adat dan Eksistensi Sastra: Pengaruh Islam dalam Nuansa Budaya Lokal Gorontalo. EL HARAKAH (TERAKREDITASI), 14(2), 293-311.
  • Ismail, L. (2017). Pelayaran Tradisional Gorontalo Abad XIX. Skripsi, 1(231411068).
  • Sirajuddin, S. (2018). Peran Para Sultan dalam Penyebaran Islam di Gorontalo. Al-Qalam, 14(1), 57-74.
  • Hunowu, R. P. S. (2019). Kajian Bentuk Visual Dan Analisis Ornamen Pada Masjid Hunto Sultan Amay Gorontalo (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
  • Amin, B. (2017). Lokalitas Islam Gorontalo. Suyatno Ladiqi, Ismail Suardi Wekke, Cahyo Seftyono, 1.
  • Hasanuddin, H. Pelayaran Niaga, Bajak Laut, Perkampungan Pedagang di Gorontalo. Walasuji, 9(2), 261-275.
  • Adiatmono, F. (2017). The Weapons Kingdom of Gorontalo (Form, Symbols, and History). International Journal of European Studies, 1(1), 7.

Referensi

  1. ^ Juwono, H. and Hutagalung, Y., 2005. Limo lo pohalaa: sejarah Kerajaan Gorontalo. Ombak.
  2. ^ Reinwardt, C.G.C., 1858. Reis naar het oostelijk gedeelte van den Indischen Archipel in het jaar 1821. Uit zijne nagelaten aanteekeningen opgestelt met een levensberigt en bijlagen vermeerderd door WH de Vriese. Muller.
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-12. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  4. ^ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/sejarah-gorontalo_indonesia/
  5. ^ Reinwardt, C.G.C., 1858. Reis naar het oostelijk gedeelte van den Indischen Archipel in het jaar 1821. Uit zijne nagelaten aanteekeningen opgestelt met een levensberigt en bijlagen vermeerderd door WH de Vriese. Muller.
  6. ^ Sirajuddin, S. (2018). Peran para Sultan dalam Penyebaran Islam di Gorontalo. Al-Qalam, 14(1), 57-74.
  7. ^ Maili, M., & Suryani, W. (2018). Jaringan Islamisasi Gorontalo.(Fenomena Keagamaan dan Perkembangan Islam di Gorontalo). Al-Ulum, 18, 435-458.
  8. ^ Polontalo, Ibrahim. 1968. Peranan Tidi Lopolopalo Gorontalo dalam Pembinaan Kepribadian Suku Gorontalo, (Menado: FKPS-IKIP).
  9. ^ Richard Tacco. 1935. Het Volk Van Gorontalo: Historich Traditioneel Maatschappelijk Cultural Sociaal Karakteristiek…, hlm. 26.
  10. ^ Amin, B. (2012). Islam, Budaya dan Lokalitas Gorontalo. Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya (KURE). Manado. Balai Pelestarian Nilai Budaya Manado.
  11. ^ Amin, B. (2017). Lokalitas Islam Gorontalo. Suyatno Ladiqi, Ismail Suardi Wekke, Cahyo Seftyono, 1.
  12. ^ Jacobus Noorduyn. 1843. Aardrijkskundig Woordenboek der Nederlanden: E - G. Volume 4.
  13. ^ Zoological Society of London. 1874. Transactions of the Zoological Society of London. Volume 8.
  14. ^ Johan Gerard Friedrich Riedel. 1870. De Landschappen Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo en Kattinggola of Andagile, Geographische, Statistische, Historische en Ethnographische Aanteekeningen
  15. ^ J.S. Badudu. 1982. Morfologi Bahasa Gorontalo. Djambatan
Baca informasi lainnya:

Voce principale: Società Sportiva Calcio Napoli. In questa voce sono riportate informazione sui calciatori della Società Sportiva Calcio Napoli, società calcistica italiana con sede a Napoli. Indice 1 Capitani 2 Maglie ritirate 3 Record 3.1 Classifica assoluta presenze e reti in partite ufficiali 3.2 Capocannonieri per singola stagione 3.2.1 In competizioni nazionali 3.3 Record anagrafici 3.4 Altri record individuali 4 Calciatori premiati 4.1 A livello nazionale 4.1.1 In altri paesi 4.2 A liv…

São Pedro Airport redirects here. For the airport serving São Pedro, São Paulo, see São Pedro Airport (Brazil). Airport in São Vicente, Cape VerdeCesária Évora AirportAeroporto Internacional Cesária ÉvoraIATA: VXEICAO: GVSVSummaryAirport typePublicOperatorAeroportos Segurança Aérea (ASA)ServesMindeloLocationSão Vicente, Cape VerdeHub forTACV Cabo Verde AirlinesElevation AMSL20 m / 66 ftCoordinates16°49′59.16″N 25°3′24.84″W / 16.8331000°N 25.0…

Metro line of the Shanghai Metro Line 10A line 10 train at Jilong Road stationOverviewOther name(s)M1 (planned name) Golden line (nickname)Native name上海地铁10号线StatusOperationalOwnerShanghai Rail Transit Line 10 Development Co., Ltd.LocaleMinhang, Changning, Xuhui, Huangpu, Jing'an, Hongkou, Yangpu, and Pudong districts, Shanghai, ChinaTerminiJilong RoadHangzhong Road / Hongqiao Railway StationStations37ServiceType Rapid transitSystem Shanghai MetroOperator(s)Shanghai No. 1 Metro Opera…

Place in British Columbia, Canada Porteau Cove Provincial ParkIUCN category II (national park)[1]LocationSquamish-Lillooet Regional District, British ColumbiaCreated1981Visitors611,783[2] (in 2017-18)Governing bodyBC ParksWebsitebcparks.ca/porteau-cove-park/ Porteau Cove Provincial Park is a provincial park located along the eastern shore of Howe Sound in British Columbia, Canada. Overview Situated along the Sea to Sky Highway, park is 50 hectares in size, and offer…

Mistrzostwa Polski w lekkoatletyce – zawody odbywające się w kilku kategoriach wiekowych (seniorskie, młodzieżowe, juniorskie, masters), charakteru rywalizacji (indywidualne, drużynowe) oraz w zależności od rodzaju obiektu, na którym są rozgrywane (stadion lub hala). 75. Mistrzostwa Polski Juniorów w Lekkoatletyce na Stadionie Lekkoatletycznym w Lublinie (2021) Wyróżniamy: Mistrzostwa Polski seniorów w lekkoatletyce – najstarsze, po raz pierwszy rozegrane w 1920 r. Liga lekkoatl…

Marianne Stanior im Kabarett der Komiker, Jahreswechsel 1938/1939 Marianne Stanior und Erik Ode im Kabarett der Komiker, 1938 Marianne Stanior (* 19. Juni 1910; † 12. Januar 1967 in München) war eine deutsche Schauspielerin und Tänzerin. Inhaltsverzeichnis 1 Leben 2 Filmografie (Auswahl) 3 Literatur 4 Weblinks 5 Einzelnachweise Leben Die Berlinerin debütierte in Wien und München. 1928 trat Marianne Stanior als Tänzerin gemeinsam mit den Comedian Harmonists in der von Erik Charell inszenie…

Candi Kedulanꦕꦤ꧀ꦝꦶꦏꦺꦝꦸꦭꦤ꧀Pemandangan Candi KedulanLocation within JawaInformasi umumGaya arsitekturcandiKotaDesa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa YogyakartaNegara IndonesiaRampungkira-kira abad ke-8 atau ke-9KlienKerajaan Mataram Kuno Candi Kedulan yang masih dalam perbaikan. Candi Kedulan (Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦏꦺꦝꦸꦭꦤ꧀, translit. Candhi Kédhulan) adalah situs purbakala bercorak agama Hindu yang terletak Dusun …

For the Dayak heirloom jars, see Tapayan. Joseon white porcelain jar with underglaze iron dragon and cloud design (National Treasure) A dragon jar, also known as cloud-dragon jar, is a type of ceremonial porcelain vessel that became popular among the ruling classes of Korea during the Joseon Dynasty (1392–1910). They are decorated with large dragons against a background of stylized clouds, painted with underglaze pigments. In addition to being a generally auspicious symbol, the dragon represen…

Defunct retail company based in Fort Worth, Texas, United States (1919–2000) This article is about the company that became RadioShack. For the modern leather company of the same name, see Tandy Leather Factory. This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article possibly contains original research. Please improve it by verifying the claims made and adding inline citations. Stateme…

House of Hohenzollern-Sigmaringen (Romanian branch)House of Hohenzollern-RomaniaHouse of RomaniaParent houseHohenzollernCountryRomaniaFounded10 May 1866FounderCarol ICurrent headMargareta of RomaniaFinal rulerMichael ITitlesPrince (Domnitor, or Principe) (1866–1881),King (Rege) (1881–1947)Deposition30 December 1947 (the communist coup when the King was forced to abdicate) Family consisting of Romanian Royals Romanian royal familyCoat of arms of the Kingdom of Romania (1881-1947) HM The Custo…

Auguste Fürstin von Liegnitz Auguste Gräfin von Harrach (* 30. August 1800 in Dresden; † 5. Juni 1873 in Bad Homburg vor der Höhe) war als Fürstin von Liegnitz die zweite Ehefrau von König Friedrich Wilhelm III. von Preußen. Leben Auguste Fürstin von Liegnitz Villa Liegnitz, Potsdam-Sanssouci Franz Krüger: Ausritt der Fürstin Liegnitz im Park Charlottenburg Die aus dem österreichischen Adelsgeschlecht Harrach stammende Auguste war die Tochter von Graf Ferdinand Joseph von Harrach zu …

1939 Polish Army formation Monument to Łódź Army in Park Helenów in Łódź Łódź Army (Polish: Armia Łódź) was one of the Polish armies of the Polish Armed Forces of the Second Polish Republic that took part in the Invasion of Poland of 1939. It was officially created on 23 March 1939 with the task of filling the gap between Poznań Army in the north and Kraków Army in the south. Commanded by Juliusz Rómmel, it consisted of five infantry divisions and two cavalry brigades with suppor…

Model of heavy semi-trailer truck This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article only references primary sources. Please help improve this article by adding secondary or tertiary sources.Find sources: Peterbilt 379 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2022) (Learn how and when to remove this template message) This articl…

This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Unplugged Leessang album – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2015) (Learn how and when to remove this template message) 2012 studio album by LeessangUnpluggedStudio album by LeessangReleasedMay 25, 2012GenreHip-HopLength43:30LanguageKoreanLabelJungle En…

Title in the Peerage of England This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Duke of Hereford – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2009) (Learn how and when to remove this template message) Arms of Henry Bolingbroke, 1st Duke of Hereford. Duke of Hereford was a title in the Peerage of England. It was create…

American botanist and educator (1851–1928) John Merle Coulter3rd President of the Lake Forest CollegeIn office1893–1896Preceded byWilliam C. RobertsSucceeded byJames Gore King McClure8th President of Indiana UniversityIn office1891–1893Preceded byDavid Starr JordanSucceeded byJoseph Swain Personal detailsBorn(1851-11-20)November 20, 1851Ningbo, ChinaDiedDecember 23, 1928(1928-12-23) (aged 77)Yonkers, New York, USResting placeWarsaw, Indiana, USNationalityAmericanAlma mate…

Shopping mall in Metro Vancouver, Canada This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Willowbrook Shopping Centre – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2014) (Learn how and when to remove this template message) Willowbrook Shopping CentreAddress19705 Fraser HighwayLangley, British ColumbiaV3A 7E…

CacoxeniteCacoxenite, Minas de Horcajo, Castile-La Mancha, SpainGeneralCategoryPhosphate mineralsFormula(repeating unit)Fe3+24Al(PO4)17O6(OH)12·17(H2O)IMA symbolCac[1]Strunz classification8.DC.40Crystal systemHexagonalCrystal classDipyramidal (6/m) (same H-M symbol)Space groupP63/mUnit cella = 27.559(1) Å, c = 10.55 Å; Z = 2IdentificationColorYellow to brownish yellow, reddish orange, golden yellow, deep orange, green; yellow in transmitted lightCrystal habitAcicul…

Medal za Chwalebną SłużbęMeritorious Service Medal Awers wer. nowozelandzkiej Rewers wer. nowozelandzkiej Baretka aktualna dla wszystkich brytyjskich rodzajów wojsk oraz armii indyjskiej Baretka piechoty morskiej w latach 1849–1919 Baretka RAF w latach 1919–1928 Baretka dla Brytyjczyków w armii indyjskiej Baretka australijska Baretka przylądkowa Baretka nowozelandzka Baretka natalska Baretka południowoafrykańska Ustanowiono 1845 Dewiza FOR MERITORIOUS SERVICE(ZA CHWALEBNĄ SŁUŻBĘ…

Former synagogue in Essaouira, Morocco Simon Attias Synagogue located in Bayt DakiraThe Simon Attias Synagogue is a nineteenth-century synagogue in Essaouira, Morocco, formerly known as Mogador, Morocco. It is also known as the Bet Ha-Knesset Simon Attias, M'sod Attias and Shaarei T'filah (bet kenesset, 'house of assembly' or בית תפילה‎ bet tefila, house of prayer). The synagogue was built in 1882.[1] The synagogue forms one wing of a masonry, courtyard building that also c…

Kembali kehalaman sebelumnya

Lokasi Pengunjung: 3.141.45.253