Kesultanan Serdang

Negeri Kesultanan Serdang Darul Arif

ﻛﺴﻠﺘﺎﻧﻦ سردڠ
1723–Sekarang
Bendera Kesultanan Serdang
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Wilayah Kesultanan Serdang dan beberapa kerajaan Melayu di Sumatra Timur pada 1930
Wilayah Kesultanan Serdang dan beberapa kerajaan Melayu di Sumatra Timur pada 1930
Ibu kota
Bahasa yang umum digunakanMelayu
Agama
Islam (Resmi)
PemerintahanMonarki Kesultanan
Sultan 
• 1723–1782
Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah
• 1881–1946
Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah
• 2002–2011
Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II
• 2011–Sekarang
Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah
Sejarah 
• Pendirian
1723
1946 Sekarang
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Deli
Negara Sumatra Timur
Provinsi Sumatera Utara
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Serdang (nama resminya Negeri Kesultanan Serdang Darul Arif) adalah sebuah kesultanan yang berdiri pada tahun 1723 dan kemudian bergabung dengan Republik Indonesia tahun 1945.[1] Kesultanan ini berpisah dari Deli dan menjadi subjek negara baru setelah Raja Urung Kedatukan Sunggal menobatkan raja pertama akibat sengketa takhta kerajaan pada tahun 1720. Seperti kerajaan-kerajaan lain di Sumatra Timur, Serdang menjadi makmur karena dibukanya perkebunan tembakau, karet, dan kelapa sawit.

Serdang ditaklukkan tentara Hindia Belanda pada tahun 1865. Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tahun 1907, Serdang mengakui kedaulatan Belanda, dan tidak berhak melakukan hubungan luar negeri dengan negara lain. Dalam Revolusi Sosial Sumatra Timur tahun 1946, Sultan Serdang saat itu menyerahkan kekuasaannya pada aparat Republik. Namun, berbeda dengan yang terjadi di beberapa kesultanan Sumatra Timur, karena Sultan dan pejabat kesultanan ketika itu merupakan pendukung Republik, maka tidak terjadi kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa di Serdang, dan istana Kesultanan Serdang tidak menjadi sasaran penjarahan massa.[1]

Institusi Kesultanan Serdang masih berdiri sampai sekarang, serta masih melestarikan adat istiadatnya secara turun temurun, meski sudah tidak memiliki kekuasaan dalam politik dan pemerintahan. Namun, dalam hal-hal tertentu, pemerintah juga mengambil keputusan bersama dengan pihak kesultanan, khususnya mengenai masalah sosial dan kebudayaan. Wilayah Kesultanan Serdang kini menjadi Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, serta sebagian Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Wilayah kekuasaan

Wilayah kekuasaan Kesultanan Serdang meliputi Batang Kuis, Padang, Bedagai, Percut, Senembah, Araskabu, dan Ramunia. Kemudian wilayah Perbaungan juga masuk dalam Kesultanan Serdang karena adanya ikatan perkawinan.[2]

Sejarah

Pendirian Kesultanan Deli

Menurut riwayat, seorang Laksamana dari Sultan Iskandar Muda Aceh bernama Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar Laksamana Khoja Bintan, menikah dengan adik Raja Urung (negeri) Sunggal, sebuah daerah Suku Karo yang sudah sudah memeluk agama Islam. Kemudian, oleh 4 Raja-Raja Urung Suku Karo yang sudah Islam tersebut, Laksamana ini diangkat menjadi raja di Deli pada tahun 1630. Dengan peristiwa itu, Kerajaan Deli telah resmi berdiri, dan Laksamana menjadi Raja Deli pertama. Dalam proses penobatan Raja Deli tersebut, Raja Urung Sunggal bertugas selaku Ulun Jandi, yaitu mengucapkan taat setia dari Orang-Orang Besar dan rakyat kepada raja. Kemudian, terbentuk pula Lembaga Datuk Berempat, dan Raja Urung Sunggal merupakan salah seorang anggota Lembaga Datuk Berempat tersebut.[2]

Menurut naskah kuno di Minangkabau, Kitab Salisilah Rajo-Rajo di Minangkabau, Gocah Pahlawan ini nama kecilnya adalah Yamtuan Laut (Yamtuan Lawik) gelarnya Tuanku Sri Paduka Gocah - Pahlawan Laksamana [Khoja] Bintan. Ibu beliau bernama Putri Reno Awan Tasingik yang menikah dengan Paduka Sri Muhammad Deli Khan, Panglima Perang asal Aceh turunan dari Punjab, Hindustan [3].

Kemelut di tubuh Kesultanan Deli

Dalam perkembangannya, pada tahun 1723 terjadi kemelut ketika Tuanku Panglima Paderap, Raja Deli ke-3 mangkat. Kemelut ini terjadi karena putra tertua Raja yang seharusnya menggantikannya memiliki cacat di matanya, sehingga tidak bisa menjadi raja. Putra kedua, Tuanku Pasutan yang sangat berambisi menjadi raja kemudian mengambil alih takhta dan mengusir adiknya, Tuanku Umar bersama ibundanya Permaisuri Tuanku Puan Sampali ke wilayah Serdang.[2]

Menurut adat Melayu, sebenarnya Tuanku Umar yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi Raja Deli, karena ia putra garaha (permaisuri), sementara Tuanku Pasutan hanya dari selir. Tetapi, karena masih di bawah umur, Tuanku Umar akhirnya tersingkir dari Deli. Untuk menghindari agar tidak terjadi perang saudara, maka dua Orang Besar Deli, yaitu Raja Urung Sunggal dan Raja Urung Senembal, bersama seorang Raja Urung Batak Timur di wilayah Serdang bagian hulu (Tanjong Merawa), dan seorang pembesar dari Aceh (Kejeruan Lumu), lalu merajakan Tuanku Umar sebagai Raja Serdang pertama tahun 1723. Sejak saat itu, berdiri Kerajaan Serdang sebagai pecahan dari Kerajaan Deli.[2]

Periode Pemerintahan

Istana Darul Arif di Kota Galuh, Perbaungan, Serdang Bedagai pada tahun 1930-an. Istana tersebut hancur pada saat Agresi Militer Belanda I tahun 1947.[1]

Penggabungan dengan Perbaungan

Pemerintahan Kesultanan Serdang berlangsung selama lebih dari dua abad, sejak tahun 1723 hingga 1946. Selama periode itu, telah berkuasa lima orang Sultan. Sultan Serdang I adalah Tuanku Umar, kemudian ia digantikan oleh Tuanku Sultan Ainan Johan Alma Shah (1767-1817). Tuanku Sultan Ainan Johan Alam Shah beristerikan Tuangku Sri Alam, puteri Raja Perbaungan. Pada masa Sultan Ainan Johan ini, terjadi penyatuan Kesultanan Serdang dan Perbaungan. Dikisahkan, sewaktu Raja Perbaungan meninggal dunia, tidak ada orang yang berhak menggantikannya, sebab ia tidak memiliki anak laki-laki. Oleh karena anak perempuan Raja Perbaungan menikah dengan Sultan Serdang, maka akhirnya, Perbaungan digabung dengan Serdang. Jadi, penggabungan ini berlangsung semata-mata karena adanya hubungan kekerabatan, bukan karena peperangan.[2]

Putra Ainan Johan Alam Shah yang tertua, Tuangku Zainal Abidin, diangkat menjadi Tengku Besar. Suatu ketika ia pergi berperang membantu mertuanya yang sedang terlibat perang saudara merebut takhta Langkat. Dalam peperangan membela mertuanya tersebut, ia terbunuh di Pungai (Langkat), dan kemudian diberi gelar Marhom Mangkat di Pungai (1815). Untuk menggantikan putra mahkota (di Serdang disebut Tengku Besar) yang tewas, maka, adik putra mahkota, yaitu Tuanku Thaf Sinar Basyar Shah kemudian diangkat sebagai penggantinya, dengan gelar yang sama, yaitu Tengku Besar.[2]

Sultan Thaf Sinar Basyar Shah

Ketika Sultan Johan Alam Shah mangkat tahun 1817, adik Tuangku Zainal Abidin, yaitu Tuanku Sultan Thaf Sinar Basar Shah (memerintah 1817-1850) diangkat oleh Dewan Orang Besar menjadi raja menggantikan ayahnya. Ketika itu, sebenarnya Tuanku Zainal Abidin, Tengku Besar yang sudah tewas, memiliki putra, namun putranya ini tidak berhak menjadi raja, sebab, ketika ayahnya meninggal dunia, statusnya masih sebagai Tengku Besar, bukan raja. Jadi, menurut adat Melayu Serdang, keturunan putra tertua tidak otomatis menjadi raja, karena sebab-sebab tertentu.[2]

Dikuasai Belanda dan bergabung dengan Indonesia

Demikianlah, pemerintahan baru berganti dan keadaan terus berubah. Pada tahun 1865, Serdang ditaklukkan oleh Belanda. Selanjutnya, pada tahun 1907, Serdang menandatangani perjanjian dengan Belanda yang melarang Serdang berhubungan dengan negeri luar. Setelah bertahun-tahun dalam pengaruh Belanda dan selama tiga setengah tahun berada di bawah pendudukan Jepang, akhirnya, pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada bulan Oktober 1945 putra mahkota Tengku Rajih Anwar dan Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah yang ketika itu sudah berusia lanjut menyatakan bahwa Kesultanan Serdang bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, disusul dengan mengirimkan telegram pernyataan bergabungnya Serdang kepada pemerintah pusat pada bulan Desember 1945.[1][2]

Struktur Pemerintahan

Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah (memerintah 1881-1946).
Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II (memerintah 2002-2011).
Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah (memerintah sejak tahun 2011).

Raja Pertama

Struktur tertinggi di Kesultanan Serdang dipimpin oleh seorang Raja. Pada masa itu, peranan seorang raja adalah:[2]

  1. Sebagai Kepala Pemerintahan Kesultanan Serdang.
  2. Sebagai Kepala Agama Islam (Khalifatullah fi’l ardh)
  3. Sebagai Kepala Adat Melayu

Lembaga Orang Besar Berempat

Pada masa pemerintahan raja yang ke-2, Tuanku Sultan Ainan Johan Alma Shah (1767-1817), tersusunlah Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang yang berpangkat Wazir Sultan, yaitu:[2]

  1. Raja Muda (gelar ini kemudian berubah menjadi Bendahara)
  2. Datok Maha Menteri (wilayahnya di Araskabu)
  3. Datok Paduka Raja (wilayahnya di Batangkuwis) keturunan Kejeruan Lumu
  4. Sri Maharaja (wilayahnya di Ramunia)

Pembentukan Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang ini, disebabkan Raja Urung Sunggal kembali ke Deli, sementara Raja Urung Senembah dan Raja Urung Tg. Merawa tetap menjadi raja di wilayah taklukan Serdang.

Sultan Ainan Johan Almashah memperkukuh Lembaga Empat Orang Besar di atas berdasarkan fenomena alam dan hewan yang melambangkan kekuatan, seperti 4 penjuru mata angin (barat, timur, selatan, utara), kukuhnya 4 kaki binatang dan asas Tungku Sejarangan (4 batu penyangga untuk masak makanan). Lembaga itu juga melambangkan sendi kekeluargaan pada masyarakat Melayu, yaitu suami, istri, anak beru (menantu), dan Puang (mertua). Demikianlah, pembentukan lembaga di atas didasarkan pada akar budaya masyarakat Serdang sendiri. Selanjutnya, lembaga inilah yang berperan dalam upacara perkawinan maupun perhelatan besar.[2]

Jabatan Lainnya

Selain para pejabat istana di atas, Sultan juga dibantu oleh Syahbandar (perdagangan) dan Temenggong (Kepala polisi dan keamanan). Sultan Serdang menjalankan hukum kepada rakyat berdasarkan Hukum Syariah Islam dan Hukum Adat seperti kata pepatah, “Adat bersendikan Hukum Syara, Hukum Syara’ bersendikan Kitabullah”.[2]

Penguasa/Sultan

Penguasa Kejuruan Junjungan (Ujong)

  • 1723-1782 Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah bin Tuanku Panglima Paderap (Kejeruan Junjungan), Raja Kejuruan Junjungan Ke - I
  • 1782-1822 Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Shah ibni al-Marhum Tuanku Umar (Al-Marhum Kacapuri), Raja Kejuruan Junjungan Ke - II

Sultan Serdang

  • 1822-1851 Sultan Thaf Sinar Basyar Shah ibni al-Marhum Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Shah (Al-Marhum Besar), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang Ke- I
  • 1851-1881 Sultan Basyaruddin Syaiful Alam Shah ibni al-Marhum Sultan Thaf Sinar Bashar Shah (Al-Marhum Kota Batu), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang Ke-II
  • 1881-1946 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah ibni al-Marhum Sultan Bashar un-din (Al-Marhum Perbaungan), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang Ke-III

Kepala Rumah Tangga Kesultanan Serdang

  • 1946-1960 Tuanku Rajih Anwar ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Shariful Alam Shah, Tengku Putra Mahkota, Kepala Rumah Tangga Istana Serdang

Pemangku / Kepala Adat Kesultanan Serdang

  • 1960-2001 Tuanku Abu Nawar Sharifullah Alam Shah al-Haj ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Shariful Alam Shah, Pemangku Adat Kesultanan Serdang
  • 2002-2011 Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Shariful Alam Shah, Kepala Adat Kesultanan Serdang
  • 2011 Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah ibni al-Marhum Tuanku Abunawar Shariful Alam, Kepala Adat Kesultanan Serdang

Kehidupan Sosial-Budaya

Istana Kesultanan Serdang yang baru di Melati Kebun, Pegajahan, Serdang Bedagai. Pembangunan replika istana ini diprakarsai oleh Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II serta pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, dan diresmikan pada 7 Januari 2012.

Berikut ini gambaran kehidupan sosial budaya di Kerajaan Serdang pada periode pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah.[2]

Catatan Utusan Kerajaan Inggris

Pada masa pemerintahannya, Serdang menjadi aman tenteram dan makmur karena perdagangan yang ramai. Ketika utusan Kerajaan Inggris dari Penang, Johan Anderson, mengunjungi Serdang tahun 1823, ia mencatat:[2]

  1. Perdagangan antara Serdang dengan Pulau Pinang sangat ramai (terutama lada dan hasil hutan).
  2. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah (juga bergelar Sultan Besar) memerintah dengan lemah lembut, suka memajukan ilmu pengetahuan dan mempunyai sendiri kapal dagang pribadi.
  3. Industri rakyat dimajukan dan banyak pedagang dari pantai barat Sumatra (orang Alas) yang melintasi pegunungan Bukit Barisan menjual dagangannya ke luar negeri melalui Serdang.
  4. Baginda sangat toleran dan suka bermusyawarah dengan negeri-negeri yang tunduk kepada Serdang, termasuk orang-orang Batak dari Pedalaman.
  5. Cukai di Serdang cukup moderat.

Pepatah Melayu

Semua hal di atas bisa terjadi karena Sultan berpegang teguh pada pepatah adat Melayu. Di antara pepatah dan adat tersebut adalah:[2]

  • secukap menjadi segantang, yang keras dibuat ladang, yang becek dilepaskan itik, air yang dalam diperlihara ikan;
  • genggam bara, biar sampai menjadi arang (sabar menderita mencapai kejayaan);
  • cencaru makan petang, bagai lebah menghimpun madu (meskipun lambat tetapi kerja keras maka pembangunan terlaksana);
  • hati Gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah (melaksanakan kerja pembangunan dengan berhasil baik bersama-sama).

Dalam perkembangannya, karena Sultan Thaf Sinar Basyar Shah ini amat berpegang teguh pada adat Melayu disertai sikap lemah lembut dan sopan, akhirnya banyak rakyat Batak di pedalaman yang masuk Melayu (agama Islam). Atas dasar jasa-jasanya, maka, ketika Sultan Thaf Sinar Basarshah mangkat pada tahun 1850, para Orang Besar dan rakyat Serdang memberikan penghormatan untuknya dengan gelar Marhom Besar.[2]

Lihat Pula

Rujukan

Referensi

  1. ^ a b c d Tengku Mira Sinar: Inilah Fakta Sejarah Kesultanan Serdang (Produksi Deli Geist TV, 2019)
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p "Sejarah Kerajaan Serdang di MelayuOnline.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2007-06-01. 
  3. ^ Emral Djamal Dt Rajo Mudo, Zera Permana, Ghio Vani D Soares, Hendri Aldrat, Sutan Kurnia, Khudri. Kitab Salisilah Rajo-Rajo di Minangkabau. Yayasan Arsari Djojohadikusomo dan Salimbado. Jakarta. 2023

Pranala luar

Read other articles:

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten DharmasrayaDewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Dharmasraya 2019-2024JenisJenisUnikameral SejarahSesi baru dimulai14 Agustus 2019PimpinanKetuaPariyanto, S.H. (PDI-P) sejak 20 November 2019 Wakil Ketua IIr. H. Adi Gunawan, M.M. (Golkar) sejak 8 Oktober 2019 Wakil Ketua IIH. Benny Ridwan (PAN) sejak 8 Oktober 2019 KomposisiAnggota30Partai & kursi   PDI-P (7)   NasDem (3)   PKB (1)   Hanura (1)  &#...

 

 

Founder of Quanta Technology This article may rely excessively on sources too closely associated with the subject, potentially preventing the article from being verifiable and neutral. Please help improve it by replacing them with more appropriate citations to reliable, independent, third-party sources. (September 2021) (Learn how and when to remove this template message) Damir NovoselBorn(1957-12-21)21 December 1957SR Bosnia and Herzegovina, YugoslaviaEducationUniversity of Tuzla University ...

 

 

Европейская сардина Научная классификация Домен:ЭукариотыЦарство:ЖивотныеПодцарство:ЭуметазоиБез ранга:Двусторонне-симметричныеБез ранга:ВторичноротыеТип:ХордовыеПодтип:ПозвоночныеИнфратип:ЧелюстноротыеГруппа:Костные рыбыКласс:Лучепёрые рыбыПодкласс:Новопёры...

U.S. House district for Tennessee Tennessee's 7th congressional districtInteractive map of district boundaries since January 3, 2023Representative  Mark GreenR–ClarksvillePopulation (2022)801,730[2]Median householdincome$70,095[3]Ethnicity69.4% White15.8% Black7.4% Hispanic4.5% Two or more races2.0% Asian0.8% otherCook PVIR+10[4] The 7th congressional district of Tennessee is a congressional district located in parts of Middle and West Tennessee. It has been rep...

 

 

French cycling team (1978–1985) This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Renault cycling team – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (October 2021) (Learn how and when to remove this message) RenaultRenault riders in 1978Team informationUCI codeRENRegisteredFranceFounded1978 (1978)D...

 

 

この項目には、一部のコンピュータや閲覧ソフトで表示できない文字が含まれています(詳細)。 数字の大字(だいじ)は、漢数字の一種。通常用いる単純な字形の漢数字(小字)の代わりに同じ音の別の漢字を用いるものである。 概要 壱万円日本銀行券(「壱」が大字) 弐千円日本銀行券(「弐」が大字) 漢数字には「一」「二」「三」と続く小字と、「壱」「�...

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Staying at Tamara's – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2018) (Learn how and when to remove this message) 2018 studio album by George EzraStaying at Tamara'sStudio album by George EzraReleased23 March 2018 (2018-03-23)Re...

 

 

这是马来族人名,“尤索夫”是父名,不是姓氏,提及此人时应以其自身的名“法迪拉”为主。 尊敬的拿督斯里哈芝法迪拉·尤索夫Fadillah bin Haji YusofSSAP DGSM PGBK 国会议员 副首相 第14任马来西亚副首相现任就任日期2022年12月3日与阿末扎希同时在任君主最高元首苏丹阿都拉陛下最高元首苏丹依布拉欣·依斯迈陛下首相安华·依布拉欣前任依斯迈沙比里 马来西亚能源转型与�...

 

 

2016年美國總統選舉 ← 2012 2016年11月8日 2020 → 538個選舉人團席位獲勝需270票民意調查投票率55.7%[1][2] ▲ 0.8 %   获提名人 唐納·川普 希拉莉·克林頓 政党 共和黨 民主党 家鄉州 紐約州 紐約州 竞选搭档 迈克·彭斯 蒂姆·凱恩 选举人票 304[3][4][註 1] 227[5] 胜出州/省 30 + 緬-2 20 + DC 民選得票 62,984,828[6] 65,853,514[6]...

Pour les articles homonymes, voir Gallienne. Guillaume Gallienne Guillaume Gallienne à la 42e cérémonie des César en 2017. Données clés Naissance 8 février 1972 (52 ans)Neuilly-sur-Seine (France) Nationalité Française Profession ActeurRéalisateurScénariste Films notables Jet SetAstérix et Obélix : Au service de Sa MajestéLes Garçons et Guillaume, à table !Yves Saint LaurentKaamelott : Premier VoletSammy 2 Séries notables Les Bonus de Guillaume modifier Gu...

 

 

British politician (born 1946) The Right HonourableThe Lord Robertson of Port EllenKT GCMG PC FRSA FRSEOfficial portrait, 202010th Secretary General of NATOIn office14 October 1999 – 17 December 2003DeputySergio BalanzinoAlessandro Minuto-RizzoPreceded byJavier SolanaSucceeded byJaap de Hoop SchefferSecretary of State for DefenceIn office3 May 1997 – 11 October 1999Prime MinisterTony BlairPreceded byMichael PortilloSucceeded byGeoff HoonShadow Secretary o...

 

 

International sports tournament 1983 World Cup redirects here. For the golf tournament, see 1983 World Cup (men's golf). Cricket tournament Prudential Cup '83Official logoDates9 June – 25 June 1983Administrator(s)International Cricket CouncilCricket formatOne Day InternationalTournament format(s)Double round robin and KnockoutHost(s) England WalesChampions India (1st title)Runners-up West IndiesParticipants8Matches27Attendance231,081 (8,559 per match)Most runs David Gowe...

The Birth of Pennsylvania, a portrait of William Penn (standing with document in hand), who founded the Province of Pennsylvania in 1681 as a refuge for Quakers after receiving a royal deed to it from King Charles II The history of Pennsylvania stems back thousands of years when the first indigenous peoples occupied the area of what is now Pennsylvania. In 1681, Pennsylvania became an English colony when William Penn received a royal deed from King Charles II of England. Although European ac...

 

 

Chemical compound RU-56187Clinical dataDrug classNonsteroidal antiandrogenIdentifiers IUPAC name 2-(Trifluoromethyl)-4-(3,4,4-trimethyl-5-oxo-2-sulfanylideneimidazolidin-1-yl)benzonitrile CAS Number143782-25-6PubChem CID132581ChemSpider117054ChEMBLChEMBL1099140CompTox Dashboard (EPA)DTXSID90162545 Chemical and physical dataFormulaC14H12F3N3OSMolar mass327.33 g·mol−13D model (JSmol)Interactive image SMILES CC1(C(=O)N(C(=S)N1C)C2=CC(=C(C=C2)C#N)C(F)(F)F)C InChI InChI=1S/C14H12F3N3OS/c1-...

 

 

1973 studio album by Albert HeathKwanza (The First)Studio album by Albert HeathReleased1973RecordedJune 14, 1973StudioRCA Studios, New York CityGenreJazzLength44:22LabelMuseMR 5031ProducerDon SchlittenAlbert Heath chronology Kawaida(1969) Kwanza (The First)(1973) Live at Smalls(2009) Kwanza (The First) is an album by drummer Albert Heath featuring performances recorded in 1973 and originally released on the Muse label.[1][2] Reception Andrew Gilbert of KQED says, Kwanz...

Palestinian Citizenship Order 1925Statutory InstrumentTerritorial extentMandat Britania atas PalestinaDatesMade24 Juli 2024Commencement1 Agustus 1925Other legislationMade underForeign Jurisdiction Act 1890Repealed byNationality Law, 5712-1952Status: Repealed Undang-Undang Kewarganegaraan Palestina 1925[1][2][3] adalah sebuah undang-undang Mandat Palestina yang menciptakan kewarganegaraan Palestina bagi penduduk wilayah Mandat Palestina. Diundangkan pada tanggal 24 Jul...

 

 

This template was considered for deletion on 2019 May 8. The result of the discussion was no consensus. Role of three particular women I think these three women should be re-added to the template. Here are summaries for their involvement in the Reformation. Christina supported a Crypto-Calvinist and backed Matthiae against adopting the Book of Concord, successfully opposing the request of the clergy to do so in 1647. https ://peoplepill.com/people/christina-of-sweden/ Anna Maria of the Palat...

 

 

German chemist (1869–1910) Richard AbeggBorn(1869-01-09)9 January 1869[1]Danzig, Prussia, North German Confederation(now Gdańsk, Pomeranian Voivodeship, Poland)Died4 April 1910(1910-04-04) (aged 41)[2]Köslin, German Empire(now Koszalin, West Pomeranian Voivodeship, Poland)[1][3]NationalityGermanAlma materUniversity of KielUniversity of TübingenUniversity of BerlinKnown forAbegg's ruleScientific careerFieldsChemistInstitutionsUniversity of G�...

No debe confundirse con Antillas Neerlandesas. Compañía Neerlandesa de las Indias Occidentales Geoctroyeerde West-Indische Compagnie Bandera de la compañía La Casa de las Indias Occidentales en el Herenmarkt en Ámsterdam, sede del WIC desde 1623 hasta 1647Acrónimo WICTipo Empresa públicaIndustria ComercioForma legal empresa de capital abiertoFundación 3 de junio de 1621Fundador Willem UsselincxJoannes de LaetDisolución 1792Sede central Ámsterdam Países BajosÁrea de operación Amé...

 

 

Identity ThiefPoster resmiSutradaraSeth GordonProduserScott StuberPamela AbdySkenarioCraig MazinCeritaJerry EetenCraig MazinPemeranJason BatemanMelissa McCarthyPenata musikChristopher LennertzSinematograferJavier AguirresarobePenyuntingPeter TeschnerPerusahaanproduksiRelativity MediaScott Stuber ProductionsAggregate FilmsBluegrass FilmsDistributorUniversal PicturesTanggal rilis 08 Februari 2013 (2013-02-08) Durasi112 Menit[1]NegaraAmerika SerikatBahasaInggrisAnggaran$35 Jut...