Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Rubidium oksida

Rubidium oksida
Nama
Nama IUPAC
Rubidium oksida
Nama lain
Rubidium(I) oksida
Dirubidium oksida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1S/O.2Rb/q-2;2*+1
    Key: YIONJVUULJNSMK-UHFFFAOYSA-N
  • [Rb+].[O-2].[Rb+]
Sifat
Rb2O
Massa molar 186,94 g/mol
Penampilan Padatan kuning
Densitas 4 g/cm3
Titik lebur >500 °C
Bereaksi menghasilkan RbOH
+1527,0·10−6 cm3/mol
Struktur
Antifluorit (kubik), cF12
Fm3m, No. 225
Tetrahedral (Rb+); kubik (O2−)
Bahaya
Bahaya utama Korosif, bereaksi keras dengan air
Titik nyala Tak mudah terbakar
Senyawa terkait
Anion lain
Rubidium sulfida
Rubidium selenida
Rubidium telurida
Rubidium polonida
Kation lainnya
Litium oksida
Natrium oksida
Kalium oksida
Sesium oksida
Rubidium suboksida
Rubidium peroksida
Rubidium seskuioksida
Rubidium superoksida
Rubidium ozonida
Senyawa terkait
Rubidium hidroksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Rubidium oksida adalah sebuah senyawa anorganik dengan rumus kimia Rb2O. Rubidium oksida sangat reaktif terhadap air, sehingga senyawa ini diperkirakan tidak terdapat di alam. Kandungan rubidium dalam mineral sering dihitung dan dikutip dalam bentuk Rb2O. Pada kenyataannya, rubidium biasanya hadir sebagai komponen (sebenarnya, pengotor dalam) silikat atau aluminosilikat. Sumber utama rubidium adalah lepidolit, KLi2Al(Al,Si)3O10(F,OH)2, di mana Rb terkadang menggantikan K.

Rb2O adalah padatan berwarna kuning. Spesies terkait Na2O, K2O, dan Cs2O masing-masing tidak memiliki warna, berwarna kuning pucat, dan berwarna jingga.

Oksida logam alkali M2O (M = Li, Na, K, Rb) mengkristal dalam struktur antifluorit. Dalam motif antifluorit, posisi anion dan kation terbalik relatif terhadap posisinya dalam CaF2, dengan ion rubidium berkoordinat 4 (tetrahedral) dan ion oksida berkoordinat 8 (kubik).[1]

Sifat

Seperti oksida logam alkali lainnya, Rb2O adalah basa kuat. Maka dari itu, Rb2O akan bereaksi secara eksotermis dengan air untuk membentuk rubidium hidroksida.

Rb2O + H2O → 2 RbOH

Rb2O sangat reaktif terhadap air sehingga dianggap higroskopis. Jika dipanaskan, Rb2O akan bereaksi dengan hidrogen menjadi rubidium hidroksida dan rubidium hidrida:[2]

Rb2O + H2 → RbOH + RbH

Sintesis

Untuk penggunaan laboratorium, rubidium hidroksida biasanya digunakan sebagai pengganti rubidium oksida. Rubidium hidroksida dapat dibeli dengan harga sekitar US$5/g (2006). Rubidium hidroksida lebih berguna karena kurang reaktif terhadap kelembapan atmosfer dan lebih murah daripada rubidium oksida.

Seperti kebanyakan oksida logam alkali,[3] sintesis terbaik untuk Rb2O tidak memerlukan oksidasi logamnya, melainkan reduksi nitrat anhidratnya:

10 Rb + 2 RbNO3 → 6 Rb2O + N2

Seperti halnya hidroksida logam alkali, rubidium hidroksida tidak dapat didehidrasi menjadi rubidium oksida. Sebaliknya, rubidium hidroksida dapat diurai menjadi rubidium oksida (melalui reduksi ion hidrogen) menggunakan logam Rb:

2 Rb + 2 RbOH → 2 Rb2O + H2

Logam Rb akan bereaksi dengan O2, seperti yang ditunjukkan oleh kecenderungannya untuk cepat mengusam di udara. Proses pengusaman ini relatif berwarna karena berlangsung melalui Rb6O yang berwarna perunggu dan Rb9O2 yang berwarna tembaga.[4] Suboksida rubidium yang telah dikarakterisasi melalui kristalografi sinar-X meliputi Rb9O2 dan Rb6O, serta suboksida campuran Cs-Rb Cs11O3Rbn (n = 1, 2, 3).[5]

Produk akhir dari oksigenasi Rb biasanya adalah RbO2, rubidium superoksida:

Rb + O2 → RbO2

Superoksida ini kemudian dapat direduksi menjadi Rb2O menggunakan logam Rb berlebih:

3 Rb + RbO2 → 2 Rb2O

Referensi

  1. ^ Wells, Alexander Frank (1984). Structural Inorganic Chemistry (Edisi 5). Oxford: Clarendon Press. ISBN 978-0-19-855370-0.
  2. ^ Nechamkin, Howard (1968). The chemistry of the elements. New York: McGraw-Hill. hlm. 34.
  3. ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E., ed. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9.
  4. ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E., ed. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9.
  5. ^ Simon, A. (1997). "Group 1 and 2 suboxides and subnitrides — Metals with atomic size holes and tunnels". Coordination Chemistry Reviews. 163: 253–270. doi:10.1016/S0010-8545(97)00013-1.

Bacaan lebih lanjut

  • "Rubidium Oxide". DiracDelta.co.uk science and engineering encyclopedia. Dirac Delta Consultants. Diarsipkan dari asli tanggal 11 Desember 2011. Diakses tanggal 29 Juni 2025.
  • "Rubidium compounds: dirubidium oxide". WebElements: the periodic table on the web. WebElements. Diakses tanggal 29 Juni 2025.
  • "Rubidium Oxide". fishersci.com. Thermo Fisher Scientific. Diarsipkan dari asli tanggal 18 April 2012. Diakses tanggal 29 Juni 2025.
Kembali kehalaman sebelumnya