Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Teknesium(IV) oksida

Teknesium(IV) oksida
Nama
Nama lain
  • Teknesium dioksida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Referensi Gmelin 873611
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1S/2O.Tc
  • O=[Tc]=O
Sifat
TcO2
Massa molar 130,00 g/mol
Penampilan Padatan hitam
Densitas 6,9 g/cm3[1]
Titik lebur 1.100 °C (2.010 °F; 1.370 K)[3] (menyublim)
Tak larut
Kelarutan Sedikitpun larut dalam asam (dihidrat)[2]
Struktur
Isostruktural terhadap MoO2[1]
Senyawa terkait
Anion lain
Teknesium(IV) klorida
Senyawa terkait
Teknesium(VII) oksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
Referensi

Teknesium(IV) oksida, juga dikenal sebagai teknesium dioksida, adalah sebuah senyawa kimia anorganik dengan rumus TcO2 yang membentuk dihidrat, TcO2·2H2O, yang juga dikenal sebagai teknesium(IV) hidroksida. Senyawa ini merupakan padatan hitam radioaktif yang akan teroksidasi perlahan di udara.[1][4]

Pembuatan

Teknesium(IV) oksida pertama kali diproduksi pada tahun 1949 dengan mengelektrolisis larutan amonium perteknetat di bawah amonium hidroksida dan metode ini digunakan untuk memisahkan teknesium dari molibdenum dan renium.[1][4][5] Saat ini terdapat beberapa cara yang lebih efisien untuk memproduksi senyawa ini, seperti reduksi amonium perteknetat dengan logam seng dan asam klorida, timah(II) klorida, hidrazina, hidroksilamina, asam askorbat,[4] melalui hidrolisis kalium heksakloroteknat[3] atau melalui dekomposisi amonium perteknetat pada suhu 700 °C di bawah atmosfer lengai:[1][6][7]

2 NH4TcO4 → 2 TcO2 + 4 H2O + N2

Semua metode tersebut kecuali yang terakhir mengarah pada pembentukan dihidrat. Metode paling modern untuk memproduksi senyawa ini adalah melalui reaksi amonium perteknetat dengan natrium ditionit.[8]

Sifat

Teknesium(IV) oksida dihidrat mengalami dehidrasi menjadi teknesium dioksida anhidrat pada suhu 300 °C, dan jika dipanaskan lebih lanjut akan menyublim pada suhu 1.100 °C di bawah atmosfer lengai. Namun, jika terdapat oksigen, ia akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan teknesium(VII) oksida pada suhu 450 °C.[1][3][7] Jika terdapat air, maka asam perteknetat akan dihasilkan melalui reaksi teknesium(VII) oksida dengan air.[6]

Jika teknesium(IV) oksida direaksikan dengan basa, seperti natrium hidroksida, ia akan membentuk ion hidroksiteknetat(IV), yang mudah teroksidasi menjadi asam perteknetat dengan berbagai cara, seperti reaksi dengan hidrogen peroksida alkali, asam nitrat pekat, bromin, atau serium tetravalen.[1][7]

Kelarutan teknesium(IV) oksida dalam air sangatlah rendah dan dilaporkan hanya sebesar 3,9 μg/L. Spesies utama ketika teknesium(IV) oksida dilarutkan dalam air adalah TcO2+ pada pH di bawah 1,5, TcO(OH)+ pada pH antara 1,5 dan 2,5, TcO(OH)2 pada pH antara 2,5 dan 10,9, dan TcO(OH)3 pada pH di atas 10,9. Kelarutannya dapat dipengaruhi dengan menambahkan berbagai ligan organik seperti asam humat dan EDTA, atau dengan penambahan asam klorida. Ini dapat menjadi masalah jika teknesium(IV) oksida dilepaskan ke dalam tanah, karena akan meningkatkan kelarutannya.[9]

Jika teknesium(IV) oksida dielektrolisis dalam kondisi asam, reaksi berikut terjadi:

TcO2·2H2O → TcO4 + 4 H+ + 3 e

Potensial elektroda yang terukur untuk reaksi ini adalah −837,2±10,0 kJ/mol.[2]

Suseptibilitas magnetik molar TcO2·2H2O ditemukan sebesar χm = 244×106[butuh klarifikasi satuan].[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g A. G. Sharpe; H. J. Emeléus (1968). Advances in Inorganic Chemistry and Radiochemistry. Elsevier Science. hlm. 21. ISBN 9780080578606.
  2. ^ a b J. A. Rard (1983). "Critical review of the chemistry and thermodynamics of technetium and some of its inorganic compounds and aqueous species". OSTI.GOV (dalam bahasa Inggris). U.S. Department of Energy Office of Scientific and Technical Information. doi:10.2172/5580852. OSTI 5580852. S2CID 98137163. Diakses tanggal 8 Juni 2025.
  3. ^ a b c d C. M. Nelson; G. E. Boyd; Wm. T. Smith Jr. (1954). "Magnetochemistry of Technetium and Rhenium". Journal of the American Chemical Society (dalam bahasa Inggris). 76 (2). ACS Publications: 348–352. doi:10.1021/ja01631a009.
  4. ^ a b c Edward Anders (1960). "THE RADIOCHEMISTRY OF TECHNETIUM". OSTI.GOV. U.S. Department of Energy Office of Scientific and Technical Information: 8. doi:10.2172/4073069. OSTI 4073069. Diakses tanggal 8 Juni 2025.
  5. ^ L. B. Rogers (1949). "Electroseparation of Technetium from Rhenium and Molybdenum". Journal of the American Chemical Society (dalam bahasa Inggris). 71 (4): 1507–1508. doi:10.1021/ja01172a520.
  6. ^ a b Bradley Covington Childs (2017). Volatile Technetium Oxides: Implications for Nuclear Waste Vitrification. UNLV Theses, Dissertations, Professional Papers, and Capstones (Thesis). doi:10.34917/10985836.
  7. ^ a b c Edward Andrews (1959). "Technetium and Astatine Chemistry". Annual Review of Nuclear Science (dalam bahasa Inggris). 9. Annual Reviews: 203–220. Bibcode:1959ARNPS...9..203A. doi:10.1146/annurev.ns.09.120159.001223.
  8. ^ Nancy J. Hess; Yuanxian Xia; Dhanpat Rai; Steven D. Conradson (2004). "Thermodynamic Model for the Solubility of TcO2·xH2O(am) in the Aqueous Tc(IV) – Na+ – Cl – H+ – OH – H2O System". Journal of Solution Chemistry (dalam bahasa Inggris). 33 (2): 199–226. doi:10.1023/B:JOSL.0000030285.11512.1f. S2CID 96789279.
  9. ^ Baohua Gu; Wenming Dong; Liyuan Liang; Nathalie A. Wall (2011). "Dissolution of Technetium(IV) Oxide by Natural and Synthetic Organic Ligands under both Reducing and Oxidizing Conditions". Environmental Science & Technology (dalam bahasa Inggris). 45 (11): 4771–4777. Bibcode:2011EnST...45.4771G. doi:10.1021/es200110y. PMID 21539349.
Kembali kehalaman sebelumnya