Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Mangan(II) oksida

Mangan(II) oksida
Mangan(II) oksida
Nama
Nama IUPAC
Mangan(II) oksida
Nama lain
Mangano oksida
Mangan monoksida
Oksomangan
Manganosit
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/Mn.O
    Key: VASIZKWUTCETSD-UHFFFAOYSA-N
  • [Mn+2].[O-2]
Sifat
MnO
Massa molar 70,9374 g/mol
Penampilan Bubuk atau kristal hijau
Densitas 5,43 g/cm3
Titik lebur 1.945 °C (3.533 °F; 2.218 K)
Tak larut
Kelarutan Larut dalam asam
+4850,0·10−6 cm3/mol
Indeks bias (nD) 2,16
Struktur
Halit (kubik), cF8
Fm3m, No. 225
Oktahedral (Mn2+); oktahedral (O2−)
Termokimia
Entropi molar standar (So) 60 J·mol−1·K−1[1]
Entalpi pembentukan standarfHo) −385 kJ·mol−1[1]
Bahaya
Titik nyala Tak mudah terbakar
Senyawa terkait
Anion lain
Mangan(II) fluorida
Mangan(II) sulfida
Mangan(II) selenida
Mangan(II) telurida
Kation lainnya
Besi(II) oksida
Related Mangan oksida
Mangan(II,III) oksida
Mangan(III) oksida
Mangan dioksida
Mangan heptoksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Mangan(II) oksida adalah sebuah senyawa anorganik dengan rumus kimia MnO.[2] Senyawa ini membentuk kristal hijau. Senyawa ini diproduksi dalam skala besar sebagai komponen pupuk dan bahan tambahan pangan.

Struktur, stoikiometri, reaktivitas

Seperti banyak senyawa monoksida logam, MnO mengadopsi struktur garam batu, di mana baik kation maupun anion keduanya terkoordinasi secara oktahedral. Seperti banyak oksida logam, mangan(II) oksida sering kali nonstoikiometris: komposisinya dapat bervariasi dari MnO hingga MnO1,045.[3]

Di bawah suhu 118 K, MnO bersifat antiferomagnetik.[3] MnO memiliki keistimewaan sebagai salah satu senyawa pertama[4] yang struktur magnetiknya ditentukan melalui difraksi neutron. Laporan tersebut muncul pada tahun 1951.[5] Studi ini menunjukkan bahwa ion Mn2+ membentuk sub-kisi magnetik kubik berpusat muka di mana terdapat lembaran yang digabungkan secara feromagnetik yang anti-paralel dengan lembaran yang berdekatan.

Mangan(II) oksida mengalami reaksi kimia yang khas dari oksida ionik. Setelah direaksikan dengan suatu asam, ia berubah menjadi garam mangan(II) yang sesuai.[3] Oksidasi mangan(II) oksida akan menghasilkan mangan(III) oksida.

Pembuatan dan keterjadian

MnO terdapat di alam sebagai mineral langka manganosit.
MnO dibuat secara komersial dengan mereduksi MnO2 dengan hidrogen, karbon monoksida, atau metana, misalnya:[2]

MnO2 + H2 → MnO + H2O
MnO2 + CO → MnO + CO2

Setelah dipanaskan hingga suhu 450 °C, mangan(II) nitrat menghasilkan campuran oksida, yang dilambangkan dengan MnO2−x, yang dapat direduksi menjadi MnO dengan hidrogen pada suhu ≥750 °C.[6] MnO sangat stabil dan tahan terhadap reduksi lebih lanjut.[7] MnO juga dapat disiapkan dengan memanaskan mangan(II) karbonat:[8]

MnCO3 → MnO + CO2

Proses kalsinasi ini dilakukan secara anaerobik, agar Mn2O3 tidak terbentuk.

Rute alternatif, yang paling menarik untuk tujuan demonstrasi, adalah "metode oksalat". Metode ini juga berlaku untuk sintesis besi(II) oksida dan timah(II) oksida, yang memerlukan pemanasan dalam atmosfer bebas oksigen (seringkali CO2), mangan(II) oksalat terhidrasi:[9]

MnC2O4·2H2O → MnO + CO2 + CO + 2 H2O

Kegunaan

Bersama dengan mangan(II) sulfat, MnO merupakan komponen pupuk dan bahan tambahan makanan. Ribuan ton dikonsumsi setiap tahun untuk tujuan ini. Kegunaan lainnya meliputi: katalis dalam pembuatan alil alkohol, keramik, cat, kaca berwarna, pemutih lemak dan pencetakan tekstil.[2]

Referensi

  1. ^ a b Zumdahl, Steven S. (2009). Chemical Principles 6th Ed. Houghton Mifflin Company. hlm. A22. ISBN 978-0-618-94690-7.
  2. ^ a b c Arno H. Reidies "Manganese Compounds" Ullmann's Encyclopedia of Chemical Technology 2007; Wiley-VCH, Weinheim. DOI:10.1002/14356007.a16_123
  3. ^ a b c Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the Elements (Edisi 2), Oxford: Butterworth-Heinemann, ISBN 0-7506-3365-4 Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ J.E Greedon, (1994), Magnetic oxides in Encyclopedia of Inorganic chemistry Ed. R. Bruce King, John Wiley & Sons ISBN 0-471-93620-0
  5. ^ Shull, C. G.; Strauser, W. A.; Wollan, E. O. (1951-07-15). "Neutron Diffraction by Paramagnetic and Antiferromagnetic Substances". Physical Review. 83 (2). American Physical Society (APS): 333–345. Bibcode:1951PhRv...83..333S. doi:10.1103/physrev.83.333. ISSN 0031-899X.
  6. ^ H. Lux (1963). "Manganeses(II) Oxide". Dalam G. Brauer (ed.). Handbook of Preparative Inorganic Chemistry, 2nd Ed. Vol. 2pages=1455. NY, NY: Academic Press.
  7. ^ Wellbeloved, David B.; Craven, Peter M.; Waudby, John W. (2000). "Manganese and Manganese Alloys". Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. doi:10.1002/14356007.a16_077. ISBN 3527306730.
  8. ^ W.H. McCarroll (1994) Oxides- Solid State Chemistry, Encyclopedia of Inorganic Chemistry Ed. R. Bruce King, John Wiley & Sons ISBN 0-471-93620-0
  9. ^ Arthur Sutcliffe (1930) Practical Chemistry for Advanced Students (1949 Ed.), John Murray - London.


Kembali kehalaman sebelumnya