Museum Wayang
![]() Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat.[2][3][4][5] SejarahGedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertama kali pada tahun 1640.[6] Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama.[7] Selanjutnya tahun 1912 bangunan dirombak secara keseluruhan menjadi gaya rumah Belanda yaitu Neo Renaissance. Ketika kepemilikannya dipegang perusahan Geo Wehry and Co gedung tersebut difungsikan sebagai gudang. Pada tahun 1936 gedung ini sempat dijadikan monumen, sampai satu tahun selanjutnya gedung ini dibeli oleh Bataviasche Genootschaap van Kusten en Wetenschappen yaitu sebuah lembaga yang bergerak di ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Tak sampai di situ, tanggal 22 Desember 1939 Gubernur terakhir Belanda, Tjarda van Starkenborgh mengalihfungsikan gedung menjadi museum Batavia Lama. Namun sayang, selama kependudukan Jepang, meseum Batavia lama tidak terawat dengan baik.[8] Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya tahun 1957 Lembaga Kebudayaan Indonesia(LKI) bersedia mengelola gedung dan mengganti namanya menjadi Museum Jakarta Lama. Namun pada tanggal 1 Agustus 1960, kata "Lama" resmi dihilangkan sehingga menjadi Museum Jakarta. Dua tahun kemudian, tanggal 16 September, LKI menyerahkan kembali pengelolaan kepada Pemerintahan Indonesia khususnya Jakarta. Gedung ini pun sempat dipindahkan ke gedung Jakarta atau yg dikenal Museum Sejarah Jakarta. Satu tahun sebelum diresmikannya Museum Wayang, tepatnya pada acara Pekan Wayang II Wali Kota Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin kagum dengan inventarisasi dan kebudayaan wayang. Kekaguman inilah yang mendorong berdirinya Museum Wayang yang diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1975, Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.[9][10] KoleksiMuseum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu atau kulit maupun bahan-bahan lain. Koleksinya mencakup boneka Si Unyil dan teman-teman dan Si Manis Jembatan Ancol.[11] Koleksi wayang tidak hanya berasal dari Jawa, tetapi Wayang kulit yang berasal dari luar pulau Jawa juga ada, seperti wayang kulit dari Palembang bernama Rama Wijaya, Dewi Sinta dan Wibisana. Terdapat pula koleksi wayang kulit Banjar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang terdiri dari Yudistira, Bima Sena, Harjuna Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang dihiasi dengan motif seni dari Banjarmasin. Selain itu terdapat pula koleksi wayang kulit dari Bali yang terdiri dari pandawa lima yaitu Yudistira, Bima Sena, Harjuna, Nakula dan Sadewa. Wayang kulit ini memakai kain dengan motif kain poleng yang melambangkan keseimbangan antara dua hal yang bertolak belakang.Dan juga terdapat wayang kulit dari Lombok yang dinamai wayang kulit sasak. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang dipahat dan diwarnai.[12] Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di museum ini, misalnya dari Tiongkok dan Kamboja.[13] Museum ini telah mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang; terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.[14][15] Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.[16] FasilitasFasilitas DisabilitasSejak 24 Januari 2025, Museum Wayang menyediakan fasilitas untuk disabilitas, yakni tangga dengan bidang lebar dan kemiringan tertentu (ramp) bagi pengunjung disabilitas fisik yang menggunakan kursi roda untuk menuju ke lantai dua museum, yakni ruang imersif.[17] Di samping itu, pengelola menyematkan teknologi terkini ke dalam area museum yang dihadirkan ke dalam ruang imersif, area super hologram, dan permainan interaktif.[18] Akses GratisPemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan layanan masuk museum secara gratis bagi warga dengan tiga kategori, yakni penyandang disabilitas, lanjut usia dan peserta didik penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) berlaku mulai 20 Januari 2017. Layanan gratis ini berlaku pada hari Selasa hingga Jumat (kecuali hari libur nasional dan cuti bersama) di museum-museum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan. Museum-museum yang dimaksud, yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum Taman Prasasti, Museum MH Thamrin, Museum Joang 45, Museum Seni Rupa&Keramik, Museum Wayang, Museum Tekstil, Museum Bahari, Museum Betawi, Rumah Si Pitung, Taman Benyamin Suaeb dan Museum Arkeologi Onrust.[19] KegiatanSalah satu kegiatan yang diselenggarakan di Museum Wayang ialah pertunjukan wayang.[20] Pelaksanaan pertunjukan wayang dilaksanakan di Museum Wayang pada tiap hari Minggu sebanyak dua kali sehari.[21] Periodenya pada Minggu ke-2 dan ke-3 setiap bulannya.[butuh rujukan] Pada tanggal 7 November 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.[22] LokasiLihat pulaReferensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Wayang Museum.
|