TharidTharid (Bahasa Arab: ثريد, juga dikenal sebagai trid, taghrib, tashreeb atau thareed) adalah hidangan khas Arab yang biasanya terdiri dari daging ayam, daging kambing atau daging sapi yang dimasak dalam kuah kental yang pedas. Kemudian diperkaya dengan roti barley atau roti pipih (sering kali disebut "khubz"). Hidangan ini menyerupai semacam semur, di mana roti berfungsi menyerap kuah gurih yang kental, menciptakan kombinasi sempurna antara tekstur lembut dan rasa yang kuat. Ini adalah hidangan umum Umat Islam di berbagai Negara Islam saat di bulan Ramadan.[1] Masakan Favorit Nabi MuhammadRasulullah memiliki salah satu menu makanan favorit. Begitu terkenal sampai ditulis dalam kisah sejarah dan hadis, yakni Tharid. Saking sukanya dengan makanan ini, Rasulullah sampai mengibaratkan Tharid, seperti putrinya, Fatimah. Selain itu, menu makanan kesukaan Rasul ini juga pernah disebutkan dalam buku berjudul Medieval Cuisine of the Islamic World: A Concise History with 174 Recipes (Lilia Zaouali, 2007).[2] Jika merujuk pada beberapa hadis, ada makanan atau hidangan yang disukai, bahkan sangat digemari Rasul. Tapi yang paling terkenal ialah Tharid.[3] Menurut hadits, Rasulullah pernah bersabda: "Keutamaan Fatimah dibandingkan seluruh wanita seperti keutamaan tharid dibandingkan seluruh makanan.” (HR. Bukhari & Muslim) Pernyataan ini menggambarkan betapa tingginya kedudukan tharid dalam makanan di zaman Rasulullah, yang tidak hanya menjadi favorit beliau, tetapi juga dianggap sebagai makanan yang istimewa.[4] Cara PenyajianPada dasarnya tharid adalah bread soup menurut Wikiwand. Seperti sup roti pada umumnya, tharid merupakan hidangan sederhana yang terdiri dari kuah dan roti. Disajikan “Kering” atau Kuah![]() Menurut beberapa sumber, ada dua versi cara mengkonsumsi tharid, yaitu kering dan berkuah. Mari bahas penyajian kering terlebih dahulu. Pada versi ini, roti yang digunakan adalah roti pipih yang kemudian dibasahi dengan kuah atau sup. Secara historis, roti pipih yang digunakan adalah roti tanpa ragi. ![]() Sementara itu cara lain untuk mengkonsumsi tharid adalah dengan mencampurkan roti ke dalam sup. Menenggelamkan roti ke dalam kuah kemudian menyantapnya bersama dengan daging merupakan cara populer untuk menikmati hidangan favorit Nabi Muhammad SAW ini. PenyebaranTharid tidak hanya tersebar luas di Jazirah Arab, tetapi juga di Afrika Utara, di mana ia dikenal sebagai trid. Di Turki dikenal sebagai tirit, dan bahkan di Xinjiang, di mana ia dikenal sebagai terit. Berbagai variasi resep dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Rfissa yaitu masakan Maroko yang tdibuat dengan menyendok sup ayam dan kacang lentil di atas roti pipih tipis seperti khubuz, atau Phyllo. yang telah dipotong menjadi potongan-potongan panjang dan tipis. Di Suriah, hidangan serupa bernama fatta adalah campuran roti pipih panggang dan cincang dengan yogurt dan daging matang. Di Indonesia, tharid dikenal melalui masakan Melayu, karena pengaruh Arab pada budaya kuliner Melayu.[5] ![]() Hidangan ini juga menyebar ke Portugal, di mana ia berkembang menjadi sup roti dengan daun ketumbar, bawang putih, dan telur yang dikenal sebagai açorda Alentejana.[6] Kandungan Gizi TharidTharid bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi penting:
Tharid adalah hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan historis yang mendalam. Sebagai salah satu makanan favorit Rasulullah SAW, Tharid menjadi simbol dari kesederhanaan yang kaya gizi.[7]
Referensi
|