Lemang (Jawi: لمڠ) adalah penganan dari beras ketan yang dicampur dengan santan dan rempah-rempah yang digulung dengan selembar daun pisang dan dimasak dalam seruas bambu. Lemang merupakan hidangan tradisional yang populer di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Sumatra dan Kalimantan.[1]
Beras ketan dicampur santan kelapa, lalu dimasukkan ke dalam seruas bambu. Kemudian dibakar sampai matang.
Beras ketan dicuci hingga bersih, lalu direndam selama 3-4 jam atau semalaman. Setelah itu ditiriskan.
Bambu dibersihkan lalu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan (biasanya 30-50 cm), dan dipastikan tidak ada retakan. Bersihkan daun pisang dan potong sesuai ukuran bambu. Bagian dalam bambu dilapisi dengan daun pisang. Sisakan sedikit daun pisang di bagian atas untuk menutup nanti.
Dalam panci, campurkan santan dengan garam dan bahan tambahan lainnya jika digunakan. Panaskan campuran santan hingga mendidih, aduk sesekali agar tidak pecah. Masukkan beras ketan yang sudah ditiriskan ke dalam campuran santan. Aduk rata dan masak sebentar hingga santan terserap sebagian (proses aron).
Campuran ketan dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang hingga penuh. Disisakan ruang sekitar 2-3 cm di bagian atas. Kemudian, bagian atas ditutup dengan sisa daun pisang dan ikat dengan tali.
Bambu berisi ketan diletakkan dengan tungku atau pembakaran secara vertikal di sekitar api. Posisinya sedikit miring (sekitar 60-70 derajat). Lemang dibakar selama 3-5 jam, tergantung ukuran bambu dan intensitas api. Selama proses pembakaran, bambu diputar secara berkala agar matang merata.
Setelah 3 jam, cek kematangan lemang dengan mengetuk bambu. Jika terdengar suara padat, kemungkinan sudah matang. Untuk memastikan, buka sedikit bagian atas dan coba teksturnya. Jika sudah kenyal dan tidak ada bagian yang masih keras, berarti lemang sudah siap.
Setelah matang, bambu berisi lemang diangkat dari api dan dibiarkan dingin sejenak. Bambu dibelah secara memanjang untuk mengeluarkan lemang dari bambu.[3]
Kuliner tradisi
Lemang biasa ditemukan pada masyarakat Melayu saat perayaan hari-hari besar di Indonesia seperti hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Sumatra Utara lemang dinikmati dengan durian. Di Sumatra Barat, orang Minang menyajikan lemang dengan tapai ketan hitam. Ada pula yang menikmatinya dengan opor atau rendang.[4] Sebagian masyarakat lainnya tetap menyukai lemang yang memiliki rasa orisinal tanpa campuran atau bahan variasi.[5]
Masyarakat Dayak Deah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan memiliki tradisi membuat lemang yang disebut "malamang". Mereka membentuk beberapa kelompok kerja dalam pembuatan lemang secara bergotong royong.[6]
Lemang juga merupakan penganan khas legendaris masyarakat Kota Samarinda yang diproduksi dan diperdagangkan oleh orang-orang Banjar di Jalan Pulau Sebatik, Samarinda.[7] Restoran modern di ibu kota Kalimantan Timur ini juga menyajikan lemang sebagai salah satu kuliner tradisional Samarinda. Lemang dihidangkan dengan pembungkus daun pisang dan dipadukan dengan telur asin.[8]