Kerupuk Basah
Kerupuk Basah adalah kuliner daerah khas Kalimantan Barat (Kapuas Hulu) dan Kalimantan Tengah (Kotawarigin Barat & Sukamara). Panganan ini berbahan dasar ikan (terutama ikan sungai) yang digiling kemudian dicampur tepung tapioka, serta perpaduan bumbu-bumbu lain seperti bawang putih, merica, penyedap rasa, dan garam. Jika ditinjau sekilas, Kerupuk Basah memiliki kemiripan dengan saudara jauhnya, yakni Pempek khas Palembang,[1] bahan dan metode pembuatannya pun serupa. Hal yang membedakan pada Kerupuk Basah adalah bentuknya yang silinder memanjang seperti pipa atau batang, dengan ukuran yang beragam (panjang umumnya 10cm-25cm, dengan diameter 3cm-5cm). Penyajian Kerupuk Basah juga biasanya disuguhkan dengan sambal olahan khas yang menambah cita rasa saat dinikmati. Salah satu daya tarik dari panganan ini yaitu karena keunikan namanya. Disebut Kerupuk Basah, karena proses pembuatannya merupakan sebagian dari proses pembuatan kerupuk kering khas Kalimantan, bahkan bisa disebut calon kerupuk[2] atau kerupuk setengah jadi, tidak perlu diiris tipis dan dijemur dahulu, Kerupuk Basah sudah bisa langsung disantap setelah dikukus, dapat pula disajikan dengan dipotong-potong dahulu kemudian digoreng, atau dipanggang terlebih dahulu. Ragam Jenis & Daerah Produsen Kerupuk BasahKerupuk Basah secara umum diolah dari ikan gabus (haruan, toman) atau ikan belida, namun ada pula yang diolah dari ikan laut seperti ikan tenggiri atau ikan lainnya. Pemilihan jenis dan kualitas ikan dapat berpengaruh terhadap cita rasa dari Kerupuk Basah. Terdapat setidaknya 3 jenis Kerupuk Basah yang memiliki ciri khas atau karakteristik sesuai dengan daerah asalnya. Keragaman Kerupuk Basah ini tidak lain dipengaruhi oleh berbagai faktor di tiap daerahnya, seperti bentang alam (sungai dan laut), kondisi habitat ikan (kualitas perairan), serta metode pengolahan yang diwariskan secara turun-temurun. Hal ini yang kemudian membentuk karakteristik dan membuat setiap daerah memiliki cita rasa, ukuran, tekstur, hingga penyebutan yang berbeda.[3] Salah satu perbedaan yang mencolok dapat ditemukan pada Kerupuk Basah yang ada di Kalimantan Tengah dengan Kerupuk Basah yang ada di Kalimantan Barat. Kerupuk Basah di Kalimantan Tengah umumnya berwarna merah, karena pada pengolahannya ditambahkan proses pewarnaan dengan mengoleskan pewarna makanan pada permukaan Kerupuk Basah, sehingga memiliki warna merah yang khas. Sementara itu, pada Kerupuk Basah di Kalimantan Barat tidak ada proses pewarnaan, sehingga tetap berwarna keabuan. Keragaman jenis Kerupuk Basah berdasarkan daerah asal pengolahnya dapat ditinjau pada tabel sebagai berikut:
Persebaran Kerupuk BasahSaat ini, Kerupuk Basah tidak hanya dapat dijumpai di daerah asalnya saja, melainkan telah tersebar ke berbagai daerah sekitar, bahkan ke luar Pulau Kalimantan seiring meluasnya tren Kerupuk Basah dan potensinya yang sejak dahulu sudah sering dijadikan sebagai cendera mata (oleh-oleh). Temet Kapuas Hulu misalnya, kini sudah banyak dijumpai diberbagai wilayah lain di Kalimantan Barat, mulai dari Kabupaten/Kota di sepanjang Sungai Kapuas, termasuk Sintang, Sekadau, Sanggau, hingga Kota Pontianak,[4] juga daerah lainnya seperti Ketapang dan Kota Singkawang. Lalu ada pula Kerupuk Basah Sukamara dan Kerupuk Basah Kotawaringin Barat, yang kini sudah mulai dijumpai di kota-kota lain di Kalimantan Tengah, seperti Sampit dan Kota Palangkaraya, bahkan hingga ke Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan. Di luar Pulau, Kerupuk Basah juga mulai dapat ditemui di beberapa kedai makanan khas Kalimantan (terutama Kalimantan Barat atau Kalimantan Tengah), yang terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung & Yogyakarta. Selain itu, Kerupuk Basah pun kini sudah banyak dipasarkan secara online melalui situs e-commerce dan media sosial. Seiring berkembang pula, mulai banyak inovasi yang dilakukan oleh pengolah ataupun kedai yang menyajikan Kerupuk Basah, salah satunya dengan menambahkan varian isian pada Kerupuk Basah, atau penyajian Kerupuk Basah dengan menggunakan wadah khusus seperti paper bowl atau mangkuk kertas sehingga Kerupuk Basah dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja. Hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya para produsen, dukungan pemerintah setempat, hingga penduduk lokal yang terus memperkenalkan Kerupuk Basah antar-generasi, hingga keluar daerah, dan menjadikan panganan ini tidak hanya dikenal secara luas sebagai hidangan tradisional, tetapi juga identitas bagi daerah asal Kerupuk Basah. Kuliner Serupa
Referensi
|