Malbi adalah hidangan semacam semur yang berasal dari Palembang yang menyerupai semur daging sapi.[1] Makanan ini berwarna gelap seperti rendang dan bercita rasa manis dan gurih.[2]
Malbi dimasak dengan cara perlahan hingga bumbu meresap ke dalam daging dan kuahnya mengental. Malbi dapat dimasak menggunakan santan atau tanpa santan dengan menggunakan air saja.[4][5] Ada pula variasi resep malbi yang menambahkan kepala sangrai atau kerisik.[6]
Sejarah
Malbi dipercaya merupakan hidangan hasil akulturasi budaya Arab, India dan Melayu.[7] Malbi sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang. Makanan ini disajikan kepada Sultan Mahmud Badaruddin I dan para pejabat kesultanan setelah shalat Jumat bersama. Malbi akan dimakan bersama dengan kelompok elit dari suku Arab dan suku India. Pembuatan gulai ini diserahkan kepada orang Arab dan India dikarenakan kesamaan agama, selera dan rempah-rempah yang digunakan dan biasanya hanya disajikan saat ada acara besar.[8] Kini malbi merupakan makanan yang biasa dihidangkan pada saat perayaan Idul Fitri maupun pernikahan.[3]