Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatra. Pusat perdagangan utamanya terdapat di Pasar Ateh, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning. Dari sektor perekonomian, Bukittinggi merupakan kota dengan PDRB terbesar kedua di Sumatera Barat, setelah Kota Padang.[10] Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi Bukittinggi.
Sejarah
Kota Bukittinggi semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri.[11] dan kota Bukittinggi sebelumnya bernama nagari kurai limo jorong. Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang terdapat di dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah stadsgemeente (kota),[12] dan juga berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.[13]
Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatra, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.[14][15] Kemudian kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatra, dengan gubernurnyaMr. Teuku Muhammad Hasan.[16] Kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatra Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan, ketika pada tanggal 19 Desember1948 kota ini ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Di kemudian hari, peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006.[17][18]
Selanjutnya Kota Bukittinggi menjadi kota besar berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah ProvinsiSumatra Tengah masa itu,[19] yang meliputi wilayah Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau sekarang.
Pemerintah Kota menetapkan hari jadi Kota Bukittinggi pada tanggal 22 Desember 1784.[22]
Geografi
Kota Bukittinggi terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatra, dan dikelilingi oleh dua gunung berapi yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Kota ini berada pada ketinggian 909–941 meter di atas permukaan laut, dan memiliki hawa sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1–24.9 °C. Sementara itu, dari total luas wilayah Kota Bukittinggi saat ini (25,24 km²), 82,8% telah diperuntukkan menjadi lahan budidaya, sedangkan sisanya merupakan hutan lindung.
Kota ini memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah, beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan, di antaranya Bukit Ambacang, Bukit Tambun Tulang, Bukit Mandiangin, Bukit Campago, Bukit Kubangankabau, Bukit Pinang Nan Sabatang, Bukit Canggang, Bukit Paninjauan, dan sebagainya. Selain itu, terdapat lembah yang dikenal dengan Ngarai Sianok dengan kedalaman yang bervariasi antara 75–110 m, yang di dasarnya mengalir sebuah sungai yang disebut dengan Batang Masang.
Perkembangan penduduk Bukittinggi tidak terlepas dari berubahnya peran kota ini menjadi pusat perdagangan di dataran tinggi Minangkabau. Hal ini ditandai dengan dibangunnya pasar oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1890 dengan nama loods. Masyarakat setempat mengejanya dengan loih, dengan atap melengkung kemudian dikenal dengan nama Loih Galuang.
Saat ini Bukittinggi merupakan kota terpadat di Provinsi Sumatera Barat, dengan tingkat kepadatan mencapai 4.400 jiwa/km². Jumlah angkatan kerja sebanyak 52.631 orang dan sekitar 3.845 orang di antaranya merupakan pengangguran.[24] Kota ini didominasi oleh etnis Minangkabau, namun terdapat juga etnis Tionghoa, Jawa, Tamil, dan Batak.
Masyarakat Tionghoa datang bersamaan dengan munculnya pasar-pasar di Bukittinggi. Mereka diizinkan pemerintah Hindia Belanda membangun toko/kios pada kaki bukit Benteng Fort de Kock, yang terletak di bagian barat kota, membujur dari selatan ke utara, dan saat ini dikenal dengan nama Kampung Cino. Sementara pedagang India ditempatkan di kaki bukit sebelah utara, melingkar dari arah timur ke barat dan sekarang disebut juga Kampung Keling.
Tahun
2008
2010
Jumlah penduduk
106.045
110.954
Sejarah kependudukan kota Bukittinggi Sumber:[24][25]
Sejak tahun 1918 Kota Bukittinggi telah berstatus gemeente,[37] selanjutnya tahun 1930 wilayah kota ini diperluas menjadi 5,2 km².[38] Pada masa pendudukan Jepang wilayah kota ini kembali diperluas. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia terjadi tumpang tindih batas-batas wilayah kota ini karena penetapan sepihak baik masa Hindia Belanda maupun Jepang.
Saat ini batas wilayah pemerintahan kota dikelilingi oleh Kabupaten Agam, dan konfik antara kedua pemerintah daerah tersebut tentang batas wilayah masih berlanjut,[39] ditambah setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1999 tentang perubahan batas wilayah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Dari peraturan pemerintah (PP) ini luas wilayah Kota Bukittinggi bertambah menjadi 145.29,90 km², dengan memasukkan beberapa nagari yang sebelumnya pada masa pendudukan Jepang berada dalam wilayah administrasi Kota Bukittinggi.[40]
Namun seiring bergulirnya reformasi pemerintahan yang memberikan hak otonomi yang luas kepada kabupaten dan kota, muncul kembali penolakan dari masyarakat Kabupaten Agam atas perluasan dan pengembangan wilayah Kota Bukittinggi tersebut. Bagi masyarakat Kabupaten Agam yang masuk ke dalam wilayah perluasan kota ini, merasa rugi karena dengan kembalinya penerapan model pemerintahan nagari lebih menjanjikan, dibandingkan berada dalam sistem kelurahan. Selain itu timbul asumsi, masyarakat kota yang telah heterogen juga dikhawatirkan akan memberikan dampak kepada tradisi adat dan kekayaan yang selama ini dimiliki oleh nagari.
Kota Bukittinggi memiliki 3 kecamatan dan 24 kelurahan. Luas wilayahnya mencapai 25,24 km² dan penduduk 115.986 jiwa (2017) dengan sebaran 4.595 jiwa/km².[44][45]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bukittinggi, adalah sebagai berikut:
Sejak zaman kolonialis Belanda, kota ini telah menjadi pusat pendidikan di Pulau Sumatra.[46] Dimulai sejak tahun 1872, dengan berdirinya Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers (sekolah guru untuk guru-guru bumiputra) atau dikenal juga dengan nama sekolah radja, yang selanjutnya berkembang menjadi volksschool atau sekolah rakyat. Kemudian pada tahun 1912 muncul Hollandsch Inlandsche School (HIS), yang dilanjutkan dengan berdirinya Sekolah Pamong Opleiding School voor Inlandsch Ambtenaren (OSVIA) tahun 1918. Pada tahun 1926 juga telah berdiri MULO di Kota Bukittinggi.[47]
Pada masa awal kemerdekaan di kota ini pernah berdiri sekolah Polwan dan Kadet serta sekolah Pamong Praja yang pertama di Indonesia.[48] Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan FKIP Universitas Andalas (sekarang Universitas Negeri Padang) juga pertama kali didirikan di kota ini sebelum dipindahkan ke Kota Padang.[49]
Kota Bukittinggi telah memiliki pelayanan kesehatan yang baik, kota dengan luas relatif kecil ini telah memiliki 5 rumah sakit, yaitu 3 milik pemerintah dan 2 milik swasta. Selain itu, juga didukung oleh 5 puskesmas, 6 puskesmas keliling, dan 15 puskesmas pembantu. Salah satu yang utama adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar, merupakan rumah sakit umum milik pemerintah bertipe B dengan jumlah tempat tidur sebanyak 299.[53]
Rumah Sakit Stroke Nasional yang terdapat di kota ini, merupakan rumah sakit milik pemerintah dengan pelayanan khusus penyakit stroke, dan memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 124 buah.[54][55] Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus pengobatan stroke pertama di Indonesia dan ketiga di dunia.[49] Selain itu terdapat juga Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, sebuah rumah sakit swasta yang telah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 136 buah.[53]
Sementara itu untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, sampai tahun 2009 terdapat delapan institusi pendidikan tenaga kesehatan di Kota Bukittinggi. Dua institusi milik pemerintah (Poltekes) dan enam dikelola oleh pihak swasta.[53]
Perhubungan
Kota Bukittinggi berada pada posisi strategis Jalur Lintas Sumatra, yang menghubungkan Padang, Medan, dan Palembang, serta berada di antara Padang dan Pekanbaru. Terminal Aur Kuning merupakan terminal utama untuk angkutan transportasi darat di kota ini. Sementara untuk transportasi dalam kota, tersedia angkutan kota, taksi, dan bendi (kereta kuda). Berdasarkan catatan Dinas Pekerjaan Umum, seluruh jalan di kota ini panjangnya mencapai 196 km, termasuk jalan negara dan jalan provinsi.
Sebelumnya kota ini dilalui oleh jalur kereta api yang menghubungkan Payakumbuh dan Padang yang dibangun sekitar awal abad ke-20. Namun pada dekade 1970-an, sarana transportasi ini tidak diaktifkan lagi. Kota ini juga telah memiliki sarana transportasi udara non-kelas yang bernama Bandar Udara Gadut.[56]
Ekonomi
Perkembangan pasar Loih Galuang yang sekarang disebut juga Pasar Ateh, membuat pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900 mengembangkan sebuah loods ke arah timur, tepatnya pada kawasan pinggang bukit yang berdekatan dengan selokan yang mengalir di kaki bukit. Karena lokasi pasar tersebut berada di kemiringan, masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Pasar Teleng (Miring) atau Pasar Lereng. Perkembangan berikutnya di sekitar kawasan tersebut muncul lagi beberapa pasar, di antaranya Pasar Bawah dan Pasar Banto. Pasar-pasar tradisional di sekitar kawasan Jam Gadang ini, kemudian berkembang menjadi tempat penjualan hasil kerajinan tangan dan cendera mata khas Minangkabau. Dalam penataan pasar, pemerintah Hindia Belanda juga menghubungkan setiap pasar tersebut dengan janjang (anak tangga), dan di antara anak tangga yang terkenal adalah Janjang 40.
Untuk mengurangi penumpukan pada satu kawasan, pemerintah Bukittinggi kemudian mengembangkan kawasan perkotaan ke arah timur dengan membangun Pasar Aur Kuning, yang saat ini merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatra. Disebabkan luas wilayah yang kecil, sektor perdagangan merupakan salah satu pilihan bagi pemerintah Bukittinggi dalam meningkatkan pendapatan penduduknya.
Selain itu pemerintah Bukittinggi juga menelurkan beberapa program dalam mengentaskan kemiskinan, di antaranya pelatihan keterampilan membordir dan pelatihan pembuatan kebaya, serta penumbuhan wirausaha baru.[57] Bordir asli Bukittinggi biasanya menggunakan teknik krancang langsung yang tergolong rumit dan memakan waktu. Ini berbeda dengan barang hasil serupa buatan Tasikmalaya, Jawa Barat yang menggunakan teknik krancang solder.[58]
Pariwisata
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata". Pada tahun 2012, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi kota ini mencapai 26.629 orang.[59] Saat ini di Bukittinggi terdapat sekitar 60 hotel dan 15 biro perjalanan.[60] Hotel-hotel yang terdapat di Bukittinggi antara lain The Hills, Hotel Pusako, dan Grand Rocky Hotel.
Ngarai Sianok merupakan salah satu objek wisata utama. Taman Panorama yang terletak di dalam kota Bukittinggi memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok. Di dalam Taman Panorama juga terdapat gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II yang disebut dengan Lubang Japang. Untuk mengunjungi nagari Koto Gadang di bawah ngarai, wisatawan bisa melalui Janjang Koto Gadang. Jenjang yang memiliki panjang sekitar 1 km ini, memiliki desain seperti Tembok Besar Tiongkok.[61]
Di Taman Bundo Kanduang terdapat replika Rumah Gadang yang berfungsi sebagai museum kebudayaan Minangkabau. Kebun Binatang Bukittinggi dan Benteng Fort de Kock, dihubungkan oleh jembatan penyeberangan yang disebut Jembatan Limpapeh. Jembatan penyeberangan Limpapeh berada di atas Jalan A. Yani yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi.
Pasar Ateh (Pasar Atas) berada berdekatan dengan Jam Gadang yang merupakan pusat keramaian kota. Di Pasar Ateh terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir,[62] serta makanan kecil oleh-oleh khas Sumatera Barat, seperti keripik sanjai (keripik singkong ala daerah Sanjai di Bukittinggi) yang terbuat dari singkong, karupuak jangek yang dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau, dan karak kaliang, sejenis makanan kecil khas Bukittinggi yang berbentuk seperti angka 8.
Olahraga
Masyarakat Bukittinggi sangat menyukai olahraga berkuda, dan setiap tahunnya kota ini mengadakan lomba pacuan kuda di Bukit Ambacang, yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1889.[11] Perlombaan pacuan kuda ini merupakan rangkaian perlombaan pacuan kuda yang diadakan di beberapa kawasan lain di Sumatera Barat. Dengan adanya perlombaan ini, mendorong para peternak kuda untuk tetap bertahan dan memanfaatkan tradisi ini sebagai sumber mata pencarian.[63]
Pers dan Media
Sekitar tahun 1924 di kota ini diterbitkan surat kabar Periodik yang dipimpin oleh S. Moesjafir, kemudian disusul penerbitan surat kabar mingguan Doenia Achirat oleh Sain al Malik dan Soetan Perpatih, namun surat kabar ini tidak berumur panjang. Selain itu beberapa tokoh pers wanita di kota ini seperti Djanewar Djalil dan Sjamsidar Jahja juga menerbitkan surat kabar Soeara Poetri yang mengetengahkan beberapa isu emansipasi wanita.[64]
Pada masa pendudukan Jepang, di kota ini pernah didirikan pemancar radio terbesar untuk Pulau Sumatra. Pemancar ini dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan Perang Asia Timur Raya versi Jepang.[65]
Di kota ini terdapat beberapa stasiun pemancar radio sebagai sarana informasi dan hiburan masyarakat, antara lain: RRI Bukittinggi, Elsi FM,[66] SK FM,[67] dan GRC FM.[68]
Kota Saudara
Kota lain yang menjadi Sister City dari kota Bukittinggi adalah:
^Hasan, Teuku Moehammad (1991). Meester Teuku Moehammad Hasan memoir gubenur Sumatra dari Aceh ke pemersatu bangsa. Papas Sinar Sinanti. ISBN 979-9314-00-3.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^Azizah Etek, Mursyid A. M., Arfan B. R., (2008), Kelah sang demang Jahja Datoek Kajo: pidato otokritik di Volkstraad, 1927-1939, PT LKiS Pelangi Aksara, ISBN 978-979-1283-58-8.
^Bangun, M. Tinjauan ekonomi-sosial & pembangunan sepanjang Sumatra dan Kalimantan Barat,. Yayasan Pola Pembangunan Indonesia.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^Marthias Dusky Pandoe, Julius Pour, (2010), Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas, Penerbit Buku Kompas.
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Oktober 2022. Channel WDiluncurkan3 Januari 2018; 6 tahun lalu (2018-01-03)PemilikOnline Dynamics (M) Sdn. Bhd.Negara MalaysiaKantor pusatDamansara Perdana, Petaling Jaya, Selangor[1]Situs webchannelw.myChannel W adalah saluran televisi Malaysia yang me...
Cette chronologie est une ébauche concernant la science. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Si ce bandeau n'est plus pertinent, retirez-le. Cliquez ici pour en savoir plus. Les informations de sections entières de cet article sont étayées par un nombre insuffisant de références et aucune source de synthèse de qualité garantissant que ce sont les événements scientifiques les plus importants...
TorobuluDesaNegara IndonesiaProvinsiSulawesi TenggaraKabupatenKonawe SelatanKecamatanLaeyaKode pos93461Kode Kemendagri74.05.19.2011 Luas- HaJumlah penduduk- jiwa Koordinat: 4°25′48″S 122°26′54″E / 4.42989°S 122.44842°E / -4.42989; 122.44842 Torobulu Torobulu merupakan salah satu desa di kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pranala luar (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pem...
Statue in Boston, Massachusetts, U.S. Statue of Alexander HamiltonThe statue in 2017ArtistWilliam RimmerMediumGranite sculptureSubjectAlexander HamiltonLocationBoston, Massachusetts, U.S.Coordinates42°21′12.4″N 71°4′20.8″W / 42.353444°N 71.072444°W / 42.353444; -71.072444 A statue of Alexander Hamilton by William Rimmer is installed along Commonwealth Avenue, between Arlington and Berkeley Streets, in Boston, Massachusetts, United States. Description The 18...
Pour les articles homonymes, voir de Rosnay. Joël de RosnayJoël de Rosnay en 2018.BiographieNaissance 12 juin 1937 (86 ans)CurepipeNationalité françaiseActivités Écrivain, conférencier, surfeur, prospectiviste, informaticien, biologiste, professeur d'universitéPère Gaëtan de RosnayMère Natacha de Rosnay (Kolchina) (d)Fratrie Arnaud de RosnayConjoint Stella Candida Jebb (d) (depuis 1959)Enfants Tatiana de RosnayCecilia Fiona Louise de Rosnay (d)Alexis de Rosnay (d)modifier - m...
Inca general This article is about the South American general. For the video game, see QuizQuiz (video game). For the Mississippian culture, see Walls phase. Apo QuizquizQuizquiz (left), while leading Huáscar prisonerDied1535OccupationGeneral Quizquiz or Quisquis was, along with Chalcuchimac and Rumiñawi, one of Atahualpa's leading generals. In April 1532, along with his companions, Quizquiz led the armies of Atahualpa to victory in the battles of Mullihambato, Chimborazo and Quipaipan, whe...
Nama ini menggunakan cara penamaan Spanyol: nama keluarga pertama atau paternalnya adalah Aparicio dan nama keluarga kedua atau maternalnya adalah Martínez. Yalitza AparicioAparicio dalam penayangan Roma tahun 2018LahirYalitza Aparicio Martínez11 Desember 1993 (umur 30)Tlaxiaco, Oaxaca, MeksikoPekerjaanAktrisTahun aktif2018–sekarang Yalitza Aparicio Martínez (pronunciationⓘ) bahasa Spanyol: [ɟaˈlitsa apaˈɾisjo maɾˈtines] adalah aktris Meksiko yang memerankan C...
Solar X-ray Imager (SXI) are full-disc X-ray instruments observing the Sun aboard GOES satellites. The SXI on GOES 12 was the first of its kind and allows the U.S. NOAA to better monitor and predict space weather. Operation The Solar X-ray Imager aboard the GOES 12, GOES 13, GOES 14, and GOES 15 NOAA weather satellites is used for early detection of solar flares, coronal mass ejections (CMEs), and space phenomena that impact human spaceflight and military and commercial satellite communicatio...
« Wall Street » redirige ici. Pour la bourse de New York, voir New York Stock Exchange. Pour les articles homonymes, voir Wall Street (homonymie). Wall Street Panneau indiquant Wall Street. Géographie Arrondissement(s) Manhattan Quartier(s) Financial District Début de la voie Broadway Fin de la voie East River Coordonnées 40° 42′ 22″ nord, 74° 00′ 33″ ouest Géolocalisation sur la carte : New York Wall Street modifier Broad St...
Gabonese football club Football clubFC 105 LibrevilleFull nameFootball Canon 105 de LibrevilleFounded1975; 49 years ago (1975)GroundStade Omar BongoLibreville, GabonCapacity40,000ChairmanLucien Nazaire ApangaLeagueGabon Championnat National D1 Home colours Away colours Football Canon (FC) 105 de Libreville is a Gabonese professional football club based in Libreville. It was founded in 1975 as the club of the army and the police. It plays at the Stade Omar Bongo. Achievements...
Oïl language of France Poitevin–Saintongeaispoetevin–séntunjhaesNative toFranceRegionPays de la LoireNouvelle-AquitaineNative speakers200,000–300,000 (2017)[1]Language familyIndo-European ItalicLatino-FaliscanRomanceItalo-WesternWestern RomanceGallo-RomanceGallo-Rhaetian?[2]OïlPoitevin–SaintongeaisEarly formsOld Latin Vulgar Latin Proto-Romance Old Gallo-Romance Old French Dialects Saintongeais Poitevin Language codesISO 639-3roa-poiGlottologpoit1240 ...
Pour les articles homonymes, voir Longnon. Auguste LongnonFonctionPrésidentSociété de l’histoire de France1894-1895Albert de BroglieJean-François-Albert du Pouget de NadaillacBiographieNaissance 18 octobre 1844Ancien 1er arrondissement de ParisDécès 13 juillet 1911 (à 66 ans)7e arrondissement de ParisNationalité françaiseActivités Historien, romaniste, archiviste, professeur, écrivainAutres informationsA travaillé pour Collège de France (1892-1911)École pratique des...
Codex Harcleianus Leksionari Perjanjian Baru adalah suatu salinan tulisan tangan dari sebuah leksionari, atau kitab berisi bacaan-bacaan dari Alkitab Kristen bagian Perjanjian Baru. Leksionari dapat ditulis dengan huruf-huruf Yunani dengan gaya tulisan uncial atau minuscule,[1] pada lembaran perkamen, papirus, vellum, atau kertas.[2] Leksionari Perjanjian Baru berbeda dengan: Naskah papirus Perjanjian Baru Naskah uncial Perjanjian Baru Naskah minuscule Perjanjian Baru Leksiona...
Disambiguazione – Se stai cercando l'omonimo film, vedi Material Girl (serie televisiva). Questa voce o sezione sugli argomenti singoli rock e singoli pop non cita le fonti necessarie o quelle presenti sono insufficienti. Puoi migliorare questa voce aggiungendo citazioni da fonti attendibili secondo le linee guida sull'uso delle fonti. Segui i suggerimenti dei progetti di riferimento 1, 2. Material Girlsingolo discograficoScreenshot tratto dal video del branoArtistaMadonna Pubblicazio...
Javanese body armor A cuirass being held by a deity, from 10–11th century Nganjuk, East Java. Karambalangan is a type of personal armor from Java. It is a metal coating worn in front of the chest or breastplate.[1]: 320 [2]: 802 History The Kakawin Ramayana (c. 870 AD), which is the Javanese version of Valmiki's epic Ramayana (c. 500 BC), mentions clothing and armor that reflect the era. A member of the royal family is said to wear crown, pad...
Bis SekolahAlbum studio karya Trio Kwek KwekDirilis24 Februari 2001GenrePopLabelIdeal RecordMusica Studio'sKronologi Trio Kwek Kwek Katanya(1998)Katanya1998 Bis Sekolah (2001) Singel dalam album Bis Sekolah Bis Sekolah Kuingat Masa Kecilku Ingat Bunda Karabus String Module Error: Match not foundString Module Error: Match not found Bis Sekolah adalah album musik keenam terakhir karya Trio Kwek Kwek yang dirilis pada tahun 2001. Berisi 12 buah lagu dengan lagu Bis Sekolah, Kuingat Masa Keci...
Mittwoch aus LichtOpera by Karlheinz StockhausenStockhausen in his garden in Kürten on Wednesday, 20 April 2005LibrettistStockhausenLanguageGermanPremiere22 August 2012 (2012-08-22)Birmingham Opera Company Mittwoch aus Licht (English: Wednesday from Light) is an opera by Karlheinz Stockhausen in a greeting, four scenes, and a farewell. It was the sixth of seven to be composed for the opera cycle Licht: die sieben Tage der Woche (Light: The Seven Days of the Week), and the last...
Location of Pike County in Kentucky This is a list of the National Register of Historic Places listings in Pike County, Kentucky. This is intended to be a complete list of the properties and districts on the National Register of Historic Places in Pike County, Kentucky, United States. The locations of National Register properties and districts for which the latitude and longitude coordinates are included below, may be seen in a map.[1] There are 16 properties and districts listed on ...