Paleontologi (Bahasa Inggris: Paleontology (/ˌpeɪliɒnˈtɒlədʒi,ˌpæli-,-ən-/), juga dapat dieja sebagai palaeontology[a] atau palæontology) adalah ilmu yang mempelajari kehidupan praaksara. Paleontologi mencakup studi fosil untuk menentukan evolusi suatu organisme dan interaksinya dengan organisme lain beserta lingkungannya (paleoekologi). Pengamatan paleontologi telah didokumentasikan sejak abad ke 5 sebelum masehi. Ilmu paleontologi berkembang pada abad ke-18 ketika Georges Cuvier melakukan penelitian anatomi komparatif, dan berkembang secara cepat pada abad ke 19. Istilah paleontologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, παλαιός, palaios, "tua, kuno", ὄν, on (gen.ontos), "makhluk hidup" dan λόγος, logos, "ucapan, pemikiran, ilmu".[1]
Paleontologi merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan biologi dan geologi, tetapi berbeda dengan arkeologi karena paleontologi tidak memasukkan kebudayaan manusia modern di dalam studinya. Paleontologi kini mendayagunakan berbagai metode ilmiah dalam sains, mencakup biokimia, matematika, dan teknik. Penggunaan berbagai metode ini memungkinkan paleontolog untuk mengungkap sejarah evolusioner kehidupan, yaitu ketika bumi menjadi mampu mendukung terciptanya kehidupan, hampir 4 miliar tahun yang lalu.[2] Dengan pengetahuan yang terus meningkat, paleontologi kini memiliki subdivisi yang terspesialisasi, beberapa fokus pada jenis fosil tertentu, yang lain mempelajari sejarah lingkungan dalam paleoekologi, dan yang lain mempelajari iklim purba dalam paleoklimatologi.
Fosil tubuh dan fosil jejak adalah jenis-jenis bukti utama mengenai kehidupan purbakala. Sementara itu, bukti geokimia membantu untuk mempelajari evolusi kehidupan sebelum organisme berevolusi cukup besar untuk meninggalkan fosil tubuh. Memperkirakan usai dari bukti-bukti tersebut merupakan hal yang penting, namun sulit: terkadang batu yang bersebalahan memungkinkan penanggalan radiometrik, yang memberi waktu absolut yang akurat hingga 0.5%, namun paleontolog lebih sering mengandalkan penanggalan relatif dengan menyusun dan memahami "potongan teka-teki gambar" dari biostratigrafi (susunan lapisan batuan dari yang paling muda hingga paling tua) setempat. Mengklasifikasikan organisme purba juga sulit, karena banyak dari mereka tidak cocok dengan baik pada metode Taksonomi Linnaeus, membuat paleontolog umumnya lebih sering menggunakan kladistika. Filogenetika molekuler belakangan ini juga digunakan untuk menentukan usia kapan suatu spesies muncul dan berpisah dengan membandingkan kesamaan DNA pada genom hewan. Namun ada kontroversi mengenai keandalan dari jam molekuler, karena estimasinya yang beragam.
Ringkasan
Definisi paling sederhana dari paleontologi adalah studi mengenai kehidupan kuno.[3] Cabang ilmu ini mencari informasi mengenai beberapa aspek organisme-organisme di masa lampau: "asal-usul dan identitasnya, lingkungan dan evolusinya, dan apa yang mereka dapat memberitahu kita mengenai masa lalu organik dan anorganik Bumi".[4]
Ilmu sejarah
William Whewell (1794–1866) mengklasifikasikan paleontologi sebagai salah satu ilmu sejarah, bersamaan dengan arkeologi, geologi, astronomi, kosmologi, filologi dan sejarah itu sendiri:[5] Paleontologi bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena di masa lalu untuk merekontruksi penyebab-penyebabnya.[6] Oleh karena itu, ilmu ini memiliki tiga elemen utama: deskripsi fenomena-fenomena di masa lalu; mengembangkan sebuah teori umum mengenai penyebab berbagai jenis perubahan; dan mengaplikasikan teori-teori tersebut untuk suatu fakta yang spesifik.[7] Saat mencoba menjelaskan masa lalu, paleontolog dan ahli ilmu sejarah lainnya biasanya membangun satu atau lebih hipotesis mengenai penyebab-penyebabnya, lalu mencari sebuah "tembakan berasap" ("smoking gun"), yaitu sebuah bukti yang mendukung suatu hipotesis dengan kuat daripada hipotesis lainnya.[8] Terkadang, peneliti menemukan "tembakan berasap" ini secara keberuntungan yang tidak disengaha saat penelitian mengenai hal yang lain. Sebagai contoh, penemuan iridium, sebuah logam yang biasanya berasal dari luar Bumi, pada lapisan perbatasan Kapur-Paleogen oleh Luis dan Walter Alvarez pada 1980 membuat tumbukan asteroid menjadi penjelasan Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen yang paling disukai (meski masih terdapat debat yang berlangung mengenai kontribusi dari vulkanisme).[6]
Sebuah pendekatan komplementer untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, yaitu sains percobaan,[9] disebut-sebut[oleh siapa?] bekerja dengan melaksanakan eksperimen untuk membantah hipotesis-hipotesis mengani cara kerja dan penyebab sebuah fenomena alami. Pendekatan ini tidak bisa membuktikan sebuah hipotesis, karena beberapa eksperimen yang dilakukan belakangan dapat membantahnya, namun penumpukan kegagalan untuk membantah biasanya dapat menjadi bukti kuat untuk mendukung suatu hipotesis yang lainnya. Namun, saat dihadapkan dengan fenomena yang sama sekali tidak terduga, seperti pada bukti pertama radiasi tak terlihat, ahli ilmu percobaan biasanya menggunakan pendekatan yang sama dengan ahli ilmu sejarah: membangun serangkaian hipotesis mengenai penyebab, lalu menjadi tembakan berasap-nya.[6]
Ilmu yang berhubungan
Paleontologi berada diantara biologi dan geologi karena ilmu ini berfokus kepada catatan mengenai kehidupan di masa lalu, namun sumber bukti utamanya adalah fosil pada bebatuan.[10][11] Karena alasan sejarah, paleontologi merupakan bagian dari departemen geologi pada banyak universitas: pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, departemen-departemen geologi menemukan kepentingan bukti fosil untuk menanggali bebatuan, sementara departemen-departemen biologi kurang tertarik.[12]
Paleontologi juga memiliki aspek yang bertumpang tindih dengan arkeologi, yang sebagian besar mempelajari dan bekerja dengan objek-objek yang dibuat oleh manusia dan dengan sisa-sisa manusia, sementara paleontologi tertarik mengnai karakteristik-karakteristik dan evolusi manusia sebagai sebuah spesies. Saat menangani bukti-bukti mengenai manusia, paleontolog dan arkeolog dapat bekerjasama. Sebagai contoh, paleontolog dapat mengidentifikasi fosil-fosil hewan atau tumbuhan disekitar sebuah situs arkeologi, untuk mengetahui orang-orang yang pernah hidup disana, dan apa yang mereka makan; atau mereka dapat menganalisa iklim pada waktu saat orang-orang disana pernah tinggal.[13]
Selain itu, paleontologi biasa "meminjam" teknik-teknik atau keahlian dari bidang lainnya, termasuk biologi, osteologi, ekologi, kimia, fisika dan matematika.[14] Sebagai contoh, tanda geokimia pada bebatuan dapat membantu mengungkap kapan kehidupan pertamakali muncul di Bumi,[15] sementara analisis rasio isotopkarbon dapat membantu mengidentifikasi perubahan iklim dan bahkan membantu menjelaskan transisi-transisi besar seperti Peristiwa kepunahan Perm–Trias.[16] Sebuah disiplin ilmu yang relatif baru, filogenetika molekuler, membandingkan DNA dan RNA pada organisme moderen untuk merekonstruksi ulang pohon keluarga leluhur-leliuhur evolusioner mereka. Cabang itu juga telah digunakan untuk memperkirakan waktu letak perkembangan-perkembangan evolusioner penting terjadi, meski pendekatan ini kontroversial karena ketidakyakinan mengenai keandalan jam molekuler.[17] Teknik-teknik dari keinsinyuran juga telah digunakan untuk menganalisa bagaimana tubuh organisme kuno bekerja, seperti dalam memperkirakan kecepatan berlari dan kekuatan gigitan Tyrannosaurus,[18][19] atau mekanika terbang Microraptor.[20] Mempelajari detail-detail internal fosil menggunakan mikrotomografi sinar-X juga telah menjadi hal yang relatif lumrah pada paleontologi.[21][22] Paleontologi, biologi, arkeologi dan paleoneurobiologi bersatu untuk mempelajari cetakan endokranial spesies-spesies yang berkerabat dengan manusia untuk mengklarifikasi evolusi otak manusia.[23]
Paleontologi bahkan juga berkontribusi untuk astrobiologi, yaitu ilmu yang mempelajari kemungkinan kehidupan untuk tinggal di planet lainnya, dengan cara mengembangkan model mengenai bagaimana kehidupan dapat muncul dan dengan memberi teknik-teknik untuk mendeteksi bukti kehidupan.[24]
Alih-alih berfokus pada organisme-organisme individual, paleoekologi mempelajari hubungan-hubungan antara organisme-organisme kuno yang berbeda, seperti mempelajari rantai makanan mereka, dan hubungan dua-jalur antara mereka dan lingkungan mereka.[27] Sebagai contoh, perkembangan fotosintesis oksigenik pada bakteri menyebabkan oksigenasi atmosfer dan meningkatkan produktifitas dan keanekaragaman ekosistem secara drastis.[28] Secara bersamaan, hal-hal tersebut mengarah ke evolusi sel-sel eukaryotik kompleks, yang nantinya akan melahirkan semua organi sme multisel yang akan datang.[29]
Paleoklimatologi, meski terkadang dianggap sebagai bagian dari paleoekologi,[26] lebih berfokus kepada sejarah iklim Bumi dan mekanisme-mekanisme yang telah mengubahnya[30] – yang terkadang mencakup perkembangan evolusioner, seperti pada saat penyebaran cepat tumbuhan daratan pada periode Devon mengambil lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer, mengurangi gas rumah kaca dan akhirnya mengarah ke peristiwa zaman es pada periode Karbon[31]
Biostratigrafi, penggunaan fosil untuk mengurutkan waktu kronologis pembentukan batuan, sangat berguna untuk paleontolog dan geolog.[32]Biogeografi juga berhubungan dengan geologi, dan mempelajari distribusi spasial organisme dan menjelaskan bagaimana geografi Bumi telah berubah seiring waktu.
Fosil-fosil tubuh organisme biasanya menjadi jenis bukti yang paling informatif. Salah satu jenis fosil yang paling sering dijumpai adalah fosil kayu, tulang, dan cangkang.[33]Fosilisasi adalah sebuah peristiwa yang langka, dan kebanyakan fosil telah hancur karena erosi atau metamorfisme sebelum mereka ditemukan dan digali oleh ilmuwan. Oleh karena itu catatan fosil sangat tidak lengkap. Semakin jauh mengintip ke masa lampau, semakin tak lengkap pula catatan fosilnya. Meski begitu, catatan fosil biasanya cukup untuk mengilustrasikan pola-pola sejarah kehidupan secar luas.[34] Catatan fosil juga memiliki beberapa bisa: lingkungan-lingkungan yang berbeda yang dapat lebih sesuai untuk proses pengawetan berbagai jenis organisme atau bagian-bagian tubuh organisme.[35] Selain itu, bagian organisme yang terawetkan biasanya adalah bagian-bagian yang termineralisasi, seperti cangkang moluska atau tulang. Karena kebanyakan spesies hewan memiliki tubuh halus, mereka sudah hancur dan membusuk sebelum terfosilisasi. Oleh karena itu, meski sekarang terdapat lebih dari 30 filum hewan yang masih hidup, dua pertiganya tidak pernah ditemukan fosilnya.[36]
Terkadang, kondisi-kondisi lingkungan yang tak biasa dapat mengawetkan jaringan lunak.[37]Lagerstätte (jamak: lagerstätten) ini memungkinkan paleontolog untuk mempelajari anatomi dalam hewan, yang pada sedimen lain hanya diwakili oleh cangkang, rusuk, cakar, atau lainnya (itupun kalau hewan tersebut terawetkan sama sekali). Meski begitu, bahkan lagerstätten sekalipun mewakili sebuah potret kehidupan yang tidak lengkap pada masa itu. Kebanyakan organisme yang hidup pada masa waktu itu barangkali tidak terwakili karena lagerstätten hanya terbatas pada segelintir jenis lingkungan, seperti pada saat organisme-organisme bertubuh lunak dapat terawetkan dengan cepat karena peristiwa-peristiwa seperti longsor lumpur; dan peristiwa-peristiwa istimewa yang menyebabkan penguburan dengan cepat, yang menyulitkan peneliti untuk mempelajari lingkungan asli hewan disana hidup.[38] Kurangnya catatan fosil berarti organisme-organisme diharapkan untuk telah hidup jauh sebelum dan setelah mereka ditemukan di catatan fosil – suatu hal yang dikenal sebagai Efek Signor–Lipps.[39]
Fosil jejak sebagian besar terdiri dari jejak kaki dan galian, namun juga mencakup koprolit (fosil tinja) dan tanda-tanda bekas makan.[33][40] Fosil jejak signifikan terkhususnya karena mereka mewakili sebuah sumber data yang tidak terbatas pada hewan dengan bagian-bagian keras termineralisasi yang mudah terfosilisasi, dan mereka mewakili perilaku suatu organisme. Selain itu, kebanyakan fosil jejak berasal dari waktu yang jauh lebih awal daripada fosil tubuh hewan-hewan yang dianggap telah mampu untuk menghasilkannya.[41] Meski mencocokan sebuah fosil jejak kepada pembuatnya tidak mungkin, fosil jejak, contohnya, dapat menyediakan bukti fisik terawal kemunculan hewan yang lumayan kompleks (setara dengan cacing tanah).[40]
Pengamatan-pengamatan geokimia dapat membantu menentukan tingkat aktifitas biologis dalam skala global pada suatu periode, atau afinitas fosil-fosil tertentu. Sebagai contoh, ciri geokimiawi batuan dapat mengungkap kapan kehidupan pertamakali muncul di Bumi,[42] dan dapat memberi bukti keberadaan sel-sel eukaryota, yang nantinya akan mengarah ke semua organisme multisel.[43] Analisis perbandingan isotop karbon dapat membantu menjelaskan transisi-transisi besar pada sejarah Bumi, seperti pada Peristiwa kepunahan Perm–Trias.[44]
Penamaan kelompok-kelompok organisme dengan cara yang jelas dan disetujui dengan luas adalah perihal yang penting, karena beberapa pertentangan pada paleontologi telah didasari hanya pada kesalahpahaman penamaan organisme.[45]Taksonomi Linnaeus umumnya digunakan untuk mengklasifikasikan organisme hidup, namun mengalami kesulitan saat menangani organisme-organisme yang baru ditemukan yang sangat berbeda dengan organisme-organisme lainnya yang sudah diketahui. Sebagai contoh: sulit untuk memutuskan tingkat apa pengelompokan tingkat yang lebih tinggi akan ditempatkan (seperti genus, famili atau ordo). Hal ini penting karena peraturan Linnaeus untuk menamai kelompok terhubung dengan peringkat mereka, oleh karena itu bila suatu kelompok dipindahkan ke tingkat yang berbeda, maka kelompok tersebut harus dinamai ulang.[46]
Paleontolog biasanya menggunakan pendekatan bedasarkan kladistika, yaitu sebuah cara untuk mencari tahu suatu pohon keluarga evolusioner serangkaian organisme.[45] Kladistika bekerja bedasarkan logika bahwa bila kelompok B dan C memiliki lebih banyak kemiripan dengan satu sama lain ketimbang dengan kelompok A, maka B dan C berkerabat lebih dekat dengan satu sama lain ketimbang dengan A. Ciri yang dibandingkan dapat bersifat anatomis, seperti adanya notokorda, atau molekuler, yaitu dengan cara membandingkan deretan rangkaian DNA atau protein. Hasil dari sebuah analisis kladistika yang berhasil adalah sebuah hirarki klad – kelompok-kelompok dengan satu leluhur bersama. Idealnya, suatu pohon keluarga hanya memiliki dua cabang dari satu titik ("persimpangan"), namun terkadang hanya terdapat sangat sedikit informasi untuk mencapai hal ini, dan para paleontolog harus puas dengan persimpangan dengan lebih dari dua cabang. Teknik kladistika terkadang dapat keliru, karena beberapa ciri, seperti sayap atau mata kamera, berevolusi lebih dari sekali secara konvergen. Hal ini harus dipertimbangkan saat melaksanakan analisis.[47]
Ciri berdarah panas berevolusi disekitar transisi syinapsida ke mamalia.
? Ciri berdarah panas juga harus berevolusi pada titik-titik ini – sebuah contoh evolusi konvergen.[47]
Biologi perkembangan evolusioner, biasanya disingkat sebagai evo-devo, juga membantuk paleontolog untuk menghasilkan pohon keluarga organisme kuno dan memahami fosil.[48] Contohnya, perkembangan embrio pada beberapa brakiopoda moderen menyarankan bahwa kelompok hewan ini kemungkinan merupakan keturunan dari hewan halkieriid, yang punah pada periode Kambrium.[49]
Paleontologi bertujuan untuk memetakan bagaimana kehidupan berubah seiring waktu. Salah satu halangan substansial pada hal ini adalah kesulitan untuk menentukan seberapa tua suatu fosil. Lapisan batuan yang mengawetkan fosil-fosil biasanya tidak memiliki elemen-elemen radioaktif yang dibutuhkan untuk melaksanakan penanggalan radiokarbon. Teknik ini adalah satu-satunya cara paleontolog untuk memberi batuan yang usianya lebih tua dari 50 juta tahun sebuah umur absolut, dan memiliki keakuratan sampai sekitar 0.5% atau lebih baik.[50] Meski penanggalan radiometrik membutuhkan pekerjaan di laboratorium dengan penuh kehati-hatian, prinsip dasarnya sederhana: laju meluruhnya elemen radioaktif telah diketahui, maka perbandingan elemen radioaktif dengan elemen yang merupakan hasil dari peluruhan elemen radioaktif tersebut menunjukkan seberapa lama yang lalu elemen radioaktif tersebut masuk kedalam batuan. Elemen radioaktif biasanya digunakan hanya pada batuan dengan asal-usul vulkanik, sehingga bebatuan penyandang fosil yang hanya dapat ditanggali secara radiometrik hanyalah segelintir lapisan abu vulkanik.[50]
Oleh karena itu, paleontolog biasanya harus mengandalkan stratigrafi untuk menanggali fosil. Stratigrafi adalah ilmu yang mengartikan catatan sedimen mirip lapisan kue, dan telah dibandingkan dengan menyelesaikan teka teki gambar.[51]
Bebatuan biasanya membentuk lapisan yang relatif horizontal, dengan tiap lapisan yang terbentuk, lebih muda daripada yang ada dibawahnya. Bila sebuah fosil ditemukan diantara dua lapisan dengan umur yang telah diektahui, maka umur dari fosil tersebut seharusnya berada diantara dua umur yang telah diketahui.[52]
Fosil-fosil indeks yang umumnya digunakan untuk menanggali batuan di timur laut Amerika Serikat
Karena deretan batuan tidak sinambung, dan biasanya terpotong dengan patahan atau periode erosi, mencocokkan lapisan batuan yang tidak berada disamping satu sama lainnya sangat sulit. Namun, fosil-fosil spesies yang selamat selama periode waktu yang relatif pendek dapat digunakan untuk mengubungan bebatuan terisolasi: teknik ini dikenal sebagai biostratigrafi. Contohnya, spesies conodontEoplacognathus pseudoplanus hanya hidup pada jangka waktu yang pendek di periode Ordovisium Tengah.[53] Bila sebuah batuan dengan umur yang tidak diketahui memiliki sisa-sisa E. pseudoplanus, maka batuan tersebut pasti berasal dari periode Ordovisium Tengah. Fosil indeks semacam itu harus kentara (khas), terdistribusi secara global, dan memiliki jangkauan waktu yang pendek untuk menjadi berguna. Namun, hasil yang menyesatkan dapat dihasilkan bila fosil indeksnya ternyata memiliki jangkauan fosil yang lebih panjang daripada yang sebelumnya diketahui.[54] Stratigrafi dan biostratigrafi dapat secara umum memberi hanya penanggalan relatif (A ada sebelum B, dan semacamnya), yang biasanya cukup untuk mempelajari evolusi. Namun, hal ini sulit untuk beberapa periode waktu, karena masalah-masalah yang terlibat pada mencocokan batuan dengan usia yang sama pada benua yang berbeda.[54]
Hubungan pohon keluarga dapat juga membantu mempersempit tanggal suatu garis keturunan muncul. Contohnya, bila fosil-fosil B atau C berasal dari X juta tahun lalu dan pohon-keluarga yang dihitung mengatakan A adalah leluhur B dan C, maka A seharusnya berevolusi lebih dari X juta tahun lalu.
Juga mungkin untuk memperkirakan seberapa lama yang lalu dua klad hidup terpisah – i.e. kurang lebih seberapa lama lalu leluhur bersama terakhir mereka hidup – dengan menganggap bahwa mutasi DNA terakumulasi pada laju yang konstan. Namun hal ini, yang dikenal sebagai teknik jam molekuler, bisa salah, dan hanya memberi penentuan waktu dengan perkiraan yang tinggi: contohnya, mereka tidak cukup akurat dan dapat diandalkan untuk menentukan kapan kelompok-kelompok yang muncul pada Letusan Kambrium muncul,[55] dan perkiraan yang dihasilkan oleh teknik-teknik yang berbeda dapat bervariasi sampai dua kali lipat.[56]
^Laudan, R. (1992). "What's so Special about the Past?". Dalam Nitecki, M.H.; Nitecki, D.V. History and Evolution. SUNY Press. hlm. 58. ISBN0-7914-1211-3. To structure my discussion of the historical sciences, I shall borrow a way of analyzing them from the great Victorian philosopher of science, William Whewell [...]. [...] while his analysis of the historical sciences (or as Whewell termed them, the palaetiological sciences) will doubtless need to be modified, it provides a good starting point. Among them he numbered geology, paleontology, cosmogony, philology, and what we would term archaeology and history.
^Laudan, R. (1992). "What's so Special about the Past?". Dalam Nitecki, M.H.; Nitecki, D.V. History and Evolution. SUNY Press. hlm. 58. ISBN0-7914-1211-3. [Whewell] distinguished three tasks for such a historical science (1837 [...]): ' the Description of the facts and phenomena; – the general Theory of the causes of change appropriate to the case; – and the Application of the theory to the facts.'
^Perreault, Charles (2019). "The Search for Smoking Guns". The Quality of the Archaeological Record. Chicago: University of Chicago Press. hlm. 5. ISBN978-0226631011. Diakses tanggal January 9, 2020. Historical scientists successfully learn about the past by employing a 'smoking-gun' approach. They start by formulating multiple, mutually exclusive hypotheses and then search for a "smoking gun" that discriminates between these hypotheses [...].
^"'Historical science' vs. 'experimental science'". National Center for Science Education. October 25, 2019. Diakses tanggal January 9, 2020. Philosophers of science draw a distinction between research directed towards identifying laws and research which seeks to determine how particular historical events occurred. They do not claim, however, that the line between these sorts of science can be drawn neatly, and certainly do not agree that historical claims are any less empirically verifiable than other sorts of claims. [...] 'we can separate their two enterprises by distinguishing means from ends. The astronomer's problem is a historical one because the goal is to infer the properties of a particular object; the astronomer uses laws only as a means. Particle physics, on the other hand, is a nomothetic discipline because the goal is to infer general laws; descriptions of particular objects are only relevant as a means.'
^"paleontology | science". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal August 24, 2017. Diakses tanggal August 24, 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Laudan, R. (1992). "What's so Special about the Past?". Dalam Nitecki, M.H.; Nitecki, D.V. History and Evolution. SUNY Press. hlm. 57. ISBN0-7914-1211-3.
^Twitchett R.J.; Looy C.V.; Morante R.; Visscher H.; Wignall P.B. (2001). "Rapid and synchronous collapse of marine and terrestrial ecosystems during the end-Permian biotic crisis". Geology. 29 (4): 351–54. Bibcode:2001Geo....29..351T. doi:10.1130/0091-7613(2001)029<0351:RASCOM>2.0.CO;2.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Meers, M.B. (August 2003). "Maximum bite force and prey size of Tyrannosaurus rex and their relationships to the inference of feeding behavior". Historical Biology. 16 (1): 1–12. doi:10.1080/0891296021000050755.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Bruner, Emiliano (November 2004). "Geometric morphometrics and palaeoneurology: brain shape evolution in the genus Homo". Journal of Human Evolution. 47 (5): 279–303. doi:10.1016/j.jhevol.2004.03.009. PMID15530349.
^ ab"What is Paleontology?". University of California Museum of Paleontology. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 3, 2008. Diakses tanggal September 17, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hoehler, T.M.; Bebout, B.M.; Des Marais, D.J. (July 19, 2001). "The role of microbial mats in the production of reduced gases on the early Earth". Nature. 412 (6844): 324–27. Bibcode:2001Natur.412..324H. doi:10.1038/35085554. PMID11460161.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Paleoclimatology". Ohio State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2007. Diakses tanggal September 17, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"What is paleontology?". University of California Museum of Paleontology. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 16, 2008. Diakses tanggal September 17, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^e.g. Seilacher, A. (1994). "How valid is Cruziana Stratigraphy?". International Journal of Earth Sciences. 83 (4): 752–58. Bibcode:1994GeoRu..83..752S. doi:10.1007/BF00251073.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Brocks, J.J.; Logan, G.A.; Buick, R.; Summons, R.E. (1999). "Archaean molecular fossils and the rise of eukaryotes". Science. 285 (5430): 1033–36. Bibcode:1999Sci...285.1033B. doi:10.1126/science.285.5430.1033. PMID10446042.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Twitchett R.J.; Looy C.V.; Morante R.; Visscher H.; Wignall P.B. (2001). "Rapid and synchronous collapse of marine and terrestrial ecosystems during the end-Permian biotic crisis". Geology. 29 (4): 351–54. Bibcode:2001Geo....29..351T. doi:10.1130/0091-7613(2001)029<0351:RASCOM>2.0.CO;2.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Garwood, Russell J.; Sharma, Prashant P.; Dunlop, Jason A.; Giribet, Gonzalo (2014). "A Paleozoic Stem Group to Mite Harvestmen Revealed through Integration of Phylogenetics and Development". Current Biology. 24 (9): 1017–23. doi:10.1016/j.cub.2014.03.039. PMID24726154.
^Cohen, B.L.; Holmer, L.E.; Luter, C. (2003). "The brachiopod fold: a neglected body plan hypothesis". Palaeontology. 46 (1): 59–65. Bibcode:2003Palgy..46...59C. doi:10.1111/1475-4983.00287.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Pufahl, P.K.; Grimm, K.A.; Abed, A.M.; Sadaqah, R.M.Y. (October 2003). "Upper Cretaceous (Campanian) phosphorites in Jordan: implications for the formation of a south Tethyan phosphorite giant". Sedimentary Geology. 161 (3–4): 175–205. Bibcode:2003SedG..161..175P. doi:10.1016/S0037-0738(03)00070-8.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Löfgren, A. (2004). "The conodont fauna in the Middle Ordovician Eoplacognathus pseudoplanus Zone of Baltoscandia". Geological Magazine. 141 (4): 505–24. Bibcode:2004GeoM..141..505L. doi:10.1017/S0016756804009227.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abGehling, James; Jensen, Sören; Droser, Mary; Myrow, Paul; Narbonne, Guy (March 2001). "Burrowing below the basal Cambrian GSSP, Fortune Head, Newfoundland". Geological Magazine. 138 (2): 213–18. Bibcode:2001GeoM..138..213G. doi:10.1017/S001675680100509X.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hug, L.A.; Roger, A.J. (2007). "The Impact of Fossils and Taxon Sampling on Ancient Molecular Dating Analyses". Molecular Biology and Evolution. 24 (8): 889–1897. doi:10.1093/molbev/msm115. PMID17556757.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
1947 film by W. Lee Wilder The PretenderTheatrical release posterDirected byW. Lee WilderWritten byDon MartinDoris MillerProduced byW. Lee WilderStarringAlbert DekkerCatherine CraigCharles DrakeAlan CarneyCinematographyJohn AltonEdited byJohn F. Link Sr.Asa Boyd ClarkMusic byPaul DessauProductioncompanyW. Lee Wilder ProductionsDistributed byRepublic PicturesRelease date August 13, 1947 (1947-08-13) (United States) Running time69 minutesCountryUnited StatesLanguageEnglish Th...
François GautierLahir1950 (umur 73–74)Paris, PrancisTempat tinggalAuroville, PondicherryPekerjaanWartawan, sejarawan dan kolumnisOrganisasiFoundation for Advancement of Cultural TiesSuami/istriNamrita Bindra GautierKarier menulisGenrePolitik, Hak Hindu, HindutvaTemaPolitik, Hindutva, Sejarah IndiaKarya terkenalThe Wonder that is India, Un Autre regard sur l'IndePenghargaanPanchjanya's Nachiketa Awards, Bipin Chandra Pal AwardTahun aktif1982–sekarangSitus webwww.franco...
Grigory Panteleyevich KravchenkoNama asliГригорий Пантелеевич КравченкоLahir12 Oktober [K.J.: 29 September] 1912Meninggal23 Februari 1943 (usia 30)Pengabdian Uni SovietDinas/cabang Angkatan Udara Uni SovietLama dinas1931 – 1943PangkatLetnan-Jenderal PenerbanganKesatuanDivisi Penerbangan Campuran ke-11Perang/pertempuranPertempuran Khalkhin GolPerang Musim DinginPerang Dunia IIPenghargaanPahlawan Uni Soviet (dua kali) Grigory Panteleyevich Kravchenko (Rus...
Keston BledmanKeston Bledman pada Olimpiade 2012 di LondonInformasi pribadiKewarganegaraanTrinidad and TobagoLahir08 Maret 1988 (umur 36)San Fernando, Trinidad and TobagoTinggi183 m (600 ft 5 in)Berat75 kg (165 pon) (165 pon) OlahragaOlahragaTrek dan lapanganLombaLari cepatPrestasi dan gelarPeringkat pribadi terbaik100m: 9.86 (Trinidad 2012)200m: 20.73 (Lappeenranta 2008) Rekam medali Atletik putra Mewakili Trinidad dan Tobago Permainan Olimpiade 2008 Beiji...
Melayu DeliOrang Melayu Deliملایو دليPasangan Melayu Deli mengenakan pakaian adat Melayu Deli di Istana Maimun.Daerah dengan populasi signifikanSumatera Utara(terutama di Medan dan Deli Serdang)BahasaMelayu Deli dan Melayu MedanAgamaIslam SunniKelompok etnik terkaitMelayu SerdangMelayu LangkatBatak Karo Suku Melayu Deli (Jawi: ملایو دلي) adalah salah satu kelompok etnis Melayu yang menyebar dan menetap di pesisir timur Sumatera Utara; terutama bermukim di wilayah Kota Medan da...
يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (نوفمبر 2019) البطولة الوطنية المجرية 1969 تفاصيل الموسم البطولة الوطنية المجرية النسخة 68 البلد المجر المنظم �...
Brigata Sostegno Aviazione dell'EsercitoScudetto della Brigata Aviazione dell'Esercito Descrizione generaleAttiva2001 - oggi Nazione Italia Servizio Esercito Italiano TipoAviazione RuoloSupporto, Sostegno, Logistica militare, Utility DimensioneBrigata Guarnigione/QGAeroporto di Viterbo Parte diComando Aviazione dell'Esercito ComandantiComandante attualeCol. Antonio VILLANI Voci su unità militari presenti su Wikipedia La Brigata Sostegno Aviazione dell'Esercito è una brigata aerea ...
Gaelic football event All-Ireland Minor Football Championship 2023Championship detailsDates5 April – 9 July 2023Teams31All-Ireland ChampionsWinning teamDerry (6th win)CaptainFionn McEldowneyManagerDamian McErleanAll-Ireland FinalistsLosing teamMonaghanCaptainMatthew CarolanManagerDermot MaloneProvincial ChampionsMunsterKerryLeinsterDublinUlsterDerryConnachtMayoChampionship statisticsNo. matches played76Goals total199 (2.61 per game)Points total1637 (21.53 per game)Top Scorer Max McGinnity (...
Guerra de Independência da Guiné-Bissau Guerra Colonial Portuguesa Soldados do PAIGC hasteando a bandeira da Guiné-Bissau em 1974 Data 17 de Julho de 1961 a 10 de Setembro de 1974 Local Guiné-Bissau, Senegal e Guiné Desfecho Independência da Guiné-Bissau Beligerantes Portugal PAIGC (FARP) Guiné Cuba[1] Senegal (1961-1966)[2]FLING (1961-1966)[2] Comandantes Arnaldo Schulz Fernando Louro de Sousa Vasco António Martins Rodrigues António de Spínola Otelo Saraiva de Carvalho Bette...
2008 House elections in Virginia 2008 United States House of Representatives elections in Virginia ← 2006 November 4, 2008 (2008-11-04) 2010 → All 11 Virginia seats to the United States House of Representatives Majority party Minority party Party Democratic Republican Last election 3 8 Seats won 6 5 Seat change 3 3 Popular vote 1,852,788 1,590,687 Percentage 53.01% 45.51% Swing 11.78% 7.72% Election results by district Ele...
Ираклеониты — ученики гностика Ираклеона (II век). Упоминаются как особая секта Епифанием и Августином; при крещении и миропомазании они соблюдали обряд помазания елеем и при этом произносили воззвания на арамейском языке, которые должны были освободить душу от власт�...
Taça das NaçõesTournament detailsHost countryBrazilCityRio de Janeiro, São PauloDates30 May – 7 June 1964Teams4 (from 2 confederations)Venue(s)2 (in 2 host cities)Final positionsChampions Argentina (1st title)Runners-up BrazilThird place PortugalFourth place EnglandTournament statisticsMatches played6Goals scored19 (3.17 per match)Attendance277,000 (46,167 per match)Top scorer(s)Five players(2 goals each)International football competition The...
Historic district in Florida, United States United States historic placeDowntown Miami Historic DistrictU.S. National Register of Historic PlacesU.S. Historic district Downtown Miami skyline in the early 1930sShow map of MiamiShow map of FloridaShow map of the United StatesLocationDowntown, Miami, FloridaCoordinates25°46′28.8546″N 80°11′30.8652″W / 25.774681833°N 80.191907000°W / 25.774681833; -80.191907000Architectural styleModerne, Classical Revival,...
Late 8th-century–1215 Iranian dynasty from Ghor, modern Afghanistan Ghurid dynasty786–12151203KHWARAZMIANEMPIREKIPCHAKSABBASIDCALIPHATEZENGIDSYADAVASPARA-MARASCHANDELASQOCHOQARA KHITAIKARA-KHANIDS ◁ ▷ Map of Ghurid territory, before the assassination of Muhammad of Ghor.[1][2][3] In the west, Ghurid territory extended to Nishapur and Merv,[4][5] while Ghurid troops reached as far as Gorgan on the shores of the Caspian Sea.[6][7] ...
American government official (born 1954) Gina McCarthy1st White House National Climate AdvisorIn officeJanuary 20, 2021 – September 16, 2022PresidentJoe BidenDeputyAli ZaidiPreceded byPosition establishedSucceeded byAli Zaidi13th Administrator of the Environmental Protection AgencyIn officeJuly 18, 2013 – January 20, 2017PresidentBarack ObamaDeputyBob PerciasepePreceded byLisa JacksonSucceeded byScott PruittAssistant Administrator of theEnvironmental Protection Agencyfor...
Сельское поселение России (МО 2-го уровня)Новотитаровское сельское поселение Флаг[d] Герб 45°14′09″ с. ш. 38°58′16″ в. д.HGЯO Страна Россия Субъект РФ Краснодарский край Район Динской Включает 4 населённых пункта Адм. центр Новотитаровская Глава сельского пос�...
French scuba diver, chief diver and captain of the Calypso Albert FalcoAlbert Falco in 2011 in Sormiou (Marseille, France)Born(1927-10-17)17 October 1927Marseille, FranceDied21 April 2012(2012-04-21) (aged 84)Marseille, FranceNationalityFrenchOccupationUnderwater SCUBA DiverTitleformer Chief Diver and Captain of Calypso Albert Falco (17 October 1927 – 21 April 2012)[1] was a French scuba diving veteran and champion of underwater conservation. He was one of the longest-...
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Boneka kertas – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Seorang anak perempuan bermain dengan boneka kertas Boneka kertas atau di Indonesia lebih populer dengan istilah bongkar pasang (BP) adal...
2015 Hama offensivePart of the Syrian Civil WarMap of Syria with Hama highlightedDate28 November[3] – 15 December 2015(2 weeks and 3 days)LocationHama Governorate, SyriaResult Syrian Army victory Syrian army recaptures Al-Buwaydah, Masasineh[4] and Tall Huwayr hill[5][6]Belligerents Jund al-Aqsa Army of Conquest Al-Nusra Front Ahrar ash-Sham Free Syrian Army Army of Victory Falcons of al-Ghab Syrian Arab Republic Syrian Armed Forces National Defense...