Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Zaid bin Khattab

Zaid bin Khattab
Zaid bin Khattab
NamaZaid bin Khattab
MeninggalRabi'ul Awwal 12 H
Yamamah
Penyebab kematianPertempuran Yamamah
Dimakamkan diAl-'Uyainah
EtnisArab, suku Quraisy, bani 'Adi
ZamanPra Hijriah - Abad pertama Hijriah
Wilayah aktifJazirah Arab

Zaid bin Khattab atau Zaid bin al-Khattab (bahasa Arab: زيد بن الخطاب) Nama lengkapnya Zaid bin Khattab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Rayyah bin Abdullah bin Qirth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu`ay bin Ghalib bin Fihr al Qurasy Al Adawy. Beliau juga dikenal dengan Abu Abdirrahman, sematan kunyah untuknya (wafat Rabi'ul Awwal 12 H) adalah Sahabat Nabi Muhammad dari golongan Muhajirin. Ia adalah kakak dari Umar bin Khatab, dan terlebih dahulu masuk Islam, ia merupakan keturunan Bani 'Adi, suku Quraisy, dari kabilah Kinanah.[1]

Nasab

Zaid bin al-Khatab bin Nafiel bin Abdul 'Uzza bin Rayyah bin Abdullah bin Qirth bin Razah bin Adi bin Ka'ab bin Lu`aiy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.

Hijrah

Zaid hijrah ke Madinah bersama kakaknya Umar, Ayyasy, Abu Rabi'ah, Khunais bin Hadzaqah as-Sahmi (Suami Hafshah binti Umar), Sa'id bin Zaid, 4 anak al-Bukair: Iyas, Aqil, Amir, Khalid, yang merupakan keturunan dari Bani Laits al-Kinaniyah. Ketika sampai di Madinah, ia bertemu dengan Rifa'ah bin Abdul Mundzir di Quba, dan Nabi Muhammad mempersaudarakan antara Zaid dan Ma'an bin Adi al-Anshari al-'Ajlani, keduanya mati syahid dalam Pertempuran Yamamah.

Pahlawan pada Perang Yamamah

Zaid bin al Khattab adalah sahabat yang ahli dalam bertarung dimedan perang. Ia tidak pernah ketinggalan dalam peperangan bersama Muhammad. Di antara kisah kepahlawanan yang luar biasa dalam diri Zaid adalah ketika perang Yamamah. Kaum muslimin saat itu dipimpin oleh Khalid bin Walid , sedang panji perang sekaligus komandan sayap pasukan dipegang oleh Zaid bin Al Khattab.[2] Musuhnya adalah Musailamah al Kazzab yang mengaku Nabi, mereka mengumpulkan banyak pasukan untuk meruntuhkan Islam. Di antara mereka ada sosok yang dicari-cari oleh Zaid, yaitu Rajjal bin Unfuwwah. Dia adalah mantan Sahabat Muhammad, hafal ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak sedikit, hafal sabda-sabda Muhammad, tetapi ia murtad dan bergabung dengan Musailamah al Kazdzab. Bahkan, dia memanfaatkan posisinya sebagai mantan sahabat, untuk menipu masyarakat, mengelabuhi masyarakat, agar mereka mengakui Musailamah sebagai Nabi Baru. [1]

Rajjal menggunakan nama Muhammad untuk mendukung kenabian palsu Musailamah, dan mengajak mereka memerangi sahabat Muhammad. Oleh karena itu, dialah sosok yang diwanti-wanti oleh Muhammad ketika beliau masih hidup, beliau bersabda, "Sesungguhnya di antara kalian ada seorang laki-laki yang gerahamnya didalam neraka lebih besar daripada gunung uhud". Dan laki-laki yang dimaksud oleh Muhammad adalah Rajjal bin Unfuwah.[1]

Maka Zaid bin AL Khattab berusaha mengejar Rajjal. Namun Rajjal adalah petinggi di pasukan Musailamah, sehingga dilindungi oleh banyak pasukannya. Dan juga kondisi pasukan muslim saat itu sedang terdesak. Namun Zaid tidak kenal takut dan putus asa, iya terus menerjang hingga akhirnya berhasil menghabisi Rajjal bin Unfuwah. Angin peperangan pun berbalik, sang mantan sahabat yang murtad telah tewas, ini semakin melemahkan pasukan Nabi palsu. Disaat kaum muslimin akan menjemput kemenangan, Zaid juga telah menjemput kemenangan, dia syahid, gugur di medan jihad melawan pasukan Nabi Palsu. dan kaum muslimin juga berhasil menumpas pasukan nabi palsu Musailama al Kazdzab pada 632 M. [1]

Umar yang melihat kakakknya tidak kembali dia berkata, "Rahmat Allah bagi Zaid, Ia mendahuluiku dengan dua kebaikan. Ia masuk Islam lebih dahulu dan gugur syahid lebih dahulu pula". [1]

Referensi

  1. ^ a b c d e Muhammad Khalid, Khalid (Januari 2018). Biografi 60 sahabat Nabi. Jakarta: Ummul Qura. hlm. 351–357. ISBN 9786029896886. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  2. ^ Katsir, Ibnu (2012). Terjemah Al Bidayah wa an-Nihayah. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBN 978-602-236-044-5

https://islamkaffah.id/


Kembali kehalaman sebelumnya