Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Waraqah bin Naufal

Waraqah bin Naufal
Meninggal611
KebangsaanBani Asad bin Abdul Uzza
Orang tuaNaufal bin Asad (ayah)
Hindun binti Abi Kabir (ibu)
KerabatKhadijah binti Khuwailid (sepupu)

Waraqah bin Naufal (bahasa Arab: ورقة بن نوفل) adalah seorang cendekiawan dari suku Quraisy pada akhir abad ke-6 Masehi. Ia merupakan penganut Nasrani sekaligus orang yang pertama kali menyatakan kerasulan pada diri Muhammad.

Nasab

Waraqah bin Naufal berasal dari suku Quraisy,[1] tepatnya dari klan Bani Asad bin Abdul Uzza.[2] Silsilahnya adalah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza. Ibunya adalah Hindun binti Abi Kabir bin Abdu bin Qushay, keturunan Qushay bin Kilab.[2] Ia merupakan sepupu dari Khadijah binti Khuwailid yang merupakan istri dari Muhammad.[3][4]

Keagamaan

Waraqah bin Naufal merupakan seorang cendekiawan dari kalangan Nasrani. Ia dikenal memiliki banyak pengetahuan mengenai kitab-kitab Nasrani dan kitab-kitab agama Yahudi.[1] Waraqah bin Naufal pernah menulis buku dan Injil dalam bahasa Ibrani selama masa jahiliah sebelum menua dan menjadi buta.[5]

Waraqah bin Naufal merupakan salah satu tokoh yang diketahui telah menantikan kedatangan seorang rasul di Semenanjung Arab.[6] Ia menjadi orang pertama yang menyatakan kenabian atas Muhammad ketika mengadakan pertemuan dengan Khadijah yang ditemani oleh budaknya yaitu Maisarah.[7] Dalam pertemuannya dengan Khadijah, Waraqah menyatakan bahwa Namus telah mendatangi Muhammad dan merupakan pertanda kenabian karena Namus juga mendatangi Musa sebagai pertanda kenabian.[8] Namus yang dimaksud oleh Waraqah bin Naufal adalah malaikat yang disebut Jibril.[9]

Waraqah bin Naufal pernah bertemu sekali dengan Muhammad di Ka'bah sebelum Muhammad mengadakan dakwah secara terang-terangan.[10] Namun ia meninggal pada tahun keempat sejak Muhammad mulai mengajarkan tentang Islam. Ketika Waraqah bin Naufal meninggal, Muhammad baru akan mulai mengadakan dakwah secara terang-terangan.[11] Tahun kematiannya adalah tahun 611.[12]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Kanwil Kemenag Provinsi Jatim 2013, hlm. 24.
  2. ^ a b Mush'ab az-Zubairi. Kitab Nasab Quraisy – Asad bin Abdul Uzza (dalam bahasa Arab). hlm. 207.
  3. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 45.
  4. ^ Karel, Steenbrink (Agustus 2015). Prabowo S., M. Nur (ed.). Nabi Isa dalam Al-Qur'an: Sebuah Interpretasi Outsider atas Al-Qur'an [The Jesus Verses of the Qur'an] (PDF). Diterjemahkan oleh Syamsuddin, S., dan Iwanebel, F. Y. Bantul: Suka Press & Baitul Hikmah Press. hlm. 28. ISBN 978-602-1326-38-1. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: translators list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  5. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 46.
  6. ^ Al-Abyasi, Ibrahim (1996). Murad, A. (ed.). Sejarah Al-Qur'an (Ta'rikh Al-Quran) (PDF). Diterjemahkan oleh Harun, Ramli. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. hlm. 7–8. ISBN 979-459-652-3. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  7. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 37-38.
  8. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 48.
  9. ^ Murad, Mushthafa (Oktober 2016). Kurniawan, I., dan Dani, A. (ed.). 10 Wanita Ahli Surga: Kisah Teladan Wanita-wanita Terbaik Sepanjang Masa. Diterjemahkan oleh Durori, M. Khoiron. Kota Bandung: Penerbit Mizania. hlm. 68. ISBN 978-602-418-094-2. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  10. ^ Kanwil Kemenag Provinsi Jatim 2013, hlm. 24-25.
  11. ^ Kanwil Kemenag Provinsi Jatim 2013, hlm. 25.
  12. ^ Khairuddin Az-Zirikli. Al-A'lam Az-Zirikli – Waraqah bin Naufal (dalam bahasa Arab). Vol. 8. hlm. 114. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2021-03-31. Diakses tanggal 2025-07-26.

Daftar pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya