Nimrod![]() Nimrod[a] adalah tokoh Alkitab yang disebutkan di dalam Kitab Kejadian dan Kitab Tawarikh. Anak Kusy bin Ham bin Nuh ini disebutkan sebagai raja di tanah Sinear (Mesopotamia Hilir). Menurut Alkitab, dia adalah "seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN [dan] ... yang menjadi orang perkasa pertama di bumi".[1] Tradisi-tradisi Alkitabiah maupun non-Alkitabiah menyifatkan Nimrod sebagai penguasa yang memerintahkan pembangunan Menara Babel, dan penyifatan semacam inilah yang membentuk citra buruknya sebagai raja yang mendurhakai Allah. Tidak ada bukti langsung dari rekam sejarah, register, maupun daftar raja di luar Alkitab (termasuk peninggalan tertulis dari Mesopotamia, yang dianggap lebih tua daripada rekam sejarah Alkitab) yang menunjukkan bahwa Nimrod benar-benar adalah seorang tokoh sejarah. Para sejarawan tidak dapat menemukan seorangpun tokoh sejarah yang dapat disamakan dengan Nimrod, dan tidak pula dapat menemukan tautan kesejarahan, tautan kebahasaan, maupun tautan genetis yang menghubungkan bangsa Sumer dan bangsa Semit Mesopotamia dengan Kerajaan Kusy yang muncul lebih belakangan nun jauh di Sudan. Pada tahun 2002, ada sarjana yang berpendapat bahwa tokoh Nimrod di dalam Alkitab terilhami oleh seorang tokoh sejarah Mesopotamia, yaitu Raja Akad yang bernama Naram-Sin, cucu Sargon, dan sarjana-sarjana lain sudah berusaha menisbatkan sumber ilham di balik kemunculan tokoh Nimrod kepada satu atau lebih dari satu raja Asyur, Akad, dan Babel, maupun kepada Ninurta, dewa bangsa Asyur dan Babel.[2][3] Kemudian hari (sesudah kedatangan Islam), beberapa situs reruntuhan di Timur Tengah diberi nama yang terambil dari nama Nimrod.[4] Alkitab![]() Nama Nimrod mula-mula muncul di dalam senarai anak cucu Nuh.[5] Ia disebut sebagai anak Kusy bin Ham bin Nuh, serta disifatkan sebagai "orang perkasa pertama di bumi" dan "seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN". Penyifatan ini kembali muncul di dalam Kitab Tawarikh (1 Tawarikh 1:10), dan frasa "negeri Nimrod" digunakan sebagai sinonim untuk Asyur atau Mesopotamia di dalam Kitab Mikha (Mikha 5:6):
Nas Kejadian 10:10 menyebutkan bahwa "wilayah kerajaannya" (bahasa Ibrani: רֵאשִׁית מַמְלַכְתּוֹ, rēsyit̲ mamlak̲to) adalah Babel, Erekh, Akad, dan Kalne di tanah Sinear (Mesopotamia). Nas ini dimaknai berbeda-beda, yakni Nimrod yang mendirikan, Nimrod yang memerintah, atau Nimrod yang mendirikan sekaligus memerintah kota-kota itu. Lantaran ketaksaan nas Ibraninya, tidak jelas apakah Nimrod atau Asyur yang selanjutnya mendirikan Niniwe, Resen, Rehobot-Ir, dan Kalaḥ; baik tafsir yang mengatakan bahwa Nimrodlah pendirinya maupun tafsir yang mengatakan bahwa Asyurlah pendirinya tercerminkan di dalam berbagai versi Inggris. Walter Raleigh meluangkan beberapa halaman di bukunya, History of the World (terbit tahun 1614), untuk diisi dengan kutipan dari kajian ilmiah terdahulu seputar soal Nimrod atau Asyur yang membangun kota-kota di negeri Asyur.[6] Tradisi dan legendaDi dalam tradisi Yahudi dan Kristen, Nimrod dianggap sebagai pemimpin masyarakat yang membangun Menara Babel di tanah Sinear,[7] kendati Alkitab tidak pernah menyatakan demikian. Kerajaan Nimrod mencakup kota Babel, Erekh, Akad, dan mungkin juga Kalne, di tanah Sinear (Kejadian 10:10).[8] Flavius Yosefus yakin bahwa atas prakarsa Nimrodlah kota Babel maupun menaranya mulai dibangun. Selain di dalam risalah Yosefus, anggapan semacam ini juga terdapat di dalam Talmud (Hulin 89a, Pesahim 94b, Erubin 53a, Abodah Zarah 53b), maupun di dalam midras yang disusun lebih kemudian, misalnya Kejadian Rabah. Beberapa di antara sumber-sumber Yahudi terdahulu ini juga menyebutkan bahwa Amrafel, raja yang berperang melawan Abraham, tidak lain adalah Nimrod sendiri. Nimrod lawan AbrahamJibril melindungi Ibrahim dari kobaran api Numrud, lukisan miniatur Persia. Jibril datang membawa domba guna mencegah Ibrahim mengurbankan anaknya. Menurut tradisi Yahudi dan Islam, Nimrod pernah bersengketa dengan Abraham. Beberapa cerita menghadirkan keduanya di dalam suatu bentrok sengit, yang dipandang sebagai lambang pertarungan antara Kebaikan dan Kejahatan, atau pertarungan antara monoteisme dan politeisme. Beberapa tradisi Yahudi menyebutkan bahwa keduanya sekadar berjumpa dan bertukar pikiran. Menurut K. van der Toorn dan P. W. van der Horst, tradisi ini pertama kali mengemuka di dalam risalah-risalah Filo Semu.[9] Kisah ini juga terdapat di dalam Talmud, dan risalah-risalah para rabi Abad Pertengahan.[10] Di dalam beberapa versi, misalnya versi Flavius Yosefus, Nimrod adalah orang yang berkehendak melawan kehendak Allah. Di dalam versi-versi lain, Nimrod mendaku diri sebagai dewa, dan dipuja sebagai dewa oleh rakyatnya. Kadang-kadang permaisurinya, Semiramis, juga dipuja sebagai dewi bersama-sama dengannya. Konon bintang-bintang memberi pertanda yang dibaca Nimrod dan para ahli nujumnya bahwa Abraham akan lahir, dan akan menghapus penyembahan berhala. Oleh sebab itu Nimrod menitahkan pembunuhan semua bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, ibu Abraham mengungsi ke padang belantara dan diam-diam melahirkan di sana. Sejak masih belia, Abraham sudah mengenal Allah dan mulai menyembah-Nya. Dia menghadap Nimrod, dan mengimbaunya supaya tidak lagi menyembah berhala, sehingga Nimrod memerintahkan supaya dia dihukum bakar hidup-hidup di tiang pancang. Di dalam beberapa versi, Nimrod memerintahkan rakyatnya untuk mengumpulkan kayu bakar selama empat tahun penuh, lantaran ingin Abraham terbakar di dalam api unggun terbesar yang pernah disaksikan oleh mata dunia. Meskipun demikian, ketika api unggunnya sudah dinyalakan, Abraham berjalan keluar tanpa celaka sedikitpun. Dalam beberapa versi, Nimrod selanjutnya menantang Abraham untuk bertempur. Tatkala Nimrod maju di depan pasukannya yang besar, Abraham mendatangkan pasukan agas yang membinasakan pasukan Nimrod. Di dalam beberapa cerita, seekor agas atau nyamuk masuk ke dalam otak Nimrod dan membuatnya gila (azab yang menurut tradisi Yahudi juga menimpa Titus, Kaisar Romawi yang menghancurkan Bait Allah di Yerusalem). Di dalam beberapa versi, Nimrod bertobat dan menaklukkan diri kepada Allah, mempersembahkan banyak kurban yang tidak diterima Allah (sama seperti yang dialami Kain). Di dalam versi-versi lain, Nimrod menyerahkan budak raksasa bernama Eliezer kepada Abraham sebagai hadiah perdamaian. Beberapa risalah menyebut Eliezer sebagai anak kandung Nimrod (di dalam nas Kejadian 15:2, Alkitab menyebut Eliezer sebagai mayordomo Abraham, tetapi sama sekali tidak mengait-ngaitkannya dengan Nimrod). Di dalam beberapa lain, Nimrod tetap mendurhakai Allah, atau kembali mendurhakai Allah. Penghijrahan Abraham dari Mesopotamia ke Kanaan kadang-kadang ditafsirkan sebagai tindakan menghindar dari pembalasan Nimrod. Risalah-risalah yang dianggap sahih menyebutkan bahwa Menara Babel dibangun beberapa generasi sebelum Abraham lahir (sama seperti di dalam Alkitab dan Kitab Yobel), tetapi risalah-risalah lain menyebutkan bahwa pembangunan Menara Babel merupakan pendurhakaan yang dilakukan Nimrod sesudah terkecundang dalam konfrontasi dengan Abraham. Risalah-risalah lain menyebutkan bahwa Nimrod tidak patah semangat sesudah pembangunan menara terbengkalai, malah berusaha menyerbu surga seorang diri dengan mengendarai kereta yang dihela burung-burung. Versi Midras RabahPersengketaan Abraham dan Nimrod diriwayatkan di dalam Midras Rabah, sekumpulan besar eksegesis kitab suci Yahudi, tepatnya di bagian Kejadian Rabah (bab 38, ayat 13), yang diyakini berasal dari abad ke-6.
Tafsir kesejarahan![]() Para sejarawan, orientalis, asyurolog, dan mitograf sudah berusaha mencari tautan-tautan yang menghubungkan tokoh Nimrod yang diriwayatkan di dalam Alkitab dengan tokoh sejarah dari Mesopotamia dan sekitarnya. Tidak ada raja yang bernama Nimrod dan tidak ada nama mirip Nimrod di dalam daftar raja Sumer, Akad, Asyur, maupun Babel, yang merupakan sumber sejarah ekstra-Alkitabiah sekaligus pra-Alkitabiah yang jauh lebih tua dan lebih banyak. Nama Nimrod juga tidak tercantum di dalam peninggalan-peninggalan tertulis lain dalam konteks apa saja dari Mesopotamia dan sekitarnya, baik yang berasal dari Zaman Perunggu, Zaman Besi, maupun dari Zaman Klasik pra-Kristen. Karena kota Akad diluluhlantakkan dan hilang bersama runtuhnya kemaharajaan Akad pada periode 2200–2154 Pramasehi (kronologi panjang), tampaknya kisah-kisah Alkitab yang menyebut nama Nimrod, yang muncul jauh lebih belakangan, terilhami oleh tokoh dan peristiwa Zaman Perunggu. Pengaitan tokoh Nimrod dengan Erekh (Sumero-Akkadian Uruk dalam bahasa Sumer-Akad), kota yang kehilangan keutamaannya sekitar tahun 2000 Pramasehi akibat perseteruan di antara Isin, Ur, Larsa, dan Elam, mungkin saja telah memengaruhi kisah-kisah tentang Nimrod yang muncul lebih belakangan.[11] Beberapa reruntuhan petilasan Mesopotamia diberi nama yang terambil dari nama Nimrod oleh bangsa Arab Muslim yang menginvasi negeri itu pada abad Ke-8 Masehi, antara lain reruntuhan kota bangsa Asyur yang bernama Kalhu (Kalah di dalam Alkitab), yang sebenarnya didirikan oleh Maharaja Asyur Madya yang bernama Salmaneser I (bertakhta tahun 1274–1244 Pramasehi), tidak seperti yang dikatakan di dalam Alkitab bahwa kota itu didirikan oleh Nimrod.[5] Beberapa ikhtiar untuk mengaitkan tokoh Nimrod dengan tokoh-tokoh sejarah tertentu sudah dilakukan, tetapi tidak ada hasilnya. Uskup Eusebius dari Kaisarea, seawal-awalnya pada permulaan abad ke-4, menyitir pernyataan Berosus, sejarawan Babel abad ke-3 Pramasehi, bahwa raja pertama sesudah air bah Euekhoios dari Kasdim (pada kenyataannya Kasdim adalah sebuah negara kecil di tenggara Mesopotamia yang menurut sejarah baru didirikan pada akhir abad ke-9 Pramasehi), dan menyamakan Euekhoios dengan Nimrod. Gregorius Sinselus (sekitar tahun 800) juga pernah membaca keterangan Berosus, dan menyamakan Euechoios dengan tokoh Nimrod yang terdapat di dalam Alkitab. Meskipun demikian, sama seperti Nimrod, tidak ada raja dengan nama Euekhoios di dalam satu pun catatan Mesopotamia. Dalam budaya populerSebagai ungkapanDalam bahasa slang Inggris Amerika Utara modern, jamak dijumpai pemakaian istilah "nimrod" dengan makna orang dungu atau bodoh. Sering kali dikatakan bahwa ungkapan ini dipopulerkan oleh Bugs Bunny, tokoh kartun Looney Tunes, yang secara sarkastis menjuluki si pemburu Elmer Fudd dengan sebutan "nimrod"[12][13] untuk menonjolkan perbedaan "sang pemburu perkasa" dengan "si Nimrod kecil yang malang", yaitu Elmer Fudd.[14] Sebenarnya Daffy Duck yang menjuluki Elmer Fudd dengan sebutan "Nimrod kecilku" dalam film kartun pendek tahun 1948 berjudul What Makes Daffy Duck,[15] kendati Bugs Bunny memang menjuluki Yosemite Sam sebagai "si Nimrod kecil" dalam film kartun pendek tahun 1951 berjudul Rabbit Every Monday. Kedua film itu sama-sama diisi suara oleh Mel Blanc dan diproduseri Edward Selzer.[16] Sebagai tokoh ceritaDi dalam Divina Commedia karangan Dante Alighieri (ditulis tahun 1308–1321), Nimrod digambarkan sebagai manusia raksasa, sebagaimana yang lumrah terjadi pada Abad Pertengahan. Bersama beberapa raksasa lain, yakni Efialtes, Anteus, Briareus, Titios, dan Tifon, Nimrod berdiri terbelenggu di pinggiran Lingkar Khianat Neraka. Satu-satunya kalimat yang dia ucapkan adalah "Raphèl mai amècche zabì almi", yakni kalimat tak terpahami yang mengisyaratkan dosanya selaku biang keladi kekacaubalauan bahasa karena memerintahkan pembangunan Menara Babel.[17] Baca juga
RujukanKeterangan
Kutipan
Kepustakaan
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nimrod.
|