Anggaraka
Anggaraka (Dewanagari: अङ्गारक; IAST: Aṅgāraka ; arti: 'si merah')[4] atau Manggala (Dewanagari: मंगल; IAST: Maṅgala ), disebut pula Boma (Dewanagari: भौम; IAST: Bhauma ; arti: 'putra bumi') adalah nama untuk planet Mars dalam Sanskerta, sebagaimana termaktub dalam pustaka Jyotisha (astronomi Hindu). Dia juga dipersonifikasikan sebagai dewa perang dan membujang selamanya. Menurut mitologi Hindu, dia merupakan putra Pertiwi, dewi bumi. Dia juga menguasai zodiak Aries dan Scorpio, dan ahli ilmu gaib (Ruchaka Mahapurusha Yoga). Dilukiskan dengan warna merah menyala, berlengan empat, membawa trisula, gada, teratai dan tombak. Wahananya adalah domba jantan. Ia menguasai hari Selasa atau Anggarawara / Manggalawara.[5] MitologiAnggaraka dikisahkan dalam mitologi Hindu dengan narasi yang berbeda, sesuai dengan pandangan dua aliran terkemuka dalam agama Hindu, yaitu Waisnawa (ajaran yang memuliakan Wisnu) dan Saiwa (ajaran yang memuliakan Siwa sebagai dewa utama). Dalam pandangan Waisnawa, kisah Anggaraka berkaitan dengan Waraha awatara, penjelmaan Wisnu yang berwujud babi hutan. Dikisahkan ketika asura Hiranyaksa menculik Dewi Bumi, Wisnu berubah wujud menjadi Waraha lalu turun ke dunia demi menyelamatkan sang dewi. Waraha mendapati bahwa Hiranyaksa telah menyeret Dewi Bumi ke lautan purba. Waraha pun menyelamatkan sang dewi setelah membunuh sang asura, lalu menempatkannya kembali di posisinya semula. Dalam proses penyelamatan tersebut, Waraha menyadari bahwa sebenarnya Dewi Bumi merupakan salah satu aspek dari Laksmi (sakti Dewa Wisnu).[6] Akhirnya Waraha dan Dewi Bumi kawin, kemudian Anggaraka lahir dari hubungan tersebut.[7] Menurut cerita versi Saiwa, ketika Dewa Siwa sedang dalam meditasi yang mendalam (Sanskerta: samadhi) di tempat tinggalnya, Gunung Kailasa, tiga tetes keringat dari dahinya dan jatuh ke bumi. Dari tetes keringat tersebut muncullah bayi yang sangat indah, kulitnya kemerahan dan memiliki empat lengan. Anak itu diserahkan kepada dewi bumi, Pertiwi untuk diasuh. Anak itu diberi nama 'Boma' (Bhauma) karena diasuh dan dibesarkan oleh 'Bumi' (Bhumi).[8] Ketika Boma tumbuh dewasa, dia pergi ke Kashi dan melakukan tapa yang luar biasa untuk menyenangkan hati Siwa. Sang dewa memberkatinya dengan memberikannya 'Manggalaloka' (kediaman Manggala), yang lebih unggul daripada 'Sukraloka' (planet Venus atau Sukra).[9] Referensi
|