Waraha
Waraha (Dewanagari: वराह; IAST: Varāha ) adalah awatara (penjelmaan) ketiga dari Dewa Wisnu yang berwujud babi hutan. Awatara ini muncul pada masa Satyayuga (zaman kebenaran). Kisah mengenai Waraha Awatara selengkapnya terdapat di dalam kitab Warahapurana dan Purana-Purana lainnya. MitologiMenurut mitologi Hindu, pada zaman Satyayuga (zaman kebenaran), ada seorang raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu. Keduanya merupakan kaum Detya (raksasa). Hiranyaksa hendak menenggelamkan Dewi Bumi (Bumidewi) ke dalam lautan kosmik, Ksirasagara.[1] Melihat dunia akan mengalami kiamat, Wisnu menjelma menjadi babi hutan yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan tujuan menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa.[2][3] Usaha penyelamatan yang dilakukan Waraha tidak berlangsung lancar karena dihadang oleh Hiranyaksa. Maka terjadilah pertempuran sengit antara raksasa Hiranyaksa melawan Waraha. Konon pertarungan ini terjadi ribuan tahun yang lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula.[4][5] Pada akhirnya, Waraha yang menang.[6] Setelah Waraha memenangkan pertarungan, dia mengangkat bumi yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat, dari lautan kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya. Setelah itu, Waraha menikahi Bumidewi dalam wujud babi hutan tersebut.[7][2][3] PenggambaranWaraha Awatara dilukiskan sebagai babi hutan yang membawa planet bumi dengan kedua taringnya dan meletakkannya di atas hidung, di depan mata. Kadang kala dilukiskan sebagai manusia berkepala babi hutan,[8] dengan dua taring menyangga bola dunia, bertangan empat, masing-masing membawa: cakra, terompet dari kulit kerang (sangkakala), teratai, dan gada.[9] Nama lain
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
|