Laksmanakumara
Dalam wiracarita Mahabharata, Laksmanakumara (Dewanagari: लक्षमनकुमार; IAST: Lakṣmanakumāra ) atau Laksmana (Dewanagari: लक्षमन; IAST: Lakṣmana ) adalah putra Duryodana dan Banowati.[1] Ia memiliki saudara bernama Laksmana yang menikah dengan Samba, putra Kresna.[2] Tokoh ini tidak banyak disebutkan dalam Mahabharata. Dalam kisah pewayangan Jawa, tokoh ini dikenal sebagai Raden Lesmana Mandrakumara. Kisah sisipanLaksmana juga diceritakan dalam suatu cerita rakyat Telugu, sebagai calon menantu Balarama (Baladewa), dan kisah tersebut merupakan sisipan yang tidak terkandung dalam naskah pokok Mahabharata. Dikisahkan bahwa Balarama (kakak Kresna, dan sepupu para Pandawa) memiliki seorang putri bernama Watsala (dalam versi Telugu disebut Sashirekha). Putri tersebut dijodohkan kepada putra Arjuna dan Subadra yang bernama Abimanyu. Secara silsilah, Abimanyu merupakan keponakan Balarama, karena ibunya (Subadra) merupakan adik Balarama. Ketika pertunangan sudah dilangsungkan dan upacara pernikahan sedang dipersiapkan, ayah Abimanyu harus menjalani hukuman pengasingan bersama para Pandawa lainnya setelah kalah bermain dadu melawan para Korawa. Mereka harus meninggalkan kerajannya selama 13 tahun. Mengetahui hal tersebut, Rewati (istri Balarama) mengatakan bahwa seorang pangeran yang telah kehilangan kerajaannya bukanlah pangeran lagi, sehingga dapat disamakan dengan rakyat jelata. Maka dari itu, putri mereka tidak pantas menikah dengan Abimanyu yang kini berstatus sebagai anak rakyat jelata. Balarama mengiyakan saran istrinya, lalu ia membatalkan pertunangan antara Abimanyu dengan putrinya. Alih-alih Abimanyu, ia menjodohkan putrinya dengan Laksmana, putra pangeran Duryodana. Abimanyu sangat kecewa dengan keputusan Balarama. Kemudian ia meminta bantuan dari pamannya, Kresna. Kresna berkata bahwa ia tidak mampu membantunya untuk saat itu, tetapi menyarankan agar Abimanyu meminta bantuan sepupunya yaitu Gatotkaca, putra Bimasena yang tinggal di Waranawata. Abimanyu pun bergegas ke sana dan menceritakan hal yang terjadi. Setelah mendengarkannya, Gatotkaca menjadi berang sebab Balarama masih saja mau menjalin persahabatan dengan Duryodana dan para Korawa, yaitu orang-orang yang telah mencelakai para Pandawa. Sementara itu, upacara pernikahan Laksmana dan Watsala sedang dikerjakan di kediaman Balarama. Gatotkaca segera bertindak untuk membatalkan pernikahan tersebut, dan berencana mengantar mempelai wanita ke tempat Abimanyu berada. Dengan ilmu maya, Gatotkaca menyamar menjadi Watsala dan mengikuti upacara pernikahan dengan Laksmana. Saat upacara, ia meremas tangan Laksamana dengan sangat kuat. Laksmana pun merasa trauma sehingga ia membatalkan pernikahan tersebut dan bersumpah untuk tidak mau menikah lagi seumur hidupnya. Sementara itu, Watsala yang asli diantar ke Waranawata untuk bertemu Abimanyu yang sedang menunggu di sana. Pernikahan keduanya pun dilangsungkan. Setelah Duryodana mengetahui bahwa Abimanyu telah menikah dengan Watsala, ia pun marah sehingga dendamnya kepada para Pandawa semakin bertambah.[3][4] Perang KurukshetraWiracarita Mahabharata menyediakan sedikit informasi mengenai Laksmanakumara, selain partisipasinya dalam perang di Kurukshetra antara Pandawa dan Korawa. Laksmanakumara turut membela ayahnya di kubu Korawa. Pada pertempuran hari kedua, perang tanding sengit terjadi antara dirinya melawan Abimanyu, salah satu putra Arjuna dari kubu Pandawa. Saat Abimanyu nyaris mengalahkannya, Duryodana segera turut campur dan menyelamatkan Laksmanakumara.[5][6] Pada pertempuran hari kedua belas, Laksmanakumara berhasil mencederai Kesatradewa, putra Srikandi.[7][6] Pada pertempuran hari ke-13, bersama para perwira Korawa lainnya, ia ikut serta mengeroyok Abimanyu yang terperangkap dalam formasi perang Cakrabyuha. Namun, ia dipenggal oleh Abimanyu dengan menggunakan senjata Nagasirastra. Kematiannya membuat Duryodana murka dan menyulut perintahnya agar pasukan Korawa menyerang Abimanyu secara membabi buta. Akhirnya Abimanyu gugur setelah diserang secara serentak dari berbagai penjuru.[8][9] Menjelang berakhirnya perang, kematian Laksmanakumara diratapi oleh ibunya (dalam suatu versi, ibunya bernama 'Banowati'). Dalam kitab Asramawasikaparwa, atas bantuan Resi Byasa yang sakti, arwah para kesatria yang gugur di Kurukshetra ditampakkan di hadapan para sesepuh Dinasti Kuru. Laksmanakumara juga tampak di antara mereka.[6] Kakawin Bharatayuddha![]() Kini lukisan ini disimpan di bagian manuskrip Bali di Universitas Leiden, Belanda. Dalam Kakawin Bharatayuddha, terdapat satu bait yang menyebut Laksmanakumara. Disebutkan bahwa pada pertempuran pada hari ke-13, Abimanyu mengamuk setelah dikepung perwira Korawa dari berbagai penjuru. Ia membantai banyak prajurit dan kesatria pihak Korawa, salah satunya adalah Laksmanakumara. Kematian Laksmanakumara memicu kemarahan Duryodana dan perwira Korawa lainnya, sehingga serangan mereka terhadap Abimanyu semakin garang. Pada akhirnya, Abimanyu gugur di tangan Duryodana.
Referensi
|