Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Dropadi

Dropadi
द्रौपदी
Dropadi (sebagai sairandri) yang berat hati membawa arak ke tempat Kicaka. Lukisan India karya Raja Ravi Varma, menggambarkan adegan dari naskah Wirataparwa.
Dropadi (sebagai sairandri) yang berat hati membawa arak ke tempat Kicaka.
Lukisan India karya Raja Ravi Varma, menggambarkan adegan dari naskah Wirataparwa.
Tokoh Mahabharata
NamaDropadi
Ejaan Dewanagariद्रौपदी
Ejaan IASTDraupadī
Nama lainKresna; Pancali; Yadnyaseni; Malini; Sairandri; Drupadakania; Parsati; Nityayuwani
Kitab referensiMahabharata, Bhagawatapurana
AsalKampilya, kerajaan Panchala
KediamanHastinapura, kerajaan Kuru
Kastakesatria
AyahDrupada
SaudaraDrestadyumna, Srikandi
SuamiPancapandawa:
AnakPancakumara:
  • Pratiwindya
  • Sutasoma
  • Satanika
  • Srutasena
  • Srutakarma

Dropadi (Dewanagari: द्रौपदी; ,IASTDraupadī,; ejaan alternatif: Drupadi) alias Pancali (Dewanagari: पांचाली; ,IASTPānchālī, पांचाली) atau Yadnyaseni (Dewanagari: याज्ञसेनी; ,IASTYajñasenī, याज्ञसेनी), adalah salah satu tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah putri Drupada, raja di kerajaan Panchala. Ia merupakan saudara Drestadyumna dan Srikandi. Menurut kitab Mahabharata dari India, Dropadi memiliki lima suami yang disebut Pandawa, dan memiliki seorang putra dari tiap suaminya, yang disebut "Pancakumara". Namun dalam tradisi pewayangan Jawa, ia hanya memiliki seorang suami, yaitu Yudistira, dan seorang putra bernama Pancawala.

Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa ia dan Drestadyumna tercipta dari api yadnya yang diselenggarakan Drupada. Arjuna, salah satu anggota Pandawa memenangkan sayembara memperebutkan Dropadi dan berhak menikahinya, tetapi akhirnya Dropadi menikahi lima Pandawa karena kesalahpahaman Kunti, ibu para Pandawa. Setelah melaksanakan upacara Rajasuya, Yudistira diundang untuk bermain judi di Hastinapura. Ia gagal memenangkan pertaruhan sehingga kehilangan seluruh hartanya, termasuk Dropadi. Akhirnya Dropadi dihina di balairung istana Hastinapura oleh para Korawa, Sangkuni, dan Karna. Saat Dursasana hendak menelanjanginya, Kresna turun tangan secara gaib dan berhasil menyelamatkannya.

Kitab Wanaparwa menceritakan kisah Dropadi yang hidup dalam masa pengasingan di hutan selama 12 tahun bersama para suaminya, setelah Yudistira kalah bermain judi. Dalam Wirataparwa, Dropadi menjalani masa penyamaran di kerajaan Matsya selama setahun bersama para suaminya, sebelum kembali ke Hastinapura. Setelah Dropadi dan Pandawa kembali ke Hastinapura, para Korawa tidak mau menyerahkan apa yang semula menjadi milik para Pandawa, sehingga meletuslah perang besar di Kurukshetra. Pada akhir kisah Mahabharata, diceritakan bahwa para Pandawa dan Dropadi bersuluk dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat suci, dengan tujuan akhir Himalaya. Di perjalanan, Dropadi merupakan orang pertama yang meninggal dunia.[1][2][3][4]

Kisah Dropadi telah menjadi inspirasi bagi berbagai kesenian dan pertunjukan. Dalam bidang sastra, ada banyak buku yang diterbitkan berdasarkan kisahnya. Dalam agama Hindu, ia dihormati sebagai salah satu pancakanya ("lima gadis"), kumpulan lima wanita yang dipuji karena kesucian hatinya. Di beberapa tempat di subbenua India, Dropadi tidak hanya diyakini sebagai putri yang sangat jaya, tetapi juga merupakan seorang dewi, di India Dropadi dianggap sebagai Inkarnasi Dewi Saci atau ada yang menganggap Dropadi inkarnasi dari Dewi Mahakali dan beberapa orang India Menganggap Dropadi adalah inkarnasi Dewi Lakshmi.[5]

Arti nama

Pada mulanya, Dropadi diberi nama "Kresna" (कृष्णा Kṛṣṇā), merujuk kepada warna kulitnya yang kehitam-hitaman. Dalam bahasa Sanskerta, kata Kṛṣṇa (कृष्ण) secara harfiah berarti gelap atau hitam. Lambat laun ia lebih dikenal sebagai "Dropadi" (द्रौपथी Draupadī), yang secara harfiah berarti "putri Drupada". Selain dua nama tersebut, Dropadi juga memiliki nama lain yang tercatat dalam kitab Mahabharata berbahasa Sanskerta, yakni:

  • Yadnyaseni (याज्ञसेनी Yajñasenī) atau Yadnyasenā (याज्ञसेना Yajñasenā): putri Yadnyasena, nama lain Drupada. Makna lainnya, yaitu "orang yang terlahir dari api kurban suci (yadnya)". Dari dua varian nama ini, yang pertama lebih sering disebut dalam Mahabharata, sedangkan yang kedua lebih sering muncul dalam naskah-naskah Purana klasik.
  • Pancali (पाञ्चाली Panchalī): orang yang berasal dari kerajaan Pancala.
  • Drupadakania (द्रुपदकन्या Drupadakanyā): anak perempuan Drupada.
  • Sairandri (सैरन्ध्री Sairandhrī): pelayan profesional (peran yang dilakoninya dalam masa penyamaran di kerajaan Matsya, yaitu penata rambut Ratu Sudesna).
  • Malini (मालिनी Mālinī): pembuat rangkaian bunga (nama samarannya ketika menyamar sebagai pelayan Ratu Sudesna).
  • Parsati (पर्षती Parṣatī): cucu Persata (पृषत Pṛṣata), atau keturunan Persata.
  • Nityayuwani (नित्ययुवनी Nityayuvanī): yang tidak pernah menua, atau awet muda.

Kelahiran

Menurut naskah Mahabharata dari India, tempat kelahiran Dropadi adalah kerajaan Panchala, yang kini merupakan wilayah Bareilly, Uttar Pradesh, India Utara.[6] Dropadi adalah anak yang tercipta dari hasil Putrakamesti, yaitu ritual suci (yadnya) untuk memohon anak, sebagaimana yang disebutkan dalam Itihasa dan Purana (susastra Hindu). Dalam Mahabharata diceritakan bahwa kelahirannya dilatarbelakangi oleh dendam pribadi ayahnya (Drupada) terhadap Drona, guru militer Dinasti Kuru. Setelah dipermalukan oleh Drona, Drupada pergi ke dalam hutan untuk merencanakan balas dendam. Dia memutuskan untuk mempunyai putra yang akan membunuh Drona, dan seorang putri yang akan menikah dengan Arjuna. Dibantu oleh resi Jaya dan Upajaya, Drupada melaksanakan Putrakamesti dengan sarana api suci. Akhirnya seorang pemuda gagah muncul dari api suci tersebut (yang diberi nama Drestadyumna), disusul oleh seorang gadis cantik yang kemudian diberi nama Dropadi.[7]

Perkawinan dengan Pandawa

Ilustrasi sayembara memperebutkan Dropadi, lukisan tahun 1920-an.

Dalam kitab Mahabharata versi India dan dalam tradisi pewayangan di Bali, Dropadi bersuamikan lima orang, yaitu Pancapandawa (lima putra Pandu) dari Hastinapura, kerajaan Kuru. Pernikahan tersebut terjadi setelah para Pandawa mengunjungi Kerajaan Pancala dan mengikuti sayembara memperebutkan Dropadi yang diselenggarakan oleh Drupada. Sebelum berada di Pancala, para Pandawa dan ibu mereka (Kunti) melarikan diri dari rencana pembunuhan yang dilakukan orang suruhan Korawa di Waranawata. Akhirnya mereka berkelana dengan menyamar sebagai kaum brahmana (kaum pendeta dan rohaniwan), dan bertahan hidup dengan cara meminta sedekah.

Dalam kitab Mahabharata terjemahan Kisari Mohan Ganguli, sayembara memperebutkan Dropadi tercatat dalam Adiparwa bagian Svayamvara Parva. Dikisahkan bahwa sayembara tersebut diikuti oleh para kesatria terkemuka di seluruh penjuru daratan Bharatawarsha (India Kuno), termasuk Duryodana dari Hastinapura, Karna dari Angga, dan Salya dari Madra. Para Pandawa berkumpul bersama para kesatria lain di arena, tetapi mereka tidak diketahui oleh orang-orang yang mereka kenal karena menyamar sebagai brahmana. Di tengah-tengah arena ditempatkan sebuah sasaran yang harus dipanah secara tepat oleh para peserta; yang berhasil melakukannya akan menjadi suami Dropadi.

Para peserta mencoba untuk memanah sasaran di arena, tetapi hampir semuanya gagal. Karna berhasil melakukannya, tetapi Dropadi menolaknya dengan alasan bahwa ia tidak mau menikah dengan kaum sūta (golongan kusir), sebab Karna adalah anak angkat seorang kusir.[8] Versi lain menceritakan bahwa tidak ada penolakan dari Dropadi, sebab panah Karna meleset sehingga ia gagal memenangkan sayembara.[9][10] Setelah giliran Karna, Arjuna tampil ke muka dan mencoba memanah sasaran. Panah yang dilepaskannya mampu mengenai sasaran dengan tepat, sehingga Dropadi berhak menjadi miliknya, sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Namun para peserta lain menggerutu karena seorang brahmana diberi hak untuk mengikuti sayembara, sedangkan mereka ingin agar sayembara tersebut hanya diikuti oleh golongan kesatria. Akhirnya keributan tak dapat dihindari lagi. Arjuna dan Bima bertarung dengan kesatria yang melawannya. Kresna yang turut hadir dalam sayembara tersebut tahu siapa sebenarnya para brahmana yang telah mendapatkan Dropadi dan ia berkata kepada para peserta bahwa sudah selayaknya para brahmana tersebut mendapatkan Dropadi sebab mereka telah berhasil memenangkan sayembara dengan baik.

Pandawa pulang ke pondok kediaman mereka dengan membawa serta Dropadi. Sesampainya di sana, mereka datang menghadap Kunti dan mengatakan bahwa mereka membawa biksa (sedekah; hasil meminta-minta).[10] Kunti menyuruh agar mereka membagi rata biksa yang telah diperoleh. Namun ia terkejut ketika tahu bahwa putra-putranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, tetapi juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri lima Pandawa.[9][10] Perkawinan Dropadi dengan lima Pandawa merupakan contoh langka dari praktik poliandri yang ditemukan dalam kesusastraan Sanskerta.[11][12] Lima Pandawa bersepakat bahwa mereka akan menjadi suami Dropadi secara bergiliran dengan jangka waktu satu tahun untuk satu Pandawa; hukuman bagi yang melanggar perjanjian tersebut adalah pengasingan selama setahun.[11][13]

Upacara Rajasuya

Dalam naskah Sabhaparwa, bagian kedua Mahabharata diceritakan bahwa para Pandawa, yang dipimpin Yudistira membangun sebuah istana megah di daerah Kandhawaprastha (akhirnya diberi nama Indraprastha dan Sakraprastha) lalu menyelenggarakan Rajasuya di sana. Pada saat upacara Rajasuya diselenggarakan, seluruh kesatria di penjuru Bharatawarsha diundang, termasuk Duryodana dan para korawa. Setelah upacara Rajasuya usai, Duryodana dan Sangkuni terkagum-kagum dengan isi Istana Indraprastha. Pada suatu ruangan, Duryodana mengira lantai yang terbuat dari kristal adalah sebuah kolam. Di ruangan yang lain, ia mengira suatu kolam sebagai lantai. Duryodana tidak mengetahuinya sehingga ia tercebur. Hal itu membuat para Pandawa (kecuali Yudistira) tertawa terbahak-bahak.[14]

Dalam adaptasi Mahabharata diceritakan bahwa Dropadi juga turut melihat kejadian tersebut, dan berkelakar: andhasyaputra andhaha, artinya 'putra orang buta juga buta'. Kisah ini tidak terdapat dalam naskah Mahabharatha berbahasa Sanskerta, tetapi sisipan oleh para penulis skenario. Contoh adegan yang menampilkan kisah tersebut ada dalam seri Mahabharata karya B.R. Chopra (1988) dan film berbahasa Telugu Daana Veera Soora Karna, dibintangi Nandamuri Taraka Rama Rao sebagai Duryodana, menampilkan adegan Dropadi tertawa yang didramatisasi.[15]

Dalam naskah Sabhaparwa berbahasa Sanskerta, Dropadi tidak disebutkan ada saat Duryodana tercebur di istana para Pandawa.[14] Meskipun demikian, Duryodana tetap merasa terhina atas reaksi para Pandawa saat ia tercebur ke kolam. Saat kembali ke Hastinapura, ia menceritakan isi hatinya kepada Dretarastra setelah menyaksikan kekayaan dan kemewahan yang diperoleh para Pandawa, yang akhirnya memicu rencana perebutan kekayaan Pandawa melalui permainan dadu.

Permainan dadu

Lukisan Dursasana menjambak Dropadi, karya Evelyn Paul (1911).

Dalam naskah Sabhaparwa, setelah menghadiri upacara Rajasuya, Duryodana berdiskusi dengan Sangkuni tentang cara untuk merebut kekayaan Pandawa. Sangkuni menyuruh Duryodana agar mengundang Yudistira main dadu dengan taruhan harta, istana, dan kerajaan. Duryodana menerima usul tersebut karena yakin bahwa pamannya tersebut merupakan ahli permainan dadu. Duryodana kemudian menghasut Dretarastra agar mengizinkannya bermain dadu. Setelah rencana disusun secara baik, undangan dikirimkan kepada Yudistira. Ia tidak menolak untuk memenuhi undangan. Permainan diselenggarakan di balairung istana Hastinapura.

Mula-mula Yudistira mempertaruhkan harta, tetapi lambat laun taruhan semakin membesar hingga mencakup istana dan kerajaannya, setelah dihasut oleh Duryodana dan Sangkuni. Semua taruhan dimenangkan oleh Duryodana, sehingga Yudistira kehilangan harta bendanya dalam permainan tersebut. Kemudian ia mempertaruhkan kebebasan saudara-saudaranya, termasuk kebebasan dirinya sendiri. Setelah semua taruhan dimenangkan Duryodana, maka Yudistira mempertaruhkan Dropadi, atas hasutan Duryodana dan Sengkuni. Sekali lagi, Yudistira kalah dan Dropadi diminta untuk hadir di balairung karena dianggap sudah menjadi milik Duryodana. Duryodana mengutus bawahannya yang bernama Pratikami untuk menjemput Dropadi, tetapi Dropadi menolak. Setelah gagal, Duryodana menyuruh adiknya yang bernama Dursasana untuk menjemput Dropadi. Karena bersikeras untuk tidak hadir, maka Dropadi diseret oleh Dursasana; rambutnya ditarik sampai ke balairung.[16][17] Di hadapan para tetua dan sesepuh Dinasti Kuru yang hadir pada saat itu (Bisma, Krepa, Drona, Bahlika, Widura, Dretarastra), Dropadi mempertanyakan hak apa yang dimiliki oleh Yudistira untuk mempertaruhkannya dalam permainan tersebut.[18][19]

Adegan Dropadi hendak ditelanjangi oleh Dursasana, dalam sebuah lukisan karya R. G. Chonker.

Wikarna, adik Duryodana memohon kepada tetua dan dewan kerajaan untuk menjawab pertanyaan Dropadi. Ia berpendapat bahwa Dropadi tidak dimenangkan secara sah, sebab Yudistira telah kehilangan kebebasannya saat ia mempertaruhkan Dropadi. Karna menanggapi Wikarna, dan menyatakan bahwa saat Yudistira kehilangan segala miliknya, ia juga telah kehilangan Dropadi, tanpa harus mempertaruhkannya.[20] Karna menyebut Dropadi sebagai "pelacur" karena menikahi lima lelaki, dan mengatakan bahwa menyeretnya ke tempat ramai adalah hal yang wajar, tak peduli apakah ia telanjang atau berpakaian.[21] Ia pun memerintahkan Dursasana untuk melepaskan pakaian Dropadi.[22][23] Karena para suaminya dibuat tak berdaya, maka Dropadi meminta bantuan kepada Dewa Kresna. Berkat kesaktian Kresna, maka pakaian yang dikenakan Dropadi tidak akan ada habisnya saat ditarik oleh Dursasana. Akhirnya Dursasana berhenti karena kelelahan, sedangkan Dropadi masih tetap berpakaian. Saudara Duryodana yang menentang upaya pelecehan Dropadi adalah Wikarna dan Yuyutsu.

Setelah gagal menelanjangi Dropadi, Karna menyuruh Dursasana untuk membawa Dropadi ke kediaman dayang-dayang, dan berpesan kepada Dropadi agar memilih suami lain, tidak seperti Yudistira yang mempertaruhkan istrinya sendiri. Tak lama kemudian, serigala melolong, dan pertanda buruk segera dirasakan oleh tetua Dinasti Kuru. Gandari masuk ke balairung dan memohon kebijakan Dretarastra. Menyadari bahwa masa depan keluarganya dapat terancam, maka Dretarastra memberi kesempatan kepada Dropadi untuk mengajukan permohonan. Pertama, Dropadi memohon agar Yudistira dibebaskan. Kedua, ia memohon agar para Pandawa dibebaskan dan senjata mereka diserahkan kembali. Saat Dretarastra menanyakan permohonan yang ketiga, Dropadi menjawab bahwa wanita kesatria hanya cukup untuk mengajukan dua permohonan, sebab tiga permohonan dianggap tanda keserakahan. Dretarastra pun mengabulkan permohonan Dropadi, dan mengizinkan para Pandawa pulang kembali ke istana mereka.[24]

Tak lama setelah para Pandawa memperoleh kembali harta benda milik mereka—dan dalam perjalanan menuju Indraprastha—utusan datang menyusul mereka dan menyampaikan pesan dari Hastinapura tentang permainan dadu yang kedua. Yudistira tidak menolak, dan kembali ke Hastinapura beserta para Pandawa dan Dropadi. Sebelum bermain, Sangkuni menyampaikan prasyarat permainan tersebut, bahwa yang kalah harus pergi dari kerajaannya selama 13 tahun, dengan rincian: masa pengasingan ke hutan selama 12 tahun, dan setelah itu masa penyamaran selama setahun. Apabila penyamaran terbongkar, maka pengasingan ke hutan harus diulangi lagi. Seperti sebelumnya, permainan itu pun dimenangkan oleh Duryodana, sehingga Dropadi harus mengikuti suaminya menjalani masa pengasingan.[25]

Masa pengasingan

Kunjungan Durwasa

Dropadi memberikan Kresna sebutir nasi yang tersisa di periuknya. Atas pemberian tersebut, Dropadi dan Pandawa terhindar dari potensi kemarahan Resi Durwasa.

Pada awal bab Draupadi-harana parwa, bagian Wanaparwa, dikisahkan bahwa Resi Durwasa dan murid-muridnya mengunjungi kediaman Pandawa yang sedang menjalani pengasingan di hutan. Para Pandawa menyambut sang resi dan murid-muridnya secara ramah. Durwasa meminta agar para Pandawa menyediakan makanan untuk mereka. Sebelum kedatangan sang resi, Dropadi baru saja selesai makan dari periuk sakti aksayapatra pemberian Dewa Surya. Periuk tersebut menyediakan makanan untuk para Pandawa dan Dropadi setiap hari; apabila Dropadi telah selesai makan, maka periuk tersebut akan kosong lalu terisi kembali pada hari berikutnya. Maka dari itu, saat Durwasa berkunjung, tidak ada makanan yang mampu mereka sediakan untuk tamu dadakan tersebut.

Dropadi merasa cemas apabila tidak mampu melayani Durwasa dengan baik, sebab Durwasa tersohor sebagai resi yang mudah marah dan lekas mengutuk seseorang. Akhirnya, Dropadi berdoa kepada para dewa agar mendapatkan solusi. Tiba-tiba Kresna muncul dan meminta agar Dropadi menyerahkan periuknya. Kresna mendapati bahwa sebutir nasi masih tersisa di sana; ia pun menelan nasi tersebut. Seketika itu juga, Durwasa dan murid-muridnya merasa kenyang meskipun belum menelan makanan, kemudian mereka meninggalkan kediaman Pandawa dengan perasaan yang puas.[26][27]

Penculikan oleh Jayadrata

Ketika para Pandawa menjalani masa pengasingan di hutan Kamyaka, mereka kerap pergi berburu sehingga Dropadi ditinggal sendirian. Pada suatu ketika, Jayadrata (suami Dursala, yakni adik perempuan Duryodana) berjalan melewati hutan Kamyaka dalam perjalanan menuju kerajaan Salwa. Di sana, Jayadrata bertemu dengan Dropadi. Kemudian Jayadrata merayu Dropadi dan mengajaknya untuk meninggalkan para Pandawa. Dropadi secara tegas menolak ajakan Jayadrata dan bersikeras untuk tetap tinggal di kediamannya saat itu. Setelah gagal dengan kata-kata, maka Jayadrata menggunakan cara kekerasan, lalu melarikan Dropadi.

Saat Pandawa kembali dari perburuan, mereka mendapati bahwa Dropadi sudah tidak ada. Kemudian mereka mengikuti jejak kereta Jayadrata. Setelah menyadari bahwa Pandawa sedang memburunya, maka Jayadrata segera menurunkan Dropadi dari keretanya. Namun Bima tetap memburu dan menahan Jayadrata. Arjuna memohon agar Bima mengampuni nyawa Jayadrata, karena ia tidak ingin melihat Dursala dan Gandari (mertua Jayadrata) bersedih. Dalam versi kisah yang berbeda, Yudistira merasa bahwa Dropadilah yang pantas untuk menentukan hukuman bagi Jayadrata. Atas dasar hubungan kekerabatan, Dropadi mengampuni Jayadrata. Sebelum membebaskan Jayadrata, Pandawa mencukur rambut Jayadrata dengan tujuan untuk mempermalukannya.[28]

Penyamaran di Matsya

Ilustrasi Dropadi hendak diperkosa oleh Kicaka saat menyamar di keraton Wirata, kerajaan Matsya. Gambar diambil dari buku Maha-Bharata, The Epic of Ancient India oleh Romesh Dutt, 1889.

Setelah Pandawa menjalani masa pengasingan di hutan selama 12 tahun, mereka harus menjalani masa penyamaran selama setahun. Kisah penyamaran para Pandawa dan Dropadi tercatat dalam bagian Wirataparwa dari kitab Mahabharata. Dikisahkan bahwa para Pandawa memilih kerajaan Matsya sebagai tempat untuk hidup dengan identitas samaran. Di kerajaan tersebut, Dropadi memilih identitas sebagai seorang sairandri (golongan dayang-dayang) bernama Malini, yang mengabdi kepada Ratu Sudesna di keraton Wirata. Dalam naskah Wirataparwa, sebutan sairandri juga sering muncul, yang lebih mengacu kepada sebutan untuk jenis pekerjaan yang sedang dilakoni oleh Dropadi.

Saudara Sudesna yang bernama Kicaka menjabat sebagai panglima tertinggi kerajaan Matsya. Ia jatuh cinta kepada Dropadi dan bernafsu untuk menikahinya. Namun Dropadi mengaku bahwa ia telah menikah kepada lima gandarwa. Ia memperingatkan Kicaka bahwa para suaminya sangat kuat; nyawa Kicaka tidak mungkin akan selamat di tangan mereka. Kicaka tidak menggubris peringatan Dropadi. Sebaliknya, ia meminta bantuan Sudesna untuk mempertemukannya dengan Dropadi. Pada suatu kesempatan, Sudesna menyuruh Dropadi mengambil arak dari kediaman Kicaka, yang akhirnya dilaksanakan oleh Dropadi dengan berat hati. Saat Dropadi berusaha mendapatkan arak, Kicaka berusaha melecehkan Dropadi.[29]

Dropadi segera kabur dari rumah Kicaka, lalu masuk ke balairung istana, tempat Raja Wirata dan para abdinya berkumpul. Di sana juga ada Yudistira, yang sedang menyamar sebagai asisten pribadi dan teman bermain sang raja. Bima, dalam identitas sebagai juru masak juga hadir, tetapi isyarat dari Yudistira mencegahnya untuk menolong Dropadi. Di hadapan hadirin balairung istana, Kicaka menendang dan menghina Dropadi, tetapi sang raja sekalipun tidak mampu berbuat apa-apa. Dengan marah, Dropadi mempertanyakan kewajiban dan darma seorang raja. Kemudian ia mengutuk Kicaka agar mati di tangan para suaminya. Kutukan Dropadi ditanggapi dengan tawa oleh Kicaka, yang mempertanyakan keberadaan para gandarwa. Akhirnya Yudistira menyuruh Dropadi untuk pergi ke kuil, karena Kicaka tidak berbuat macam-macam di sana. Baik Dropadi maupun Kicaka pun meninggalkan balairung istana.

Pada malam di hari yang sama, Dropadi mencurahkan keluh kesahnya kepada Bima, dan mereka berencana untuk membunuh Kicaka. Pada hari berikutnya, Dropadi berpura-pura bahwa ia sesungguhnya menaruh hati kepada Kicaka, dan setuju untuk menikahinya dengan catatan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui hubungan mereka berdua. Kicaka pun memenuhi persyaratan tersebut. Kemudian Dropadi menyuruh Kicaka agar menemuinya di aula tari pada malam hari. Kicaka juga mematuhi kata-kata Dropadi. Pada malam hari, di tempat yang dijanjikan, Bima menunggu kedatangan Kicaka sambil berpura-pura sebagai Dropadi. Kicaka yang tidak menaruh kecurigaan, mengira Bima sebagai Dropadi karena situasi yang remang-remang. Setelah Bima menunjukkan jati dirinya, mereka pun berduel. Akhrinya Kicaka tewas di tangan Bima.[29]

Perang Kurukshetra

Setelah perang Kurukshetra berakhir, Aswatama (kanan) menyerahkan permata yang melekat di dahinya kepada Dropadi. Ilustrasi dari Punjab, abad ke-18.

Saat perang antara Pandawa melawan Korawa berlangsung di Kurukshetra, Dropadi berdiam di Ekachakra bersama para istri kesatria lainnya. Perang berlangsung selama 18 hari. Pada hari ke-16, Bima membunuh Dursasana, memenuhi sumpah yang ia ucapkan saat Dropadi dihina pada peristiwa permainan dadu antara Pandawa dan Korawa (episode dalam Sabhaparwa).

Ada cerita populer yang biasanya ditampilkan dalam adaptasi naskah Mahabharata. Diceritakan bahwa Dropadi mencuci rambutnya dengan darah Dursasana, sebagai tanda pembalasan dendam atas pelecehan yang pernah ia terima saat Pandawa kalah bermain dadu melawan Korawa. Namun adegan tersebut tidak ditemukan dalam naskah Mahabharata berbahasa Sanskerta. Alf Hiltebeitel dalam bukunya The Cult of Draupadi mengulas sumber dari kisah tersebut dengan menelusuri kawasan pedesaan di India. Ia menemukan bahwa adegan mencuci rambut dengan darah pertama kali muncul dalam "Venisamhara" [30] atau "Mengepang Rambut (Dropadi)", sebuah lakon berbahasa Sanskerta yang ditulis pada periode Pallava oleh sastrawan Bhatta Narayana. Sejak saat itu, adegan tersebut menjadi simbol balas dendam yang dahsyat, serta digunakan pula dalam penceritaan ulang atau adaptasi kitab Mahabharata, sehingga dikira sebagai bagian dari naskah asli karya Begawan Byasa.

Serangan Aswatama

Dalam bagian Sauptikaparwa dikisahkan bahwa setelah Korawa kalah perang, Aswatama membalas dendam dengan cara menyusup ke perkemahan Pandawa pada malam hari, dengan ditemani oleh Krepa dan Kertawarma. Aswatama membunuh para kesatria Pancala yang sedang beristirahat di perkemahan, meliputi: Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, dan Utamoja. Aswatama juga membunuh Pancakumara, yaitu lima putra Dropadi. Pada pagi hari berikutnya, Yudistira memperoleh kabar serangan Aswatama dari kusir kereta Drestadyumna. Kemudian ia memerintahkan Nakula untuk membawa Dropadi dari kerajaan Matsya.[31] Setelah mendapat berita kematian para saudara dan anak-anaknya, Dropadi bersumpah jika Pandawa tidak membunuh Aswatama, maka ia akan berpuasa sampai mati.[32][33]

Para Pandawa menemukan bahwa Aswatama berlindung di pondok Begawan Byasa. Baik Arjuna maupun Aswatama meluncurkan senjata Brahmastra untuk menyerang satu sama lain. Demi mencegah kehancuran dunia yang disebabkan pertemuan dua senjata tersebut, maka Byasa mengintervensi pertarungan dan menyuruh agar kedua kesatria menarik senjata masing-masing. Karena tidak mengetahui cara menarik senjata tersebut, maka Aswatama mengubah jalurnya menuju janin Utari (menantu Arjuna), tetapi Kresna melindungi janin tersebut dengan Cakra Sudarsana. Kemudian Kresna mengutuk Aswatama, lalu permata yang melekati dahi Aswatama dicabut untuk diberikan kepada Dropadi.[32] Dropadi memberikan permata tersebut kepada Yudistira dan memaafkan pembunuh anak-anaknya. Ia menganggap bahwa putra guru sama pentingnya dengan guru itu sendiri.[34]

Kematian

Dropadi (kiri) tersungkur dalam perjalanan, meninggalkan para Pandawa. Ilustrasi dari buku Mahabharata edisi Barddhaman (abad ke-19).

Dalam kitab Mahaprasthanikaparwa diceritakan, setelah klan Wresni dan Andaka (keluarga bangsa Yadawa) saling bantai di Prabasha, para Pandawa beserta Dropadi memutuskan untuk mengundurkan diri dari kesibukan duniawi (wanaprastha), dan melakukan perjalanan suci mengelilingi Bharatawarsha. Sebagai tujuan akhir perjalanan, mereka menuju pegunungan Himalaya setelah melewati gurun yang terbentang di utara Bharatawarsha. Dalam perjalanan menuju ke sana, Dropadi merupakan orang pertama yang meninggal dunia. Saat Dropadi meninggal, Yudistira berkata kepada Bima, bahwa Dropadi tidak membagi rasa cintanya secara adil kepada lima Pandawa. Di antara para Pandawa, cintanya kepada Arjuna lebih besar daripada yang lain. Akibat pilih kasih tersebut, Dropadi tidak mampu melanjutkan perjalanan menuju puncak Himalaya.[35][36]

Suami dan keturunan

Dalam kitab Mahabharata versi aslinya, dan dalam tradisi pewayangan di Bali, suami Dropadi berjumlah lima orang yang disebut lima Pandawa. Dari hasil hubungannya dengan kelima Pandawa ia memiliki lima putra, yang disebut Pancakumara, yakni:

  1. Pratiwindya (प्रतविन्ध्य Prativindhya), anak pertama, dari hubungannya dengan Yudistira.
  2. Sutasoma (सुतसोम Sutasoma), anak kedua, dari hubungannya dengan Bima.
  3. Satanika (शतानीक Śātānīka), anak ketiga, dari hubungannya dengan Nakula.
  4. Srutasena (श्रुतसेन Śrutasena), anak keempat, dari hubungannya dengan Sadewa.
  5. Srutakarma (श्रुतकर्म Śrutakarma), anak kelima, dari hubungannya dengan Arjuna.

Pewayangan Jawa

Dewi Dropadi dalam wujud wayang Jawa.

Dalam budaya pewayangan Jawa, khususnya setelah mendapat pengaruh Islam, Dropadi diceritakan agak berbeda dengan kisah dalam kitab Mahabharata versi aslinya. Dalam cerita pewayangan, Dropadi dinikahi oleh Yudistira saja dan bukan milik kelima Pandawa. Cerita tersebut dapat disimak dalam lakon Sayembara Gandamana.

Dalam lakon tersebut dikisahkan bahwa Yudistira mengikuti sayembara mengalahkan Gandamana yang diselenggarakan Raja Drupada. Orang yang berhasil memenangkan sayembara tersebut berhak memiliki Dropadi. Yudistira ikut serta tetapi ia tidak terjun ke arena secara pribadi, melainkan diwakili oleh Bima. Bima berhasil mengalahkan Gandamana dan akhirnya Dropadi berhasil didapatkan. Karena Bima mewakili Yudistira, maka Yudistiralah yang menjadi suami Dropadi. Dalam tradisi pewayangan Jawa, putra Dropadi dengan Yudistira bernama Raden Pancawala.

Perbedaan cerita antara kitab Mahabharata dari India dengan cerita pewayangan Jawa disebabkan oleh pengaruh perkembangan agama Islam terhadap sastra Hindu khususnya Itihasa (Ramayana dan Mahabharata) di Jawa sebelum abad ke-16. Dalam sejarah Nusantara, setelah Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu runtuh pada awal 1500-an, muncul Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Pada masa itu, segala sesuatu harus disesuaikan dengan hukum agama Islam. Lakon pertunjukan wayang yang diambil dari sastra Hindu tidak diberantas maupun dilarang, melainkan disesuaikan dengan ajaran Islam. Meskipun dalam kitab asli Mahabharata diceritakan bahwa Dropadi menikah dengan kelima Pandawa, para pujangga Islam memandang poliandri (memiliki suami lebih dari satu) sebagai hal yang kurang baik. Oleh karena itu, Dropadi versi Jawa pun dikisahkan hanya menikah dengan Yudistira saja.[37]

Galeri

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Mahasweta Devi (6 December 2012). "Draupadi". Dalam Gayatri Chakravorty Spivak. In Other Worlds: Essays In Cultural Politics. Routledge. hlm. 251. ISBN 978-1-135-07081-6. 
  2. ^ - Wendy Doniger (March 2014). On Hinduism. Oxford University Press. hlm. 533. ISBN 978-0-19-936007-9. 
  3. ^ - Devdutt Pattanaik (1 September 2000). The Goddess in India: The Five Faces of the Eternal Feminine. Inner Traditions / Bear & Co. hlm. 98. ISBN 978-1-59477-537-6. 
  4. ^ Das, Gurcharan (2010-10-04). The Difficulty of Being Good: On the Subtle Art of Dharma (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-978147-8. 
  5. ^ Alf Hiltebeitel (1 January 1991). The cult of Draupadī: Mythologies : from Gingee to Kurukserta. Motilal Banarsidass. hlm. ii. ISBN 978-81-208-1000-6. 
  6. ^ Experts, Arihant (2019-07-22). Know Your State Uttar Pradesh (dalam bahasa Inggris). Arihant Publications India limited. ISBN 978-93-131-9643-3. 
  7. ^ Jones, Constance (2007). Encyclopedia of Hinduism. New York: Infobase Publishing. hlm. 136. ISBN 978-0-8160-5458-9. 
  8. ^ Kisari Mohan Ganguli, "Svayamvara Parva. Section CLXXXIX", The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa, Book 1: Adi Parva, hlm. 374 
  9. ^ a b C. Rajagopalachari (1950), Mahabharata, Bharatiya Vidya Bhavan 
  10. ^ a b c Kamala Subramaniam (2007), Mahabharata, Bharatiya Vidya Bhavan 
  11. ^ a b Williams, George M. (2008). "Arjuna". Handbook of Hindu Mythology. Oxford University Press. hlm. 61. ISBN 978-0-19533-261-2. 
  12. ^ Johnson, W. J. (2009). "Draupadi". A Dictionary of Hinduism. Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780198610250.001.0001. ISBN 978-0-19861-025-0. 
  13. ^ Johnson, W. J. (2009). "Arjuna". A Dictionary of Hinduism. Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780198610250.001.0001. ISBN 978-0-19861-025-0. 
  14. ^ a b Kisari Mohan Ganguli (1883–1896), "Sishupala-badha Parva. Section XLVI", The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa, Book 2: Sabha Parva, Internet Sacred Text Archive 
  15. ^ "Did Draupadi Insult Duryodhana during Rajasuya, Karna in Swayamvara?". myIndiamyGlory (dalam bahasa Inggris). 2020-05-19. Diakses tanggal 2020-09-09. 
  16. ^ Hudson, Emily (2012). Disorienting Dharma: Ethics and the Aesthetics of Suffering in the Mahabharata. Oxford University Press. ISBN 978-0199860784. 
  17. ^ "The Mahabharata, Book 2: Sabha Parva: Shishupala-badha Parva: Section LXVI". Sacred-texts.com. Diakses tanggal 2013-10-20. 
  18. ^ Williams, Oliver F.; Houck, John W. (1992). A Virtuous Life in Business: Stories of Courage and Integrity in the Corporate World (dalam bahasa Inggris). Rowman & Littlefield. ISBN 978-0-8476-7747-4. 
  19. ^ Uppal, Nishant (2018-11-29). Duryodhanization: Are Villains Born, Made, or Made Up? (dalam bahasa Inggris). Penguin Random House India Private Limited. ISBN 978-93-5305-369-7. 
  20. ^ Pattanaik, Devdutt. "The Clothes of Draupadi". Devdutt. Diakses tanggal 20 February 2015. 
  21. ^ Chakravarti, Bishnupada (2007-11-13). Penguin Companion to the Mahabharata (dalam bahasa Inggris). Penguin UK. ISBN 978-93-5214-170-8. 
  22. ^ Hudson, Emily (2012). Disorienting Dharma: Ethics and the Aesthetics of Suffering in the Mahabharata. Oxford University Press. ISBN 978-0199860784. 
  23. ^ "The Mahabharata, Book 2: Sabha Parva: Shishupala-badha Parva: Section LXVII". Sacred-texts.com. Diakses tanggal 2015-07-24. 
  24. ^ "Mahabharata with the Commentary of Nilakantha". Diakses tanggal 2015-07-24. 
  25. ^ Johnson, W. J. (2009). "Mahabharata". A Dictionary of Hinduism. Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780198610250.001.0001. ISBN 978-0-19861-025-0. 
  26. ^ http://www.bhagavatam-katha.com/mahabharata-story-durvasa-muni-svisit-to-pandavas-in-the-forest/
  27. ^ https://lightofgodhead.com/logstaging/durvasa-muni-visits-the-pandavas//
  28. ^ https://www.indianmirror.com/history/mahabharatha/abduction-of-draupadi.html
  29. ^ a b Chakravarti 2007.
  30. ^ Portessor of Sanskrit Elphinstone College, Bombay (11 Maret 2018). "The Venisamhara of Bhatta Narayana" – via Internet Archive. 
  31. ^ K M Ganguly(1883–1896). The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 10[pranala nonaktif permanen] Yudhishthira crying over the death of Upapandavas, October 2003, Retrieved 2015-04-17
  32. ^ a b "The Mahabharata, Book 10: Sauptika Parva: Section 11". Sacred-texts.com. Diakses tanggal 2015-07-24. 
  33. ^ "Asvathama and Kripa are born immortals and unslayable by any kind of weapons". Diakses tanggal 28 June 2015. 
  34. ^ K M Ganguly(1883–1896). The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 16 Draupadi forgiving Ashwathama, October 2003, Retrieved 2017-11-10
  35. ^ http://www.sacred-texts.com/hin/m17/m17002.htm
  36. ^ Hudson, Emily (2012). Disorienting Dharma: Ethics and the Aesthetics of Suffering in the Mahabharata. Oxford University Press. ISBN 978-0199860784. 
  37. ^ Mulyono (1991), Dewi Dropadi: Antara kitab Mahabharata dan Pewayangan Jawa, 290 (edisi ke-Juli '91), Warta Hindu Dharma 

Daftar pustaka

Pranala luar

Baca informasi lainnya:

Expressway in mainland China This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: S32 Xuanhua–Datong Expressway – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2009) (Learn how and when to remove this template message) Xuanhua–Datong Expressway宣化-大同高速公路Xuanda Expressway宣大高速Route informationLength126&…

Bandeira progressista do orgulho Adoção julho de 2018 (5 anos) Criador Daniel Quasar [en] Descrição Bandeira do orgulho arco-íris vermelha, laranja, amarela, verde, azul e roxa com uma divisa lateral à esquerda que apresenta listras de cor preta, marrom, azul clara, rosa e branca. A bandeira progressista do orgulho,[1] também chamada de bandeira do progresso (em inglês: Progress pride flag) ou bandeira do orgulho LGBT inclusiva, é uma variante inclusiva da ban…

River Bend Pueblo Ubicación en el condado de Craven y en el estado de Carolina del Norte Ubicación de Carolina del Norte en EE. UU.Coordenadas 35°04′28″N 77°08′55″O / 35.074444444444, -77.148611111111Entidad Pueblo • País  Estados Unidos • Estado  Carolina del Norte • Condado CravenSuperficie   • Total 7.1 km² • Tierra 6.6 km² • Agua 0.5 km²Altitud   • Media 4 m s. n. m.Población (2010…

Office building in Halifax, Nova ScotiaCIBC BuildingGeneral informationStatusCompletedTypeOffice buildingArchitectural styleModernismLocation1809 Barrington StreetHalifax, Nova ScotiaCompletedSeptember 1977OwnerCrombie REITDesign and constructionDeveloperDurham Leaseholds LimitedMain contractorPoole Construction The Bank of Commerce Building, also known as the CIBC Building, is a high-rise office building in the downtown core of Halifax, Nova Scotia, Canada. It is located on Barrington Street an…

Bruneian politician In this Malay name, there is no family name. The name Umar is a patronymic, and the person should be referred to by the given name, Abdul Aziz. The Arabic-derived word bin or binti/binte, if used, means 'son of' or 'daughter of', respectively.Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Laila Wijaya Dato Seri SetiaAbdul Aziz UmarPSNB SLJ DPMB GBEAbdul Aziz in 19581st Minister of EducationIn office30 November 1988 – 24 May 2005MonarchHassanal BolkiahDeputyAhmad Jumat[1]P…

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (ديسمبر 2018) مصرف الإمارات الإسلاميمعلومات عامةالتأسيس 2004 النوع بنك — شركة الشكل القانوني شركة موقع الويب emiratesislamic.ae ا…

This article may contain excessive or irrelevant examples. Please help improve the article by adding descriptive text and removing less pertinent examples. (September 2023) This article is part of a series on theAboriginal andTorres Strait Islander Voice Proposed Australian federal Indigenous advisory body to represent Indigenous communities. Background Constitutional recognition of Indigenous Australians Reconciliation in Australia Indigenous treaties in Australia Australian Indigenous sovereig…

You can help expand this article with text translated from the corresponding article in Chinese. (February 2018) Click [show] for important translation instructions. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into the English Wikipedia. Do not translate text that appears unreliable or low-…

Iranian footballer and manager Mahmoud Fekri Fekri in 2021Personal informationFull name Mahmoud Fekri JuybariDate of birth (1970-01-15) January 15, 1970 (age 53)Place of birth Juybar, IranPosition(s) DefenderTeam informationCurrent team SaipaSenior career*Years Team Apps (Gls)1991–1992 Nassaji Mazandaran 1992–1996 Esteghlal 1996–1998 Fajr Sepasi 1998–2007 Esteghlal 2007 Shirin Faraz International career1998–2006 Iran 20 (1)Managerial career2007 Shirin Faraz2009–2010 Shirin Faraz…

Портрет Столбуна на пам'ятнику стратонавтам Давид Овсійович Столбунов (1912 — 18 липня 1938) — радянський стратонавт, нейрофізіолог, кандидат медичних наук, військовий лікар 2-го рангу. Загинув 18 липня 1938 року при польоті на стратостаті ВВА-1. Стратостат злетів у Звенигоро…

1675 play by William Wycherley This article is about the Restoration comedy by Wycherley. For the TV episode, see The Country Wife (The Green Green Grass). This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (February 2021) (Learn how and when to remove this template message) The Country WifeThe first edition of The Country WifeWritten byWilliam WycherleyCharacters M…

This is the results breakdown of the local elections held in Galicia on 28 May 1995. The following tables show detailed results in the autonomous community's most populous municipalities, sorted alphabetically.[1][2][3] Overall Councillor share for parties securing >1.0% of councillors up for election.   PP (56.77%)  PSdeG–PSOE (24.08%)  BNG (10.89%)  Other (8.26%) ← Summary of the 28 May 1995 municipal election results in Ga…

Ozark National Scenic RiverwaysIUCN category V (protected landscape/seascape)The Ozark National Scenic Riverways (red) and the nearby Eleven Point National Wild and Scenic River (green)LocationShannon, Carter, Dent, and Texas Counties, MissouriNearest citySalem, Van Buren, and EminenceCoordinates37°11′27″N 91°16′35″W / 37.1907°N 91.2763°W / 37.1907; -91.2763Area80,000 acres (324 km2)Established1964-08-27Visitors1,789,783 (in 2007)Governing&#…

Town in New South Wales, AustraliaJugiongNew South WalesEntering Jugiong at the old Hume HighwayJugiongCoordinates34°49′23″S 148°19′29″E / 34.82306°S 148.32472°E / -34.82306; 148.32472Population255 (SAL 2021)[1]Postcode(s)2726Elevation303 m (994 ft)Location 30 km (19 mi) from Bookham 40 km (25 mi) from Gundagai LGA(s)Hilltops CouncilRegionSouth West SlopesCountyHardenParishJugiongState electorate(s)CootamundraFederal divis…

486 computer chip made by AMD This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Am5x86 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (February 2021) (Learn how and when to remove this template message) Am5x86An early Am5x86-P75 for Socket 3, model ADWGeneral informationLaunchedNovember 1995Discontinued1999Markete…

University in Kobe, Japan This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Konan University – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (January 2021) (Learn how and when to remove this template message) Konan University甲南大学TypePrivateEstablished1919 (1919) (as Konan Gakuen Middle School)1951 …

United States historic placeKing BlockU.S. National Register of Historic PlacesNew Jersey Register of Historic Places The block in 1988Show map of Middlesex County, New JerseyShow map of New JerseyShow map of the United StatesLocation316–324 Memorial Parkway, New Brunswick, New JerseyCoordinates40°29′44″N 74°26′26″W / 40.49556°N 74.44056°W / 40.49556; -74.44056Built1860 (1860)Architectural styleItalianateNRHP reference No.88000644[1&#…

Ministry of Health and Welfare (Taiwan) Emblem of National Health Insurance Healthcare in Taiwan is administered by the Ministry of Health and Welfare of the Executive Yuan. As with other developed economies, Taiwanese people are well-nourished but face such health problems as chronic obesity and heart disease.[1] In 2002 Taiwan had nearly 1.6 physicians and 5.9 hospital beds per 1,000 population.[1] In 2002, there were 36 hospitals and 2,601 clinics in the country. Per capita he…

American basketball player Nigel SpikesSpikes in 2018No. 11 – Kobe StorksPositionPower forward / centerLeagueB.LeaguePersonal informationBorn (1989-10-18) October 18, 1989 (age 34)Fort Lauderdale, FloridaNationalityAmericanListed height6 ft 10 in (2.08 m)Listed weight229 lb (104 kg)Career informationHigh schoolDillard (Fort Lauderdale, Florida )CollegeMarshall (2009–2013)NBA draft2013: undraftedPlaying career2013–presentCareer history2014Miami Midnites…

American college basketball season 2012–13 UC Riverside Highlanders men's basketballConferenceBig West ConferenceRecord6–25 (3–15 Big West)Head coachJim Wooldridge (6th season)Assistant coaches Dennis Cutts Mike Miller Justin Bell Home arenaStudent Recreation Center ArenaSeasons← 2011–122013–14 → 2012–13 Big West men's basketball standings vte Conf Overall Team W   L   PCT W   L   PCT Long Beach State 14 – 4   .778 19 …

Kembali kehalaman sebelumnya

Lokasi Pengunjung: 3.235.249.219