Bima (Dewanagari: भीम; ,IAST: Bhīma,भीम) atau Werkodara (Dewanagari: वृकोदर; ,IAST: Vṛkodhara,वृकोदर) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracaritaMahabharata. Ia merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, selalu bersifat kasar dan menakutkan bagi musuh,[1] walaupun sebenarnya berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di urutan kedua dari lima bersaudara. Saudara seayahnya ialah Hanoman, wanara terkenal dalam epos Ramayana.
Mahabharata menceritakan bahwa Bima gugur di pegunungan bersama keempat saudaranya setelah Bharatayuddha berakhir. Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18 Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Etimologi
Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah 'hebat', 'dahsyat', 'mengerikan'.[2] Nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam alih aksara bahasa Sanskerta dieja vṛkodhara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan.[3] Nama julukan yang lain adalah Bhīmasena yang berarti panglima perang.
Kelahiran
Dalam wiracaritaMahabharata, bagian Adiparwa dikisahkan bahwa Pandu, raja Hastinapura, dikutuk oleh Resi Kindama agar mati saat melakukan hubungan seksual. Sang raja merasa bahwa ia tidak akan bisa memperoleh keturunan untuk mewarisi takhtanya. Ia pun menyerahkan jabatan raja kepada Dretarastra, kakaknya yang buta, sedangkan ia sendiri makzul dan berkhalwat ke hutan bersama dua istrinya, Kunti dan Madri.
Di hutan, Kunti mengaku bahwa saat masih gadis, ia diajari suatu mantra oleh Resi Durwasa yang berfungsi untuk memanggil dewa-dewi tertentu dan memperoleh anak dari dewa-dewi yang dipanggil. Pandu pun memohon kepada Kunti untuk mempraktikkan mantra tersebut. Pada awalnya, Kunti menujukan mantranya kepada Dewa Yama, dan memperoleh putra yang diberi nama Yudistira. Beberapa tahun kemudian, melalui mantranya ia berseru kepada Dewa Bayu, dan memperoleh putra yang diberi nama Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.
Menurut sastra Hindu, Bima dan Hanoman adalah saudara seayah secara rohani, sebab mereka berdua merupakan anak yang terlahir melalui anugerah Dewa Bayu. Ia memuja Bayu dan mengagumi saudaranya, Hanoman.[4]
Masa muda
Bersama para pangeran Dinasti Kuru lainnya, Bima belajar ilmu agama, sains, tata negara, dan bela diri di bawah bimbingan para sesepuh dan guru keraton, Krepa dan Drona. Ia dan Duryodana (Korawa sulung) menguasai ilmu menggunakan senjata gada, dan berlatih di bawah bimbingan Baladewa. Keunggulan Bima sebagaimana yang diceritakan dalam wiracarita Mahabharata ialah kekuatannya yang hebat. Saat murka, ia menjadi terlampau kuat bahkan sulit bagi Indra (Dewa Perang) untuk menaklukkannya.[5]
Pada masa kanak-kanak, kekuatan Bima tidak ada tandingannya di antara anak-anak sebayanya.[6] Kekuatan tersebut sering dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa. Duryodana sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tersebut berkembang menjadi niat untuk membunuh Bima. Pada suatu hari ketika para Korawa serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Duryodana menyuguhkan makanan dan minuman kepada Bima, yang sebelumnya telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak curiga, ia menyantap makanan tersebut. Makanan tersebut membuat Bima jatuh pingsan, lalu tubuhnya diikat kuat-kuat oleh Duryodana dengan menggunakan tanaman menjalar, setelah itu dihanyutkan ke sungai Gangga dengan rakit. Saat rakit yang membawa Bima sampai di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Secara ajaib, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun yang dimakan Bima. Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui rajanya, yaitu Wasuki.
Saat Wasuki mendengar kabar bahwa putra Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman, yang semangkuknya memiliki kekuatan setara dengan sepuluh gajah.[7] Bima meminumnya tujuh mangkuk, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat, setara dengan tujuh puluh gajah. Bima tinggal di istana Naga Basuki selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang.
Duryodana — atas saran Sangkuni, pamannya dari pihak ibu — berencana melenyapkan para Pandawa dalam suatu konspirasi agar upaya pembunuhan terlihat seperti suatu kecelakaan. Ia memberi penawaran kepada para Pandawa dan Kunti untuk berlibur di Waranawata, tempat diselenggarakannya festival Pasupati, pemujaan kepada Siwa.[8] Di sana, Bima dan Yudistira sadar bahwa rumah penginapan yang disediakan untuk mereka telah dirancang untuk membunuh mereka serta ibu mereka. Pesuruh Duryodana, yaitu Purocana telah membangun rumah tersebut sedemikian rupa dengan bahan seperti lilin sehingga cepat terbakar, yang disebut "Laksagreha". Bima hendak segera pergi, tetapi atas saran Yudistira mereka tinggal di sana selama beberapa bulan. Sementara itu, Widura, paman Yudistira yang telah mengetahui konspirasi Duryodana dan Sangkuni mengirim penambang untuk menggali terowongan penyelamatan apabila Laksagreha dibakar.
Pada suatu malam setelah pesta, Purocana tertidur lelap karena makanan yang disuguhkan oleh Kunti. Tanpa diketahui, seorang wanita Nishada dan kelima anaknya — yang turut menghadiri pesta — tertidur di pelataran istana. Sementara itu Bima segera menyuruh ibu dan saudara-saudaranya untuk melarikan diri dengan melewati terowongan yang telah dibuat oleh kuli tambang yang diutus Widura. Kemudian, Bima mulai membakar Laksagreha beserta Purocana agar Purocana tewas dalam perangkap yang dibuatnya sendiri.[9] Wanita Nishada dan kelima anaknya yang tidur di pelataran juga ikut terbakar dalam peristiwa tersebut.
Dalam perjalanan menyelamatkan diri dari kebakaran Laksagreha, Bima memegang peran penting karena badan dan kekuatannya yang besar sangat berguna. Ia menggotong ibu dan saudara-saudaranya yang merasa mengantuk dan lelah. Kunti digendong di punggungnya, Nakula dan Sadewa berada di pahanya, sedangkan Yudistira dan Arjuna berada di lengannya.[10] Ketika keluar dari ujung terowongan, Bima dan saudaranya tiba di sungai Gangga. Di sana mereka diantar menyeberangi sungai oleh pesuruh Widura.
Pengembaraan pascakebakaran Laksagreha
Setelah para Pandawa berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran Laksagreha, Kunti menyarankan agar mereka tidak kembali ke Hastinapura, melainkan hidup dalam penyamaran untuk menghindari konflik dengan para Korawa. Namun pada akhirnya, Pandawa dan Kunti akhirnya kembali ke Hastinapura, setelah mereka melewati petualangan dan Bima membantai sejumlah raksasa dalam pengembaraan tersebut.
Setelah menyeberangi sungai Gangga, mereka melewati Sidawata sampai Hidimbawana ("Hutan Hidimba"). Di Hidimbawana, Bima bertemu dengan raksasa wanita bernama Hidimbi. Hidimbi menyamar menjadi wanita normal dan jatuh cinta kepada Bima. Hidimba (kakak Hidimbi) marah karena Hidimbi telah jatuh cinta dengan seseorang yang seharusnya menjadi santapan mereka. Perkara itu berujung pada perkelahian antara Bima dengan Hidimba. Bima memenangkan pertarungan dan berhasil membunuh Hidimba. Kemudian Bima menikah dengan Hidimbi. Seorang putra yang diberi nama Gatotkaca lahir dari perkawinan mereka. Bima dan keluarganya tinggal selama beberapa bulan bersama dengan Hidimbi dan Gatotkaca, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan.
Setelah melewati Hidimbawana, para Pandawa beserta ibunya tiba disebuah kota yang bernama Ekacakra.[11] Di sana mereka menumpang di rumah keluarga brahmana. Pemilik rumah memberitahu mereka bahwa seorang raksasa yang bernama Bakasura meneror kota Ekacakra. Atas permohonan penduduk desa, raksasa tersebut berhenti mengganggu kota, tetapi sebaliknya seluruh penduduk kota diharuskan untuk mempersembahkan makanan yang enak serta seorang manusia setiap minggunya. Kini, keluarga brahmana yang menyediakan tempat tinggal bagi mereka yang mendapat giliran untuk mempersembahkan salah seorang keluarganya. Merasa berhutang budi dengan kebaikan hati keluarga brahmana tersebut, Kunti berkata bahwa ia akan megutus Bima untuk membunuh raksasa Baka. Pada hari yang telah ditentukan, Bima pergi menuju gua Bakasura dan menantang raksasa tersebut untuk bertarung. Setelah pertarungan berlangsung lama, Bima meremukkan tubuh Bakasura. Lalu ia menyeret tubuh Bakasura sampai di pintu gerbang Ekacakra. Atas usaha Bima, kota Ekacakra menjadi tenang kembali.[12][13]
Bima, Kunti, dan empat Pandawa lainnya tinggal di Ekacakra selama beberapa lama, sampai akhirnya Pandawa memutuskan untuk melanjutkan pengembaraan mereka. Sebagai tujuan berikutnya, mereka pergi ke Kampilya, ibu kota Kerajaan Panchala, setelah mendengar cerita dari seorang brahmana mengenai sayembara memperebutkan Putri Dropadi, anak Raja Drupada. Dengan menyamar sebagai brahmana, para Pandawa mendatangi lokasi sayembara sementara Kunti menunggu di gubuk. Sayembara tersebut dimenangkan oleh Arjuna, yang menimbulkan ketidakpuasan bagi peserta lainnya karena merasa kaum brahmana tidak layak mengikuti sayembara. Kericuhan pun terjadi, yang segera diatasi oleh Bima. Berkat kekuatan Bima, para Pandawa berhasil pergi dari lokasi sayembara, dan menuju gubuk tempat ibu mereka menunggu. Atas suatu kesalahpahaman, kelima Pandawa menikahi Dropadi. Beberapa tahun setelah pernikahan, Bima mempunyai anak dari Dropadi yang bernama Sutasoma.
Kembali ke Hastinapura
Setelah menikah dengan Dropadi, persekutuan antara Pandawa dan Drupada terjalin. Kabar pernikahan Pandawa dengan Dropadi tersiar hingga ke keraton Hastinapura. Para tetua dan pemimpin Dinasti Kuru akhirnya mengadakan rekonsiliasi dan mengajak para Pandawa dan ibu mereka kembali ke Hastinapura. Pada waktu itu, Duryodana telah diangkat sebagai putra mahkota karena Yudistira dan saudara-saudaranya diduga tewas dalam kebakaran Laksagreha di Waranawata. Untuk mencegah konflik lebih lanjut lagi, atas saran Bisma maka Kerajaan Kuru pun dibagi menjadi dua: Korawa di Hastinapura, dan Pandawa di Indraprastha.[14]
Rajasuya di Indraprastha
Beberapa tahun setelah Indraprastha berdiri, Yudistira menyelenggarakan Upacara Rajasuya untuk mengumumkan kekuasaannya atas Indraprastha kepada para raja di penjuru Bharatawarsha.[15] Ia memerintahkan empat saudaranya untuk berkelana ke empat penjuru India untuk mengundang raja-raja dan mengambil persembahan dari mereka. Bima mendapat tugas untuk menaklukkan daerah India Timur, meliputi kerajaan Magadha dan Chedi. Dalam perjalanannya, ia menaklukkan para penguasa, terutama Jarasanda, penguasa Magadha.
Jarasanda adalah kesatria perkasa yang menjadi penghalang Yudistira dalam melakukan Rajasuya. Para Pandawa merasa perlu untuk melenyapkannya agar Rajasuya dapat diadakan. Maka mereka mengatur suatu strategi yang dibantu oleh Kresna. Bersama dengan Kresna, Arjuna dan Bima pergi ke Magadha dengan menyamar sebagai kaum brahmana. Jarasanda menjamu mereka secara takzim. Dalam pertemuan tersebut, Kresna menyatakan bahwa maksud kedatangan mereka, dan Jarasanda diperbolehkan untuk memilih lawan tanding di antara mereka bertiga. Jarasanda pun memilih Bima sebagai lawannya. Pertempuran berlangsung selama berhari-hari dan tidak ada satu pun yang mengaku kalah. Atas petunjuk dari Kresna, Bima membelah tubuh Jarasanda menjadi dua bagian, dan melempar kedua bagian tubuh tersebut ke arah yang berlawanan. Setelah kematian Jarasanda, seratus raja yang ditawan olehnya akhirnya dibebaskan. Seratus raja tersebut akhirnya mengakui Yudistira sebagai Cakrawarti (Adiraja).[16]
Selain Magadha, kerajaan yang ditaklukkan oleh Bima antara lain: Kerajaan Chedi, Kerajaan Dasarna, Kerajaan Matsya, Kerajaan Nishada. Kemudian suku bangsa yang ditaklukkannya meliputi: suku Sarmaka, suku Warmaka, suku Somadheya, suku Bharga, bangsa Malada dan negeri yang bernama Madahara, negeri Mahidara, Watsabhumi. Wilayah yang ditaklukkannya meliputi: Malla Selatan, dan pegunungan Bhagawanta. Saat tiba di kerajaan Angga, Raja Karna sempat melakukan perlawanan tetapi Bima mampu menaklukkannya.[17]
Setelah Upacara Rajasuya dilangsungkan, Duryodana merasa semakin iri terhadap para Pandawa. Ia pun ingin merebut istana beserta wilayah yang dikuasai oleh Yudistira dalam suatu permainan dadu, yang diatur secara gaib oleh Sangkuni agar kemenangan selalu berada di pihak Korawa.
Dalam masa pengasingan
Kitab Mahabharata bagian Wanaparwa dan Wirataparwa menceritakan kisah pengasingan para Pandawa dan istri mereka setelah kalah dalam permainan dadu melawan Korawa. Sesuai dengan perjanjian pascapermainan, mereka harus mengasingkan diri ke suatu hutan dan menetap di sana selama 12 tahun, kemudian hidup dalam penyamaran di suatu kerajaan selama setahun, dan setelah itu boleh kembali ke kerajaan mereka sebagai bangsawan. Apabila penyamaran mereka terbongkar, maka mereka harus mengulang lagi masa pengasingan diri di hutan selama 12 tahun. Selama masa pengasingan dan penyamaran tersebut, Bima bertemu dengan beberapa raksasa dan orang kuat; semuanya dapat dikalahkan olehnya.
Melawan Kirmira
Pada masa awal pengasingan (di hutan Kamyaka), para Pandawa bertemu dengan raksasa Kirmira, saudara Bakasura, dan teman bagi raksasa Hidimba. Pertarungan sengit terjadi antara Bima melawan raksasa tersebut. Keduanya merupakan petarung yang sebanding dan kerap saling melemparkan batu atau kayu satu sama lain. Pada akhirnya. Bima memenangkan pertarungan.[18]
Di negeri Matsya
Setelah para Pandawa menghabiskan masa pengasingan selama 12 tahun di hutan, mereka menghabiskan tahun ke-13 dengan hidup dalam penyamaran di kerajaan Matsya yang dipimpin Raja Wirata. Di sana, Bima menyamar sebagai juru masak yang bernama Balawa, sementara para Pandawa memanggilnya dengan nama Jayanta.[19]
Pada suatu perayaan di Matsya, orang-orang dari sejumlah negari tetangga berkunjung ke kerajaan Matsya. Dalam kesempatan itu ada suatu pertandingan gulat yang mempertemukan para pegulat dari berbagai negeri. Pegulat Jimuta tidak terkalahkan dalam pertandingan tersebut. Bima menantang Jimuta, lalu mengalahkannya dalam waktu singkat, membuat takjub Raja Wirata dan rakyat Matsya. Kejadian itu meningkatkan reputasi para Pandawa di wilayah yang asing.[20]
Kicaka, panglima tinggi kerajaan Matsya, melakukan pelecehan seksual terhadap Dropadi, yang sedang menyamar sebagai pelayan bernama Malini. Dropadi melaporkan kejadian tersebut kepada Bima. Akhirnya mereka merencanakan suatu pembalasan kepada Kicaka. Pada hari yang ditentukan, Dropadi berpura-pura mengajak Kicaka untuk bertemu di suatu tempat. Di tempat yang dijanjikan, Bima membungkus diri dengan pakaian wanita untuk menyaru sebagai Dropadi. Saat Kicaka datang, Bima segera membuka penyamarannya lalu bergulat dengan Kicaka. Ia membunuh Kicaka dan menghacurkan jenazahnya hingga sulit untuk dikenali. Kemudian kerabat Kicaka mencoba untuk memubunuh Dropadi—yang dituduh sebagai penyebab musibah pada Kicaka—tetapi Bima menghancurkan mereka semua.[21]
Perang Kurukshetra
Dalam perang Kurukshetra, Bima berperan sebagai komandan tentara Pandawa. Sebelum pertempuran dimulai, Bima mengusulkan Satyaki sebagai panglima pasukan Pandawa, tetapi Yudistira dan Arjuna memilih Drestadyumna. Sebagai salah satu komandan, Bima bertarung dengan mengendarai kereta perang, dikemudikan oleh kusir bernama Wisoka. Pada keretanya terdapat panji berwarna putih dengan gambar singa keperakan, matanya berupa permata lapis lazuli. Keretanya ditarik oleh kuda hitam, sehitam beruang atau antelop hitam.[22][23] Sebagai kelengkapan perang, Bima memiliki sebuah busur sakti bernama Wayabya (artinya "pemberian Dewa Bayu"), trompet kerang bernama Paundra, dan sebuah gada pemberian Hanoman yang kekuatannya setara dengan ratusan ribu gada.
Duel melawan Duryodana
Pada hari terakhir perang Kurukshetra, hanya Duryodana yang sintas di antara Korawa. Ia pergi dari medan laga dan bersembunyi di dasar sebuah danau. Para Pandawa dan Kresna menantangnya untuk perang tanding untuk menentukan hasil akhir perang. Pandawa menyatakan bahwa Duryodana bebas memilih salah satu Pandawa sebagai lawannya; apabila Duryodana menang, maka perang tidak perlu berlanjut lagi dan para Pandawa akan mengakui kekalahan mereka. Pada kesempatan itu, Duryodana memilih Bima sebagai lawannya. Bima berkelahi melawan Duryodana dengan menggunakan senjata gada. Pertarungan berlangsung dengan sengit dan lama, sampai akhirnya Kresna mengingatkan Bima bahwa ia telah bersumpah akan mematahkan paha Duryodana. Seketika Bima mengayunkan gadanya ke arah paha Duryodana saat Duryodana sedang melompat ke arah Bima.[24] Setelah pahanya diremukkan, Duryodana jatuh ke tanah dan tidak mampu lagi melanjutkan pertarungan. Menyaksikan kejadian tersebut, Baladewa marah karena Bima telah mengincar bagian tubuh yang seharusnya tidak diserang dalam pertarungan dengan gada. Ia pun ingin menghukum Bima, tetapi ditenangkan Kresna karena Bima hanya ingin menjalankan sumpahnya.[25]
Pewayangan Jawa
Pada masa penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara, kitab Mahabharata yang berbahasa Sanskerta—beserta sejumlah besar kitab-kitab Hindu lainnya—diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno dan disertai adaptasi seperlunya, sehingga kejadian yang berlatar belakang di Tanah India dibuat seolah-olah terjadi di pulau Jawa. Kisah Mahabharata juga diadaptasi menjadi lakon pertunjukan wayang. Tokoh Bima dalam pewayangan pun mengalami adaptasi, tetapi dengan garis besar cerita yang sama dengan kitab aslinya.
Karakter
Dalam pewayangan Jawa, Bima digambarkan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, jujur dan bijaksana serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) ataupun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewaruci. Ia mahir bermain gada, serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar), dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuglindhu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak Pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
Dalam pencarian jati dirinya, Bima sering diberi tugas oleh gurunya—yang sesungguhnya dihasut oleh para Korawa untuk membunuh Bima—yang terasa mustahil untuk dikerjakan, seperti mencari kayu gung susuhing angin dan air banyu perwitasari, yang akhirnya membawa Bima bertemu dengan Dewaruci.
Istri dan keturunan
Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah Indraprastha. Ia mempunyai tiga orang istri dan tiga orang anak, yaitu:
Dewi Nagagini, berputra (mempunyai putra bernama) Arya Anantareja,
^Smith, with a preface by Christopher Key Chapple (2009). The Bhagavad Gita (edisi ke-Peringatan 25 tahun). Albany: State University of New York Press. hlm. 24. ISBN9781438428420.
^Kisari Mohan Ganguli (1883–1896), "Jatugriha Parva: Section CXLV", Sacred-Text.com https://sacred-texts.com/hin/m01/m01146.htmParameter |Title= yang tidak diketahui mengabaikan (|title= yang disarankan) (bantuan); Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
American baseball player Baseball player Richie HebnerThird basemanBorn: (1947-11-26) November 26, 1947 (age 76)Brighton, Massachusetts, U.S.Batted: LeftThrew: RightMLB debutSeptember 23, 1968, for the Pittsburgh PiratesLast MLB appearanceOctober 3, 1985, for the Chicago CubsMLB statisticsBatting average.276Home runs203Runs batted in890 Teams Pittsburgh Pirates (1968–1976) Philadelphia Phillies (1977–1978) New York Mets (1979) Detroit Tigers (1980–1982...
العلاقات الجزائرية الجنوب سودانية الجزائر جنوب السودان الجزائر جنوب السودان تعديل مصدري - تعديل العلاقات الجزائرية الجنوب سودانية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين الجزائر وجنوب السودان.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة...
I Nengah Tamba Bupati Jembrana ke-14PetahanaMulai menjabat 26 Februari 2021PresidenJoko WidodoGubernurWayan KosterWakilI Gede Ngurah Patriana Krisna PendahuluI Putu ArthaPenggantiPetahana Informasi pribadiLahir22 Maret 1964 (umur 60)Jembrana, Bali, IndonesiaKebangsaanIndonesiaPartai politikPNBK (2004-2006) Demokrat (2006-sekarang)Suami/istriGusti Ayu Ketut CandrawatiAnak3Alma materUniversitas UdayanaPekerjaanDirektur, PolitikusSunting kotak info • L • B I Nengah Tam...
1998 studio album by EnslavedBlodhemnStudio album by EnslavedReleased28 October 1998RecordedThe Abyss StudiosGenre Viking metal[1] black metal[1] Length39:48LabelOsmoseProducerPeter TägtgrenEnslaved chronology Eld(1997) Blodhemn(1998) Mardraum – Beyond the Within(2000) Professional ratingsReview scoresSourceRatingAllMusic[1]Chronicles of Chaos9/10[2] Blodhemn (Norwegian meaning blood revenge) is the fourth studio album by Norwegian extreme metal band...
القوات الجوية الملكية البلجيكية شعار القوات الجوية الملكية البلجيكية الدولة بلجيكا الإنشاء 1909 النوع سلاح الجو الدور حرب جوية جزء من القوات المسلحة الملكية البلجيكية الاشتباكات الحرب العالمية الأولى الموقع الرسمي الموقع الرسمي الشارة دائري تعديل مصدري ...
لمعانٍ أخرى، طالع ستالينغراد (توضيح). ستالينغرادСталинград (بالروسية) معلومات عامةالتصنيف فيلم ثلاثي الأبعاد الصنف الفني دراما، حربالمواضيع الحرب العالمية الثانية — معركة ستالينغراد تاريخ الصدور 2013مدة العرض 135 دقيقة اللغة الأصلية الروسية والألمانيةالبلد روسياال...
December BoysSutradaraRod HardyProduserRichard BeckerDitulis olehMichael Noonan Marc RosenbergPemeranDaniel RadcliffeJack ThompsonVictoria HillTeresa PalmerDistributorWarner IndependentTanggal rilisAUS> 20 September 2007AS 14 September - 12 Oktober 2007Durasi105 menitNegara AustraliaBahasaBahasa InggrisAnggaran$4.000.000IMDbInformasi di IMDbSitus webhttp://wip.warnerbros.com/decemberboys/main.html December Boys adalah film Australia tahun 2007 yang disutradai oleh Rod Hardy dan dituli...
Pour les articles homonymes, voir 6e flotte. Cet article est une ébauche concernant l’US Navy. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. United States Sixth Fleet Création 1946- Pays États-Unis Branche United States Navy Type Flotte Fait partie de United States Naval Forces Europe Composée de Task Force 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68 et 69 Garnison Naval Support Activity Naples Guerres Crise...
LivingstoniteBright, steel-metallic livingstonite laths to 1.2 cm. on rich antimony (stibnite) ore. From the type locality in Huitzuco de los Figueroa.GeneralCategorySulfosalt mineralFormula(repeating unit)HgSb4S8IMA symbolLst[1]Strunz classification2.HA.15Crystal systemMonoclinicCrystal classPrismatic (2/m) (same H-M symbol)Space groupA2/aUnit cella = 30.567(6), b = 4.015(1) c = 21.465(3) [Å]; β = 103.39°; Z = 8IdentificationColorBlackish gray; in polished section, ...
Rally Dakar 2003Edizione n. 25 del Rally Dakar Dati generaliInizio1º gennaio Termine19 gennaio Prove17 (17 speciali) Titoli in palioMoto Richard Sainctsu KTM Auto Hiroshi Masuokasu Mitsubishi Camion Vladimir Čaginsu Kamaz Altre edizioniPrecedente - Successiva Edizione in corso Il Rally Dakar 2003 è stata la 25ª edizione del Rally Dakar (partenza da Marsiglia, arrivo a Sharm el-Sheikh). Indice 1 Tappe 2 Classifiche 2.1 Moto 2.2 Auto 2.3 Camion 3 Note 4 Altri progetti 5 Collegamenti est...
Pour les articles homonymes, voir MacKenzie. Charles MackenzieBiographieNaissance 1825Eddleston (d)Décès 31 janvier 1862AfriqueNationalité britanniqueActivité PrêtrePère Colin Mackenzie de PortmoreMère Elizabeth Forbes (d)Fratrie William Forbes MackenzieAnne Mackenzie (en)Autres informationsFête 31 janvierVue de la sépulture.modifier - modifier le code - modifier Wikidata Charles Frederick Frazier MacKenzie, né en 1825 à Portmore (Peeblesshire) et mort le 31 janvier 1862 vers la r...
Marilyn Strickland Marilyn Strickland (lahir 25 September 1962) adalah seorang politikus dan pengusaha Amerika Serikat kelahiran Korea Selatan yang menjadi anggota DPR. Sebagai anggota Partai Demokrat, ia memulai masa jabatan pertamanya pada 3 Januari 2021. Strickland sebelumnya menjabat sebagai Walikota Tacoma ke-38 dari 2010 sampai 2018. Ia menjadi anggota pertama Kongres Amerika Serikat yang berdarah belateran Korea dan Afrika Amerika. Strickland juga merupakan salah satu dari tiga wanita ...
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Topeng kanaga di Musée du quai Branly Kanaga adalah topeng khas suku Dogon di Mali. Secara tradisional topeng ini dikenakan oleh anggota kelompok Awa, khususnya pada saat upacara yang disebut dama, yaitu upacara yang memandu roh anggota keluarga agar ...
Ancient Indian board game For other uses, see Snakes and ladders (disambiguation). Chutes and Ladders redirects here. For the American Horror Story episode, see Chutes and Ladders (American Horror Story). For the song by Korn, see Shoots and Ladders (song). Snakes and laddersGame of Snakes and ladders, gouache on cloth (India, 19th century)Years activeAncient India 2nd century CE to presentGenresBoard gameRace gameDice gamePlayers2 or moreSetup timeNegligiblePlaying time15–45 minutesChanceC...
Species of marine mammal Risso's dolphin[1] Size compared to an average human Conservation status Least Concern (IUCN 3.1)[2] CITES Appendix II (CITES)[3] Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Mammalia Order: Artiodactyla Infraorder: Cetacea Family: Delphinidae Genus: GrampusGray, 1828 [4] Species: G. griseus Binomial name Grampus griseus(G. Cuvier, 1812) Distribution of Risso's do...
Lionel ChalmersLionel Chalmers nel 2013Nazionalità Stati Uniti Altezza183 cm Peso82 kg Pallacanestro RuoloVice-allenatore (ex playmaker) Squadra Orlando Magic Termine carriera2015 - giocatore CarrieraGiovanili Albany High School2000-2004 Xavier Musketeers Squadre di club 2004-2005 L.A. Clippers36 (111)2005-2006 AEK Atene82006 Saski Baskonia2006-2007 Dinamo Sassari19 (499)2007 Saragozza92007-2008 Pall. Treviso34 (527)2008-2009 Universitet-Jugr...
Das Tapetenwerk ist ein Kunstareal auf dem Gelände einer ehemaligen Tapetenfabrik in der Lützner Straße 91 in Leipzig-Lindenau und wurde 2007 von der Architektin Jana Reichenbach-Behnisch[1] gegründet.[2] Tapetenwerk Inhaltsverzeichnis 1 Geschichte 2 Aktuelle Nutzung 3 Sonstiges 4 Literatur 5 Weblinks 6 Einzelnachweise Geschichte Die Leipziger Tapetenfabrik Langhammer und Söhne wurde 1873 von Robert und Adolf Langhammer gegründet und war unter ihrem Direktor Emil Zilling...
Aeropro IATA ICAO Call sign – APO AEROPRO Founded1988Ceased operations2010HubsQuébec City Jean Lesage International AirportFleet size14,[1] 15[2]Parent company2553-4330 Quebec Inc[3]HeadquartersQuebec City, Quebec, CanadaWebsitewww.aeropro.qc.ca Aéropro was an air charter, aircraft maintenance and airport management company with its headquarters on the grounds of Québec City Jean Lesage International Airport in Sainte-Foy, Quebec City, Quebec, Canada.[4]&...
لمعانٍ أخرى، طالع وزارة الخارجية (توضيح). وزارة الخارجية الباكستانيةپاکستانی وزارتِ خارجہ پاکستانی وزارتِ خارجہ وزارة الخارجية (باكستان) تفاصيل الوكالة الحكومية البلد باكستان الاسم الكامل وزارة الخارجية الباكستانية تأسست 27 ديسمبر 1947 صلاحياتها تتبع الحكومة الب...