Kereta api Pasundan
Kereta api Pasundan merupakan layanan kereta api penumpang kelas ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi Kiaracondong–Surabaya Gubeng melalui lintas selatan Pulau Jawa. Pengoperasian kereta apiKereta api Pasundan pertama kali beroperasi pada musim mudik Hari Idul Fitri tahun 1996[2] untuk mendampingi kereta api Badrasurya—merupakan singkatan dari lintas yang dilaluinya yakni Bandung Raya–Surabaya. Kereta api Badrasurya merupakan layanan kereta api kelas ekonomi yang telah beroperasi sejak tahun 1970-an, tetapi titik keberangkatan kereta api tersebut berada di Stasiun Bandung. Karena adanya kebijakan penyederhanaan layanan yang dilakukan oleh Perumka menyebabkan kereta api Badrasurya berhenti beroperasi sehingga hanya kereta api Pasundan yang melayani.[3] Mulai 1 Desember 2019, kereta api Pasundan bertukar rangkaian dengan kereta api Kahuripan di Stasiun Kiaracondong. Pada tanggal yang sama, kereta api Pasundan mulai melayani naik turun penumpang dari kedua arah di Stasiun Ngawi, setelah sebelumnya hanya melayani naik turun penumpang ke arah Surabaya. Mulai 1 Juni 2023 bertepatan dengan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2023, kereta api Pasundan sudah tidak melayani Stasiun Wonokromo. Sejak pencabutan subsidi kewajiban pelayanan publik pada 1 Januari 2019 hingga berlakunya Gapeka 2025, kereta api Pasundan belum mendapatkan peremajaan dan masih menggunakan rangkaian kereta ekonomi AC split dengan 106 tempat duduk.[4] Mulai 1 Agustus 2025, kereta api Pasundan menjadi salah satu kereta api yang menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi generasi terbaru berjenis modifikasi Balai Yasa, dengan kapasitas 72 tempat duduk. Rangkaian kereta tersebut awalnya merupakan kereta ekonomi Kemenhub dengan kapasitas 80 tempat duduk yang kemudian dimodifikasi oleh Balai Yasa Manggarai. Dengan demikian, kereta api Pasundan kini sudah tidak lagi saling bertukar rangkaian dengan kereta api Kahuripan, sehingga rangkaian kereta lamanya dialihkan untuk pengoperasian kereta api Kahuripan dan lokal Bandung Raya.[5] TarifHarga tiket Kereta api Pasundan setelah berganti rangkaian menjadi Ekonomi New Generation Modifikasi, mencapai Rp 410.000—430.000 menjadikannya sebagai salah satu kereta api kelas ekonomi jika ingin bepergian dari Surabaya ke Bandung maupun sebaliknya.[6] Stasiun pemberhentian![]() Legenda
InsidenPada hari Jum'at tanggal 27 Juni 2014 pukul 07.45 WIB, terjadi peristiwa luar biasa hebat (PLH) Anjlokan KA 160 Pasundan di jembatan BH No. 1055 Km 236+100/400 petak jalan antara Cipeundeuy–Cirahayu, lintas Bandung–Banjar, wilayah operasional Daop II Bandung. Menurut Laporan Akhir Komite Nasional Keselamatan Transportasi, peristiwa ini disebabkan oleh adanya tiga bantalan lapuk berurutan di BH 1055, Km 236+100/400 sehingga tidak mampu menahan gaya dinamika kereta api. Beberapa faktor yang berkontribusi yakni, tidak dipasangnya semboyan pembatas kecepatan, serta kegagalan sambungan rel dengan pengelasan yang tidak baik.[8] Pada 11 Januari 2016, kereta api Pasundan menabrak truk bermuatan pasir di perlintasan sebidang Km 369+700/800 petak jalan antara Jeruklegi–Kawunganten tepatnya di Desa Kubangkangkung, Kawunganten, Cilacap. Insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa namun kereta api Pasundan sempat tertahan di lokasi kejadian sekitar 2 jam karena menunggu lokomotif pengganti dari Kroya.[9] Pada 5 April 2016, kereta api Pasundan anjlok di petak jalan antara Leles–Lebakjero. Kejadian ini menyebabkan sejumlah kereta api tertahan di Stasiun Cibatu.[10] Pada 30 Mei 2024 sekitar pukul 23.54 WIB, terjadi insiden pelemparan oleh sekelompok suporter sepakbola terhadap kereta api Pasundan saat melintas di JPL 5 Jalan Ambengan, Kota Surabaya—tepatnya di Km 3+700/800 di petak jalan antara Surabaya Gubeng–Surabaya Kota. Kejadian ini mengakibatkan kaca pecah di tujuh sarana kereta api Pasundan.[11][12] Galeri![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kereta api Pasundan.
Referensi
Pranala luar
|