Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.
Rempah-rempah merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang.
Beberapa daerah penghasil rempah-rempah terpenting di dunia adalah India, Zanzibar, dan Kepulauan Maluku. Tetapi kebanyakan negara di dunia mengimpor rempah-rempah dari India karena India merupakan pusat rempah-rempah terbesar di dunia.
Perdagangan rempah-rempah di subbenua India dimulai setidaknya pada tahun 2000 Sebelum Masehi (SM).[1] Jenis rempah-rempah yang diperdagangkan terutama kayu manis dan lada hitam. Sementara bangsa-bangsa di Asia Timur memperdagangkan herba dan lada. Praktik mumifikasi dan kebutuhan lain Bangsa Mesir Kuno mendorong terjadinya perdagangan antarnegara. Hingga 1000 SM, pengobatan medis berbasis herba mulai digunakan di Tiongkok, Korea, dan India. Selain itu, rempah-rempah awalnya juga digunakan untuk kepentingan ritual, agama, dan tradisi.[2]
Cengkih sudah digunakan oleh Bangsa Mesopotamia pada 1700 SM.[catatan 1] Bangsa Romawi Kuno menggunakan cengkih pada abad pertama Masehi, dibuktikan dengan tulisan Pilinius Tua tentang rempah-rempah tersebut. Papirus Ebers bertanggal 1550 SM dari Mesir Kuno menjelaskan tentang delapan ratus prosedur pengobatan medis menggunakan herba.[4]
Pedagang dari Indonesia memperdagangkan rempah-rempah termasuk pala.[5] Kawasan yang menjadi tujuan penjualannya meliputi wilayah Tiongkok, India, Timur Tengah, hingga pantai timur Afrika. Sementara pedagang Arab membawa rempah-rempah dari timur ke Eropa untuk diperdagangkan. Hal ini menyebabkan Kota Iskandariyah (Alexandria) di Mesir menjadi kota pelabuhan yang penting dalam perdagangan rempah-rempah dunia saat itu. Ditemukannya angin muson menyebabkan rute perdagangan beralih dari yang semula melalui jalur darat menjadi jalur laut.[6]
Abad Pertengahan
Rempah-rempah merupakan salah satu produk paling mahal dan diminati pada Abad Pertengahan.[7] Komoditas yang paling umum diperdagangkan ialah lada hitam, kayu manis (beserta alternatifnya yaitu kayu manis tiongkok), jintan putih, pala, jahe, dan cengkih. Berkaitan dengan teori utama dalam dunia medis abad pertengahan, humoralisme, rempah-rempah dan herba dianggap penting dalam menyeimbangkan "humor" dalam makanan.[8] Selain digunakan dalam kedokteran abad pertengahan, kaum elit Eropa juga menggemari rempah-rempah. Salah satu contohnya ialah Raja Aragon yang mencurahkan banyak sumber daya untuk membawa rempah-rempah ke Spanyol pada abad ke-12. Ia bukanlah satu-satunya monarki Eropa yang mencari rempah-rempah dengan tujuan untuk ditambahkan ke dalam minuman anggur.[9]
Sebagian besar rempah-rempah diimpor dari Asia dan Afrika sehingga harganya cukup mahal. Sejak abad ke-8 hingga ke-15, Republik Venesia melakukan monopoli atas perdagangan rempah-rempah dengan Timur Tengah.[10] Monopoli perdagangan rempah-rempah juga diadakan oleh republik maritim dan kota-kota lain di Italia. Perdagangan tersebut membuat wilayah Venesia dan sekitarnya menjadi kaya. Diperkirakan sebanyak 1.000 ton lada dan 1.000 ton rempah-rempah lain diimpor menuju Eropa Barat selama Abad Pertengahan Akhir. Komoditas ini memiliki nilai yang setara dengan biji-bijian untuk 1,5 juta orang.[11]:65 Rempah-rempah paling eksklusif saat itu ialah safron yang digunakan sebagai perasa dan pewarna merah kekuningan pada makanan.[11]:15
Kegunaan
Fungsi utama rempah-rempah yakni sebagai perasa makanan. Rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku parfum kosmetik dan dupa.[12] Sejak awal ditemukan, rempah-rempah juga menjadi salah satu hal penting dalam pengobatan medis. Sifatnya yang mahal, langka, dan eksotis seringkali dikaitkan sebagai simbol kekayaan dan kelas sosial.[13]
Pewarna makanan
Selain memberikan aroma, rasa, dan tekstur pada makanan, rempah-rempah juga berfungsi sebagai zat warna alam yang tidak memberikan efek samping bagi manusia. Beberapa rempah-rempah yang memiliki fungsi sebagai pewarna alami yaitu bunga safron, paprika, kunyit, dan kesumba keling. Pada bunga safron terdapat kandungan senyawa aktif yaitu krosin dan krosetin yang mampu menghasilkan warna alami kuning-jingga.[14] Warna kuning-jingga juga dihasilkan dari kunyit yang memiliki kandungan pigmen warna kurkuminoid dengan senyawa kurkumin.[15] Kesumba keling juga dapat memberikan warna merah bata karena bijinya memiliki kandungan zat pigmen warna yaitu senyawa biksin.[16] Di Amerika, paprika juga digunakan sebagai pewarna makanan, seperti jus jeruk, keju, saus, hingga kuning telur. Namun, untuk penggunaan safron sebagai zat pewarna sangat terbatas karena tingginya harga rempah-rempah tersebut. Sehingga di beberapa negara mengganti penggunaan safron dengan bunga kesumba sebagai zat pewarna.[17]
Klaim pengawetan makanan
Terdapat klaim populer yang menyatakan bahwa rempah-rempah dapat digunakan untuk mengawetkan makanan atau menyembunyikan rasa daging yang telah busuk.[18] Klaim ini bermula pada awal tahun 1500, ketika belum adanya teknologi lemari es untuk mengawetkan makanan. Di beberapa negara seperti Yunani, mereka menggunakan bawang putih untuk mencegah kebusukan pada makanan. Begitupun juga di India, menggunakan jahe, bawang putih, kunyit dan cengkih untuk mengawetkan daging dan ikan.[19] Proses mumifikasi pada mesir kuno juga menggunakan rempah-rempah seperti kayu manis srilangka, bawang putih, dan jinten sarui.[20]
Faktanya, rempah-rempah tidak cukup efektif untuk mengawetkan makanan bila dibandingkan dengan pengasinan, pengasaman, pengasapan, dan pengeringan. Rempah-rempah juga tidak efektif dalam menyembunyikan rasa daging basi.[21] Selain itu, harga rempah-rempah tergolong mahal. Pada abad ke-15 di Oxford, harga seekor babi sama dengan satu pon lada yang merupakan rempah-rempah paling murah kala itu.[21]:2-3 Michael Krondl dalam bukunya menulis bahwa "buku masakan lama dengan jelas menunjukkan bahwa rempah-rempah tidak digunakan sebagai pengawet. Buku-buku tersebut biasanya menyarankan penambahan rempah-rempah di akhir proses pemasakan, yang mana tidak dimaksudkan sebagai pengawet." Pada abad ke-16, Cristoforo di Messisbugo menganggap penambahan lada justru dapat mempercepat pembusukan.[22]
Namun, penggunaan rempah-rempah sebagai pengawet makanan akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan jenis rempah-rempah lainnya. Hal ini karena mikroorganisme yang beragam pada setiap makanan membuat tidak semua bakteri cocok dengan satu jenis rempah-rempah.[23]
Penghambat pertumbuhan bakteri
Rempah-rempah juga berfungsi sebagai zat antimikroba alami yang mampu menekan pertumbuhan bakteri. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa larutan bawang putih mampu melawan bakteri seperti Escherichia Coli, Salmonella, dan Aeromonas hydrophila.[24] Hal ini juga berlaku pada ekstrak jahe yang mampu membunuh bakteri Escherichia Coli.[25] Selain itu, rempah-rempah seperti cengkih, oregano, daun timi, kayu manis, dan jinten juga mampu menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.[26] Mulai dari bakteri penyebab kebusukan pada makanan seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens, bakteri penyebab penyakit seperti Staphylococcus aureus dan Vibrio parahaemolyticus, hingga jamur saprofit penyebab penyakit pada tanaman seperti Aspergillus flavu.[27] Kemampuan setiap jenis rempah-rempah berbeda dalam menekan pertumbuhan bakteri, karena beberapa jenis rempah-rempah hanya mampu bekerja pada bakteri tertentu. Pada penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cornell, ditemukan bahwa hanya bawang putih, oregano dan bawang yang mampu membunuh seluruh bakteri, sedangkan daun timi, kayu manis, tarragon dan jintan hanya mampu membunuh 80% bakteri, cabai hanya 75%, dan untuk lada hitam dan putih, jahe, adas manis dan seledri hanya sampai 25%.[28] Oleh karena itu, penggunaan rempah-rempah sebagai zat antimikroba akan lebih efektif jika dikombinasikan antar satu sama lain.
Antioksidan
Rempah-rempah dapat digunakan tubuh untuk melawan radikal bebas dan kanker.[29] Pada rempah-rempah terdapat kandungan senyawa yang dapat bertindak sebagai antioksidan, seperti kandungan rosmanol pada rosemari dan sage, polifenol pada jahe, dan eugenol pada cengkih. Kandungan tersebut dapat memperlambat proses oksidasi dan melindungi sel dari paparan radiasi bebas. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa penggunaan minyak esensial berbahan dasar rosemari mampu membersihkan radikal bebas dalam tubuh sekaligus memberikan efek terapeutik.[30] Adapun beberapa jenis rempah-rempah yang memiliki senyawa antioksidan yang tinggi, yaitu sage, rosemari, oregano, ketumbar, timi dan marjoram.[31]
Penanganan dan penyimpanan
Alat paling sederhana untuk mengolah rempah-rempah adalah cobek dan ulekan.[32] Saat ini, terdapat alat yang lebih hemat tenaga yakni pemarut (untuk jumlah kecil) atau penggiling (untuk jumlah besar). Beberapa rempah-rempah juga dapat digiling dengan tangan menggunakan bantuan alat penggiling khusus. Namun untuk mengeluarkan karakteristik rasa dari setiap rempah-rempah secara maksimal, maka dibutuhkan cara pengelolaan yang sesuai, seperti dipotong, dibakar, digoreng, dipanggang dan lain-lain. Seperti dalam budaya Eropa dan Amerika Utara, mereka mengolah kayu manis dan ketumbar dengan cara direbus untuk mengeluarkan rasa khas dari rempah-rempah ini.[23] Berbeda dengan budaya India, mereka menggunakan teknik yang berbeda untuk mengeluarkan rasa dari setiap rempah-rempah. Seperti memasak biji mustar atau sesawi dengan metode tempering, di mana memasak dengan minyak goreng yang dipanaskan sampai sangat panas kemudian biji mustar ditambahkan dan digoreng.[33] Ada juga dengan teknik ditumis untuk mengelola jalapeno. Perbedaan metode memasak juga didasari pada perbedaan karakteristik setiap rempah-rempah. Karena tidak semua rempah-rempah mampu diolah dengan suhu yang tinggi, ada juga yang hanya perlu ditambahkan disaat penyajian makanan, seperti biji wijen.
Rasa sebagian rempah-rempah berasal dari senyawa (minyak asiri) yang teroksidasi atau menguap ketika terkena udara. Rempah-rempah yang digiling dapat meningkatkan luas permukaannya sehingga meningkatkan laju oksidasi dan penguapan.[34] Dengan demikian, rasa rempah-rempah dimaksimalkan dengan cara menyimpan bumbu secara utuh dan baru menggiling saat akan dibutuhkan. Rempah-rempah kering utuh dapat disimpan hingga kira-kira dua tahun, sementara rempah-rempah berbentuk bubuk dan biji-bijian dapat bertahan kira-kira enam bulan.[35] Selain lebih cepat basi, rasa rempah-rempah bubuk jauh lebih tidak bertahan lama.[catatan 2]
Rempah-rempah harus disimpan pada wadah tertutup, terhindar dari sinar matahari dan suhu tinggi. Hal ini bertujuan agar rasa dan aroma dari rempah-rempah tidak hilang akibat dari tingginya suhu dan paparan sinar matahari. Selain itu, suhu yang terlalu rendah juga memicu perubahan karakteristik pada rempah-rempah, seperti warna, aroma, dan rasa. Kelembapan yang terlalu [36] rendah juga dapat memicu munculnya bakteri pada rempah-rempah. Oleh karena itu, suhu terbaik untuk menyimpan rempah-rempah yaitu antara 10˚C hingga 15˚C dengan kelembapan relatif sekitar 55% sampai 60%.[17]
Beberapa elemen rasa rempah-rempah mudah larut dalam air, sementara beberapa elemen rasa lainnya mudah larut dalam minyak atau lemak. Umumnya, rempah-rempah membutuhkan waktu supaya rasanya meresap ke makanan sehingga harus ditambahkan saat proses awal memasak. Hal ini berbeda dengan herba yang ditambahkan di akhir proses.[37]
Kontaminasi Salmonella
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat terhadap pengiriman rempah-rempah ke Amerika Serikat pada tahun fiskal 2007-2009 menemukan bahwa sekitar 7% pengiriman terkontaminasi oleh bakteri Salmonella, beberapa di antaranya kebal terhadap antibiotik.[38] Rempah-rempah terkontaminasi yang dimasak sebelum dimakan tidak menimbulkan masalah. Meskipun demikian, beberapa rempah-rempah, seperti lada, tidak dimasak dan dapat menimbulkan penyakit. Rempah-rempah yang dikirim dari Meksiko dan India kerap ditemukan terkontaminasi Salmonella.[39]
Nutrisi
Rempah-rempah umumnya memiliki rasa yang kuat dan hanya digunakan dalam jumlah yang sedikit sehingga hanya memberi sedikit nutrisi, meskipun sebagian rempah-rempah berupa biji-bijian mengandung banyak lemak, protein, dan karbohidrat dengan proporsi yang besar. Apabila digunakan dalam jumlah yang besar, rempah-rempah dapat memberikan sejumlah mineral dan mikronutrien lain, seperti zat besi, magnesium, dan kalsium. Contohnya, satu sendok teh paprika mengandung sekitar 1130 IU Vitamin A, sekitar 20% kadar harian yang dianjurkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.[40]
^Sebuah tim arkeologis yang dipimpin oleh Giorgio Buccellati menggali reruntuhan bangunan yang terbakar di situs Terqa, saat ini di Syria, dan menemukan sebuah pot keramik yang berisi cengkih. Rumah tersebut terbakar sekitar tahun 1720 SM dan menjadi bukti pertama digunakannya cengkih sebelum masa Romawi.[3]
^Rasa pala umumnya tidak bertahan lama beberapa hari setelah digiling.
^Parthasarathy, V.A; Kandiannan, K.; Srinivasan, V. (2008). Organic Spices (dalam bahasa Inggris). New India Publishing. hlm. 13. ISBN978-81-89422-84-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Food Bacteria-Spice Survey Shows Why Some Cultures Like It Hot Citat: "...Garlic, onion, allspice and oregano, for example, were found to be the best all-around bacteria killers (they kill everything)...Top 30 Spices with Antimicrobial Properties..."
August 18, 1998, Common Kitchen Spices Kill E. Coli O157:H7Diarsipkan 1999-10-05 di Wayback Machine. Citat: "...The study is the first in the United States that looks at the effect of common spices on E. coli O157:H7. Previous studies have concluded spices kill other foodborne pathogens. "In the first part of our study, we tested 23 spices against E. coli O157:H7 in the laboratory," Fung said. "We found that several spices are good at killing this strain of E. coli."..."
Mu Kanazaki Informasi pribadiNama lengkap Mu KanazakiTanggal lahir 16 Februari 1989 (umur 35)Tempat lahir Prefektur Mie, JepangPosisi bermain GelandangInformasi klubKlub saat ini PortimonenseNomor 99Karier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2007-2009 Oita Trinita 2010-2012 Nagoya Grampus 2013 Nürnberg 2013- Portimonense Tim nasional2009-2010 Jepang 5 (0) * Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik Mu Kanazaki (lahir 16 Februari 1989) adalah pemain sepak bola asal Je...
Kenwyne Jones Informasi pribadiNama lengkap Kenwyne JonesTanggal lahir 5 Oktober 1984 (umur 39)Tempat lahir Point Fortin, Trinidad, Trinidad dan TobagoTinggi 1,87 m (6 ft 1+1⁄2 in)[1]Posisi bermain PenyerangInformasi klubKlub saat ini Atlanta UnitedNomor 9Karier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2002 Joe Public 11 (9)2002–2004 W Connection 31 (30)2004–2007 Southampton 71 (19)2004–2005 → Sheffield Wednesday (pinjaman) 7 (7)2005 → Stoke City (pinjaman) 13...
Public university in Williamsburg, Virginia, US This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: College of William & Mary – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2023) (Learn how and when to remove this template message) The College of William & Mary in VirginiaLatin: Collegium Gulielmi e...
This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (September 2011) (Learn how and when to remove this template message) This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be fou...
Bagian dari seri tentangKreasionisme Sejarah Neo-kreasionisme Tipe Bumi Muda Bumi Tua Usia-hari Bercelah Progresif Perancangan cerdas Kosmologi Alkitab Kitab Kejadian Narasi Kreasi Interpretasi kerangka kerja sebagai Alegori Hipotesis omphalos Ilmu penciptaan Jenis yang diciptakan Geologi air bah Kosmologi penciptaan Perancangan cerdas Kontroversi penciptaan–evolusi Sejarah Pendidikan masyarakat Pengajaran Kontroversi Pandangan agama Non-penciptaan Tuhan dalam agama Buddha Jainisme dan non-...
Members of the New South Wales Legislative Council were mostly elected at the 1933 election. A further 15 were elected by a joint sitting of the New South Wales Parliament in December 1936.[1][2] The President was Sir John Peden.[3] Name Party End term Years in office Alexander Alam Labor 1946 1925–1958, 1963–1973 George Archer Labor 1949 1925–1949 Thomas Armstrong United Australia 1949 1935–1955 George Bassett Country 1940 1932–1...
London Underground and London Overground station Willesden Junction Willesden JunctionLocation of Willesden Junction in Greater LondonLocationHarlesdenLocal authorityLondon Borough of BrentManaged byLondon OvergroundOwnerNetwork RailStation codeWIJDfT categoryC2Number of platforms5AccessibleYes[1]Fare zone2 and 3London Underground annual entry and exit2018 5.16 million[2]2019 5.13 million[3]2020 3.99 million[4]2021 2.63 million[5]2022 4.41 million[6...
American restaurant Joe AllenRestaurant informationCityNew York CityStateNew YorkCountryUnited States Joe Allen is an American restaurant known as a Broadway meeting place for working actors, theater staff and fans – very much an industry institution. The restaurant is located at 326 W 46th Street, New York, NY 10036, and was opened in 1965 by a restaurateur of the same name.[1][2] Joe Allen is known for having its wall lined with posters of Broadway flops such as Laughing R...
KaromamaPermaisuri MesirIstri Kerajaan AgungNyonya Dua TanahNyonya Mesir Hulu dan Hilir, dll.Prasasti yang menggambarkan Osorkon II dan KaromamaPasanganFiraun Osorkon IIAnakShoshenq DHornakhteTashakheperKaromama C,[Ta?]iirmerAgamaagama Mesir Kuno Karomama Era: Kerajaan Baru(1550–1069 BC) Hieroglif Mesir Karomama I merupakan seorang ratu Mesir, ia adalah istri Osorkon II dan merupakan bagian dari Dinasti ke-22 Mesir Kuno. Keluarga Karomama diduga adalah putri Firaun Takelot I. Ia merupa...
Belinda BrazaBraza at Melodi Grand Prix in Skien, 2010Born(1981-11-30)30 November 1981Bergen, NorwayNationalityNorwegianOccupation(s)Singer, dancer, actressWebsitewww.belindabraza.com Belinda Braza (born 30 November 1981 in Bergen, Norway) is a Norwegian singer, choreographer, artist, actress, and the older sister of singer Myrna Braza.[1] Career Melodi Grand Prix 2010 When still a student at Bergen Katedralskole in 1999, she sang and danced with the Norwegian Eurovision Song Contest...
Archbishop of Canterbury from 1611 to 1633 The Most Reverend and Right HonourableGeorge AbbotArchbishop of CanterburyPortrait in the National Portrait Gallery, 1623ChurchChurch of EnglandDioceseCanterburyInstalled4 March 1611Term ended4 August 1633PredecessorRichard BancroftSuccessorWilliam LaudOrdersConsecration3 December 1609by Richard BancroftPersonal detailsBorn29 October 1562Guildford, Surrey, EnglandDied4 August 1633(1633-08-04) (aged 70)Croydon, Surrey, EnglandDenominati...
European sport governing body This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (November 2010) (Learn how and when to remove this message) World Surf League EuropeAbbreviationWSL EuropeFormation1 January 1989; 35 years ago (1989-01-01)TypeSports organisation, Professional SurfingHeadquartersCapbreton, FranceRegion served EuropeOfficial languag...
1815 persecution of French revolutionaries following the return of King Louis XVIII to power The murder of Guillaume Brune, Marshal of the Empire, by a royalist mob in Avignon on 2 August 1815, engraved c. 1865 The Second White Terror (French: Terreur blanche de 1815) occurred in France in 1815–1816,[1] following the defeat of Napoleon at the Battle of Waterloo (18 June 1815) and the enthronement of Louis XVIII as King of France after the Hundred Days. Suspected sympathizers of the ...
Illness of humans caused by larvae of the dog or the cat roundworm This article is about the infection. For the organism, see Toxocara. Medical conditionToxocariasisSpecialtyParasitology, infectious diseaseSymptomsfever, enlarged lymph nodes, cough, bronchospasm, wheezing, abdominal pain, headaches, shortness of breath, visual impairmentComplicationsrespiratory failure, meningitis, encephalitis, epileptic seizures, myocarditis, blindnessCausesdog roundworm (Toxocara canis), cat roundworm (Tox...
2010 soundtrack album by Various artists This article is about the 2010 film soundtrack. For the 2018 TV soundtrack, see Tangled: The Series (season 1)#Soundtrack. TangledSoundtrack album by Various ArtistsReleasedNovember 10, 2010Recorded2007–2010GenreFolk rockmedievalLength55:39LabelWalt DisneyProducerChris MontanAlan MenkenScott CutlerAnne PrevenFrank WolfGrace PotterMike DalyKevin Kliesch[1]Walt Disney Animation Studios chronology The Princess and the Frog(2009) Tangled(2010...
هذه المقالة عن يوم القيامة بحسب المعتقد الإسلامي. ليوم القيامة في الديانات الإبراهيمية عموما، طالع يوم القيامة. لفكرة نهاية العالم، طالع نهاية العالم. يوم القيامة في الإسلاممعلومات عامةصنف فرعي من البعث بعد الموت جزء من الغيب في الإسلامعلم آخر الزمان فى الإسلامميث�...
1969 single by The Meters Cissy StrutSingle by The Metersfrom the album The Meters B-sideHere Comes the Meter ManReleased1969 (1969)Recorded1969GenreFunk[1]swamp rock[2]Length2:59LabelJosieSongwriter(s) Art Neville Zigaboo Modeliste Leo Nocentelli George Porter Jr. Producer(s) Allen Toussaint Marshall E. Sehorn The Meters singles chronology Sophisticated Cissy (1968) Cissy Strut (1969) Ease Back (1969) Cissy Strut is a 1969 funk instrumental by The Meters. Released as a s...
Se ha propuesto fusionar este artículo o sección con «Chamanismo», pero otros wikipedistas no han alcanzado consenso sobre este asunto. Para más información, véase la discusión.Lee la página de discusión de ambos artículos y aporta tus razones antes de proceder, respetando las normas de civismo en páginas de discusión.Uso de esta plantilla: {{sust:Fusionar|Nombre de hasta otros veinte artículos para fusionar separados por |}} Este artículo o sección tiene referencias, pero ne...
American political scientist and practitioner Mark P. LagonLagon at the Compassion in Action Roundtable on Human Trafficking in 2007.NationalityAmericanEducationHarvard University (BA), Georgetown University (PhD)EmployerFriends of the Global Fight Against AIDS, Tuberculosis, and Malaria Mark P. Lagon (born 1965) is an American political scientist and practitioner. His areas of expertise include human rights, global health, human trafficking, and global institutions and governance. Lagon is t...