Vibrio parahaemolyticus

Vibrio parahaemolyticus
SEM image of V. parahaemolyticus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Vibrionales
Famili:
Genus:
Spesies:
V. parahaemolyticus
Nama binomial
Vibrio parahaemolyticus
(Fujino et al. 1951)
Sakazaki et al. 1963

Pendahuluan

Vibrio merupakan bakteri akuatik yang dapat ditemukan di sungai, muara, kolam, dan lautan. Vibrio ini merupakan bakteri anaerobic fakultif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5–8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996). Salah satu jenis bakteri dari marga Vibrio yang hidup di laut dan merupakan patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia adalah Vibrio Parahaemolyticus.[1] Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri laut yang bersifat halofil (habitatnya ada pada lingkungan dengan kondisi garam yang tinggi).[2] Bakteri ini muncul secara musiman, biasanya pada musim panas dan Vibrio Parahaemolyticusini ini relatif mudah dideteksi pada air laut, sedimen, plankton, ikan, krustasea dan moluska yang merupakan tempat hidupnya di ekosistem. Vibrio Parahaemolyticus adalah jenis bakteri yang hidup di laut yang memiliki daya tahan terhadap salinitas cukup tinggi dan merupakan bakteri yang menyebabkan gastroenteritis akut setelah memakan makanan laut seperti ikan mentah, udang vanname mentah, kerang, dan makanan laut lainnya yang setengah matang atau kurang sempurna memasaknya.[3]

Sejarah

Vibrio Parahaemolyticus pertama kali ditemukan oleh Tsunesaburo Fujino pada tahun 1950. Bakteri ini pertama kali diisolasi dari Shirasu, sarden muda yang dikeringkan kurang sempurna, karena terjadi wabah keracunan makanan di Jepang pada tahun 1950, yang mengakibatkan 272 orang sakit dan 20 orang meninggal. Setelah beberapa pengujian dan analisis bakteriologis, Fujino menunjukan bahwa strain tersebut menunjukkan aktivitas hemolitik pada agar darah dan menamai strain tersebut sebagai Pasteurella parahaemolytica dan mengklasifikasikannya ke dalam genus Pasteurella. Perkembangan taksonomi dan berbagai penemuan ilmiah membuat Fujino menguji ulang Pasteurella Parahaemolyticus. Dia melaporkan bahwa genus dari isolat seharusnya Vibrio dari pada Pasteurella. Pada tahun 1963, Sakazaki melakukan penelitian pada isolate Fujiono, mengkonfirmasi bahwa itu dari genus Vibrio, dan mengusulkan untuk menamai isolat sebagai Vibrio parahaemolyticus.[4][5]

Setelah penelitian lebih lanjut, ditemukan bahwa hampir setengah kasus keracunan makanan hingga timbul penyakit gastroenteritis yang terjadi di Jepang merupakan akibat dari bakteri ini. Hal ini dipengaruhi pola konsumsi dan budaya masyarakat Jepang yang terbiasa untuk mengonsumsi hidangan laut dalam keadaan mentah atau setengah matang, sehingga bakteri ini masih dapat tumbuh. Bakteri ini sangat banyak ditemukan di perairan Jepang pada musim panas. Kasus keracunan makanan lainnya dilaporkan berasal dari luar Jepang pada tahun 1971 di Pantai Timur wilayah Amerika Serikat. Kasus bakteri patogen untuk makanan laut mulai terungkap dan diketahui penyebabnya adalah bakteri ini.[6]

Dalam kasus yang jarang terjadi, Vibrio Parahaemolyticus ini menyebabkan infeksi luka, infeksi telinga atau septikemia yang dapat mengancam jiwa individu dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (Zhang dan Orth, 2013). Sejak ditemukan, Vibrio Parahaemolyticus telah ditemukan menjadi penyebab 20–30% kasus keracunan makanan di Jepang dan penyakit yang ditularkan melalui makanan laut di banyak Negara Asia (Alam dkk., 2002). Vibrio Parahaemolyticus juga diakui sebagai penyebab utama gastroenteritis pada manusia yang terkait dengan konsumsi makanan laut di Amerika Serikat (Kaysner dan DePaola, 2001; Newton dkk., 2012). Prevalensiglobal kasus gastroenteritis menekankan perlunya memahami faktor virulensi yang terlibat dan dampaknya pada manusia.[7]

Morpologi

V. Parahaemolyticus mengandung dua sistem T3SS, dua sistem T6SS, dan mengekspresikan banyak toksin, termasuk TLH, TRH, dan TDH. MAM7 bertanggung jawab atas perlekatan awalnya ke sel inang. Bakteri ini memiliki dua sistem flagela yang berbeda, yang memungkinkannya beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Flagel kutub bertanggung jawab untuk berenang, sedangkan flagela lateral berhubungan erat dengan transformasi sel swarmer dan pembentukan biofilm.[8]

Bakteri Vibrio parahaemolyticus ini merupakan bakteri Gram-Negatif, halofilik, bersifat motil atau bergerak, berbentuk bengkok atau koma yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan dengan oksidasi, fakultatif anaerob dan mempunyai flagelum kutub tunggal dan tidak dapat membentuk spora serta bersifat zoonosis (Austin 2010). Perubahan bentuk morfologi Vibrio parahaemolyticus dapat terjadi dengan perlakuan suhu dingin dan kondisi lingkungan yang tidak menunjang (Chen et al 2009). Vibrio parahaemolyticus dapat hidup sebagai koloni pada kerang-kerangan, udang, ikan dan produk makanan laut lainnya. Vibrio parahaemolyticus masuk ke dalam tubuh manusia saat memakan produk seafood seperti udang, kerang atau ikan mentah yang belum matang sempurna.[3]

Karakteristik

Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri yang termasuk dalam family Vibrionaceae yang merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang (curvedatau straight) atau melengkung, dengan diameter 0,5 hingga 1 tom, anaerob fakultatif, tidak membentuk spora, pleomorfik, bersifat motil dengan single polar flagellum. Bakteri Vibrio parahaemolyticus ini hidup di muara sungai (brackish water atau estuaries), pantai (coastal waters) tetapi tidak hidup pada laut dalam (open sea), dan hidup diperairan Asia Timur. Bakteri ini merupakan bakteri halofilik (tumbuh paling baik pada media yang berkadar garam 3 %), tidak memfermentasi sukrosa dan laktosa, dan dapat tumbuh pada suhu 10-44oC (suhu optimum 37oC), di mana waktu generasi bakteri pada fase eksponensial adalah 9-13 menit dalam keadaan pertumbuhan optimal.[9] Bakteri ini dapat diisolasi dari perairan dekat pesisir dengan suhu di atas 15 °C. Organisme ini dapat dideteksi pada sedimen dengan suhu di bawah 15 °C. Bakteri ini berasosiasi dengan zooplankton yang akan naik ke permukaan pada suhu hangat. Sebagian besar strain bakteri ini menunjukkan aktivitas hemolisis tipe β bila ditumbuhkan pada agar darah khusus, yaitu Wagatsuma agar.[6] Sementara itu kisaran pH dan Aw pertumbuhannya berturut-turut adalah 4.8–11 (optimum 7.8–8.6) dan 0.94–0.99 (optimum 0.981) (Baumann dan Schubert, 1984; Jay et al. 2005; Lake et al. 2003).[9]

Beberapa karakteristik Vibrio parahaemolyticus yang membedakannya dengan spesies Vibrio lainnya diantaranya tidak memfermentasi sukrosa seperti Vibrio cholerae dan Vibrio alginolyticus. Selain itu pada media padat bakteri ini tumbuh dengan menggunakan lateral flagella serta sifatnya yang halofilik dengan kisaran garam 0.5-8%, sedangkan bakteri Vibrio cholera mampu tumbuh pada media tanpa garam (Holt dan Krieg, 1984). Berdasarkan antigennya, Vibrio parahaemolyticus terdiri dari kelompok antigen, yaitu: tipe H (flagellar), tipe O (somatic) dan tipe K (capsular). Antigen tipe H adalah antigen yang paling umum dari semua strain Vibrio Parahaemolyticus, sedangkan antigen tipe O bersifat thermolabile (labil terhadap panas) dan antigen tipe K bersifat thermostable (tahan terhadap panas). Saat ini, terdapat 12 grup antigen O dan lebih dari 70 antigen K yang telah menghasilkan 76 serotipe, di mana 5 dari antigen K dengan 2 antigen O membentuk serotipe O:K, yang kemudian digunakan untuk investigasi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Vibrio Parahaemolyticus (Kaysner dan DePaola, 2004).[9]

Patogenesis

Vibrio Parahaemolyticus adalah bakteri halofilik yang menyebabkan gastroenteritis akut setelah memakan makanan laut seperti ikan mentah, udang vanname mentah atau kurang matang. Udang vanname merupakan salah satu agen transmisi bakteri V. Parahaemolyticus menuju inang manusia. Berbagai hewan laut yang sering mengandung bakteri ini adalah cumi-cumi, tuna, kepiting, udang, dan kerang (oyster dan clams). Orang-orang yang sering berenang atau bekerja di daerah terpapar, dapat mengalami infeksi pada mata, telinga atau luka-luka terbuka (Soedarto, 2015). Penyakit akibat Vibrio parahaemolyticus, sesudah melalui masa inkubasi selama 12–24 jam, muncul gejala mual, muntah, kram perut, demam, dan diare encer sampai berdarah. Sering ditemukan leukosit pada feses. Infeksi cenderung mereda secara spontan dalam waktu 1 - 4 hari tanpa terapi selain pemulihan keseimbangan air dan elektrolit.[10]

Bakteri patogen ini dapat mencemari pangan hasil laut, tapi tidak semua bakteri V. Parahaemolyticus ini adalah patogen, sehingga V. Parahaemolyticus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah yang mengandung toksin Thermostable Direct Hemolysin (TDH) atau Thermostable Direct Hemolysin Related Hemolysin (TRH). Adanya gen tdh dan gen trh tersebut menentukan tingkat patogenitas strain V. parahaemolyticus. Thermostable direct hemolysin (TDH) dikenal sebagai faktor virulensi karena aktivitas b hemolisisnya yang dapat melisis sel darah merah pada agar Wagatsuma (fenomena Kanagawa positif /KP+) sehingga mengakibatkan gastroenteritis dan kematian sel (Bhunia, 2008; Nishibuchi & Kaper, 1995). Sementara keberadaan TRH dikaitkan dengan fenomena Kanagawa negative yang strainnya terisolasi dari sumber-sumber alam (air muara, plankton, kerang, dan ikan). Namun, beberapa strain Kanagawa-negatif juga telah dikaitkan dengan wabah bawaan makanan. Tingkat produksi racun berhubungan dengan pertumbuhan sel, konsentrasi sel, dan pH lingkungan. Jika bentuk racun sudah terdapat dalam makanan, pemanasan tidak akan merusak toksin tersebut (Ray 2004).[8][11]

Teknik Isolasi Vibrio Parahaemolyticus

Penentuan total Vibrio Parahaemolyticus dapat dilakukan dengan metode MPN (Most Probable Number) konvensional dilanjutkan Menggunakan konfirmasi biokimia atau dengan pemupukan pada media non selektif yang dilanjutkan dengan dteksi menggunakan pelacak (probe) gen tlh (thermolabile hemolysin).[12]

Identifikasi Vibrio Parahaemolyticus

Identifikasi strain Vibrio Parahaemolyticus pathogen dapat dilakukan dengan uji kanagawa atau menggunakan pelacak DNA dengan atau tanpa kombinasi dengan PCR (Polymerase Chain Reaction / perbanyakan kopi sekuens DNA) untuk mendeteksi gen didalam Vp.[12]

Penyakit dan Gejala Klinis

Keberadaan Vibrio Parahaemolyticus patogenik pada produk perikanan dapat menyebabkan penyakit pada manusia melalui konsumsi pangan terutama melalui pangan mentah atau yang tidak dimasak sempurna. Keberadaan Vibrio Parahaemolyticus dapat disebabkan oleh lingkungan alam, kontaminasi ulang setelah memasak, kontakminasi silang antar pangan olahan dan mentah atau melalui pencucian pangan dengan air yang mengandung Vibrio parahaemolyticus. Infeksi Vibrio Parahaemolyticus dapat menyebabkan tiga kondisi medis yang berbeda yaitu gastroenteritis, infeksi luka dan septicemia.[13]

Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi Vibrio parahaemolyticus, ada kemungkinan akan terkena gastroenteritis bila sistem kekebalan tubuh dalam keadaan buruk. Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menggambarkan pasien yang mengalami perkembangan diare dan/atau muntah akut (Lee et al 2008). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100–200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arif Mansjoer. 1999: 501). Diare mengacu pada jumlah buang air besar dan volume tinja tidak normal, dan jumlah diare melebihi 4 kali sehari. Diare akut akibat bakteri Vibrio Parahaemolyticus ini disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah sehingga disebut diare inflamasi. Akibatnya terjadi kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Masa inkubasi bakteri Vibrio Parahaemolyticus biasanya antara 12 sampai 24 jam, tetapi dapat bervariasi antara 4 dan 96 jam. Gejala utamanya adalah Sakit perut, kram, diare berair, dalam beberapa kasus diare berdarah. Gejala lainnya adalah mual, muntah, sakit kepala dan demam. Durasi gejalanya rata-rata 1 hingga 3 hari, tetapi dapat diperpanjang hingga 7 hari.[13][14][15]

Infeksi luka sering terjadi pada nelayan dan umumnya didapat ketika luka kecil terjadi di dalam atau di sekitar air laut. Bentuk infeksi Vibrio Parahaemolyticus ini kadang-kadang terbatas pada selulitis, tetapi dapat berkembang menjadi fascilitis nekrotikans, infeksi yang jarang terjadi pada jaringan lunak yang ditandai dengan penyebaran bakteri yang cepat disertai peradangan dan nekrosisi jaringan.[15]

Septikemia terjadi ketika Vibrio Parahaemolyticus memasuki aliran darah pasien dan menyebar ke seluruh tubuh. Aktivitas imun sistemik menyebabkan inflamasi dan peningkatan permeabilitas vascular. Hal ini dapat mengakibatkan syok hipovolemik, kegagalan organ multisystem dan kematian. Subpopulasi pasien yang paling berisiko untuk septicemia termasuk mereka dengan kondisi medis yang mendasari termasuk penyakit hati, diabetes, kanker, dan lambung.[15][16]

Referensi

  1. ^ Widowati, Retno (2008). "Keberadaan Bakteri Vibrio Parahaemolyticus pada Udang yang Dijual di Rumah Makan Kawasan Pantai Pangandaran" (PDF). VIS VITALIS. 01 (1): 9–14. 
  2. ^ Fratamico PM, Bhunia AK, Smith JL. 2005. Foodborne Pathogens: Microbiology and Molecular Biology. Norfolk: Caister Academic.
  3. ^ a b Datu, Syeiqido Sora (2017). "Skrining Antibakteri Ekstrak Sargassum sp. terhadap Bakteri Vibrio Parahaemolyticusdan Vibrio Harveyi". Skripsi FIKP UNSUD. UNSUD Makassar. 
  4. ^ Letchumanan, Vengadesh (11 Desember 2014). "Vibrio parahaemolyticus: a review on the pathogenesis, prevalence, and advance molecular identification techniques". Frontiers in microbiology. 5: 1–14. doi:10.3389 / fmicb.2014.00705 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  5. ^ Letchuman, Vengadesh (2019). "Vibrio parahaemolyticus: The Protagonist Causing Foodborne Diseases". Review Article. 2 (1): 1–8. 
  6. ^ a b Miliotis MD, Bier JW. 2003. International Handbook of Foodborne Pathogens. New York: Marcel Dekker.
  7. ^ Hasrimi, Adila Nawan (2017). "Deteksi Gen tlh Dan tdh pada Bakteri Vibrio Parahaemolyticusdari Air Tambak Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) di Kabupaten Rembang". Jurnal Biologi. 6 (3): 85–95. 
  8. ^ a b Wang, Rongzhi; et al. (2015). "The Pathogenesis, Detection, and Prevention of Vibrio Parahaemolyticus". Fronteiers in Microbilogu. 6 (144): 1–13. doi:10.3389/fmicb.2015.00144. 
  9. ^ a b c Yennie, Yusma (2011). "Isolasi Dan Identifikasi Vibrio Parahaemolyticus Patogenik Pada Udang Tambak". Tesis IPB. IPB Bogor. 
  10. ^ Anisa, Nur (2018). "Analisa Bakteri Vibrio sp pada Kerang Rebus yang Diperdagangkan di Kecamatan Tanjung Morawa". KTI Poltekes. Poltekes Medan. 
  11. ^ Kusmarwati, Arifah.; et al. (2020). "Prevalensi Vibrio Parahaemolyticuspada Udang Vaname di Unit Pengolahan Ikan Jawa Tengah dan Jawa Timur". JPB Kelautan dan Perikanan. 15 (1): 21–31. 
  12. ^ a b Unknown (Sabtu, 18 Juni 2011). "Gatot Santoso: VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS SEBAGAI AGEN PENYEBAB FOODBORNE DISEASE". Gatot Santoso. Diakses tanggal 2021-07-02. 
  13. ^ a b Muhammad, Fuadi. "Fucoidan vs VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS". 
  14. ^ ANSES (2012). "Vibrio parahaemolyticus. [Family Vibrionaceae, Genus Vibrio, Bacterium]" (PDF). 
  15. ^ a b c "Europe PMC". europepmc.org. Diakses tanggal 2021-07-02. 
  16. ^ "VIBRIO PARAHAEMOLUTICUS PENYEBAB diare akut) adalah bakteri ... Klasifikasi Super kingdom : Bacteria ... transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden - [PDF Document]". fdokumen.com. Diakses tanggal 2021-07-02. 

Read other articles:

Keuskupan Agung CzęstochowaArchidioecesis CzestochoviensisArchidiecezja CzęstochowskaBasilika Katedral Keluarga Kudus di CzęstochowaLokasiNegara PolandiaStatistikLuas6.925 km2 (2.674 sq mi)Populasi- Total- Katolik(per 2013)827.990820,721 (99.1%)InformasiRitusRitus LatinPendirian28 Oktober 1925KatedralBazylika Archikatedralna Świętej Rodziny(Basilika Katedral Keluarga Kudus)Kepemimpinan kiniPausFransiskusUskup agungWacław DepoSufraganKeuskupan Rado...

 

PT Infomedia NusantaraSebelumnyaPT Elnusa Yellow Pages (1984 - 1995)JenisPerseroan terbatasIndustriAlih daya proses bisnisDidirikan20 Juni 1984; 39 tahun lalu (1984-06-20)KantorpusatJakarta, IndonesiaWilayah operasiIndonesiaTokohkunciAgus Winarno[1](Direktur Utama)Afriwandi[1](Komisaris Utama)MerekOmniXJasaManajemen hubungan pelanggan dan layanan bersamaPendapatan Rp 3,598 triliun (2021)[2]Laba bersih Rp 44,631 milyar (2021)[2]Total aset Rp 2,359 triliun (...

 

Epiphyllum Epiphyllum chrysocardium Klasifikasi ilmiah Domain: Eukaryota Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Caryophyllales Famili: Cactaceae Subfamili: Cactoideae Tribus: Hylocereeae Genus: EpiphyllumHaw. Spesies tipe Epiphyllum phyllanthus Spesies Lihat teks Sinonim[1] Phyllocereus Miq. Marniera Backeb. Phyllocactus Link Epiphyllum (/ˌɛpɪˈfɪləm/;[2] berasal dari bahasa yunani yang berarti di atas daun) adalah genus tumbuhan epifit dalam ...

Taman Nasional BjörnlandetIUCN Kategori II (Taman Nasional)LetakDaerah Västerbotten, SwediaKota terdekatÅsele, UmeåKoordinat63°58′N 18°01′E / 63.967°N 18.017°E / 63.967; 18.017Koordinat: 63°58′N 18°01′E / 63.967°N 18.017°E / 63.967; 18.017Luas11 km2 (4,2 sq mi)[1]Didirikan1991[1]Pihak pengelolaNaturvårdsverket Björnlandet adalah sebuah taman nasional di utara Swedia. Taman ini didirikan pada t...

 

Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan.Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun.Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon ...

 

American Roman Catholic priest and exorcist This biography of a living person relies too much on references to primary sources. Please help by adding secondary or tertiary sources. Contentious material about living persons that is unsourced or poorly sourced must be removed immediately, especially if potentially libelous or harmful.Find sources: Chad Ripperger – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2018) (Learn how and when to remove this t...

Sándor Kocsis Informasi pribadiNama lengkap Sándor Kocsis PeterTanggal lahir (1929-09-21)21 September 1929Tempat lahir Budapest, HungariaTanggal meninggal 22 Juli 1979(1979-07-22) (umur 49)Posisi bermain Dalam-DepanKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)1943–1944 Kobanyai TC 5 (0)1945–1950 Ferencváros 59 (40)1950 ÉDOSZ 30 (30)1950–1957 Honvéd 145 (153)1957–1958 Young Fellows Zürich 11 (7)1958–1965 Barcelona 75 (42)1961 → Valencia (tamu) Tim nasional1948–1956 Hungaria 68...

 

Romanian football club Football clubMinerul MotruFull nameClubul Sportiv Minerul MotruNickname(s)Minerii (The Miners)Alb-Negrii (The White and Blacks)Short nameMinerulFounded1962; 62 years ago (1962)as Minerul Horăști2021; 3 years ago (2021) (refounded)GroundMinerulCapacity5,000OwnerMotru MunicipalityChairmanMihai CernicaManagerOvidiu ZamtaLeagueLiga IV2022–23Liga IV, Gorj County, 6th of 12 Home colours Away colours Third colours Clubul Sportiv Minerul ...

 

American film distribution company DecalCompany typeSubsidiaryIndustryFilm industryFoundedFebruary 2021; 3 years ago (2021-02)HeadquartersNew York City, New York, U.S.Area servedWorldwideParent Neon Bleecker Street Websitehttps://www.decalreleasing.com/ Decal is an American film distribution company owned by Neon and Bleecker Street. It was launched in February 2021. History The distribution companies Bleecker Street and Neon had signed multi-year deals with Universal P...

Primary power and propulsion component of the Orion spacecraft European Service ModuleESM logo showing the Orion spacecraft exploring the Solar System, with the rear view highlighting the service moduleManufacturerEuropean Space AgencyUsed onOrionGeneral characteristicsHeight4 m (13 ft) [1]Diameter4.1 m (13 ft) (excluding solar panels)Gross mass13,500 kg (29,800 lb) [2]Propellant mass8,600 kg (19,000 lb) [2][3]Derived fro...

 

Village in Estonia Village in Tartu County, EstoniaNinaVillageNina Protection of the Mother of God church and Nina lighthouse.Country EstoniaCountyTartu CountyParishPeipsiääre ParishTime zoneUTC+2 (EET) • Summer (DST)UTC+3 (EEST) Nina is a village in Peipsiääre Parish, Tartu County in eastern Estonia.[1] References ^ Classification of Estonian administrative units and settlements 2014[dead link] (retrieved 28 July 2021) vteSettlements in Peipsiääre Paris...

 

Village in County Wicklow, Ireland For other uses, see Red Cross (disambiguation). Village in Leinster, IrelandRedcross Irish: An Chrois DheargVillageRedcross on the R754 regional roadRedcrossLocation in IrelandCoordinates: 52°52′59″N 6°09′00″W / 52.883°N 6.150°W / 52.883; -6.150CountryIrelandProvinceLeinsterCountyCounty WicklowPopulation (2016)[1] • Total278Time zoneUTC+0 (WET) • Summer (DST)UTC-1 (IST (WEST))Irish Grid...

Museo del papiro Corrado BasileCortile del museo. UbicazioneStato Italia LocalitàSiracusa IndirizzoVia Nizza 14, 96100 Siracusa Coordinate37°03′37.79″N 15°17′53.35″E / 37.060498°N 15.298152°E37.060498; 15.298152Coordinate: 37°03′37.79″N 15°17′53.35″E / 37.060498°N 15.298152°E37.060498; 15.298152 CaratteristicheTipoCultura del papiro Istituzione1987 FondatoriCorrado Basile e Anna Di Natale Apertura30 settembre 1987 Visitatori8 ...

 

سيفيرينيا زيمليا     الإحداثيات 79°45′N 98°15′E / 79.75°N 98.25°E / 79.75; 98.25   سبب التسمية نيقولا الثاني إمبراطور روسيا  تقسيم إداري  البلد روسيا[1]  التقسيم الأعلى كراسنويارسك كراي  خصائص جغرافية  المساحة 37000 كيلومتر مربع  ارتفاع 965 متر  عدد الس...

 

Dutch painter You can help expand this article with text translated from the corresponding article in Dutch. (September 2015) Click [show] for important translation instructions. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into the English Wikipedia. Do not translate text that appears un...

Siddha Siddhanta is one of the six main Shaivite philosophical traditions. It is also known as Gorakshanatha Saivism after its founding Guru Gorakhnath.[1] References ^ Siddha Siddhanta. Hinduism Today. March 1994. Retrieved 10 July 2017. vteShaivismHistoryDeities Shiva Bhairava Dakshinamurti Harihara Ishana Nataraja Sadyojata Tatpurusha Vamadeva Shakti Ardhanarishvara Sati Parvati Ganesha Kartikeya Devasena Valli Nandi Texts Shvetashvatara Upanishad Shivarahasya Purana Shiva Purana ...

 

Capital of Rhineland-Palatinate, Germany This article is about the city in Germany. For the light cruiser, see SMS Mainz. For the Mainz sword, see Gladius. For the school, see Music and Audio Institute of New Zealand. City in Rhineland-Palatinate, GermanyMainz Määnz / Meenz (Hessian) Mayence (French)CityView of Mainz Cathedral from WiesbadenHouses on Market SquareOld TownSt. PeterOsteiner HofDrusussteinJudensand (Jews' Sand) cemeteryChristuskircheMainz Cathedral and Rhine (Upper Rhine)...

 

Secondary school in Kentucky Bowling Green High SchoolAddress1801 Rockingham LaneBowling Green, (Warren County), Kentucky 42104United StatesInformationTypePublic high schoolSchool districtBowling Green Independent SchoolsPrincipalKyle McGrawStaff87.03 (FTE)[1]Enrollment1,220[1] (2023-24)Student to teacher ratio14.87[1]Color(s)Purple and old gold    [2]NicknamePurples[2]Website[1] Bowling Green High School is a public high school in Bowlin...

South Korean daily newspaper This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: The Korea Economic Daily – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2013) (Learn how and when to remove this message) The Korea Economic DailyTypeDaily economic newspaperFormatBroadsheetFounded12 October 1964;&...

 

British landowner and Whig politician Edmund Waller (c.1699–1771), of Hall Barn, Beaconsfield, was a British landowner and Whig politician who sat in the House of Commons for 32 years from 1722 to 1754. Early life Hall Barn, around 1900Waller was the eldest son of Stephen Waller and his wife Judith Vernon, daughter of Sir Thomas Vernon of Farnham, Surrey. In about 1700 he succeeded to the Gloucestershire estates of his uncle Edmund Waller and in 1707 to the estates of his father. He was edu...