"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." Yesaya 7:14 (Terjemahan Baru)
Ayat ini termasuk ke dalam Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yesaya "dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda" ketika "Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, tetapi mereka tidak dapat mengalahkannya" (Yesaya 7:1) Pada waktu itu Tiglat-Pileser III memerintah sebagai raja Asyur. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 735/734 SM.[5]
Latar belakang
Pada waktu Kerajaan Yehuda diserang oleh gabungan tentara Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel Utara, maka Ahas, raja Yehuda diberi tahu oleh Yesaya agar percaya Allah untuk kelepasan. Namun Ahas menolak untuk menerima tawaran Allah akan sebuah tanda ajaib, ia malah meminta bantuan Asyur (lihat 2 Raja–raja 16:5–18; 2 Tawarikh 28:16–21). Sekalipun demikian Allah tetap memberi tanda kepada seluruh rumah Daud ini—lahirnya Imanuel (Yesaya 7:13–17). Walaupun serbuan Aram-Israel akan gagal, Allah kelak akan mengirim orang Asyur dan Babel untuk menghancurkan negeri itu.[5]
"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel."[6]
Terjemahan bahasa Indonesia lain
Versi
Yesaya 7:14
BIS (1985)
Sekarang, TUHAN sendiri akan memberi tanda kepadamu: Seorang gadis yang mengandung akan melahirkan seorang putra yang dinamakannya Imanuel.[7]
Maka sebab itu diberikan Tuhan sendiri suatu tanda alamat kepadamu kelak: Bahwasanya anak dara itu akan mengandung dan beranakkan laki-laki seorang dan dinamainya akan dia Imanuel.[7]
MILT (2008)
Sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu sebuah tanda, lihatlah, perawan itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang putra, dan dia akan memanggil namanya: Imanuel.[7]
FAYH (1989)
Baiklah Tuhan sendiri akan memberikan tanda-tandanya kepadamu: seorang Anak laki-laki akan lahir dari seorang anak dara! Dan Ia akan disebut Imanuel (artinya 'Allah beserta kita').[7]
ENDE (1969)
Maka itu Tuhan sendiri akan memberi kamu sebuah alamat. Se-sungguh2nja, si dara akan mengandung dan melahirkan anak; ia akan dinamainja: Imanuel.[7]
Shellabear Draft (1912)
Sebab itu Tuhan sendiri hendak memberi kepadamu suatu alamat bahwa anak dara akan mengandung lalu beranak laki-laki maka dinamainya kelak akan Dia Imanuel.[7]
"Perempuan muda" (juga diterjemahkan "perawan"; dari bahasa Ibrani: almah) dapat berarti "perawan" atau "seorang wanita muda sebelum nikah" (baru memasuki masa puber).[5]Septuaginta menerjemahkan dengan kata Yunani "parthenos" yang berarti "perawan".[8] Penerapan langsung tanda ini ialah pada seorang pengantin perempuan baru yang masih perawan hingga saat pernikahannya. Sebelum anaknya cukup besar untuk mengetahui perbedaan di antara baik dengan buruk, raja-raja Aram dan Israel akan binasa (Yesaya 7:16).[5]
Putra sang perawan akan diberi nama "Imanuel", yaitu "Allah menyertai kita" (Matius 1:23); nama tersebut memperoleh arti yang lebih dalam ketika Anak Tunggal Allah sendiri datang ke dalam dunia (bandingkan Yohanes 3:16).[5]
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.[9]
Hanya beberapa nubuat yang menjadi topik kontroversi sedemikian banyak, atau menghasilkan berbagai eksegesis, seperti nubuat Imanuel pada ayat ini.[10] Yang dipertanyakan adalah:
(1) Apakah ibu dan anak laki-laki ini berasal dari zaman Yesaya, dan jika demikian, siapa mereka?, atau
(2) Apakah ibu dan anak laki-laki ini Perawan Maria dan putranya, YesusKristus?, atau
(3) Apakah nubuat ini mempunyai penggenapan ganda, pertama pada orang-orang yang hidup sezaman dengan nabi Yesaya, dan kedua pada diri Yesus dan ibu-Nya, Maria?[10]
Penggenapan hanya pada zaman Yesaya
Teori pertama dikemukakan oleh para komentator Yahudi:
Pendapat pertama: Asalnya, muncul pendapat bahwa si ibu adalah "Abi" (atau "Abia"), istri raja Ahas (2 Raja–raja 18:2), dan anak laki-lakinya, Hizkia, yang kelak menyelamatkan Kerajaan Yehuda dari kekuasaan Asyur (lihat Justin, 'Dialogue cum Tryphon.,' p. 262). Tetapi ini sudah sejak awal dibantah dengan menunjukkan bahwa menurut angka-angka dalam Kitab 2 Raja-raja (2 Raja–raja 16:2; 18:2), Hizkia sudah berusia paling sedikit 9 tahun pada tahun pertama pemerintahan Ahas, padahal nubuat ini diberikan setelah Ahas memerintah (Yesaya 7:1).[11]
Pendapat kedua mengidentifikasi si ibu dengan istri nabi Yesaya (dalam bahasa Ibrani disebut sang "nabiah") yang disinggung pada Yesaya 8:3, dan anak laki-laki yang disebut Imanuel itu adalah putra Yesaya, atau mungkin pula putra Yesaya yang bernama Maher-shalal-hash-baz (Yesaya 8:1) dalam suatu penyebutan simbolik. Namun kata "ha-'almah", "perempuan muda atau perawan," merupakan julukan yang aneh dari Yesaya untuk istrinya sendiri, dan sebutan untuk Imanuel pada Yesaya 8:8 dapat saja diberikan bagi putra-putra Yesaya manapun.
Tetap diyakini bahwa "almah" ini adalah "seorang gadis yang hidup pada waktu itu," tanpa diketahui nama, jabatan dan posisinya, serta Imanuel adalah putranya, meskipun informasi lain tidak diketahui (menurut Cheyne). Namun, kata-kata pengantarnya yang agung, "Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: - Sesungguhnya!" dan jabatan Imanuel (Yesaya 8:8), bertentangan dengan hal ini.[10]
Penggenapan hanya pada zaman Yesus
Teori mesianik murni dikemukakan oleh Rosenmüller dan Dr. Kay, tetapi tanpa mempertimbangkan sejumlah kesulitan. Kelahiran Kristus baru terjadi lebih dari 700 tahun kemudian. Dalam makna apa atau siapa orang-orang yang merupakan "tanda" datangnya keselamatan tanah itu dari serangan Rezin dan Pekah? Dan, menurut teori ini, apa artinya ayat Yesaya 7:16? Aram dan Samaria nyatanya dihancurkan beberapa tahun kemudian sesuai nubuat ini. Mengapa kehancuran mereka perlu ditunda sampai kedatangan Mesias dan sampai Ia mencapai usia tertentu? Mr. Cheyne menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini dengan pernyataan mengejutkan bahwa Yesaya menantikan kedatangan Mesias untuk disinkronkan dengan serangan orang Asyur, dan tentunya berpikir bahwa sebelum Rezin dan Pekah dihancurkan, anak ini sudah mencapai usia untuk "tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik" (Yesaya 7:15–16). Namun, pendapat ini tidak melihat elemen penting dari nubuat yang terkandung dari kata "sebelum" pada ayat 16. Jika iman murid-murid Yesaya didasarkan atas pengharapan bahwa Mesias akan segera dilahirkan (Cheyne menerjemahkan, "perawan itu sedang mengandung anak tersebut") bagaimana perasaan kekecewaan yang muncul jika sang "Imanuel" tidak muncul?[10]
Penggenapan ganda
Bishop Lowth mengemukakan bahwa nubuat ini memiliki makna ganda dan penggenapan ganda, katanya "Makna yang jelas dan harfiah dari nubuat ini adalah bahwa dalam waktu ini, seorang perempuan muda, saat itu masih perawan, akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan ketika anak itu mencapai usia tertentu untuk membedakan mana yang baik dan jahat, yaitu hanya beberapa tahun kemudian, musuh-musuh Yehuda sudah akan dihancurkan." Tetapi nubuat ini disampai dengan perkataan tertentu, tambahnya, supaya memiliki makna lebih jauh, bahkan melebihi "desain asli dan maksud utama sang nabi," yaitu mengenai Mesias. Semua penyampaian nubuat tidak memenuhi kedua maksud ini - beberapa dipiilh dengan merujuk yang pertama, yang lain merujuk kepada penggenapan kedua - tetapi semua cocok dengan satu atau yang lain, dan beberapa cocok dengan keduanya.
Anak pertama yang mendapat nama "Imanuel" (bandingkan dengan "Ithiel" pada Amsal 30:1) dari seorang ibu Yahudi yang setia, yang percaya bahwa Allah ada bersama umat-Nya, dalam ancaman bahaya apapun, dan akan mencapai tahun-tahun kebijaksanaan bertindak di sekitar waktu Samaria diangkut ke dalam pembuangan oleh Asyur.
Anak yang kedua adalah "Imanuel" sejati, "Allah bersama kita", yaitu sang raja dalam Yesaya 8:8; ibu-Nya adalah yang dirujuk dalam istilah, "sang perawan", dan dalam riwayat-Nyalah kata-kata pengantar itu dimaksudkan; melalui-Nya umat Allah, bangsa Israel sejati, diselamatkan dari musuh-musuh rohani, dosa dan Iblis - dua raja yang selalu mengancam-Nya.[10]
Referensi
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
^Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
^(Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431