Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Industri Kereta Api

PT Industri Kereta Api (Persero)
Jenis perusahaan
Badan usaha milik negara
IndustriPerkeretaapian
Didirikan29 Agustus 1981; 44 tahun lalu (1981-08-29)
Kantor pusatMadiun, Jawa Timur, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Eko Purwanto[1]
(Direktur Utama)
Gede Pasek Suardika[1]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
JasaEPC dan retrofit sarana perkeretaapian
PendapatanRp 2,361 triliun (2021)[2]
Rp 53,145 miliar (2021)[2]
Total asetRp 4,390 triliun (2021)[2]
Total ekuitasRp 613,049 miliar (2021)[2]
PemilikBiro Klasifikasi Indonesia
Karyawan
3.024 (2021)[2]
Anak usahaPT Inka Multi Solusi
PT Rekaindo Global Jasa
Situs webwww.inka.co.id
Instagram: pt_inka Modifica els identificadors a Wikidata

PT Industri Kereta Api (Persero) atau biasa disingkat menjadi INKA, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang produksi sarana perkeretaapian. Pemerintah Indonesia memegang mayoritas saham perusahaan ini melalui Danantara.

Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki pabrik di Kota Madiun, Jawa Timur[a] dan kantor perwakilan di Jakarta.[2][3]

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada bulan 18 Mei 1981 untuk mengelola balai yasa lokomotif uap milik PJKA di Kota Madiun yang rencananya akan dialihfungsikan menjadi pabrik sarana perkeretaapian.[4] Pada tanggal 29 Agustus 1981, PJKA resmi mengalihkan pengelolaan balai yasa tersebut ke PT Industri Kereta Api (Persero) dan menetapkan Hari Ulang Tahun setiap 29 Agustus. Setahun kemudian, perusahaan ini mulai memproduksi gerbong, dan pada tahun 1985, perusahaan ini juga mulai memproduksi kereta. Pada tahun 1987, untuk pertama kalinya, perusahaan ini merakit KRL. Pada tahun 1991, untuk pertama kalinya juga, perusahaan ini mengekspor gerbong barang ke Malaysia. Pada tahun 1994, perusahaan ini mulai memproduksi KRL. Pada tahun 1996, melalui joint venture dengan General Electric, untuk pertama kalinya, perusahaan ini memproduksi lokomotif dan mengekspornya ke Filipina. Pada tahun 1998, perusahaan ini mengekspor gerbong kricak ke Thailand.

Pada tahun 2001, perusahaan ini meluncurkan produk KRL pertamanya. Pada tahun 2004, perusahaan ini mengekspor bodi gerbong ke Australia. Pada tahun 2006, perusahaan ini mengekspor 50 unit kereta ke Bangladesh. Pada tahun 2007, perusahaan ini meneken kontrak produksi KRDE yang akan dioperasikan di Aceh dan railbus yang akan dioperasikan di Palembang. Pada tahun 2015, perusahaan ini meluncurkan produk pendingin udara kereta dengan merek I-COND. Pada tahun 2016, perusahaan ini mengekspor 150 unit kereta ke Bangladesh. Pada tahun 2017, perusahaan ini meluncurkan KRL yang akan dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta.

Pada tahun 2018, perusahaan ini meluncurkan LRT yang akan dioperasikan di Palembang. Pada tahun 2019, perusahaan ini berhasil menyelesaikan produksi rangkaian LRT Jabodebek pertama. Pada tahun 2019 juga, bersama Len Industri dan Wijaya Karya, perusahaan ini membentuk konsorsium Indonesia Railways Development Incorporated for Africa (IRDIA) untuk mengeksplorasi peluang ekspor produk perkeretaapian ke negara-negara di Afrika. Pada bulan September 2019, perusahaan ini meneken perjanjian joint venture dengan Stadler Rail untuk membangun sebuah pabrik sarana perkeretaapian di Banyuwangi yang akan dilengkapi dengan fasilitas uji guling dan uji tabrak sesuai standar UIC. Pada tahun 2021, perusahaan ini mengekspor 3 unit lokomotif diesel hidraulik dan 15 unit kereta ke Filipina. Perusahaan ini juga meluncurkan bus listrik dengan merek E-Inobus.[2][3]

Pada bulan Maret 2025, pemerintah menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Biro Klasifikasi Indonesia, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding operasional di internal Danantara.[5]

Produk

Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan GEA (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008.[10] Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan BPPT, Rusnas, setelah sebelumnya menggunakan mesin dari Cina. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen (karburator) yang diimpor dari luar negeri.[11]


PT Inka sempat ditunjuk sebagai anggota konsorsium yang dipimpin oleh PT Adhi Karya. Konsorsium ini merupakan konsorsium para Badan Usaha Milik Negara yang direncanakan akan menggarap monorel di Jakarta, namun proyek ini batal.[12]

Galeri

Catatan

  1. ^ Tepatnya berdekatan dengan Stasiun Madiun.

Referensi

  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". Madiun: PT Industri Kereta Api (Persero). Diakses tanggal 25 Maret 2023.
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021". PT Industri Kereta Api (Persero). Diakses tanggal 25 Maret 2023.
  3. ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Industri Kereta Api (Persero). Diakses tanggal 25 Maret 2023.
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 1981" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 30 Maret 2023.
  5. ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2025" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan RI. Diakses tanggal 14 April 2025.
  6. ^ Agus Budi C. PT INKA Luncurkan Inobus untuk Transjakarta Koridor 12 Diarsipkan 2020-10-07 di Wayback Machine.. dcentronews.com. edisi 15.1.2013
  7. ^ Ujicoba Bus Listrik buatan PT INKA.Situs Resmi PT INKA. Edisi 29-08-2022.
  8. ^ Mediatama, Grahanusa (2023-12-30). "INKA Ngebut Selesaikan 612 Kereta Pesanan KAI Senilai Lebih dari Rp 5 Triliun". kontan.co.id. Diakses tanggal 2024-11-19.
  9. ^ Sulistyo, Bayu Tri (2023-03-10). "INKA dan KAI Commuter Tandatangani Kontrak 16 Set KRL". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2024-11-19.
  10. ^ Syubhan Akib. Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
  11. ^ Syubhan Akib. Mobil Nasional GEA Depak Mesin China. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009
  12. ^ Hertanto Soebijoto. Adhi Karya mundur dari Konsorsium Monorel Kompas.com. Edisi 9.1.2013.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya