Dahulu Lasem dikenal sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung Buddha berbaring yang berlapis emas.[butuh rujukan]
Lasem juga dikenal sebutan "Kota Santri" tak lain karena banyaknya pondok pesantren di kota yang pernah menjadi Kadipaten sebelum Rembang. Bahkan, pada masa kemerdekaan, Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman) merupakan cucu dari Jaka Tingkir (Sultan hadiwijaya) yang memperjuangkan kemerdekaan di tanah Lasem. Masjid Jami’ Lasem juga disebut-sebut sebagai pusat perjuangan kemerdekaan, tempat Mbah Sambu dimakamkan.[butuh rujukan]
Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi. Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.[butuh rujukan]
Geografi
Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:[butuh rujukan]
Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.[butuh rujukan]
Pemerintahan
Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 desa yang terbagi ke dalam 84 Rukun Warga (RW) dan 219 Rukun Tetangga (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa Soditan.[butuh rujukan]
Empat desa di antaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang.[butuh rujukan]
Demografi
Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, pedagang dan nelayan.[butuh rujukan]
Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:[butuh rujukan]
Etnis yang tersebar di Lasem adalah suku Jawa, suku Tionghoa, keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang Sunda, Batak, dll.[butuh rujukan]
Julukan kota
Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, Lasem mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit. Di sini sekiranya menampilkan 5 julukan kota ini:[butuh rujukan]
Lasem Kota Santri
Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai Kota Santri. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan Lasem-Bojonegoro, KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, Pondok Pesantren dan jumlah santri yang belajar agama islam di kota ini.[butuh rujukan]
Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem (SMA N 1 Lasem) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir Nasionalisme, sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup Wayang Wong SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.[butuh rujukan]
Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang Universitas Terbuka (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem.[butuh rujukan]
Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah[butuh rujukan]
Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
Goa Kajar, disinyalir sebagai laboratorium ilmu pada masa Kerajaan Lasem era Bhre Lasem Dewi Indu
dll
Lasem Kota Tiongkok Kecil
Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari Tiongkok terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar LaksamanaCheng Ho ke Jawa sebagai duta politik Kaisar Tiongkok masa Dinasti Ming yang ingin membina hubungan bilateral dengan Majapahit terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut N.J. Krom, perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan Majapahit telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas Tiongkoknya dan kelenteng tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.[butuh rujukan]
Lasem Kota Batik
Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. Batik tersebut populer dengan sebutan batik tulis kendoro kendiri atau batik Pesisiran Laseman, di mana batik ini berbeda dengan batik Jogja atau Solo yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. Batik Laseman sangat liat bercirikan egalitarian, yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam etnisnya. Konon perkembangan Batik Laseman ini dipengaruhi oleh unsur-unsur seni dan budaya negeri seberang, yaitu Tiongkok dan Campa. Banyaknya orang-orang Tiongkok dan Campa yang menetap di Lasem dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan akulturasi kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. Batik Laseman sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini Batik Laseman bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.[butuh rujukan]
Lasem Kota Pusaka
Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai Kota Pusaka (Heritage City) karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'.
Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll.
Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll.
Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.[butuh rujukan]
Budaya
Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana Cheng Ho), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada batik Lasem motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.[butuh rujukan]
Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.[butuh rujukan]
Dialek
Dialek masyarakat Lasem yang dikenal adalah sebagai berikut:
- em / - nem = mu (bahasa Indonesia).[butuh rujukan]
Contoh: Bukuem/Bukunem = Bukumu; Tanganem = Tanganmu; Nggonem/Nggonanem = Punyam; dll
(hurup "e" di kata em dibaca seperti kata "e" di kata perahu atau selasa)
- leh = toh (bahasa Indonesia).
Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?; Ndi leh bukune? = Mana toh bukunya?; dll
(hurup "e" di kata leh dibaca seperti kata "e" di kata etnis atau polsek)
- ape (jw: arep) = akan (bahasa Indonesia).
Contoh: Sampeyan ape ning ndi leh? = Kamu mau/akan ke mana toh?
(hurup "e" di kata ape dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe)
- ae (jw: wae) = saja (bahasa Indonesia).
Contoh: Sakcingkir ae = satu cangkir saja; Bar ning ndi ae leh? = Habis ke mana saja toh?
(hurup "e" di kata ae dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe),
- ugung/gung (jw: durung) = belum (bahasa Indonesia).
Contoh: Aku ugung mangan/Aku gung mangan = Aku belum makan.
Kosakata-kosakata:
- mendarat = kerja bakti membantu meringankan beban tetangga/orang lain yang punya hajat.
- gene = kenapa?
- sitok = satu
- kartengah = satu setengah (1,5).
- jeru' = dalam (ke bawah).
- pathak = kulit kepala.
- klonengan = bermain gamelan.
- loruk = sakit (bukan sakit parah, contohnya: dicubit/tersandung).
- kiwan = kamar mandi tradisional (biasanya menggunakan genuk sebagai tempat air).
- jedhing = kamar mandi.
- ogak = tidak.
- matun = menyiangi gulma pada tanaman di sawah/ladang.
- ndaut = mengambil benih padi dan memindahkannya ke petak sawah.
- peceren = got/saluran air yang airnya kotor.
- medhuk = ketela yang isinya sangat lembut (setelah dikukus/direbus/dibakar).
- masir = tekstur dalam buah yang agak berbutir dan terkesan ada celah udara. contoh: salake masir/semongkone masir.
- trasek = terasi.
- taek = tahi.
- tuwek = tua.
- matek = mati.
- bongko = mati (kasar).
- isuk = sangat pagi.
- surup = petang.
- panas ngether = sangat panas (cuaca).
- anyep = dingin.
- mblojet = lepas baju (bisa jadi disebabkan cuaca panas atau keringat terlalu banyak).
- nggliyeng/nggliyur = pusing.
- mbarik = tampan.
- mandah = semakin.
- udan wewe = hujan di siang hari dengan cuaca cerah tidak mendung, biasanya pada sore hari maupun pagi hari.
dan masih banyak lagi.
Dialek ini menyebar ke daerah-daerah sekitar Lasem yang kalau ditinjau dari segi historis dulu terletak di bekas wilayah Kerajaan Lasem maupun kadipaten Lasem. Dialek semacam itu bisa dijumpai di sekitar Pengunungan Kendeng Utara dari Grobogan, Pati (alaminya yang sebelah selatan), Blora, Rembang, Tuban dan Bojonegoro.
Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "Lasem" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.
Seni pertunjukan
Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di Lasem antara lain:[butuh rujukan]
Lelet, yaitu membatik dengan media batang rokok dan tintanya menggunakan lethekan kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi Lasem yang dicampur susu krimer)[butuh rujukan]
Bekas tembok Taman Sitaresmi di Caruban Gedongmulyo
Potensi wisata
Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di Lasem, namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota Lasem.
Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu).
Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka[butuh rujukan]
Situs Kapal Kuno di Punjulharjo, terletak di bagian barat Sungai Kahiringan. Dulu daerah ini masih masuk kawasan Lasem, namun sekarang terletak di Kec.Rembang. Kapal yang ditemukan merupakan Bangaki Kapal Utuh beserta perabotan dan arca kepala, berdasarkan perhitungan secara radiokarbon diketahui bahwa kapal dari abad ke-7 M.[butuh rujukan]
Fabio Civitelli nel 1994 Fabio Civitelli (Lucignano, 9 aprile 1955) è un fumettista e illustratore italiano, fra i principali disegnatori della serie a fumetti Tex per oltre trent'anni[1][2][3][4]. Indice 1 Biografia 2 Riconoscimenti 3 Lo stile 4 Pubblicazioni 4.1 Sergio Bonelli Editore 5 Note 6 Altri progetti 7 Collegamenti esterni Biografia Esordì come disegnatore di fumetti nel 1974 realizzando alcuni episodi della serie erotica Lady Lust della Edifumetto ...
—— Permukiman di Uni Emirat Arab —— Al Markadaالمركاض Negara Uni Emirat Arab Emirat Dubai Kota Dubai Jumlah daerah 347 Statistik permukiman Luas 11.7 km² Jumlah penduduk 139[1] (2000) Kepadatan penduduk 11.88/km² Permukiman sekitarnya Bu Kadra, Nad Al Sheba, Business Bay, Al Quoz Koordinat 25°10′07″N 55°17′32″E / 25.168591°N 55.29213°E / 25.168591; 55.29213Koordinat: 25°10′07″N 55°17′32″E / ...
BMW VI tahun 1926, mesin pesawat V12 berpendingin air Mesin V12 adalah sebuah konfigurasi mesin V dengan 12 silinder terpasang di crankcase dengan 2 cabang silinder yang masing-masing cabang berisi 6 silinder. Antar cabang silinder membentuk sudut yang umumnya sebesar 60° dan 12 pistonnya menjalankan satu crankshaft.[1] Karena setiap cabang silindernya sebenarnya adalah mesin 6 segaris, maka konfigurasi ini dianggap memiliki keseimbangan mesin yang sangat baik sehingga tidak membutuh...
French mathematician Thierry AubinThierry Aubin in 1976(photo by George Bergman)Born(1942-05-06)6 May 1942Died21 March 2009(2009-03-21) (aged 66)Nationality FranceScientific careerFieldsMathematicsInstitutionsPierre and Marie Curie UniversityDoctoral advisorAndré Lichnerowicz Thierry Aubin (6 May 1942 – 21 March 2009) was a French mathematician who worked at the Centre de Mathématiques de Jussieu, and was a leading expert on Riemannian geometry and non-linear partial differentia...
Oil painting by Dante Gabriel Rossetti MnemosyneArtistDante Gabriel RossettiYear1875–1881Mediumoil on canvasDimensions126.4 cm × 61 cm (49.8 in × 24 in)LocationDelaware Art Museum, Wilmington, Delaware Mnemosyne, also titled Lamp of Memory and Ricordanza, is an oil painting by Dante Gabriel Rossetti begun in 1875 or early 1876 and completed in 1881. Jane Morris was the model, and Frederick Richards Leyland bought the painting in 1881 and displayed...
Narrow beam of electromagnetic radiation or charged particles A pencil-beam radar A pencil-beam radar In optics, a pencil or pencil of rays is a geometric construct used to describe a beam or portion of a beam of electromagnetic radiation or charged particles, typically in the form of a narrow beam (conical or cylindrical). Antennas which strongly bundle in azimuth and elevation are often described as pencil-beam antennas. For example, a phased array antenna can send out a beam that is extrem...
Village in Tirana, AlbaniaPrushVillagePrushCoordinates: 41°19′N 19°44′E / 41.317°N 19.733°E / 41.317; 19.733Country AlbaniaCountyTiranaMunicipalityTiranaMunicipal unitVaqarrTime zoneUTC+1 (CET) • Summer (DST)UTC+2 (CEST) Prush ('something that is burned' or 'ember' in Albanian) is a village in the former municipality of Vaqarr in Tirana County, Albania.[1] At the 2015 local government reform it became part of the municipality Tirana. ...
RV Atlantic Explorer Atlantic Explorer at the dock in Bermuda History Bermuda Name Seward Johnson II (1982–2006) Bank of Bermuda Atlantic Explorer (2006–) Owner Harbor Branch Oceanographic Institute (1982–2005) Bermuda Institute of Ocean Sciences (2005–) Launched1982 Identification IMO number: 8120014 MMSI number: 303591000 Callsign: WDC9417 StatusActive General characteristics Class and typeABS TypeOceanographic survey vessel Tonnage299 Displacement 790 tons (light) 1281 tons (...
For other ships with the same name, see HMS Tonbridge. History Name Tonbridge (1924–40) HMS Tonbridge (1940–41) NamesakeTonbridge Owner Southern Railway (1924–40) Admiralty (1940–41) Operator Southern Railway (1924–40) Royal Navy (1940–41) Port of registry London, United Kingdom BuilderD W Henderson & Sons Ltd. Yard number644 Launched3 June 1924 Completed21 July 1924 Out of service22 August 1941 Identification Code Letters KRDL (1924–34) Code Letters MLYV (1934–41) Pennant...
Special livery for some Asian Airlines Two Pokémon Jets of All Nippon Airways, March 2006 Pokémon Jet (ポケモンジェット, Pokemon jetto) refers to a number of aircraft operated by Japanese airline All Nippon Airways in a promotional Pokémon livery. The exteriors of the aircraft were painted with pictures of various Pokémon and the interiors were decorated with a Pokémon theme. Though the use of these liveries by ANA ended in 2016, the scheme has since been revived, this time with ...
Mario BoniBoni nel 1992 con l'uniforme dell'ItaliaNazionalità Italia Altezza200 cm Peso95 kg Pallacanestro RuoloGuardia / ala piccola Termine carriera2020 CarrieraGiovanili Fulgor Codogno Squadre di club 1982-1983 U.C. Piacentina1983-1985 Pall. Vigevano59 (771)1985-1994 Montecatini S.C.286 (7 028)1994 Memphis Fire1994 Yakima Sun Kings1995-1996 Montecatini S.C.40 (1 008)1996-1998 Aris Salonicco65 (584)1998-1999 Virtus Roma48 (516)1999-200...
Jalur kereta api Bangsal–PugeranPeta jalur kereta di wilayah OJS dan MSM pada tahun 1916IkhtisarJenisLintas cabangSistemJalur kereta api rel ringanJalur trem uapStatusTidak beroperasiTerminusStasiun BangsalStasiun PugeranStasiun8OperasiDibangun olehModjokerto Stoomtram MaatschappijLegalitas pembangunanGouvernements besluit 26 Februari 1898 No. 31Dibuka18 September 1899Ditutup1947Pemilikde jure: PT Kereta Api Indonesiade facto: Status masih dipertanyakanKarakteristik lintasLintas datarData t...
Philosophical and theological system This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Scotism – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2021) (Learn how and when to remove this message)This article needs attention from an expert in Philosophy. Please add a reason or a talk parameter to this temp...
Species of flowering plant in the family Proteaceae Protea eximia Protea eximia in Helderberg Nature Reserve, South Africa Conservation status Least Concern (IUCN 3.1)[1] Scientific classification Kingdom: Plantae Clade: Tracheophytes Clade: Angiosperms Clade: Eudicots Order: Proteales Family: Proteaceae Genus: Protea Species: P. eximia Binomial name Protea eximia(Knight) Fourc. Synonyms Erodendrum eximium, Protea latifolia, Scolymocephalus latifolius, Protea auriculata, Sc...
Period of ancient Greek history from 371 to 362 BC This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Theban hegemony – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (October 2014) (Learn how and when to remove this message) Stater of Thebes minted c.364–362 BC by Epaminondas, whose name EΠ-AMI is inscribed on...
جبل الأغوات الموقع السعودية تعديل مصدري - تعديل جبل مَيْطَان يعرف أيضاً جبل ماطان أو جبل الأغوات، وهو الجبل الأحمر المعروف اليوم بجبل الأغوات، وذلك لأن الأغوات اشتروه ليحتموا بأصحابه من أهل المدينة المنورة أثناء الفتنة التي وقعت بينهم وبين أهل المدينة المنورة في ح...
This article is about a city in Bulgaria. For other uses, see Pleven (disambiguation). City in BulgariaPleven ПлевенCityPleven FlagCoat of armsLocation of PlevenShow map of BulgariaPleven (Balkans)Show map of BalkansPleven (Europe)Show map of EuropeCoordinates: 43°24′28″N 24°37′13″E / 43.40778°N 24.62028°E / 43.40778; 24.62028CountryBulgariaProvince(Oblast)PlevenFirst human settlement5th millennium BCGovernment • MayorDr.Valentin Hristov (...