Kijing

Kijing
Kijing air tawar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Superfamili:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Subtribus:
Genus:
Spesies:
Pilsbryoconcha exilis

I.Lea, 1838

Kijing atau Remis adalah nama sejenis kerang yang hidup di sungai. Di seputaran danau Sentarum, Kapuas Hulu, dinamai kedungkang.

Kijing sangat suka mengendap di dasar sungai yang berpasir maupun berlumpur seperti umumnya danau. Yang tentu saja bersuhu relatif dingin. Kulitnya berwarna kuning ada juga bagian yang berwarna biru kehitaman. Kulitnya keras seperti marmer licin tetapi tidak berbulu. Jika dibuka, akan kelihatan bagian dalamnya yang seperti Kepah atau Kupang dalam Bahasa Jawa Timur yaitu mirip kerang tetapi putih dan gepeng melebar.[1]

Kijing air tawar

Kijing air tawar (Pilsbryoconcha exilis) adalah salah satu kijing yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan dari hasil perairan. Kijing ini banyak ditemukan di danau dan perairan tawar lainnya. Kijing dapat dijadikan santapan lezat dan murah. Selain dapat dijadikan hidangan lezat, Kijing juga dapat dibuat minuman dalam bentuk minuman rebusan Kijing.[2]

Kecepatan reproduksi kijing ini cukup tinggi seperti halnya anggota dari kelas Bivalvia lainnya, terutama di daerah tropis. Kijing ini mendapatkan makanannya dengan cara menyaring air yang mengandung makanan di dalamnya. Kerang ini mampu menyaring fitoplankton dan material tersuspensi lainnya.[3]

Klasifikasi Kijing

Morfologi kijing

Tubuh kijing atau kerang air tawar terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian luar di sebut cangkang atau kulit. Sebagian besar organ tubuh kerang air tawar berada di bagian dalam. Organ-organ itu hanya bisa dilihat apabila cangkangnya dibuka dengan lebar, sedangkan bila dibuka dengan sempit, hanya beberapa organ saja yang bisa dilihat.

Cangkang atau kulit adalah bagian yang langsung berhubungan dengan perairan. Warnanya coklat kehi-jauan. Bagian ini sangat keras seperti batu. Bila dilihat dari atas, sebagian besar cangkang kerang air tawar berbentuk oval, tetapi ada juga yang mendekati bulat. Sedangkan bila dilihat dari samping, cangkang kerang air tawar berbentuk lonjong di satu bagian, lalu memipih ke bagian lainnya.

Ada dua bagian pada cangkang kerang air tawar, yaitu cangkang sebelah kiri dan cangkang sebelah kanan. Cangkang kiri biasanya lebih pipih dibandingkan dengan cangkang kanan. Kedua cangkang dihubungkan dengan sebuah engsel, sehingga kedua bagian cangkan itu membuka dan menutup.

Cangkang kerang air tawar dihiasi dengan beberapa lingkaran berupa lekukan. Lingkaran-lingkaran berpusat pada sebuah titik yang dekat engsel. Lingkaran paling besar tampak dibagian tepi cangkang, lalu mengecil ke titik pusat. Ada enam sampai delapan lingkaran pada setiap cangkang kerang air tawar. Lingkaran-lingkaran itu berwarna tak jauh dari warna cangkang, tetapi ada juga yang berwarna kuning

Bila dipecah, pada cangkang kerang air tawar akan terlihat tiga buah lapisan. Lapisan pertama disebut periostracum layer. Lapisan kedua disebut prismatic layer. Sedangkan lapisan ketiga disebut nacreous layer. Setiap lapisan dapat dibedakan dari struktur dan warnanya.

Periostracum layer adalah lapisan paling luar. Lapisan ini sangat kasar seperti tanduk . Periostracum layer tersusun dari bahan organik. Prismatic layer adalah lapisan tengah. Lapisan ini lebih halus dibanding periostracum layer. Prismatic layer tersusun dari kristal-kristal prisma hexagonal calcite. Sedangkan nacreous layer adalah lapisan dalam. Lapisan ini tersusun dari calsium carbonat dalam bentuk kristal aragonit.

Secara anatomi, tubuh kerang air tawar dan tubuh hampir semua jenis moluska lainnya terbagi menjadi tiga bagian, yakni kaki, mantel dan visceral mass. Visceral mass adalah kumpulan organ-organ bagian dalam, seperti insang, mulut, perut, gonad, anus dan organ penting lainnya.

Kaki tersusun dari jaringan-jaringan otot yang elastis. Bentuknya seperti lidah. Bisa memanjang dan bisa memendek. Saat memanjang, kaki biasanya digunakan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama ketika masih muda. Selain untuk berjalan, kaki juga digunakan sebagai alat pembersih kotoran pada mantel dan insang.

Pergerakan kaki terjadi akibat adanya tekanan saraf melalui darah. Bila terjadi tekanan, maka kaki akan memanjang dan tegar. Perpanjangan kaki bisa mencapai tiga kali lipat dari keadaan normal. Saat itulah, kakinya berfungsi dan menyebabkan cangkang terbuka dengan sendirinya.

Pada bagian kaki, ada organ lain yang bentuknya seperti rambut atau serat yang berwarna hitam. Organ itu dinamakan bisus. Bisus digunakan oleh kerang air tawar sebagai alat untuk menempelkan tubuhnya pada tempat yang disukai. Penempelan terjadi setelah kerang berjalan ke satu tempat.[4]

Anatomi kijing

Anatomi kijing itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama yaitu mantel, insang, dan organ dalam. Mantel besar menggantung diseluruh badan dan membentuk lembaran yang luas dari jaringan yang berada di bawah cangkang. Seluruh permukaan mantel mensekresikan zat kapur. Selain itu juga diproduksi sifon pada lapisan mantel yang befungsi sebagai jalan keluar masuk air yang terdiri atas sifon inhalant dan exhalant.

Kijing ini mempunyai sepasang insang yang besar yang terletak pada kedua sisi badan, membentuk lamella yang besar dan hampir menutupi badan. Terdapat pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung bagian dorsal yang mengirim darah dari insang menuju organ dalam, mantel, kaki dan bagian belakang. Insang pada kijing ini digunakan untuk bernafas, tempat untuk mengerami telur–telurnya, dan menyaring makanan yang larut di dalam air.

Organ dalam pada kijing air tawar terdiri atas organ–organ vital seperti perut, usus, kelenjar pencernaan (liver, pankreas, dan lain–lain), gonad, dan kaki. Kaki merupakan otot terbesar yang ada dalam tubuh kijing yang digunakan untuk bergerak dan menggali.

Penyebaran kijing

Kijing air tawar (mollusca: Bivalvia) merupakan bivalvia yang tersebar luas di perairan tawar. Penyebarannya yang luas meliputi daerah tropik di sebelah utara dan daerah beriklim sedang di selatan, berbagai aspek biologi jenis ini telah di kaji orang, termasuk siklus reproduksinya. Akan tetapi studi tersebut kebanyakan dilakukan di daerah beriklim sedang (walker, 1981)

Lihat pula

Referensi

Pranala luar