Empat tingkat kemuliaan

Empat tingkat kemuliaan atau empat tingkat kesucian dalam Buddhisme adalah empat tahap menuju kesucian atau kecerahan sempurna sebagai seorang Arahat yang dapat dicapai oleh seseorang pada kehidupan sekarang. Empat tingkatan ini adalah Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat.

Pemahaman mengenai empat tingkatan kesucian merupakan unsur utama pada Buddhisme awal, terutama pada aliran Theravada.

Manusia biasa

Seorang manusia biasa, atau disebut juga puthujjana (dalam bahasa Pali) (Sanskerta:pṛthagjana) yang terperangkap di dalam Samsara yang tiada henti. Kebajikan atau kejahatan yang dipengaruhi oleh keinginan dan keengganannya, seorang manusia biasa terlahir pada tingkat tinggi atau rendah sebagai mahluk hidup (surga ataupun neraka) sesuai dengan tindakan mereka. Karena manusia ini mempunyai kendali yang sedikit sekali atas pikiran dan kebiasaan mereka, takdir mereka tidak dapat diketahui dan menjadi pokok akan penderitaan yang mendalam. Seorang manusia biasa yang tidak pernah melihat dan mengalami kebenaran sejati akan Dhamma, dan oleh karenanya tidak mempunyai cara untuk menemukan pengakhiran dari keadaan akhirnya.

Manusia suci

Mereka yang memulai pelatihan dengan saksama pada jalur Buddha (dikenal dengan sebutan "Sekha" dalam bahasa Pali atau mereka yang berlatih) dan mengalami kebenaran sampai kepada tahap meninggalkan beberapa dari sepuluh belenggu (Pali: saṃyojana), menjadi seorang ariya puggala (Sanskerta: āryapudgala): seorang "suci" yang dengan pasti menjadi seorang Arahat dalam waktu dekat (dalam tujuh kehidupan). Jalur mereka yang sudah jelas dikendalikan oleh tingkat pencapaian yang telah diraih.

Dari semua komunitas atau kelompok yang ada, wahai para bhikkhu, Sangha siswa Sang Tathagata adalah yang tertinggi. Mereka adalah empat empat pasang mahluk atau delapan individu.

Sangha siswa Sang Tathagata ini pantas menerima pemberian, pantas memperoleh perlakuan baik, pantas mendapatkan persembahan, pantas mendapatkan penghormatan tertinggi. Mereka merupakan ladang kebaikan yang tiada bandingnya di dunia. Mereka yang memiliki keyakinan terhadap Sangha berarti memliki keyakinan terdadapat yang tertinggi. Dan bagi mereka yang memiliki keyakinan terhadap yang tertinggi, hasilnya pun terbaik.

Sangha dari pengikut Tathagata (Ariya Sangha), contoh empat ["kelompok pengikut suci"] ketika dipasangkan, delapan ketika diperhitungkan sebagai perorangan. Empat kelompok pengikut suci (Sekha) ketika dipasangkan sebagai mereka yang telah meraih:

  • I
(1) jalan "pemasuk arus" (Sotapatti-magga); (2) buah pemasuk arus (Sotapatti-phala);
  • II
(3) jalan "terlahir sekali lagi" (Sakadagami-magga) ; (4) buah "terlahir satu kali lagi"(Sakadagami-phala);
  • III
(5) jalan "tidak kembali lagi" (Anagami-magga); (6) buah "tidak kembali lagi" (Anagami-phala);
  • IV
(7) jalan kesucian terakhir (Arahat-magga); (8) buah kesucian terakhir (Arahat-phala).

Pemasuk arus

Tahap pertama adalah Sotapanna (dalam bahasa Pali) (Sanskerta: Srotāpanna), yang secara harfiah berarti "ia yang masuk (āpadyate) arus (sotas)," dengan pengertian arus yakni Jalan Utama Berunsur Delapan yang merupakan Dhamma tertinggi. Pemasuk arus juga dikatakan memiliki "Mata Dhamma" (Pali:dhammacakkhu ;Sanskerta: dharmacakṣus).

Seorang pemasuk arus dijamin meraih pencerahan setelah tidak lebih dari tujuh kali kelahiran kembali, atau mungkin kurang. Pemasuk arus juga dapat berkeyakinan bahwa ia tidak akan terlahir dalam keadaan atau kelahiran (sebagai binatang, preta, atau di neraka). Ia hanya dapat dilahirkan kembali sebagai manusia atau di surga.

Seorang pemasuk arus harus mencapai pemahaman penuh akan doktrin Buddhis (Pali:sammādiṭṭhi; Sanskerta:samyagdṛṣṭi, "pandangan benar"), memiliki keyakinan sempurna atau Saddha dalam Tiga Mustika akan Buddha, Dhamma, dan Sangha, dan memiliki kelakuan moral yang baik (Sila).

Kembali sekali

Tingkatan kedua adalah Sakadagami (dalam bahasa Pali:Sakadāgāmī ; Sanskerta:Sakṛdāgāmin) yang secara harfiah berarti "ia yang sekali (sakṛt) kembali(āgacchati)". Seorang kembali-sekali akan kembali ke alam manusia hanya satu kali lagi, dan meraih Nirwana dalam kehidupan tersebut.

Tidak kembali lagi

Tingkatan ketiga adalah Anāgāmī (dalam bahasa Pali); (Sanskerta: Anāgāmin), yang secara harfiah berarti "ia yang tidak (an-) kembali (āgacchati)". Seorang yang tidak kembali lagi tidak kembali ke alam keberadaan manusia, atau dunia yang lebih rendah, setelah kematian. Akan tetapi, ia terlahir kembali di alam Rūpaloka yang disebut alam Śuddhāvāsa, atau "Indraloka", di mana ia akan mencapai Nirwana (dalam bahasa Pali dikenal dengan sebutan Nibbana), beberapa akan terlahir kedua kali di alam "Indraloka" yang lebih tinggi, tetapi tidak terlahir di tingkatan yang lebih rendah.

Seorang Anāgāmī telah melepaskan lima belenggu rendah yang mengikat lingkaran akan kelahiran kembali. Seorang Anāgāmī dengan demikian telah tercerahkan sebagian, dan berada pada jalur pencerahan yang sempurna.

Arahat

Tingkat keempat adalah Arahat, seorang manusia yang telah tercerahkan sepenuhnya, yang telah meninggalkan seluruh belenggu, dan pada saat meninggal (Sanskrit: Parinirvāṇa ; Pāli: Parinibbāna) tidak akan terlahirkan kembali di dunia manapun, dan telah meninggalkan Saṃsāra sepenuhnya.

Referensi