Buddhisme Helenistik[a] adalah sinkretisme kebudayaan antara budaya Helenistik dan Buddhisme, yang berkembang antara abad ke-4 Masehi dan abad ke-5 Masehi di Baktria dan anak benua India. Sinkretisme ini merupakan konsekuensi budaya dari rantai panjang interaksi yang dimulai oleh serangan Yunani ke India sejak masa Aleksander Agung. Para satrap Makedonia kemudian ditaklukkan oleh Kekaisaran Maurya, di bawah pemerintahan Chandragupta Maurya. Kaisar Asoka Maurya berpindah keyakinan ke Buddhisme dan menyebarkan filosofi agama tersebut di seluruh wilayah kekuasaannya, seperti yang tercatat dalam Dekret-dekret Asoka. Setelah runtuhnya Kekaisaran Maurya, Greko-Buddhisme terus berkembang di bawah Kerajaan Yunani-Baktria, Kerajaan India-Yunani, dan Kekaisaran Kushan. Agama Buddha diterima di Asia Tengah dan Timur Laut sejak abad ke-1 M, akhirnya menyebar ke Tiongkok, Korea, Jepang, Siberia, dan Vietnam.
Kebudayaan Yunani Helenistik dimulai ketika Aleksander Agung menaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah dan wilayah-wilayah selanjutnya di Asia Tengah pada tahun 334 SM. Aleksander kemudian melakukan perjalanan pertualangan ke Punjab (negeri lima sungai), yang ditaklukkan oleh Darius Agung sebelum dia. Aleksander menyeberangi Indus dan Sungai Jhelum ketika mengalahkan Porus dan mengangkatnya sebagai satrap setelah Pertempuran Hydaspes. Tentara Aleksander memberontak dan mundur di sepanjang Sungai Beas ketika berhadapan dengan Kekaisaran Nanda, sehingga tidak menaklukkan Punjab sepenuhnya.
Aleksander membangun beberapa kota di wilayah barunya di daerah Amu Darya dan Baktria, dan pemukiman Yunani diperluas ke Celah Khyber, Gandhara (lihat Taxila), dan Punjab. Setelah wafatnya Aleksander pada 10 Juni 323 SM, Diadochi atau "para penerus" mendirikan kerajaan-kerajaan mereka sendiri. Jenderal Seleukos mendirikan Kekaisaran Seleukia di Anatolia dan Asia Tengah dan berekspansi hingga ke India.
Kekaisaran Maurya, yang didirikan oleh Chandragupta Maurya, terlebih dahulu menaklukkan Kekaisaran Nanda. Chandragupta kemudian mengalahkan Kekaisaran Seleukia dalam Perang Seleukia-Maurya. Hal ini mengakibatkan pengalihan para satrap Makedonia di Lembah Indus dan Gandhara ke Kekaisaran Maurya. Selanjutnya, sebuah aliansi pernikahan dilangsungkan yang mengizinkan putri Seleukos menjadi istri Chandragupta untuk hubungan diplomatik. Konflik itu juga menyebabkan pengalihan 500 gajah perang kepada Kekaisaran Seleukia dari Kekaisaran Maurya, mungkin sebagai biaya korban tewas dan kerusakan yang dialami.
Lokasi Pengunjung: 3.21.46.78