Candi Penataran

Candi Panataran
ꦕꦢꦶꦥꦤꦠꦫꦤ꧀
Kompleks Candi Penataran: Candi Candra Sengkala, dengan Candi Naga dan Candi Utama di belakangnya.
Candi Penataran di Indonesia
Candi Penataran
Location within Indonesia
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi
KotaPenataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur.
Negara Indonesia
Mulai dibangun1194 Masehi (pada masa pemerintahan Kertajaya)[1]
RampungTerus ditambah dan digunakan hingga 1415 Masehi. Di era modern dilakukan pemagaran dan penambahan bangunan pendukung
Data teknis
Sistem strukturCandi dan teras berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci
Cagar budaya Indonesia
Percandian Panataran
PeringkatNasional
KategoriSitus
No. RegnasCB.97
Lokasi
keberadaan
Penataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur
No. SK
  • SK Menteri No.177/M/1998
  • SK Menteri No.243/M/2015
Tanggal SK
  • 21 Juli 1998
  • 18 Desember 2015
Pemilik Indonesia
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto
Koordinat8°00′59″S 112°12′27″E / 8.0164178°S 112.2075614°E / -8.0164178; 112.2075614
Candi Penataran di Kabupaten Blitar
Candi Penataran
Lokasi Candi Penataran di Kabupaten Blitar
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.[2]

Candi Penataran telah diusulkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 19 Oktober 1995.[3]

Kompleks candi

Arca dwarapāla penjaga pintu gerbang. Angka tahun 1232 Śaka (1310 Masehi) tertulis pada lapik.

Kompleks candi ini adalah gugusan beberapa bangunan yang membujur dalam poros barat laut-tenggara. Di belakang candi utama di sisi timur terdapat sungai yang berhulu di gunung Kelud. Kompleks candi ini disusun dalam pola linear, beberapa candi perwara dan balai pendopo terletak di depan candi utama. Tata letak ini berbeda dengan candi pada langgam Jawa Tengah, misalnya Candi Sewu, yang disusun dalam pola mandala konsentrik dengan candi utama terletak di tengah halaman candi dikelilingi barisan candi perwara. Pola susunan linear dengan pola agak tidak beraturan pada Candi Penataran ini merupakan ciri khas langgam Jawa Timur yang berkembang pada zaman Kediri hingga Majapahit, lalu dilanjutkan pada pola tata letak Pura Bali.

Kompleks bangunan Candi Penataran menempati areal tanah seluas 12.946 meter persegi berjajar membujur dari barat laut ke timur dan tenggara. Seluruh halaman komplek percandian, kecuali yang bagian tenggara, dibagi menjadi tiga bagian, yang dipisahkan oleh dua dinding. Susunan dari komplek Candi Penataran yang sangat unik dan tidak tersusun simetris. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan candi tidak dalam satu periode.

Halaman depan

Masuk ke dalam halaman depan, pintu gerbang terletak di sisi barat laut kompleks candi, diapit oleh dua arca Dwarapala, penjaga pintu dengan angka tahun 1232 Saka atau 1310 Masehi terpahat pada arca. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Reco Pentung. Berdasarkan pahatan angka tahun yang ada pada kedua lapik arca tersebut, bangunan Candi Palah baru diresmikan menjadi Candi Negara pada masa pemerintahannya Jayanegara dari Majapahit. Sebelah timur kedua arca tersebut terdapat sisa-sisa pintu gerbang yang terbuat dari batu bata merah.

Bale Agung

Melalui bekas pintu gerbang, pengunjung memasuki bagian terdepan dari Candi Penataran, Bale Agung. Lokasi bangunan tersebut terletak di bagian barat laut halaman depan, posisinya sedikit menjorok ke depan. Bangunan seluruhnya terbuat dari batu, didingnya masih polos dan memiliki empat buah tangga, dua buah terletak di sisi tenggara, sehingga bangunan ini terkesan menghadap tenggara. Sedangkan dua buah yang lain terletak di sisi timur laut dan barat daya terkesan sebagai tangga ke pintu samping. Pada diding utara dan selatan terdapat dua buah tangga masuk yang membagi dinding sisi timur menjadi tiga bagian.

Sekeliling tubuh bangunan Bale Agung dililit oleh ukiran ular naga. Kepala ular naga tersembul di bagian kanan dan kiri bangunan. Masing-masing tangga naik terdapat arca penjaga yang berupa arca mahakala. Bangunan Bale Agung berukuran panjang 37 meter, lebar 18,84 meter dan tinggi 1,44 meter. Di atas ada pelataran yang di masing-masing sudutnya ada umpak-umpak batu yang diperkirakan sebagai penumpu tiang-tiang kayu yang digunakan untuk atap bangunan. Fungsi bangunan Bale Agung menurut N.J. Krom seperti juga di Bali dipergunakan untuk tempat musyawarah para pendeta atau pendanda. Dipastikan bale atau pendopo ini pernah dinaungi struktur tiang dan atap dari bahan organik kayu dan mungkin beratap ijuk atau sirap yang kini telah lapuk dan musnah.

Pendopo Teras

Lokasi bangunan terletak di sebelah tenggara bangunan Bale Agung. Pendopo Teras seluruhnya terdiri dari batu, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 29,05 meter x 9,22 meter x 1,5 meter. Diperkirakan Pendopo Teras digunakan sebagai tempat untuk meletakkan sesaji dalam upacara keagamaan atau tempat peristirahatan raja dan bangsawan lainnya. Pada sisi barat terdapat dua buah tangga naik yang berupa undak-undakan, tangga ini tidak berlanjut di dinding bagian timur. Pada masing-masing sudut tangga masuk di sebelah kiri dan kanan pipi tangga terdapat arca raksasa kecil bersayap dengan lutut kaki ditekuk pada satu kakinya dan salah satu tangannya memegang gada. Pipi tangga bagian yang berbentuk ukel besar berhias tumpal yang indah.

Bangunan Pendopo Teras berangka tahun 1297 Saka atau 1375 Masehi. Letak pahatan tahun ini agak sulit mencarinya karena berbaur dengan hiasan yang berupa sulur daun-daunan, lokasinya berada di pelipit bagian atas dinding sisi timur. Seperti pada Bale Agung, Pendopo Teras juga dililit teras ular yang ekornya saling berbelitan, kepalanya tersembul ke atas di antara pilar-pilar bangunan. Kepala ular sedikit mendongak ke atas, memakai kalung dan berjambul. Pada dinding Pendopo Teras terdapat relief-relief yang menceritakan berbagai kisah yang belum semua terinterpretasi dengan pasti, di antaranya adalah cerita Bubhuksah dan Gagang Aking (dalam cerita rakyat juga dikenal sebagai kisah Bela-belu dan Dami Aking), Sang Satyawan, dan Sri Tanjung.

Candi Candra Sengkala

Candi Candra Sengakala di kompleks Penataran

Candi Candra Sengkala berangka tahun 1291 Saka atau 1369 Masehi. Masyarakat Jawa Timur lebih mengenalnya dengan nama Candi Brawijaya yang merupakan bangunan yang paling dikenal dalam kompleks Candi Penataran dan juga digunakan sebagai lambang Kodam V Brawijaya. Terkadang ada juga yang menyebutnya Candi Ganesha karena di dalam bilik candinya terdapat sesosok arca Ganesha. Lokasi candi berada di sebelah tenggara bangunan pendopo teras dalam jarak sekitar 20 meter. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi tangganya berakhir pada bentuk ukel besar dengan hiasan tumpal yang berupa bunga-bungaan dalam susunan segitiga sama kaki. Bagian dalam relung candi terdapat sebuah arca Ganesha dari batu dalam posisi duduk di atas padmasana. Pada bagian atas bilik candi pada batu penutup cungkup terdapat relief Surya Majapahit yakni lingkaran yang dikelilingi oleh jurai pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus dalam susunan beberapa segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga ditemukan di beberapa candi yang lain di Jawa Timur ini dalam variasi yang sedikit berbeda sebagai lambang kerajaan.

Candi Candra Sengkala seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain, terdiri dari bagian-bagian yang disebut kaki candi yaitu bagian candi yang bawah, kemudian tubuh candi, terdapat bilik atau kamar candi (garbagriya) dan kemudian mastaka atau kemuncak bangunan yang berbentuk kubus. Pada bagian mahkota terdapat hiasan yang raya dan pada masing-masing dinding tubuh candi terdapat relung-relung atau ceruk yang berupa pintu semu yang di bagian atasnya terdapat kepala raksasa kala yang rupanya menakutkan. Kepala makhluk seperti ini disebut kepala kala yang di Jawa Timur sering disebut Banaspati yang berarti raja hutan. Penempatan kepala kala di atas relung candi dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak berani masuk komplek percandian. Sementara itu pada sekeliling bangunan ini terdapat sisa-sisa tembok bata yang tinggal bagian dasarnya dengan pintu masuk di sisi barat laut. Bangunan-bangunan di halaman pertama ini seluruhnya terbuat dari batu andesit. Kecuali dua buah fondasi dari bata berdenah persegi panjang, terletak di sebelah timur laut candi Candra Sengkala ini. Di sebelah kiri candi Candra Sengkala terdapat arca wanita yang ditafsirkan sebagai arca perwujudan Gayatri Rajapatni.

Halaman tengah

Memasuki halaman kedua dari Candi Penataran, terdapat dua buah arca Dwarapala dalam ukuran yang lebih kecil dibanding Dwarapala pintu masuk candi. Seperti pada arca Dwarapala di pintu masuk, Dwarapala ini pun pada lapik arcanya juga terpahat angka tahun, tertulis tahun 1214 Saka atau 1319 Masehi, setahun lebih tua dibanding Dwarapala di pintu masuk, juga berasal dari zaman Raja Jayanegara. Halaman tengah atau halaman kedua ini terbagi menjadi dua bagian oleh tembok bata yang membujur arah percandian di tengah halaman. Tembok tersebut sekarang hanya tinggal pondasinya saja yang masih terlihat. Pada bagian timur laut ada enam buah sisa bangunan dari batu maupun dari bata. Tiga buah tinggal sisanya berupa fondasi dari bata, dua buah berupa batur dan sebuah lagi berupa candi tanpa penutup di atasnya. Batur pertama terbuat dari batu bercampur bata dengan ukuran lebih besar dibanding batur satunya yang khusus terbuat dari batu.

Pada bagian dalam halaman tengah ini terdapat Candi Naga yang hanya tersisa bagian kaki dan badan dengan ukuran lebar 4,83 meter, panjang 6,57 meter dan tinggi 4,70 meter. Nama Candi Naga digunakan untuk menamakan bangunan ini karena sekeliling tubuh candi dililit naga dan disangga tokoh-tokoh berbusana raya seperti raja sebanyak sembilan buah, masing-masing berada di sudut-sudut bangunan, bagian tengah ketiga dinding dan di sebekah kiri dan kanan pintu masuk. Para Batara ini menggambarkan sosok makhluk kahyangan, yaitu para dewa dilihat berdasarkan dari ciri busana raya dan perhiasan mewah yang dikenakannya. Salah satu tangannya memegang genta (lonceng upacara) dan tangan yang lainnya menopang tubuh naga yang melingkar di bagian atas bangunan dalam keadaan berdiri dan menjadi pilaster bangunan. Masing-masing dinding tubuh candi dihiasi dengan relief-relief buatan yang disebut dengan motif medalion. Pintu masuk candi terletak di barat laut dengan pipi tangga berhiaskan tumpal dengan ukuran lebar 4,83 meter, panjang 6,57 meter dan tinggi 4,70 meter. Di depan telah disampaikan bahwa gambar naga di sangga 9 orang ini mengisyaratkan sebuah candrasengkala ”Naga muluk sinangga jalma” yang berarti angka tahun 1208 Saka atau 1286 M dimasa pemerintahan Kertanegara.

Fondasi bata

Masih dalam lingkungan halaman tengah, terdapat sebuah fondasi dari bata yang terkesan menghadap barat daya, diketahui dari bidang menjorok ke sisi barat daya dan membentuk suatu pintu masuk. Lokasinya terletak di sebelah timur candi. Bagian barat daya terdapat dua buah sisa bangunan, yaitu sebuah fondasi dari bata berukuran 10 x 20 meter dan sebuah lagi berdenah bujur sangkar yang memiliki ciri-ciri sama dengan salah satu fondasi di bagian timur laut. Pada bagian sudut barat halaman ini terdapat sekumpulan ambang pintu yang terlepas dari bangunan aslinya. Pada ambang-ambang pintu itu beberapa di antaranya memuat angka tahun yang masih dapat terbaca dengan jelas, yaitu tahun 1245 Saka, 1294 Saka, 1295 Saka, dan dua buah lagi berangka tahun sama yaitu 1301 Saka. Ada dua buah arca Dwarapala lagi dengan angka tahun 1242 Saka terletak di pintu masuk ke halaman ketiga yang mungkin bekas sebuah gapura paduraksa, karena dekat tempat itu terdapat reruntuhan sebuah pintu yang berangka tahun 1240 Saka.

Halaman belakang

Melewati pintu gerbang paduraksa yang hanya tinggal fondasi dan dijaga dua Dwarapala, sampailah di halaman ketiga terletak di ujung tenggara sebagai bagian paling belakang dari kompleks candi dan terletak di tanah yang lebih tinggi dari yang lainnya. Karena adanya anggapan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang paling sakral. Ada sekitar 9 buah bekas bangunan di halaman ini yang letaknya tidak beraturan. Dua buah candi yang sudah dapat dikenali adalah bangunan candi induk dan prasasti Palah berupa linggapala. Sepanjang sisi barat laut terdapat lima buah sisa bangunan berupa fondasi dan batur dari batu atau bata. Satu daiantaranya sebuah batur yang terdapat relief-relief cerita candi. Tingginya sekitar satu meter.

Candi utama

Bangunan utama Candi Penataran berbentuk Piramida Berundak.

Pada halaman ketiga ini terdapat bangunan candi induk yang terdiri dari tiga teras tersusun dengan tinggi 7,19 meter. Pada masing-masing sisi tangga terdapat dua arca mahakala, yang pada lapiknya terdapat angka tahun 1269 Saka atau 1347 M. Sekelling dinding candi pada teras pertama terdapat relief cerita Ramayana. Untuk dapat membacanya harus mengikuti arah prasawiya, dimulai dari sudut barat laut. Pada teras kedua sekeliling dinding dipenuhi pahatan relief ceritera Krçnayana yang alur ceriteranya dapat diikuti secara pradaksina (searah jarum jam). Sedangkan di teras ke tiga berupa relief naga dan singa bersayap. Teras ketiga bentuknya hampir bujur sangkar, dinding-dindingnya berpahatkan arca singa bersayap dan naga bersayap. kepalanya sedikit mendongak ke depan sedangkan singa bersayap kaki belakangnya dakam posisi berjongkok sedang kaki depan diangkat ke atas.

Pada sisi sebelah barat daya halaman terdapat dua buah sisa bangunan. Sebuah candi kecil dari batu yang belum lama runtuh yang oleh orang Belanda dulu dinamakan klein heligdom atau bathara kecil. Tampaknya candi inilah yang mula-mula dibuat bersamaan dengan prasasti Palah melalui upacara pratistha tersebut. Sebuah sisa yang lain berupa fondasi dari bata. Kedua sisa bangunan ini menghadap ke arah barat daya. Sederet dengan sisa kedua bangunan ini berdiri sebuah lingga batu yang disebut prasasti Palah. Dalam area komplek percandian juga terdapat sebuah kolam berangka tahun 1337 Saka atau 1415 Masehi yang terletak di belakang candi sebelah tenggara dekat aliran sungai.

Prasasti Palah

Prasasti Palah adalah prasasti yang dibuat oleh Raja Srengga dan ditemukan di halaman candi Penataran berangka tahun 1119 Saka atau 1197 Masehi[4] menerangkan bahwa “menandakan Kertajaya berbahagia dengan kenyataan tidak terjadi sirnanya empat penjuru dari bencana” dari kalimat ”tandhan krtajayayåhya / ri bhuktiniran tan pariksirna nikang sang hyang catur lurah hinaruhåra nika”. Rasa senangnya tersebut kemudian dia curahkan dengan perintah dibangunnya prasasti yang tertulis dalam sebuah linggapala oleh Mpu Amogeçwara atau disebut pula Mpu Talaluh. Bangunan tersebut dia fungsikan untuk menyembah Bathara Palah, seperti yang tertuang dalam prasasti tersebut yang beerbunyi “sdangnira Çri Maharaja sanityangkên pratidina i sira paduka bhatara palah” yang berarti “Ketika dia Sri Maharaja senantiyasa setiap hari berada di tempat bathara Palah”.

Sejarah

Relief pada candi utama berbentuk kotak panel dan medalion.

Arkeolog meyakini bahwa candi Penataran di masa penggunaannya dulu dinamakan Candi Palah, sebagaimana disebut dalam prasasti Palah. Isi prasasti menyebutkan tahun 1194 sebagai tahun pembangunan oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200. Maksud pembangunan adalah sebagai candi gunung untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menangkal atau menghindar dari mara bahaya akibat Gunung Kelud yang sering meletus dan merusak kawasan pemukiman dan pertanian.

Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menceritakan perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan Majapahit antara tahun 1350 – 1389, ke "Palah" untuk melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapat, perwujudan Siwa sebagai Girindra (Giri Indra, "dewa penguasa gunung").

Kesamaan nama Girindra yang disebut pada kitab Negarakretagama dengan nama Ken Arok yang bergelar Girindra atau Girinatha menimbulkan dugaan bahwa Candi Penataran adalah tempat pedharmaan (perabuan) Ken Arok, Girindra juga adalah nama salah satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain wangsa Rajasa dan wangsa Wardhana. Sedangkan Hyang Acalapati adalah salah satu perwujudan dari Dewa Siwa, serupa dengan peneladanan sifat-sifat Bathara Siwa yang konon dijalankan Ken Arok.

Perhatian kembali terhadap kompleks Palah dilakukan pada tahun 1286, oleh penguasa terakhir Singhasari, Kertanegara. Dia mendirikan Candi Naga dengan hiasan relief naga yang disangga sembilan orang sebagai lambang suryasengkala ”Naga muluk sinangga jalma” atau tahun 1208 Saka.

Pada masa pemerintahan Jayanegara, raja kedua Majapahit, candi Penataran mulai mendapat perhatian kembali, kemudian dilanjutkan pada masa Tribuanatunggadewi dan Hayam Wuruk. Pemujaan terhadap Dewa Palah semakin kental diwarnai pemujaan kepada Dewa Gunung atau Syiwa. Candi Penataran diresmikan sebagai candi negara dengan status dharma lepas. Sesuai angka tahun yang dipahatkan didinding kolam yaitu tahun 1337 Saka atau tahun 1415 M merupakan angka tahun termuda di antara angka-angka tahun yang terdapat di kompleks candi Penataran tersebut. Waktu itu Majapahit di dalam masa pemerintahan Wikramawardhana.

Kronik berbahasa Sunda yang berasal dari abad XV mengenai kisah perjalanan Bujangga Manik, seorang bangsawan Kerajaan Sunda, menyebutkan bahwa "Rabut Palah" masih merupakan tempat belajar agama dan tujuan ziarah yang ramai. Dalam naskah itu sang tokoh mengaku tinggal di sana selama setahun dan kemudian terpaksa pergi karena para peziarah "lebih mementingkan hal duniawi".[5]

Candi Penataran pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh catatan Inggris pada tahun 1815, tetapi sampai tahun 1850 belum banyak dikenal. Penemunya adalah Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826), gubernur jenderal pemerintah kolonial Inggris yang pernah berkuasa di Nusantara. Seiring berjalannya waktu, kompleks candi Penataran yang sempat terabaikan smulai mendapatkan perhatian dari pemerintah dan kemudian dipugar.

Relief candi

Relief rendah pada bangunan induk Komplek Percandian Penataran. Perhatikan penggambaran figur manusia yang mirip wayang.

Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas berbeda dari candi-candi Jawa Tengah dari sebelum abad ke-11 seperti Candi Prambanan. Wujud relief manusia digambarkan mirip wayang kulit, seperti yang bisa dijumpai pada gaya pengukiran yang ditemukan di Candi Sukuh, suatu candi dari masa akhir periode Hindu-Buddha dalam sejarah Nusantara.

Bubhuksah dan Gagang Aking

Lihat pula:Relief-relief Bubhuksah_dan_Gagangaking di Candi Penataran

Sebagian dinding Pendopo Teras sisi timur terukir kisah Bubhuksah dan Gagang Aking. Ceritanya adalah sebagai berikut. Bubhuksah digambarkan sebagai sesosok makhluk yang berbadan besar, suka memakan apa pun, ikhlas, dan tidak pernah tidur. Gagang Aking, sebaliknya, kurus kering, suka berpuasa, dan suka tidur. Suatu saat Dewa Siwa menjelma menjadi macan putih yang hendak memangsa mereka, guna menguji kedua orang tersebut. Tanggapan dari Gagang Aking adalah ”saya orang yang kurus, jangan makan saya tetapi makanlah teman saya yang gemuk”; sedangkan Bubhuksah ”silakan makanlah tubuh saya”. Dalam ujian tersebut Bubhuksah lulus dan ia kemudian diantar sang macan masuk surga. Hikmah yang bisa dipetik dari kisah tersebut yakni manusia harus ikhlas dalam menjalani hidup ini.

Sri Tanjung

Lihat pula:Relief-relief Sri Tanjung di Candi Penataran

Kisah berikutnya yang terukir pada relief Pendopo Teras adalah kisah Sri Tanjung, yang dimulai dari sisi barat ke selatan dengan putaran prasanawya.[6] Kisah Sri Tanjung diawali dengan lukisan Raden Sidapaksa mengabdi kepada Raja Sulakrama di Negeri Sindurejo. Sidapaksa diutus mencari obat oleh raja kepada kakeknya Bhagawan Tamba Petra dan di sana ia menjalin cinta dengan Sri Tanjung. Setelah menjadi istrinya, Sri Tanjung diboyong ke Sindurejo. Raja Sulakrama tergila-gila dengan Sri Tanjung, sehingga mencari daya agar bisa memisahkannya dengan Sidapaksa.

Sidapaksa lantas diutus ke Sorga, dengan membawa surat yang isinya pembawa surat akan menyerang Sorga. Atas bantuan Sri Tanjung yang menerima warisan selendang dari ayahnya Raden Sudamala, dia bisa ke sorga, dan di sana dia dihajar para dewa. Namun akhirnya dengan menyebut leluhurnya Pandawa dia dibebaskan dan diberi berkah. Sepeninggal Sidapaksa, Sri Tanjung dipaksa oleh Sulakrama dan Sri Tanjung menolak. Mendadak datang Sidapaksa dan Sri Tanjung difitnah mengajak raja berzinah. Akhirnya dengan garang Sidapaksa membunuh Sri Tanjung. Namun Sri Tanjung dihidupkan kembali oleh para dewa. Sidapaksa pun diharuskan membunuh Raja Sulakrama, dan dalam peperangan dia berhasil.

Ramayana dan Kresnayana

Pada dinding Candi Utama terukir relief Ramayana dengan tokoh Rama dan Shinta, dan relief Kresnayana dengan tokoh Krisna dan Rukmini. Kisah Kresnayana menceritakan Krisna yang menculik dan mempersunting Rukmini. Relief candi di Jawa Timur biasanya dipahat berdasarkan analogi riwayat hidup tokoh yang didharmakan di tempat tersebut. Kisah Ramayana dan Kresnayana yang dipahatkan pada dinding candi Penataran ditafsirkan mirip dengan kisah Ken Arok dan Ken Dedes. Ketokohan Ken Arok sendiri masih menjadi kontroversi antara karakter seorang bandit yang berambisi memperbaiki keturunan setelah mengerti arti cahaya yang terpancar dari garbha Ken Dedes yang dilihatnya dan kemudian membunuh Tunggul Ametung yang menjadi suami sang nareswari, atau karakter seorang bangsawan yang mengemban amanat dari Mpu Purwa yang merupakan ayah Ken Dedes sekaligus keturunan Mpu Sindok untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Kanjuruhan yang ditaklukkan oleh kerajaan Kediri, dengan dukungan kalangan brahmana dari kedua kerajaan.

Kitab Negarakretagama menyebutkan bahwa Ken Arok dicandikan di daerah Kagenengan, yang dewasa ini masih tersisa sebagai nama desa di wilayah selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Pakisaji. Belum dapat dipastikan apakah Desa Kagenengan ini merupakan tempat yang sama yang disebut dalam kitab Negarakertagama, dan apakah luas daerah ini pada zaman itu meliputi wilayah Kecamatan Nglegok, tempat Candi Penataran berada.

Referensi

  1. ^ [1]
  2. ^ "Penataran Temple - One of Majapahit Inheritance in Blitar". East Java.com. Diakses tanggal 6 May 2012. 
  3. ^ Situs web UNESCO
  4. ^ "Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial". Januari 2007. Diakses tanggal 16 Juni 2015. 
  5. ^ J. Noorduyn & A. Teeuw. 2006. Three Old Sundanese Poems. Leiden: KITLV.
  6. ^ "Candi Penataran, Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Megawati". Bali Post. 10 August 2002. Diakses tanggal 6 May 2012. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

Read other articles:

United Kingdom legislationCrown and Parliament Recognition Act 1689[1]Act of ParliamentParliament of EnglandLong titleAn Act for recognizing King William and Queene Mary and for avoiding all Questions touching the Acts made in the Parliament assembled at Westminster the thirteenth day of February one thousand six hundred and eighty eight.[2]Citation2 Will. & Mar. c. 1DatesRoyal assent14 April 1690[3]Commencement20 March 1690Status: Current legislationText of statu...

 

 

Jean-Claude Duvalier Presiden HaitiMasa jabatan22 April 1971 – 7 Februari 1986 PendahuluFrançois DuvalierPenggantiHenri Namphy Informasi pribadiLahir(1951-07-03)3 Juli 1951Port-au-Prince, HaitiMeninggal4 Oktober 2014(2014-10-04) (umur 63)Port-au-Prince, HaitiKebangsaanHaitiSuami/istriMichèle Bennett(1980–1990)Pasangan serumahVeronique Roy(1990–2014)HubunganFrançois Duvalier(ayah)Simone Ovide(ibu)AnakNicolas DuvalierAnya DuvalierSunting kotak info • L • B J...

 

 

Cet article est une ébauche concernant un journaliste et un écrivain américain. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Pour les articles homonymes, voir Richard Davis et Davis. Richard Harding DavisRichard Harding Davis en 1890.BiographieNaissance 18 avril 1864PhiladelphieDécès 11 avril 1916 (à 51 ans)New YorkSépulture Leverington Cemetery (en)Nationalité américaineFormation Université Le...

Primavera, Museo di Belle Arti di Gand Crepuscolo sul canale Naiadi sul la sponda di un lago Studio per Prima del bagno Ritratto di Charles Cottet Émile-René Ménard (Parigi, 1862 – Parigi, 1930) è stato un pittore francese. È stato un esponente del Simbolismo[1]. Indice 1 Biografia 2 Opere esposte in collezioni pubbliche 3 Note 4 Bibliografia 5 Altri progetti 6 Collegamenti esterni Biografia Nato in una famiglia parigina agiata e colta (suo padre Réné-Joseph era uno storico d...

 

 

South African Confederation of Cue SportSportCue sportAbbreviationSACCSFounded2006HeadquartersJohannesburgLocation90 Main Road, Bluehills, Kyalami, JohannesburgPresidentAnand Naidoo[1]SecretaryJo-Anne ReynoldsOfficial websitewww.sacuesport.co.za The South African Confederation of Cue Sport (SACCS) is the governing body of cue sports in South Africa. SACCS is responsible for the promotion and development of the combination of pool, carom and snooker, and is affiliated to SASCOC.[2...

 

 

Otto I Otto I yang Agung (23 November 912 – 7 Mei 973), putra Henry I dan Matilda dari Ringelheim, adalah Adipati Sachsen, Raja Jerman, Raja Italia, dan orang Jerman pertama yang dijuluki kaisar Italia menurut Arnulf dari Milan.[1] Charlemagne dimahkotai sebagai kaisar tahun 800, dan kekaisarannya telah terbagi di antara cucu-cucunya, dan setelah pembunuhan Berengar dari Friuli tahun 924, gelar kerajaan dibiarkan kosong selama hampir empat puluh tahun. Pada tanggal 2 Februari 962, O...

Allen G. Siegler Mary Astor et Lyle Talbot,dans Trapped by Television (1936) Données clés Naissance 26 juin 1892NewarkNew Jersey, États-Unis Nationalité Américaine Décès 21 septembre 1960 (à 68 ans)Los AngelesCalifornie, États-Unis Profession Directeur de la photographie Films notables The Plastic Age (1925)Le Chant du loup (1929)Prisons d'enfants (1932)The Devil Commands (1941) modifier Pour les articles homonymes, voir Siegler. Anna Pavlova (au centre), dans La Muette de Port...

 

 

Château de ChambordPemandangan Château de Chambord dari udaraLokasi di PrancisInformasi umumStatusExtantGaya arsitekturRenaisans PrancisRenaisans KlasikLokasiChambord, Loir-et-Cher, PrancisAlamatChateau 41250, Chambord, PrancisKoordinat47°36′58″N 01°31′02″E / 47.61611°N 1.51722°E / 47.61611; 1.51722Koordinat: 47°36′58″N 01°31′02″E / 47.61611°N 1.51722°E / 47.61611; 1.51722Mulai dibangun1519Rampung1547Tinggi56mDesain dan...

 

 

Министерство природных ресурсов и экологии Российской Федерациисокращённо: Минприроды России Общая информация Страна  Россия Юрисдикция Россия Дата создания 12 мая 2008 Предшественники Министерство природных ресурсов Российской Федерации (1996—1998)Министерство охраны...

Badminton championships Hylo Open logo The Hylo Open, formerly known as the BMW Badminton Cup, BMW Open, Bitburger Masters, Bitburger Open and SaarLorLux Open, is an international badminton tournament held at the Saarlandhalle in Saarbrücken, Germany, since 1988. It was sponsored by the German automobile company BMW and German pilsner beer brewery Bitburger; since 2021, it is sponsored by Saarbrücken-based eye lubrication company Hylo. In 2018, this event was selected as part of the BWF Tou...

 

 

  提示:此条目页的主题不是中華人民共和國最高領導人。 中华人民共和国 中华人民共和国政府与政治系列条目 执政党 中国共产党 党章、党旗党徽 主要负责人、领导核心 领导集体、民主集中制 意识形态、组织 以习近平同志为核心的党中央 两个维护、两个确立 全国代表大会 (二十大) 中央委员会 (二十届) 总书记:习近平 中央政治局 常务委员会 中央书记处 �...

 

 

كمال جنبلاط   مناصب عضو مجلس النواب اللبناني[1]   في المنصب1943  – 1977  وزير الاقتصاد والتجارة   في المنصب1946  – 1947  زعيم حزب   في المنصب1949  – 1977  وزير التربية والتعليم   في المنصب1960  – 1961  وزير الداخلية[2]   في المنصب31 أكتوبر 1961  – 20 فب...

This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article may be in need of reorganization to comply with Wikipedia's layout guidelines. Please help by editing the article to make improvements to the overall structure. (April 2022) (Learn how and when to remove this message) This article relies excessively on references to primary sources. Please improve this article by adding seconda...

 

 

Bolghar Volga-KamaBulgaria VolgaAbad VII–1240-anIbu kotaBolgharBilärBahasa yang umum digunakanBulgar, Suar, Barsil, Bilar, BaranjaAgama IslamPemerintahanMonarkiPenguasa • Pertengahan abad VII Kotrag Era SejarahAbad Pertengahan• Didirikan Abad VII• Islam menjadi agama resmi 922• Penaklukan oleh Gerombolan Emas 1240-an Didahului oleh Digantikan oleh Bulgar Gerombolan Emas Sunting kotak info • Lihat • BicaraBantuan penggunaan templat ini Bag...

 

 

Nicaraguan poet (1893-1969) Alfonso Cortés Alfonso Cortés (9 December 1893 – 3 February 1969) was a Nicaraguan poet. He is often referred to as the second-most-important Nicaraguan poet, with Rubén Darío, who initiated the Spanish-American literary movement known as modernismo (modernism), being the first.[1] Before his death, he often said he was less important than Darío, but more profound.[2] Early life Cortés was born in the colonial city of León, Nicaragua. At th...

Numeric designation for military and paramilitary units of post-Soviet states You can help expand this article with text translated from the corresponding article in Russian. (May 2023) Click [show] for important translation instructions. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into ...

 

 

American historian (1908–1999) C. Vann WoodwardBornComer Vann Woodward(1908-11-13)November 13, 1908Vanndale, Arkansas, U.S.DiedDecember 17, 1999(1999-12-17) (aged 91)Hamden, Connecticut, U.S.Alma materEmory University (BA)Columbia University (MA)University of North Carolina, Chapel Hill (PhD)AwardsBancroft Prize (1952)Pulitzer Prize for History (1982)Scientific careerInstitutionsYale UniversityJohns Hopkins UniversityDoctoral advisorHoward K. BealeDoctoral studentsJohn W. Blassing...

 

 

Eragrostis lehmanniana TaksonomiSuperkerajaanEukaryotaKerajaanPlantaeDivisiTracheophytaOrdoPoalesFamiliPoaceaeTribusEragrostideaeGenusEragrostisSpesiesEragrostis lehmanniana Nees, 1841 Eragrostis lehmanniana adalah sebuah spesies rumput yang dikenal dengan nama umum Lehmann lovegrass. Spesies tersebut berasal dari Afrika bagian selatan. Spesies tersebut hadir di wilayah lain sebagai spesies pendatang. Spesies tersebut dikenal sebagai gulma invasif di beberapa wilayah, seperti di Arizona, Amer...

Parlement de Bordeaux Représentation du palais de l'Ombrière, siège du Parlement, par Guillaume-Auguste Bordes et Adolphe Rouargue. Territoires où le parlement de Bordeaux est la première cour d'appel (1789) Situation Création 1451 Dissolution 1790 Type Parlement Siège Palais de l'Ombrière (Bordeaux) Coordonnées 44° 50′ 19″ N, 0° 34′ 09″ O Langue Français Organisation Géolocalisation sur la carte : Bordeaux Parlement de Bordeaux modifie...

 

 

Conic solid with a polygonal base In geometry, a pyramid is a polyhedron formed by connecting a polygonal base and a point, called the apex. Each base edge and apex form a triangle, called a lateral face. It is a conic solid with a polygonal base. Many types of pyramids can be found by determining the shape of bases, or cutting off the apex. It can be generalized into higher dimension, known as hyperpyramid. All pyramids are self-dual. Etymology The word pyramid derives from the ancient Greek...