Candi Gambar Wetan adalah situs percandian yang bertapak di Dusun Gambar Anyar, Desa Sumberasri, Nglegok, Blitar, sekitar 7 km ke arah utara Candi Penataran. Candi Penataran sendiri terletak 12 km utara Kota Blitar. Letak Candi Gambar Wetan berada di kaki Gunung Kelud sisi sebelah selatan dan tepat berada di tepian tebing utara dari Sungai Bladak atau Sungai Lahar,[1] sungai yang menjadi penampung aliran lahar Gunung Kelud. Di sisi utaranya terdapat area perkebunan. Candi ini didirikan di atas tanah berpasir vulkanik.
Riwayat kepurbakalaan
Laporan pertama mengenai candi ini dibuat oleh R.D.M. Verbeek dari Jawatan Keprubakalaan Hindia Belanda pada tahun 1890. N.J. Krom melaporkan bahwa ada dua arca yang memiliki angka tahun, yang pertama bertanda 1332 (Saka, atau 1410 M) dan yang kedua berangka tahun 1360 (1438 M). Angka-angka tahun ini menunjukkan bahwa bangunan ini berdiri pada periode Majapahit pascapemerintahan Hayam Wuruk.
Deskripsi situs
Luas lahan kompleks Candi Gambar Wetan adalah 6,6 km2[butuh rujukan].
Situs Gambar Wetan pada kondisi 2021 tersusun sebagai punden berundak, dengan bagian tersuci berada di bagian ujung/tertinggi. Terdapat tiga pelataran dengan batur yang dibatasi oleh pagar dan dihubungkan dengan tangga. Pengunjung candi memasuki halaman luar candi dan akan disambut dengan sepasang dwarapala yang mengapit tangga naik. Di samping tangga terdapat pohon besar dan tua, sebagai tanda tradisional bahwa tempat ini dianggap tempat khusus bagi warga dusun setempat. Oleh masyarakat setempat, patung-patung tesebut disebut "Mbah Budo".
Sesampai di ujung tangga, pengunjung memasuki pelataran pertama. Pelataran ini tidak terlalu lebar dan dihubungkan dengan pelataran kedua oleh tangga pendek yang di kiri dan kanannya dijaga sepasang dwarapala bertubuh lebih kecil.Pelataran kedua lebih lebar dan memiliki sisa bangunan, yang diperkirakan adalah batur (pendapa panjang untuk beristirahat). Terdapat relief yang tidak/belum tersusun rapi pada bagian kaki batur. Pelataran kedua juga diperkuat dengan dinding batu berelief hiasan. Pelataran ketiga dihubungkan lagi dengan tangga naik. Pelataran ketiga berupa lapangan agak luas yang di bagian ujungnya terdapat beberapa sisa bangunan, kemungkinan adalah candi utama dengan candi perwara. Kondisi candi tidaklah utuh, hanya batur candi yang tersisa dengan sebagian relief yang cukup halus garapannya dapat ditemukan di dindingnya. Gaya sisa hiasannya candi ini memperkuat dugaan bahwa ia dibangun pada masa kerajaan Majapahit. Kesan yang didapat pengunjung, susunan ini menyerupai Candi Ceto atau Candi Sukuh di lereng Gunung Lawu, yang juga dibangun dari masa akhir Majapahit.
Candi Gambar Wetan dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan dewa dan saat ini masih digunakan sebagai tempat acara selamatan oleh penduduk sekitarnya.[2]
Candi ini cukup sulit dijangkau dengan kendaraan pribadi, selain sepeda motor. Tidak ada kendaraan umum yang secara khusus bisa mengangkut wisatawan langsung ke candi Gambar Wetan. Pengunjung dapat menumpang truk pasir ke arah penambangan pasir atau disebut juga dengan "laharan" di sebelah selatan perkebunan Gambar sejauh sekitar 7 km, dilanjutkan berjalan kaki ke arah candi.
^Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (24-02-2020). "Kajian Teknis Pemugaran Candi Gambar Wetan". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 26-09-2020.Periksa nilai tanggal di: |access-date=, |date= (bantuan)