Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Genosida budaya

Penjarahan karya seni Polandia di gedung Zachęta oleh pasukan Jerman pada masa Pendudukan Polandia, 1944
Foto-foto sebelum dan setelah penghancuran salah satu Buddha Bamiyan yang dihancurkan oleh rezim Taliban di Afganistan pada 2001.

Genosida budaya atau kulturisida adalah sebuah konsep yang mula-mula dideskripsikan oleh pengacara Polandia Raphael Lemkin pada 1944, dalam buku yiang sama yang mencetuskan istilah genosida.[1] Penghancuran budaya adalah bagian utama dalam perumusan genosida Lemkin.[1] Definisi pasti genosida budaya masih dipertentangkan, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tak mencantumkannya dalam definisi genosida yang dipakai dalam Konvensi Genosida tahun 1948.[2] Museum Genosida Armenia mengartikan kulturisida sebagai "tindakan dan sikap yang dilakukan untuk menghancurkan budaya bangsa atau kelompok etnis melalui penghancuran spiritual, nasional, dan budaya",[3] yang nampak secara esensial sama dengan etnosida. Beberapa etnologis, seperti Robert Jaulin, menggunakan istilah etnosida sebagai pengganti dari genosida budaya,[4] meskipun penggunaan tersebut telah dikritik karena memiliki risiko kebingungan antara etnisitas dan budaya.[5] Genosida budaya dan etnosida pada masa lalu dipakai dalam konteks berbeda.[6] Genosida budaya tanpa etnosida dilakukan kala identitas etnis berbeda dipertahankan, tetapi unsur budaya berbeda disingkirkan.[7]

Kulturisida melibatkan penghapusan dan penghancuran artefak budaya, seperti buku, karya seni, dan struktur.[8] Masalah tersebut dialamatkan dalam berbagai perjanjian intenrasional, termasuk Konvensi Jenewa dan Statuta Roma, yang mendefinisikan kejahatan perang berkaitan dengan penghancuran budaya. Genosida budaya juga melibatkan asimilasi paksa, serta penindasan kegiatan bahasa atau budaya yang tak selaras dengan pernyataan penghancur dari apa yang sesuai.[8] Di antara banyak alasan potensial lainnya, genosida budaya dapat dilakukan untuk motif agama (seperti ikonoklasme yang berdasarkan pada anikonisme); sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis dalam upaya untuk menghapuskan bukti bangsa dari sejarah atau lokasi tertentu; sebagai bagian dair upaya untuk mengimplementasikan Nol Tahun, kala masa lalu dan budaya terkaitnya dihapus dan sejarahnya "dirombak". Para perancang Konvensi Genosida tahun 1948 awalnya berniat menggunakan istilah tersebut, tetapi kemudian mengurungkannya dari pencantuman.[9][10][11] Istilah "genosida budaya" dinyatakan dalam berbagai deklarasi PBB, namun tak dipakai oleh Konvensi Genosida PBB.[4]

Referensi

  1. ^ a b Bilsky, Leora; Klagsbrun, Rachel (23 Juli 2018). "The Return of Cultural Genocide?". European Journal of International Law (dalam bahasa Inggris). 29 (2): 373–396. doi:10.1093/ejil/chy025. ISSN 0938-5428. Diakses tanggal 2 Mei 2020.
  2. ^ United Nations Office on Genocide Prevention and the Responsibility to Protect. "The Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide (1948)" (PDF). Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 18 Juni 2021.
  3. ^ "Cultural genocide". The Armenian genocide Museum-institute. Diarsipkan dari asli tanggal 22 Agustus 2024. Diakses tanggal 10 Oktober 2019.
  4. ^ a b Jaulin, Robert (1970). La paix blanche: introduction à l'ethnocide [White Peace: An Introduction to Ethnocide] (dalam bahasa Prancis). Éditions du Seuil.
  5. ^ Gerard Delanty; Krishan Kumar (29 June 2006). The SAGE Handbook of Nations and Nationalism. SAGE. hlm. 326. ISBN 978-1-4129-0101-7. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-01-09. Diakses tanggal 28 February 2013. The term 'ethnocide' has in the past been used as a replacement for cultural genocide (Palmer 1992; Smith 1991:30-3), with the obvious risk of confusing ethnicity and culture.
  6. ^ Bloxham, Donald; Moses, A. Dirk (15 April 2010). The Oxford Handbook of Genocide Studies. Oxford University Press. hlm. 2–. ISBN 978-0-19-161361-6. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 30 Juni 2014. Diakses tanggal 28 February 2013.
  7. ^ Hall, Thomas D.; Fenelon, James V. (2004). "The futures of indigenous peoples: 9-11 and the trajectory of indigenous survival and resistance". Journal of World-systems Research: 153–197. doi:10.5195/jwsr.2004.307.
  8. ^ a b "Cultural Genocide, Stolen Lives: The Indigenous Peoples of Canada and the Indian Residential Schools". Facing History and Ourselves. 16 October 2019. Diakses tanggal 3 December 2019.
  9. ^ Hirad Abtahi; Philippa Webb (2008). The Genocide Convention. BRILL. hlm. 731. ISBN 978-90-04-17399-6. Diakses tanggal 22 February 2013.
  10. ^ Lawrence Davidson (8 March 2012). Cultural Genocide. Rutgers University Press. ISBN 978-0-8135-5344-3. Diakses tanggal 22 February 2013.
  11. ^ See Prosecutor v. Krstic, Case No. IT-98-33-T (Int'l Crim. Trib. Yugo. Trial Chamber 2001), at para. 576.
Kembali kehalaman sebelumnya