Islam di Nusa Tenggara Timur adalah agama minoritas di provinsi ini. Menurut BPS pada tahun 2021, Islam dianut oleh 8.8% dari total penduduk. Islam merupakan agama yang pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur yaitu pada abad ke-15.[1]
Sejarah
Agama Islam pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur pada abad ke-15 yang dibawa oleh para pedagang dan ulama tepatnya di Pulau Solor. Penyebaran agama Islam ini pertama kali dilakukan seorang ulama pedagang dari Palembang yang bernama Shahbudin bin Ali bin Salman al-Farisi yang kemudian mendirikan Persekutuan Solor Watan Lema dan dikenal dengan sebutan Sultan Menanga. Daerah selanjutnya yang dimasuki Islam adalah Ende, Alor, seluruh Flores, Timor, dan Sumba.[2]
Demografi
Distribusi geografis
Islam di NTT
Tahun
|
Persentase (%)
|
2010
|
9.05%
|
2019
|
8.00%
|
2020
|
8.09%
|
2021
|
8.80%[3]
|
Berikut merupakan sebaran umat Islam per kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur.
Tempat ibadah
Berdasarkan statistik BPS (2018), terdapat 574 masjid dan 213 mushalla di Nusa Tenggara Timur[5]
Lihat pula
Catatan
- ^ Agama Islam Masuk NTT Abad XV[pranala nonaktif permanen]
- ^ Agama Islam Masuk NTT Abad 15[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Persentase Pemeluk Agama (Persen), 2019-2021". Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diakses tanggal 17 Mei 2022.
- ^ [1]
- ^ "BPS Provinsi NTT". ntt.bps.go.id. Diakses tanggal 2022-05-02.
|
---|
Cabang lainnya | |
---|
Tokoh utama | Era klasik | |
---|
Era Kebangkitan Nasional | |
---|
Pasca- kemerdekaan | |
---|
|
---|
Organisasi | Masyarakat sipil | |
---|
Partai politik | |
---|
Laskar | |
---|
|
---|
Sejarah | Pra- kemerdekaan | |
---|
Pasca- kemerdekaan | |
---|
|
---|
Daerah | |
---|
Kebudayaan | |
---|
Pendidikan | |
---|
Gerakan | |
---|
Lainnya | |
---|
|