Parikalsitol (secara kimia adalah 19-nor-1,25-(OH)2-vitamin D2) adalah obat yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan hiperparatiroidisme sekunder (sekresi hormon paratiroid yang berlebihan) yang terkait dengan gagal ginjal kronis. Obat ini merupakan analog dari 1,25-dihidroksiergokalsiferol, bentuk aktif dari vitamin D2 (ergokalsiferol). Obat ini dipatenkan pada tahun 1989 dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1998.[2]
Kegunaan medis
Penggunaan utamanya dalam pengobatan adalah dalam pengobatan hiperparatiroidisme sekunder yang berhubungan dengan gagal ginjal kronis.[3] Namun tinjauan sistematis tahun 2016 tidak menemukan bukti yang cukup untuk menunjukkan keuntungan parikalsitol dibandingkan turunan vitamin D non-selektif untuk indikasi ini.[4]
(b): efek samping yang hanya terlihat pada pasien dengan gagal ginjal kronis derajat 3 atau 4. (a): efek samping yang hanya terlihat pada pasien dengan gagal ginjal kronis derajat 5.
Produk yang mengandung aluminium seperti antasida dapat meningkatkan risiko toksisitas aluminium.
Obat-obatan yang mengganggu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, seperti kolestiramin, dapat mengganggu absorpsi parikalsitol.
Overdosis
Kelainan elektrolit (misalnya hiperkalsemia dan hiperfosfatemia) merupakan gejala overdosis yang umum. Pengobatan sebagian besar bersifat suportif, dengan perhatian khusus diberikan pada koreksi kelainan elektrolit dan pengurangan asupan kalsium, baik melalui suplementasi maupun diet. Karena kalsium sangat terikat pada protein plasma, hemodialisis kemungkinan besar tidak akan membantu dalam kasus overdosis.[6]
Seperti 1,25-dihidroksi ergokalsiferol, parikalsitol bertindak sebagai agonis pada reseptor vitamin D dan dengan demikian menurunkan kadar hormon paratiroid dalam darah.[1]
Farmakokinetik
Konsentrasi plasma parikalsitol menurun dengan cepat dan secara log-linear dalam dua jam setelah pemberian intravena awal. Oleh karena itu, akumulasi parikalsitol tidak diharapkan terjadi pada pemberian dosis ganda, karena parikalsitol biasanya diberikan tidak lebih sering dari dua hari sekali (3 kali seminggu).[7][8]
^ abRossi S, ed. (2013). Australian Medicines Handbook (Edisi 2013). Adelaide: The Australian Medicines Handbook Unit Trust. ISBN978-0-9805790-9-3.
^Cai P, Tang X, Qin W, Ji L, Li Z (April 2016). "Comparison between paricalcitol and active non-selective vitamin D receptor activator for secondary hyperparathyroidism in chronic kidney disease: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials". International Urology and Nephrology. 48 (4): 571–84. doi:10.1007/s11255-015-1195-6. PMID26748501. S2CID10633197.