Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: infosekolah/leftmenudasboard.php
Line Number: 33
Line Number: 34
Psikosis adalah kondisi psikologis seseorang yang menyebabkan kesulitan membedakan antara yang nyata dan tidak nyata.[2] Gejala psikosis diantaranya delusi dan halusinasi.[2] Gejala lainnya yaitu ketidakteraturan dalam berbicara dan perilaku yang tidak sesuai dengan situasi.[2] Psikosis juga dapat ditunjukkan dengan gangguan tidur, penghindaran sosial, kurangnya motivasi, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.[2] Psikosis dapat menyebabkan dampak yang serius; penderita dapat menyakiti orang lain dan dirinya sendiri, termasuk bunuh diri.[2]
Psikosis dapat disebabkan oleh berbagai hal.[3] Diantaranya gangguan jiwa seperti schizophrenia atau gangguan schizoaffective, gangguan bipolar, deprivasi sensorik,[4] sindrom Wernicke–Korsakoff atau beri-beri serebral[5] dan dalam kasus yang langka, depresi mayor atau yang disebut juga dengan depresi psikotik. Penyebab lainnya meliputi trauma psikologis, kurang tidur, berbagai kondisi medis, konsumsi obat-obatan, narkoba, alkohol, ganja, halusinogen, dan stimulan.[6] Satu jenis psikosis, yaitu psikosis postpartum, dapat muncul pada perempuan setelah melahirkan bayi.[7] Neurotransmitter dopamine diyakini berperan penting dalam penyakit ini.[8][9] Psikosis akut dinyatakan primer jika berasal dari kondisi psikiatrik, dan sekunder jika berasal dari kondisi medis lainnya.[6] Diagnosis psikosis kesehatan mental seseorang memerlukan eksklusi penyebab potensial gangguan jiwa lainnya.[10] Pengujian dapat dilakukan dengan memeriksa keberadaan penyakit sistem saraf pusat, toksin, atau masalah kesehatan lainnya yang dapat menjadi penyebab psikosis.[11]
Penanganan dapat berupa antipsikotik atipikal, psikoterapi, dan dukungan sosial.[12][13] Penanganan gejala lebih awal dapat meningkatkan hasil.[12] Sedangkan obat-obatan diyakini hanya memberi dampak yang moderat.[14][15] Hasil dari penanganan psikosis tergantung pada penyebabnya.[13] Di Amerika Serikat, sekitar 3% orang mengalami psikosis pada suatu waktu di dalam kehidupan mereka..[12] Psikosis telah dijelaskan sejak abad ke-4 sebelum masehi oleh Hippocrates, dan mungkin lebih awal lagi, yaitu abad ke-16 sebelum masehi di dalam papirus Ebers kebudayaan Mesir Kuno.[16][17]