Artikel ini kekurangan informasi dan perlu dikembangkan agar memenuhi standar Wikipedia. Tolong kembangkan artikel dengan melengkapi informasi yang relevan. Rincian lebih lanjut mungkin tersedia di halaman pembicaraan.(Januari 2025)
Nissui Corporation (株式会社ニッスイcode: ja is deprecated , Kabushiki-gaisha Nissui), adalah sebuah perusahaan perikanan yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 31 Maret 1937 dengan nama Nippon Suisan Kaisha Ltd. (日本水産株式会社code: ja is deprecated , Nippon Suisan Kabushiki-gaisha). Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi seperti sekarang pada bulan Desember 2022.
Perusahaan ini melantai di Tokyo Stock Exchange pada tanggal 16 Mei 1949, saat bursa saham tersebut kembali dibuka pasca Perang Dunia II. Perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan perikanan yang menjadi komponen dari indeks Nikkei 225.[6]
Dengan penjualan mencapai 768 miliar yen pada tahun fiskal 2022,[7] perusahaan ini adalah perusahaan perikanan dengan pendapatan terbesar kedua di Jepang, setelah Maruha Nichiro Holdings.[8] Prinsip dari perusahaan ini adalah 'Produksi dan distribusi produk perikanan harus seperti produksi dan distribusi air bersih'.[9]
Pada tahun 2005, perusahaan ini mendivestasi kapal pemburu pausnya pasca kontroversi atas perannya dalam industri paus global modern.[10]
Pada tahun fiskal 2022, Nissui mempekerjakan 9.515 orang dan memiliki aset sebesar 220,6 miliar yen. Hingga tanggal 10 Februari 2023, kapitalisasi pasar dari perusahaan ini mencapai 283 miliar yen. CEO dari perusahaan ini adalah Shogo Hamada, yang merupakan lulusan dari Universitas Tokyo[12] dan telah bekerja di perusahaan ini sejak tahun 1983.[13]
Setelah zona ekonomi eksklusif diperkenalkan oleh UNCLOS 1982, model bisnis perikanan pelagis dari perusahaan ini kolaps, karena sebagian besar landas kontinen, di mana kapal milik Nissui biasa beroperasi, kini dikendalikan oleh negara lain. Tidak dapat menghasilkan laba, Nissui pun tidak dapat membagikan dividen untuk pertama kalinya pada tahun 1991. [14][15]
Kemunduran tersebut pun menjadi dorongan bagi perusahaan ini untuk mengubah model bisnisnya, sehingga selama dekade 1990-an, perusahaan ini berinvestasi besar-besaran pada akuakultursalmon, ekstraksi asam eikosapentanoat dari ikan untuk kebutuhan farmasi, dan produksi makanan beku. Perusahaan ini juga mulai mendiversifikasi sumber pasokan ikannya dengan mendirikan anak usaha dan mengakuisisi perusahaan lain di seantero dunia.[15]
Upaya tersebut pun berhasil. Saat ini, anak usaha Nissui di seantero dunia tidak hanya berperan untuk menstabilisasi rantai pasok dari Nissui, tetapi juga menjual produk dari Nissui untuk memenuhi kebutuhan di negaranya masing-masing, seperti anak usahanya di Amerika Serikat, Gorton's of Gloucester, yang memasok hamburger ke McDonald's, dan anak usahanya di Selandia Baru, Sealord, yang merupakan pemasok ikan goreng terbesar di sana.[16][17]
Nissui juga berupaya mengkomersialisasi akuakultur yang dilakukan di darat. Bisnis akuakultur dari Nissui saat ini, terutama untuk salmon dan amberjack Jepang, terutama dilakukan di laut, sehingga lebih rawan terserang penyakit dan bencana alam. Akuakultur yang dilakukan di laut juga memiliki dampak yang lebih besar terhadap ekosistem di sekitarnya. Pada bulan April 2023, perusahaan ini pun memulai akuakultur komersial di darat pertamanya, yakni untuk udang vannamei di Ei, Kagoshima. Perusahaan ini juga berencana untuk memulai akuakultur di darat untuk mackerel pada tahun 2026. [18][19][20][21]
Sejarah
1908 – Ichiro Tamura membuat Daiichi-Maru seberat 199 GT, kapal pukat berbingkai baja pertama di Jepang
1911 – Ichiro Tamura mendirikan Divisi Perikanan dari Tamura Steamship di Shimonoseki, Prefektur Yamaguchi, dan mulai beroperasi melalui kerja sama dengan Kosuke Kunishi dan sejumlah orang lain (pendirian Nippon Suisan)
1920 – Mendirikan Kelompok Riset Perikanan Hayatomo, organisasi riset perikanan swasta pertama di Jepang