Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lomasa

Lomasha
लोमश
Tokoh Mahabharata dan Purana
NamaLomasha
Ejaan Dewanagariलोमश
Ejaan IASTLomaśa
Nama lainRomasa[1]
GelarResi
Kitab referensiMahabharata, Purana
Kastabrahmana

Lomasa (Dewanagari: लोमश; ,IASTLomaśa, लोमश) atau Romasa adalah nama seorang resi yang tercatat dalam sastra Hindu. Dia mendapat kemunculan yang signifikan dalam wiracarita Hindu Mahabharata, sebagai narator yang mengisahkan sejumlah legenda kepada para Pandawa saat mereka menjalani pengasingan di tengah hutan.[2]

Kisah

Dalam kitab Mahabharata, dikisahkan bahwa Resi Lomasa mengunjungi Indraloka (swarga) untuk menyenangkan hati Indra, raja para dewa. Di sana, dia menyaksikan bahwa Arjuna (anggota Pandawa) duduk berbagi di singgasana yang sama dengan Indra. Sang dewa menjelaskan bahwa Arjuna mendapat kehormatan tersebut karena dia merupakan putra sang dewa, lalu kisah kelahiran dan kehidupan pribadinya pun dibeberkan. Indra meminta sang resi kembali ke Bumi, tepatnya ke hutan Kamyaka, dan meyakinkan Yudistira (Pandawa sulung) bahwa adiknya―yaitu Arjuna―akan kembali setelah memperoleh senjata sakti. Indra berpesan agar Yudistira beserta Pandawa lainnya melakukan penyucian diri di sejumlah tempat ziarah. Indra juga meminta agar sang resi melindungi Yudistira dari ancaman raksasa yang tinggal di hutan tersebut.[3] Kemudian, Lomasa menemui Yudistira dan menyampaikan seluruhp pesan Indra, serta menawarkan diri untuk menemani para Pandawa berziarah.[4]

Setelah mendengar keluhan Pangeran Yudistira tentang keberhasilan musuh-musuhnya yang batil, Lomasa melipur lara sang pangeran dengan berkhotbah tentang darma. Dengan mengambil contoh keunggulan para dewa di atas para asura, sang resi meyakinkan Yudistira bahwa siapa pun yang hidupnya tidak selaras dengan darma akan menemui kehancuran.[5] Sang resi juga mengisahkan riwayat beberapa tokoh kepada para Pandawa, meliputi Agastya, Rama, Parasurama, dan Resyasrengga.[6] Lomasa menemani para Pandawa berziarah ke sejumlah situs suci, yaitu hutan Nemisa, Gaya, dan sungai Yamuna, sambil menjelaskan keutamaan tempat-tempat tersebut.[7]

Referensi

  1. ^ Mani, Vettam (2015-01-01). Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature. Motilal Banarsidass. pp. 457. ISBN 978-81-208-0597-2.
  2. ^ Bhatt, G. P.; Shastri, J. L.; Deshpande, N. A. (1992). The Skanda Purana Part 1: Ancient Indian Tradition And Mythology Volume 49 (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass. hlm. 2. ISBN 978-81-208-0966-6.
  3. ^ Bibek Debroy. The Mahabharata, 10 Volumes by B. Debroy. hlm. 1098–1100.
  4. ^ Narasimhan, Chakravarthi V. (1999). The Mahābhārata: An English Version Based on Selected Verses (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass Publ. hlm. 63–64. ISBN 978-81-208-1673-2.
  5. ^ Bibek Debroy. The Mahabharata, 10 Volumes by B. Debroy. hlm. 1400.
  6. ^ Mani, Vettam (2015-01-01). Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass. hlm. 457–458. ISBN 978-81-208-0597-2.
  7. ^ Buitenen, Johannes Adrianus Bernardus; Buitenen, Johannes Adrianus Bernardus van; Fitzgerald, James L. (1973). The Mahābhārata (dalam bahasa Inggris). University of Chicago Press. hlm. 368–370. ISBN 978-0-226-84664-4.


Kembali kehalaman sebelumnya