Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Markandeya

Markandeya
मार्कण्‍डेय
Lukisan karya Raja Ravi Varma, menggambarkan Siwa Kalantaka muncul melindungi Markandeya yang memeluk lingga.
Lukisan karya Raja Ravi Varma, menggambarkan Siwa Kalantaka muncul melindungi Markandeya yang memeluk lingga.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaMarkandeya
Ejaan Dewanagariमार्कण्‍डेय
Ejaan IASTMārkaṇḍeya
Gelarresi
Kitab referensiPurana; Mahabharata
Golonganciranjiwi
Kastabrahmana
AyahMerkandu

Markandeya (Dewanagari: मार्कण्‍डेय; ,IASTMārkaṇḍeya, मार्कण्‍डेय) adalah nama salah satu resi kuno menurut agama Hindu, terlahir dalam klan Resi Bregu. Ia merupakan putra Merkandu dan Marudmati. Ia diagungkan sebagai pemuja Siwa dan Wisnu, serta disebutkan beberapa kali dalam kisah-kisah Purana. Khususnya Markandeyapurana, memuat dialog antara Markandeya dan seorang resi bernama Jaimini, dan beberapa bab dalam Bhagawatapurana didedikasikan untuk doa-doa yang dipanjatkannya.[1] Ia juga disebutkan dalam Mahabharata.[2] Markandeya dikenali oleh berbagai kalangan dan aliran agama Hindu.

Dalam khazanah Nusantara, nama ini mungkin berkaitan dengan tokoh Bagawat Resi Makandria dalam Naskah Carita Parahyangan.

Lolos dari kematian

Dalam mitologi Hindu dikisahkan bahwa Resi Merkandu melaksanakan tapa brata ke hadapan Dewa Siwa demi memperoleh keturunan. Sang dewa berkenan dengan usaha Merkandu dan mengetahui keinginan sang resi, lalu ia memberikan dua pilihan: seorang anak yang kurang cerdas dan berperilaku buruk tetapi bermur panjang, atau seorang anak yang cerdas dan berbudi pekerti luhur tetapi berumur pendek. Merkandu memilih yang kedua, sehingga ia memperoleh putra yang bersifat mulia, dikenal sebagai "Markandeya" yang secara harfiah berarti "putra Merkandu". Markandeya menguasai Weda dan Dharmasastra sejak usia muda. Dari orang tuanya, ia mengetahui bahwa umurnya tidak akan panjang. Maka dari itu ia memutuskan untuk mengisi sisa umurnya dengan melaksanakan tapa brata memuja Siwa dalam bentuk arca lingga.

Pada hari kematiannya, para Yamaduta atau utusan Yama sang dewa kematian tidak berhasil mencabut nyawa Markandeya karena tubuhnya diselimuti oleh energi perlindungan dari Siwa. Maka dari itu, Yama sendiri memutuskan untuk mencabut nyawanya. Melihat Yama datang menjemputnya, Markandeya memeluk lingga Siwa erat-erat. Yama melemparkan jerat kematiannya ke tubuh Markandeya, yang secara tidak langsung juga mengenai lingga Siwa. Tiba-tiba Siwa muncul dengan rupa murka, lalu membunuh Yama untuk menyelamatkan Markandeya. Melihat Yama tewas, para dewa memohon agar Siwa menghidupkannya kembali. Siwa pun memenuhi permohonan para dewa dan bersamaan dengan itu, kondisi fisik Markandeya akan tetap muda selamanya.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Srimad Bhagavatam, Canto 12, Chapter 8: Markandeya's Prayers to Nara-Narayana Rishi". Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-14. Diakses tanggal 2012-12-01.
  2. ^ The Wisdom of the Mahabharata
  3. ^ Mani, Vettam (1975). Puranic encyclopaedia : a comprehensive dictionary with special reference to the epic and Puranic literature. Robarts - University of Toronto. Delhi : Motilal Banarsidass. hlm. 488. ISBN 978-0-8426-0822-0. Pemeliharaan CS1: Lokasi penerbit (link)

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya