Astawakra
Astawakra (Dewanagari: अष्टावक्रः; IAST: Aṣṭāvakraḥ ; arti: "delapan kecacatan fisik") adalah seorang resi (ahli pengetahuan Weda) dalam agama Hindu. Dia merupakan cucu dari Aruni, dan kedua orang tuanya merupakan lulusan dari perguruan Aruni. Setelah Astawakra menimba ilmu di tempat yang sama dengan kedua orangtuanya, dia menjadi resi dan tokoh mulia yang termaktub dalam pustaka Itihasa dan Purana.[1] Astawakra merupakan penulis dari kitab Aṣṭāvakragītā, yang juga dikenal sebagai Aṣṭāvakrasaṃhitā, dalam tradisi Hindu. Kitab tersebut merupakan risalah tentang Brahman dan Atman.[2] Sedikit informasi tentang latar belakang masyarakat maupun zaman ketika Astawakra hidup, selain catatan yang ditemukan dalam dua wiracarita terkemuka India (Ramayana dan Mahabharata) serta pustaka Purana. Dalam legenda yang termaktub dalam Cāndogya Upaniṣad disebutkan bahwa Resi Udalaka Aruni memiliki perguruan atau asrama tempat belajar Weda. Salah seorang muridnya bernama Kahoda, yang belajar bersama dengan Sujata, putrinya. Mereka akhirnya menikah. Saat Sujata hamil, janin yang dikandungnya mendengarkan perapalan mantra Weda yang baik dan benar.[3] Menurut salah satu versi cerita, saat ayahnya sedang membaca Weda, tanpa sengaja ayahnya mengucapkan pelafalan yang salah. Janin yang dikandung Sujata pun berbicara tentang kesalahan yang dilakukan ayahnya. Ayahnya marah dan mengutuknya untuk dilahirkan dengan delapan kecacatan, sehingga ia pun diberi nama 'Astawakra'.[1] Referensi
|