Al-Mustanjid
Abu al-Muẓaffar Yusuf bin Muhammad al-Muqtafi (bahasa Arab: أبو المظفّر يوسف بن محمد المقتفي; 1124 – 20 Desember 1170), lebih dikenal dengan nama pemerintahannya al-Mustanjid bi-llah (المستنجد بالله) adalah khalifah Abbasiyah di Bagdad dari tahun 1160 hingga 1170. Ia adalah putra Khalifah sebelumnya al-Muqtafi. BiografiAl-Mustanjid lahir pada tahun 1124. Ia adalah putra khalifah al-Muqtafi dan ibunya adalah seorang Umm walad bernama Thawus. Nama lengkapnya adalah Yusuf bin Muhammad al-Muqtafi dan Kunya adalah Abu al-Muzhaffar. Ketika Yusuf masih seorang pangeran muda, ayahnya menjadi khalifah pada tahun 1136. Ayahnya memerintah selama hampir dua puluh empat tahun sampai kematiannya pada tahun 1160. Ketika ayahnya meninggal, ia naik takhta. Ia melanjutkan kebijakan ayahnya dan ia juga mengukuhkan Awn al-Din bin Hubayra sebagai wazirnya. Awn al-Din sebelumnya menjabat sebagai wazir untuk ayahnya. Masa jabatan Awn al-Din[2] menandai kemunduran terakhir pengaruh Seljuk di istana Abbasiyah (lihat Perang Abbasiyah–Seljuk), dan melihat berkembangnya pembelajaran Hanbali di Bagdad. Ibnu Hubayra juga terlibat dalam penaklukan Mesir Fathimiyah oleh Nuruddin Zanki.[2] ![]() Salah satu istri al-Muqtafi, ibu tiri al-Mustanjid, menginginkan putranya sendiri untuk menjadi penerus takhta. Ia berhasil membujuk banyak amir untuk memihaknya, dan menyuruh para budak perempuan mereka bersenjatakan belati untuk membunuh khalifah baru. Al-Mustanjid mengetahui rencana itu dan memenjarakan putra dan ibu pemberontak itu. Sekitar waktu ini, dinasti Fathimiyah akhirnya runtuh setelah bertahan selama 260 tahun. Sang penakluk, Salahuddin, meskipun dirinya seorang Muslim ortodoks, awalnya tidak menyatakan keyakinan Sunni di tengah-tengah orang-orang yang masih menganut ajaran dan praktik sekte Syiah. Namun, ia segera menemukan dirinya mampu melakukannya; dan dengan demikian supremasi spiritual Abbasiyah kembali menang, tidak hanya di Suriah, tetapi di seluruh Mesir dan semua wilayah jajahannya. Tidak banyak yang bisa dikatakan selain bahwa khalifah ini terus menduduki posisi yang kurang lebih independen, dengan wazir dan lingkungan istana, dan hanya didukung oleh kekuatan kecil yang cukup untuk operasi lokal sesekali. Silsilah
Lihat pula
Referensi
Sumber
|