Letaknya cukup strategis karena berada di dekat perkantoran, termasuk MNC Asia Holding, Soraya Intercine Films, Hitmaker Studios & Rapi Films. Di lantai bawah kompleks stasiun ini dahulu terdapat kios-kios yang ditempati oleh pedagang yang membayar sewa ke PT Kereta Api, tetapi saat ini ruang-ruang komersial tersebut sudah dibongkar.[3][4]
Area sekitar stasiun ini sedang dilakukan renovasi untuk mempererat integrasi antarmoda (dengan Transjakarta), menata kembali pedagang kaki lima sekitar stasiun dan mempermudah akses pejalan kaki. Diperkirakan selesai pada 2021, penataan ini dilakukan di bawah payung PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta, perusahaan patungan MRT Jakarta dan PT KAI.[7][8]
Sejarah
Stasiun Gondangdia pada mulanya merupakan sebuah halte kecil yang dibangun sebagai pengganti dari Halte Dierentuin. Pada saat itu, Dewan Kota Batavia menganggap lokasi Halte Dierentuin canggung dan tidak praktis terhadap perkembangan kawasan Gondangdia dan Menteng. Sehingga Dewan Kota Batavia memerintahkan Staatsspoorwegen (SS) untuk membangun pemberhentian kereta api baru sebagai pengganti dari Halte Dierentuin. SS membangun 2 halte kecil yang masing-masing terletak di Gondangdia dan Menteng. Halte ini diresmikan pada tahun 1926 dan letaknya cukup strategis karena berada di samping kantor N.V. de Bouwploeg (sekarang Masjid Cut Meutia).[9]
Stasiun Gondangdia yang aktif sekarang merupakan stasiun layang di jalur segmen Manggarai-Jakarta Kota. Pada tanggal 5 Juni 1992, PresidenSoeharto beserta Ibu Tien dan jajaran di pemerintahan meresmikan jalur layang tersebut dengan naik KRL dari Gambir menuju Stasiun Jakarta Kota.[10]
Bangunan dan tata letak
Bangunan Stasiun Gondangdia ini modern dengan sentuhan panel berwarna kuning telur yang sampai hari ini masih dipertahankan dan tidak pernah diubah catnya, hanya tiangnya saja yang dicat ulang menjadi kuning jenar. Diketahui, proyek tersebut yang telah dimulai pada Februari 1988 menghabiskan dana sebesar Rp432,5 miliar rupiah dan pada saat diresmikan belum sepenuhnya selesai hingga akhirnya bisa beroperasi penuh setahun kemudian.[11][12]
Menurut kajian JICA, Stasiun MRT Kebon Sirih yang berada di lin MRT Timur-Barat () akan dibangun 300 meter di utara stasiun ini.[13]
Pada budaya populer
Pada tahun 2015, grup musik Duo Anggrek merilis sebuah lagu yang berjudul Cikini Gondangdia, yang judulnya diambil dari tempat stasiun ini berada, juga Stasiun Cikini.
Stasiun Gondangdia juga pernah dijadikan sebagai salah satu lokasi pengambilan video musik band asal Yogyakarta, The Rain pada lagu yang berjudul "Ujung Pertemuan" yang dirilis pada tahun 2019.[14]
Galeri
Di bagian dalam stasiun menuju beranda peron.
Fasilitas musala pria di sisi utara stasiun.
Suasana di atas peron stasiun, dengan kereta TM-5809 yang pernah beroperasi
Sinyal (blok) keluar stasiun menuju arah Cikini.
Suasana di sisi utara stasiun.
Tempat penaikan bus Transjakarta Rute 1H di samping titik pengendapan ojek daring.
Tempat penaikan bus Transjakarta Rute 2P pada halte yang ada di sisi selatan stasiun.
Suasana halte sisi selatan stasiun saat malam hari.