Maskapai ini didirikan pada 1 Agustus 1946, ketika Svensk Interkontinental Lufttrafik AB (maskapai milik keluarga Wallenberg di Swedia), Det Danske Luftfartselskab A/S, dan Det Norske Luftfartselskap AS (maskapai nasional Denmark dan Norwegia) membentuk kemitraan untuk menangani lalu lintas udara antarbenua dari tiga negara Skandinavia ini.[4] Pada 17 September 1946, operasi dimulai di bawah entitas baru, layanan internasional pertama dilakukan antara Stockholm dan New York.[5] Dalam waktu setengah tahun, SAS membuat rekor baru untuk membawa satu kargo udara terberat melintasi Atlantik dengan pesawat penumpang terjadwal, dengan mengirimkan panel listrik seberat 1.400 pon dari New York ke perusahaan Sandvik di Swedia.
Selama tahun 1957, SAS adalah maskapai penerbangan pertama yang menawarkan layanan keliling dunia melintasi Kutub Utara melalui rute kutub kedua yang dilayani oleh Douglas DC-7C yang terbang dari Kopenhagen ke Tokyo melalui Bandara Internasional Anchorage di Alaska.[5] Penerbangan melalui Alaska ini adalah solusi kompromi karena Uni Soviet tidak akan mengizinkan SAS dan maskapai penerbangan lainnya untuk terbang melintasi Siberia antara Eropa dan Jepang, dan wilayah udara Tiongkok juga ditutup.[1]
Pada tahun 1959, SAS memasuki era jet setelah membeli sejumlah Sud Aviation Caravelle buatan Prancis sebagai pesawat jet pertama maskapai itu.[5] Selama tahun berikutnya, pesawat jet lain, Douglas DC-8, juga dimasukkan ke dalam armada. Pada tahun 1971, SAS mengoperasikan jet jumbo Boeing 747 pertamanya ke dalam layanan.[6]
Pada bulan Juni 2001, struktur kepemilikan SAS diubah, dengan dibentuknya perusahaan induk dimana kepemilikan pemerintah berubah menjadi Swedia (21,4%), Norwegia (14,3%), dan Denmark (14,3%), sedangkan sisanya 50 persen saham dimiliki publik dan diperdagangkan di pasar saham.[5]
Selama tahun 2018, SAS mengumumkan telah memesan 50 pesawat jet berbadan sempit Airbus A320neo untuk memfasilitasi pembuatan armada tipe tunggal. Pada tahun yang sama, pemerintah Norwegia melepaskan sahamnya di maskapai tersebut.[5] Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, penerbangan SAS yang beroperasi di luar SFO sejak Desember 2018 telah dipasok dengan bahan bakar hayati dari Shell dan SkyNRG.[7]
Pada Juli 2021, Komisi Eropa menyetujui bantuan Swedia dan Denmark sekitar US$356 juta untuk menyokong SAS.[8] Pada September 2021, SAS mengumumkan akan mendirikan dua anak perusahaan yang beroperasi; SAS Connect dan SAS Link, dengan anak perusahaannya SAS Ireland akan diganti namanya menjadi SAS Connect yang baru, sementara SAS Link pada awalnya akan mengoperasikan pesawat Emrbaer E195 milik maskapai, dan pengoperasian kedua perusahaan akan dimulai pada awal 2022.[9]
Pada tanggal 18 September 2024, sebulan setelah selesainya restrukturisasi, SAS mengumumkan perluasan jaringan rute dari Bandara Kopenhagen dengan 15 tujuan baru mulai musim panas 2025. Mengikuti struktur kepemilikan baru, SAS akan fokus pada posisi bandara sebagai penghubung utama maskapai untuk perjalanan internasional.[10]
Destinasi
Per 2019, maskapai SAS melayani sejumlah 168 destinasi yang ada di seluruh dunia.[11]