Bandar Udara Gardermoen Oslo

Bandar Udara Oslo, Gardermoen

Oslo lufthavn, Gardermoen
Informasi
JenisPublik
PengelolaOslo Lufthavn AS (bagian dari Avinor)
MelayaniOslo, Norwegia
LokasiGardermoen, Ullensaker
Maskapai penghubung
Ketinggian dpl208 mdpl
Koordinat60°12′10″N 011°05′02″E / 60.20278°N 11.08389°E / 60.20278; 11.08389 (Oslo Airport, Gardermoen)
Situs webwww.osl.no
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
01L/19R 3,600 11,811 Aspal/beton
01R/19L 2,950 9,678 Aspal/beton
Statistik (2013)
Penumpang22.956.540
Internasional12.471.895
Domestik10.484.645
Pergerakan pesawat234.524
Kargo (ton)100.024
Source:[1]

Bandar Udara Oslo (bahasa Norwegia: Oslo Lufthavn; IATA: OSLICAO: ENGM), adalah bandar udara utama yang melayani kota Oslo, ibu kota dan kota terbesar di Norwegia. Oslo juga dilayani badnara bertarif rendah Bandara Torp Airport dan Bandara Rygge. Bandar Udara Oslo berperan sebagai hub utama bagi penerbangan domestik dan internasional untuk Norwegia, dan merupakan bandara terbesar kedua di negara Skandinavia. Menjadi hub bagi Scandinavian Airlines, basis operasi bagi Norwegian Air Shuttle, dan sebuah kota fokus bagi Widerøe, bandara ini terhubung dengan 30 destinasi domestik dan lebih dari 113 destinasi internasional.[2] Hampir 23 juta penumpang melakukan perjalanan melalui bandara ini, membuat Bandara Oslo lenjadi bandara tersibuk ketujuh di Eropa.

Bandara ini berada di 19 mil laut (35 km; 22 mi) sebelah timur laut dari Oslo, di Gardermoen di wilayah Ullensaker, di kota Akershus.[1] Bandara ini memiliki dua landasan pacu paralel yang mengarah ke utara-selatan dengan panjang masing-masing 3.600 meter (11.811 ft) dan 2.950 meter (9.678 ft) dan meiliki 71 ruang berhenti pesawat, di mana 34 diantaranya memiliki garbarata. Bandar terhubung dengan pusat kota melalui kereta api cepat di Jalur Gardermoen yang dilayani oleh kereta api utama dan Flytoget. Fasilitas darat dmiliki oleh Oslo Lufthavn AS, sebuah anak perusahaan dari badan usaha milik negara Avinor. Di dekatnya juga terdapat Stasiun Udara Gardermoen, yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Norwegia. Sebuah pengembangan dengan sebuah terminal baru dan sayap ketiga direncanakan dibuka pada tahun 2017.[3] Bandara Oslo merupakan bandara terbesar dan tersibuk di antara tiga bandara internasional besar yang berada di sekitar Oslo. Bandara yang lain adalah Torp di barat daya dan Rygge di tenggara.

Lokasi bandara pada awalnya digunakan oleh Angkatan Darat Norwegia sejak tahun 1740, dengan fasilitas bandara militer pertama dibangun pada tahun 1940an. Bandara ini tetap menjadi bandara cadangan sekunder dan bandara untuk penerbangan charter hingga 8 Oktober 1988, saat bandara utama yaitu Bandar Udara Oslo, Fornebu ditutup dan sebuah Bandar Udara Oslo yang baru dibuka dengan biaya 11,4 miliar krona Norwegia (NOK).

Sejarah

Militer dan sekunder

Gardermoen pada tahun 1904, saat masih menjadi barak angkatan darat

Angkatan Darat Denmark–Norwegia mulai menggunakan Gardermoen sebaga sebuah barak pada tahun 1740, meskipun tempat itu disebut dengan nama Fredericksfeldt hingga tahun 1788. Pada awalnya tempat itu digunakan untuk kavalesri, kemudian oleh dragoon dan pada tahun 1789 olh marinir berkuda. Basis ini juga digunakan oleh Infanteri sejak tahun 1834 dan oleh artileri sejak tahun 1860. Pada awalnya tempat itu hanya menggunakan tenda hingga tahun 1860, saat bangunan barak dan kandang kuda pertama digunakan. Bangunan tertutup dibangun sekitah tahun 1900, memungkinkan barak digunakan selama setahun penuh. Pada tahun 1925, basis ini memiliki sebelas kelompok tenda dan bangunan.[4] Penerbangan pertama di Gardermoen terjadi pada tahun 1912, dan Gardermoen menjadi stasiun bagi penerbangan militer. Pada saat itu, landasan pacu hanya terbuat dari rumput dan lumpur.[5]

Selama pendudukan Norwegia oleh Nazi Jerman, Luftwaffe mengambil alih Gardermoen, dan membangun fasilitas bandara pertama yang layak dengan hangar dan dua landasan pacu bersilangan, keduanya memiliki panjang 2.000 meter (6.600 ft). Setelah Perang Dunia II, bandara diambil alih oleh Angkatan Udara Norwegia dan digunakan sebagai stasiun udara utama. Tiga skadron tempur dan satu skadron transportasi ditempatkan di Gardermoen.[4]

Pada tahun 1946, Braathens SAFE mendirikan basis teknik di bandara ini, tetapi meninggalkannya dua tahun kemudian. Gardermoen juga menjadi bandara cadangan bagi Bandara Oslo, Fornebu, saat bandara tersebut ditutup karena kabut. Dari tahun 1946 hingga 1952, saat landasan pacu yang lebih panjang di Fornebu dibangun, seluruh lalu lintas penerbangan antar benua dipindahkan ke Gardermoen. Gardermoen tumbuh sebagai lapangan pelatihan bagi maskapai penerbangan komersial dan sebagai bandara lokal untuk penerbangan umum. Beberapa lalu lintas komersial kembali lagi pada tahun 1960, saat SAS menerima pesawat jet Sud Aviation Caravelle pertamanya, yang tidak dapat menggunakan landasan pacu di Fornebu hingga diperpanjang lagi pada tahun 1962. SAS memperkenalkan penerbangan langsung menuju New York pada tahun 1962, tetapi segera dihentikan.[6]

Pada tahun 1972, keterbatasan kapasitas memaksa otoritas memindahkan seluruh penerbangan charter dari Fornebu ke Gardermoen. Namun, SAS dan Braathens SAFE diijinkan untuk tetap memberikan layanan penerbangan charter dari Fornebu, sehingga mereka tidak perlu beroperasi dari dua basis.[7] Sebuah bekas hangar diubah menjadi bangunan terminal dan pada tahun 1974 jumlah penumpang mencapai 269.000 per tahun. Pada tahun 1978, SAS memulai penerbangan mingguan menuju New York. Pada tahun 1983, pembatasan berikutnya diberlakukan, sehingga SAS dan Braathens SAFE harus memindahkan operasi charter mereka ke Gardermoen, meningkatkan jumlah penumpang per tahun menjadi 750.000. Beberapa perpanjangan landasan pacu dilakukan setelah perang, dan pada perpanjangan tahun 1985 pada landasan pacu utara-selatan membuat panjangnya menjadi 3.050 meter (10.010 ft).[8]

Debat lokalisasi

Bandara pertama yang melayani Oslo adalah Bandar Udara Kjeller yang dibuka pada tahun 1912 dan Bandar Udara Gressholmen yang melayani pesawat amfibi setelah dibuka pada tahun 1926.[9] Maskapai penerbangan pertama Norwegia, Det Norske Luftfartrederi, didirikan pada tahun 1918 dan penerbangan berjadwal perdana dioperasikan oleh Deutsche Luft Hansa menuju Jerman saat pembukaan Gressholmen.[10] Pada tahun 1939, bandara gabungan air dan darat baru dibuka di Fornebu.[11] Bandara ini secara bertahap dikembangkan, dengan sebuah landasan pacu yang mampu menangani pesawat jet yang dibuka pada tahun 1962 dan bangunan terminal baru pada tahun 1964. Namun karena lokasinya di tanjung yang berjarak 8 kilometer (5,0 mi) dari pusat kota dan kedekatannya dengan permukiman penduduk, sudah tidak munkin dilakukan pengembangan bandara untuk memnuhi kebutuhan pada masa depan.[12] Setelah keputusan pada tahun 1972 untuk memindahkan penerbangan charter menju Gardermoen, politisi dipaksa untuk memilih antara sebuah "solusi terpisah" yang merencanakan pemindahan seluruh penerbangan internasional menuju Gardermoen, atau untuk membangun sebuah bandara baru.[13]

Pintu masuk menuju Terminal 3

Gardermoen telah direncanakan sebagai bandara utama bagi Oslo dan Norwegia Timur pada tahun 1946, keduanya diberitakan oleh koran lokal Romerikes Blad dan oleh Ludvig G. Braathen, yang baru saja mendirikan Braathens SAFE.[14] Pada tahun 1970, sebuah laporan pemerintah menyarankan bahwa sebuah bandara baru akan dibangun di Hobøl, tetapi dinyatakan juga bahwa waktunya belum tepat. Wilayah tersebut kemudian disimpan sebagai cadangan.[15] Selama tahun 1970an, isu ini menjadi prioritas politik bagi partai sosialis dan pusat untuk mengurangi investasi negara di Norwegia Timur untuk merangsang pertumbuhan di wilayah desa.[16] Pada tahun 1983, parlemen memilih solusi terpisah secara permanen, dan memperluas Fornebu dengan sebuah terminal yang lebih besar.[17]

Pada tahun 1985, lalu lintas meningkat sangat pesat sehingga menjadi jelas bahwa pada tahun 1988 seluruh penerbangan internasional harus dipindahkan ke Gardermoen. Wilayah di Hobøl telah dibebaskan, dan sebuah laporan pemerintah dipublikasikan dengan rekomendasi bandara baru sebaiknya dibangun di Gardermoen, meskipun sebuah bandara baru di Hurum juga telah diteliti. Namun, laporan tersebut tidak melihat kebutuhan dari Angkatan Udara yang beroperasi di Gardermoen, dan kemudian ditolak oleh parlemen pada tahun berikutnya. Pada tahun 1988, mayoritas pemerintah memilih Hurum sebagai lokasi terbaik dan Menteri Transportasi Kjell Borgen mengundurkan diri dari posisinya. Pada tahun 1989, penelitian cuaca yang baru menunjukkan bahwa Hurum memiliki kondisi yang tidak tepat. Terdapat protes besar dari pilot dan meteorologis yang menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut telah dimanipulasi. Dua komite pemerintah dipilih, dan keduanya memutuskan bahwa tidak ada kejanggalan dalam penelitian tersebut.[18]

Karena Hurum tidak dapat digunakan lagi, pemerintah kembali merekomendasikan Gardermoen menjadi lokasi baru. Partai Konservatif memilih untuk tidak membangun di Hobøl, tetapi mendukung proposal Partai Buruh yang memerintah untuk membangun bandara secepat mungkin. Parlemen menyetujui undang-undang untuk membangun bandara utama baru di Gardermoen pada 8 Agustus 1992. Pada saat yang sama, diputuskan bahwa kereta api kecepatan tinggi akan dibangun menuju Gardermoen, sehingga bandara akan memperoleh 50% permintaan pasar transportasi.[19]

Wilayah chek in

Pemilihan dari Gardermoen tetap menimbulkan kontroversi, bahkan setelah masalah tersebut diselesaikan di parlemen. Pada tahun 1994, Insinyur Jan Fredrik Wiborg, yang menyatakan bahwa laporan cuaca manipulatif telah dibuat, tewas setelah jatuh dari jendela hotal di Kopenhagen. Kontroversi mengenai kematiannya tidak pernah dapat dijelaskan dan dokumen mengenai kasus cuaca menghilang.[20][21] Komite Tetap pada Masalah Konstitusional dan Penyelidikan mengadakan dengar pendapat mengenai proses perencanaan mencoba untuk mengidentifikasi adanya kejanggalan. Sebuah laporan resmi dikeluarkan pada tahun 2001.[22][23]

Pembangunan

Untuk meminimalisir efek penggunaan dana pemerintah untuk investasi di Norwegia Timur, parlemen memutuskan bahwa pembangunan dan operasional bandara dilakukan oleh perusahaan independen terbatas yang dimiliki seluruhnya oleh Administrasi Penerbangan Sipil (sekarang Avinor). Model ini dipilih untuk menghindari kaharusan melakukan perjanjian dengan persatuan perdagangan umum dan untuk memastikan pembangunan tidak menjadi subjek dari dana tahunan.[24] Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 sebagai Oslo Hovedflyplass AS, tetapi mengganti namanya menjadi Oslo Lufthavn pada tahun 1996. Sejak 1 Januari 1997, perusahaan ini juga mengambil alih operasi dari Bandar Udara Oslo, Fornebu. Perusahaan didirikan dengan biaya NOK 200 juta. Aset yang tersisa adalah NOK 2 miliar dari penjualan Fornebu dan NOK 900 juta dalam bentuk pinjaman. Ddana yang tersisa berasal dari pinjaman dari negara. Total investasi untuk bandara, jalur kereta api, dan jalan raya adalah NOK 22 juta, di mana Oslo Lufthavn akan memiliki pinjaman senilai NOK 11 juta setelah pembangunan selesai.[24]

Sisi barat terminal

Di Gardermoen terdapat sebuah pangkalan udara dan sekitar 270 pemilik rumah yang tanahnya harus diambil alih negara setelah keputusan parlemen. Dana sebesar NOK 1,7 miliar digunakan untuk ganti rugi lahan, termasuk milik Angkatan Udara. Yang mengambil alih dan membeli tanaha dalah negara, sedangkan Oslo Lufthavn menyeta wanah tersebut dari negara.[25] Dua tahun pertama digunakan untuk membongkar dan membangun kembali pangkalan udara. Hal ini mengurangi luas bangunan dari 120.000 hingga 41.000 meter persegi (1.290.000 hingga 440.000 sq ft), tetapi memberikan rancangan yang lebih fungsional.[26]

Pembangunan bandara utama dimulai pada 13 Agustus 1994.[27] Landasan pacu barat telah berada di tempat, dan telah direnovasi oleh angkatan udara pada tahun 1989. Landasan timur yang baru perlu dibangun. Sebuah bukit dl wilayah bandara diratakan, dan tanahnya digunakan untuk mengisi tempat yang membutuhkan. Pembangunan bandara dan jalur kereta api membutuhkan 13.000 tahun pekerja. 220 subkontraktor digunakan, dan kecelakaan kerja berada di peringkat ketiga terendah nasional tanpa korban jiwa.[28] Penerbangan terakhir menuju Fornebu dilakukan pada 7 Oktober 1998. Pada malam tersebut 300 orang dan 500 truk mengangkut perlengkapan dari Fornebu menuju Gardermoen. Gardermoen dibuka pada 8 Oktober 1998.[29]

Maskapai tertentu harus membangun fasilitasnya sendiri di Gardermoen. SAS membangun sebuah kompleks seluas 55.000 meter persegi (590.000 sq ft), meliputi sebuah basis teknis, penyimpanan kabin, garasi dan terminal kargo, senilai NOK 1.398 juta. Hal ini sudak termasuk sebuah basis teknis bagi armada pesawat Douglas DC-9 dan McDonnell Douglas MD-80 milik mereka senilai NOK 750 juta. Fasilitas penanganan kargo memiliki luas 21.000 meter persegi (230.000 sq ft) dan dibangun dalam kerja sama dengan Posten Norge. SAS juga membangun dua ruang tunggu di terminal bandara. Sejak Braathens memiliki basis teknisnya di Bandar Udara Stavanger, Sola, dibutuhkan dana NOK 200 juta untuk membangun fasilitasnya. Hal ini termasuk sebuah hangar seluas 9.000 meter persegi (97.000 sq ft) untuk enam pesawat senilai NOK 100 juta.[30]

Bandar Udara Oslo dilihat dalam terbang lintas.

Parlemen memutuskan untuk membangun sebuah kereta api bandara berkecepatan tinggi dari Oslo menuju Gardermoen. Jalur Gardermoen sepanjang 64-kilometer (40 mi) akan menghubungkan Stasiun Pusat Oslo (Oslo )menuju Gardermoen dan dilanjutkan ke Eidsvoll. Jalur ini dibangun untuk kecepatan 210 kilometer per jam (130 mph) dan memungkinkan kereta api Flytoget beroperasi dari Stasiun Pusat Oslo menuju Gardermoen dalam waktu sembilan belas menit. Sama seperti bandaranya, jalur kereta api dibiayai oleh operator. Perusahaan Kereta Api Norwegia (NSB) membangun sebuah anak perusahaan, NSB Gardermobanen, yang akan membangun jalurya sendiri, dan juga mengoperasikan kereta bandara. Perusahaan akan meminjam uang dari pemerintah, dan membayar dari keuntungan operasional. Pada saat pembangunan Terowongan Romerike, sebuah kebocoran membuat air danau d atasnya mulai terkuras.[31] Waktu dan biaya yang dipakai untuk memperbaiki kebocoran membuat seluruh biaya pembangunan jalur membengkak, dan terowongan tidak dapat dipakai hingga 1 Agustus 1999. Hingga seluruh jalur kereta api selesai, dua kereta api (dari enam yang direncanakan), beroperasi dengan waktu yang lebih lama untuk menuju bandara.

Koridor jalan raya utana ke arah utara dari Oslo menuju Gardermoen adalah Rute Eropa E6. E6 diperbesar hingga enam jalur ke utara menuju Hvam, dan empat jalur ke utara menuju Gardermoen. E6 berada sekitar 6 kilometer (3,7 mi) di sebelah timur bandara sehingga Jalan Raya Nasional Norwegia 35 sepanjang 6 kilometer (3,7 mi) diperbesar menjadi empat jalur untuk menghubungkan E6 menuju bandara. Jalur ini menghabiskan biaya NOK 1 miliar. Setelah pembukaan bandara, Jalan Raya Nasional 35 diperbesar ke arah barat sebagai jalan tol dua jalur. Selain itu Jalan Raya Nasional Norwegia 120 dan Jalan Raya Nasional Norwegia 174 juga ditingkatkan.[32]

Pembukaan dan pertumbuhan

Icelandair melakukan taksi

MAskapai penerbangan pertama yang melakukan penrbangan berjadwal adalah Color Air. Sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah yang mengambil keuntungan dari peningkatan kapasitas Gardermoen dan mulai berkompetisi dengan SAS dan Braathens pada rute menuju Bergen, Trondheim dan Ålesund. Hal ini berlangsung hingga bulan Oktober 1999, saat Color Air mengajukan permohonan bangkrut. Selama waktu tersebut, ketiga maskapai kehilangan cukup banyak uang, terutama karena rendahnya muatan kabin. Untuk memenangkan pasar, ketiganya memiliki keinginan mendapatkan jadwal keberangkatan per hari sebanyak-banyaknya ke kota lain.

Gardermoen memiliki banyak masalah dengan kabut dan hujan dingin, dan harus ditutup beberapa kali. Hal ini juga menjadi maslaah di Fornebu, dan dilaporkan juga menjadi masalah yang sama di Hurum. Rata-rate terjadi tiga kali hujan sangat dingin setiap bulan pada saat musim dingin.[22] Penggunaan cairan penghilang es dilarang karena di bawah bandara terdapat Delta Tandrum Delta, salah satu cadangan air tanah murni terbesar di negara tersebut.[33] Pada 14 Desember 1998, sebuah kombinasi dari hujan dingin dan kabut tebal menyebabkan lapisan es sangat tipis di Gardermoen. Sedikitnya dua puluh mesin pesawat mengalami kerusakan karena es saat lepas landas, dan lima pesawat harus melakukan pedaratan darurat dengan hanya satu mesin yang bekerja.[22] Pada 18 Januari 2006, sebuah sistem penghilang es Infratek dipasang, yang menggunakan pemanas infra merah di dalam sebuah tenda hangar besar. Diharapkan proses ini dapat mengurangi kebutuhan jat anti es kimia hingga 90%, tetapi teknik ini terbukti tidak cocok untuk bandara ini.[34]

Pada tahun 1999, Northwest Airlines secara singkat mengoperasikan sebuah penerbangan antara Oslo dan Minneapolis, Amerika Serikat, selama beberapa bulan sebelum dihentikan karena muatan yang sedikit.[35][36] Pada bulan Oktober 2001, satu-satunya penerbangan antar benua, menuju New York-Newark, dengan pesawat Scandinavian Airlines Boeing 767-300 dihentikan. Pada tahun 2004, Scandinavian Airlines dan Continental Airlines memulai layanan pada rute tersebut kembali masing-masing menggunakan Airbus A330 dan Boeing 757-200. Terdapat juga penghubung reguleh oleh Pakistan International Airlines menuju Islamabad dan Lahore, Norwegian Air Shuttle menuju Bangkok, New York - JFK, Fort Lauderdale, Oakland (San Francisco), Los Angeles dan Orlando menggunakan 787 Dreamliner dan Dubai, Agadir dan Marrakech dengan 737-800, dan Thai Airways menuju Bangkok, Qatar Airways menuju Doha. Pada tahun 2012, bandara membuka sebuah terminal VIp baru seluas 650-meter-persegi (7.000 sq ft) yang secara khusus digunakan oleh keluarga kerajaan, Perdana Menteri Norwegia dan pemerintah dan kepala negara asing.[37]

Fasilitas

Terminal 1
Kedatangan dan stasiun kereta api

Bandara berada di wilayah seluas 13 kilometer persegi (5,0 sq mi) dan berbasis pada model Atlanta, dengan dua landasan pacu paralel dan sebuah terminal dengan dua sayap dalam satu baris.[29][38] Penerbangan komersial dan peberbangan umum tidak dioperasikan di bandar udara Oslo, dan utamanya dilakukan dari Bandar Udara Kjeller, Bandar Udara Rakkestad dan Bandar Udara Tønsberg, Jarlsberg.[39] Bandar Udara Oslo terletak di 19 mil laut (35 km; 22 mi) utara-timur laut dari pusat kota Oslo.[1]

Terminal

Terminal penumpang memiliki luas 148.000 meter persegi (1.590.000 sq ft) dan memiliki panjang 819 meter (2.687 ft).[29][40] Wilayah terminal memiliki 52 tempat parkir pesawat, di mana 34 diantaranya terhubung dengan jembatan garbarata dan 18 terpisah dari bangunan.[29] Gerbang untuk penerbangan domestik terletak di sayap barat, sedangkan gerbang untuk penerbangan internasional berada di timur, dengan gerbang untuk penerbangan menuju destinasi non-Schengen berada di ujung sayap. Tiga gerbang yang terdekat dengan bagian terminal merupakan gerbang fleksibel yang digunakan untuk penerbangan domestik maupun internasional Schengen, sedangkan empat gerbang di dekat ujung sayap timur merupakan gerbang fleksibel untuk penerbangan internasional Schengen dan non-Schengen.[41] Pengendali Uni Eropa kadang kala meragukan sistem gerbang fleksibel Schengen/non-Schengen, dan terdapat beberapa insiden dinama pintu yang salah dibuka sehingga penumpang yang seharusnya melewati kontrol perbatasan tidak melewatinya.[42] Kapasitas saat ini yang sebesar 23 juta akan segera terlampaui; pada tahun 2013, 22,9 juta penumpang menggunakan bandara tersebut.[43][44] Bandara ini merupakan tempat yang "sunyi", sehingga pengumuman mengenai penerbangan hanya dilakukan di tempat yang dekat dengan gerbang. Terdapat sebuah taman bermain di wilayah domestik dan internasional, dan sebuah ruang sunyi di wilayah domestik. Personel medis dapat ditemukan di bandara.[45]

Karena prosedur bea cukai bandara untuk penumpang lanjutan (bagasi harus dibawa, ditunjukkan kepada bea cukai dan diperiksa saat melakukan perpindahan dari penerbangan internasional ke domestik), beberapa penumpang transit sekarang menghindari Bandar Udara Oslo dan mencari rute lain yang memungkinkan. Proses pemeriksaan bea cukai sebelum melanjutkan ke penerbangan domestik sebenarnya tidak hanya terjadi di Bandara Oslo, tetapi umum di banyak negara.[46]

Sekitar separuh pendapatan operator bandara berasal dari ritel. Terdapat dua puluh tempat makan dan minum, ditambah dengan beberapa toko, bank dan kantor pos. Secara keseluruhan, lahan seluas 8.000 meter persegi (86.000 sq ft) digunakan untuk restoran, toko, dan layanan yang tidak berhubungan dengan penerbangan.[44][47] Toko bebas bea di wilayah keberangkatan seluas 1.530 meter persegi (16.500 sq ft) merupakan yang terbesar di Eropa. TOko terletak di depan ilayah internasional, mengambil bagian besar di lebar terminal.[48] Bandar berusaha mengarahkan seluruh penumpang untuk melewati toko bebas bea.[49] Tanda yang dipakai untuk mencegah penumpang tidak melewati toko dihilangkan pada tahun 2008 setelah muncul kritik.[50][51] Penumpang yang datang dapat mengakses toko bebas bea yang lebih kecil di tempat pengambilan bagasi.

Sebagai tambahan dari terminal utama, bandara mengoperasikan ruang tunggu VIP tersendiri bagi Keluarga Kerajaan Norwegia, anggota pemerintahan Norwegia dan pemerintah, tamu dan diplomat asing.[52] Terminal-GA, terletak di sebelah barat bandara, melayani maskapai penerbangan kargo, pesawat jet bisnis, dan pesawat ambulans.[53] Bandara dihangatkan dengan pemanas wilayah dengan sumber dari panas bumi. Bandara menggunakan energi 32,6 GWh/tahun untuk pemanasan dan 5,6 GWh/tahun untuk pendinginan. Sebagai tambahan bandara menggunakan 110 GWh/tahun untuk listrik.[54]

Seni dan arsitektur

Ruang tunggu Scandinavian Airlines

Arsitek bandara adalah Aviaplan, sebuah joint venture antara agensi Narud Stokke Wiig (sekarang Nordic — Office of Architecture), Niels Torp, Skaarup & Jespersen dan Hjellnes Cowi.[38] Arsitek utamanya adalah Gudmund Stokke. Bangunan memiliki atap mengambang yang ringan. Pada awalnya dinding dulu yang dibangun, dan atap ditutupkan di atasnya. Setelah itu fasiltas internal dapat ditambahkan. Atap ditahan dengan penahan kayu. Bahan bangunan utamanya adalah kayu, logam, dan kaca. Maskapai diharuskan memiliki aturan bangunan yang sama untuk bangunan mereka sendiri.[55]

Kesenian utama di sisi tanah di bandara adalah Alexis, terdiri dari enam patung dari baja tahan karat yang dibuat oleh Per Inge Bjørlo. Pada sisi udara, Carin Wessel menggunakan anyaman sepanjang 30.000 meter (98.000 ft) untuk menciptakan kesan awan dan jaring, yang dinamai Ad Astra. Anna Karin Rynander dan Per-Olof Sandberg bekerja sama membuat dua seni instalasi: The Marathon Dancers, di tempat pengambilan bagasi, adalah satu set papan elektronik yang menunjukkan orang yang menari. Sound Refreshment Station, di mana keenamnya ditempatkan di wilayah keberangkatan, adalah shower suara yang akan menghasilkan suara menyegarkan saat seseorang berada tepat di bawahnya. Sidsel Westbø telah memasang dinding kaca. Di wilayah check in, terdapat kotak kecil di bawah lantai dengan penutup kaca yang berisi hal yang menarik. Bersama dengan kesenian yang dibangun di sana, beberapa lukisan dan patung juga dibeli.[56] DI persimpangan Jalan Nasional 35 dan Rute Eropa E6, Vebjørn Sand membangun sebuah patung setinggi 14-meter (46 ft) bernama Kepler Star. Bangunan ini terdiri dari dua polihedron Kepler–Poinsot yang bersinar dari dalam, menyerupai sebuah bintang raksasa di langit saat gelap.

Landasan pacu dan pengendali udara

Menara ATC

Bandara memiliki dua landasan pacu paralel, dengan arah 01/19. Landasan pacu barat 01L/19R memiliki panjang 3.600 x 45 meter (11.811 ft × 148 ft), sedangkan landasan pacu timur 01R/19L memiliki panjang 2.950 x 45 meter (9.678 ft × 148 ft).[1] Keduanya memiliki jalur taksi, yang memungkinkan 80 pergerakan pesawat per jam.[29] Landasan pacu dilengkapi dengan sistem pendaratan instrumen CAT IIIA[57] dan bandara diawasi oleh menara kontrol setinggi 91-meter (299 ft).[44] Setelah pesawat mennggalkan bandara pada jarak 15 kilometer (9 mi) dari bandara, tanggung jawab diambil alih oleh Pusat Pengendali Lalu Lintas Udara Oslo, yang mengawasi wilayah udara dengan menggunakan Radar Haukåsen. Terdapat dua radar darat di bandara, berlokasi di titik jauh masing-masing landasan pacu. Di gerbang dan landasan pacu terdapat sistem pencahayaan otomatis yang akan memandu pesawat. Pada aspal, sistem tersebut diawasi oleh radar, dan dikendalikan oleh sensor gerak di gerbang.[58]

Terdapat tiga platform penghilang es.[59] Dua pemadam kebakaran masing-masing dilengkapi dengan tiga mobil pemadam kebakaran, dan menjadi bagian dari satuan pemadam kebakaran kota.[60] Layanan meteorologi dioperasikan oleh Institut Meteorologi Norwegia, yang memiliki 12 stasiun cuaca dan 16 pegawai di bandara. Bagian ini juga meliputi runag briefing dan informasi penerbangan swalayan, sebagai tambahan ruang briefing untuk professional.[61] Pembatasan pergerakan pesawat diberlakukan pada pukul 23:00 hingga 06:00, meskipun masih diijinkan bila pendaratan dilakukan dari utara dan lepas landas ke arah yang sama.[62]

Stasiun udara

Angkatan Udara Kerajaan Norwegia memiliki sebuah pangkalan udara di Gardermoen, berlokasi di sebelah utara dari termnal penumpang di Bandara Oslo. Pangkalan ini dibuka tahun 1994 dan ditempati oleh Skadron-335 yang mengoperasikan tiga pesawat transport Lockheed C-130 Hercules. Pangkalan udara tersebut juga menangani seluruh penerbangan kargo militer yang ke luar negeri. Angkatan Udara memiliki bangunan seluas 41.000 meter persegi (440.000 sq ft), dengan jarak jalan kaki terjauh adalah 400 meter (1.300 ft). Stasiun ini dibangun sedemikian rupa sehingga dapat diperluas dengan cepat apabila dibutuhkan, tanpa harus menggunakan wilayah penerbangan sipil. Pihak militer juga menggunakan terminal sipil untuk kebutuhan transportasi penumpang mereka, dan mengirimkan 200.000 orang setiap tahun ke terminal utama dengan penerbangan charter dan berjadwal.[63] Pangkalan udara ini juga menjadi pintu masuk untuk VIP dan pejabat yang akan keluar masuk Norwegia.

Maskapai

Berjadwal tetap

Carter

Kargo

Pesawat kargo berikut terbang ke Bandara Oslo:

Pegasus Airlines memberikan pelayanan helikopter.

Referensi

  1. ^ a b c d "ENGM – Oslo" (PDF). AIP Norge/Norway. Avinor. 31 May 2012. AD 2 ENGM. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-06-05. Diakses tanggal 23 August 2012. 
  2. ^ "Flight timetables". Oslo Lufthavn. Diakses tanggal 16 April 2011. 
  3. ^ "Om prosjektet (Norwegian)". Oslo Lufthavn. Diakses tanggal 16 April 2011. 
  4. ^ a b Bredal, 1998: 100
  5. ^ Bredal, 1998: 13
  6. ^ Bredal, 1998: 14–16
  7. ^ Wisting, 1989: 63–65
  8. ^ Bredal, 1998: 16
  9. ^ Wisting, 1989: 13–20
  10. ^ Wisting, 1989: 30
  11. ^ Wisting, 1989: 35–41
  12. ^ Wisting, 1989: 58–61
  13. ^ Bredal, 1998: 17–18
  14. ^ Bredal, 1998: 14
  15. ^ Bredal, 1998: 19
  16. ^ Bredal, 1998: 17–19
  17. ^ Wisting, 1989: 80–83
  18. ^ Bredal, 1998: 23–26
  19. ^ Bredal, 1998: 28–29
  20. ^ The Norwegian Institute of Journalism. "SKUP Prize 1999" (dalam bahasa Norwegian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-24. Diakses tanggal 2007-02-25. 
  21. ^ Enghaug, Pål; et al. "Wiborg and the Gardermoen weather report" (dalam bahasa Norwegian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-06. Diakses tanggal 2007-02-25. 
  22. ^ a b c whistleblowers.dk. "The political plotting of an airport". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-08. Diakses tanggal 2007-02-25. 
  23. ^ California Aviation Alliance. "Norwegian airport probe says court of impeachment must be considered". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-03. Diakses tanggal 2007-02-25. 
  24. ^ a b Bredal, 1998: 39
  25. ^ Bredal, 1998: 83–84
  26. ^ Bredal, 1998: 104
  27. ^ Bredal, 1998: 45
  28. ^ Bredal, 53–65
  29. ^ a b c d e Bredal, 1998: 42
  30. ^ Bredal, 170–173
  31. ^ Bredal, 1998: 137–141
  32. ^ Bredal, 1998: 141–146
  33. ^ http://www.cosis.net/abstracts/EGS02/06897/EGS02-A-06897.pdf
  34. ^ Travelnews. "Infrared fiasco at Gardermoen" (dalam bahasa Norwegian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-02-25. 
  35. ^ Lillesund, Geir (30 March 1999). "Bare Braathens kutter ruter i sommerprogrammet" (dalam bahasa Norwegian). Norwegian News Agency. 
  36. ^ Moberg, Knut (31 September 1999). "Gardermoen er flyselskapenes mareritt". Dagbladet (dalam bahasa Norwegian). 
  37. ^ "Skuddsikker terminal for de viktige". Dagens Næringsliv (dalam bahasa Norwegian). 31 January 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-31. Diakses tanggal 31 January 2012. 
  38. ^ a b Bredal, 1998:45
  39. ^ Bredal, 1998: 194
  40. ^ Bredal, 1998: 188
  41. ^ Map of OSL terminal
  42. ^ "Polakker ankom uten kontroll" (dalam bahasa Norwegian). Verdens Gang. 18 July 2001. Diakses tanggal 10 June 2011. 
  43. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama stats
  44. ^ a b c "Facts and figures". Oslo Lufthavn AS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-29. Diakses tanggal 16 April 2012. 
  45. ^ Bredal, 1998: 188–190
  46. ^ "Customs May Be Simplified" (dalam bahasa Norwegian). [pranala nonaktif permanen]
  47. ^ "Shops and dining". Oslo Lufthavn AS. Diakses tanggal 16 April 2012. 
  48. ^ Von Hanno Brockfield, Johan (12 May 2005 (updated 19 April 2009)). "Her åpner Europas største tax-free" (dalam bahasa Norwegian). Aftenposten. Diakses tanggal 2009-05-26. 
  49. ^ Mikalsen, Knut-Erik (6 September 2008). "Her går du rett i taxfree-fella" (dalam bahasa Norwegian). Aftenposten. Diakses tanggal 2009-05-26. 
  50. ^ Mikalsen, Knut-Erik (8 September 2008). "Taxfree-fellen blir fjernet" (dalam bahasa Norwegian). Aftenposten. Diakses tanggal 2009-05-26. 
  51. ^ Mikalsen, Knut-Erik (28 September 2008). "Taxfree-fellen er fjernet" (dalam bahasa Norwegian). Aftenposten. Diakses tanggal 2009-05-26. 
  52. ^ "Skuddsikker terminal for de viktige" (dalam bahasa Norwegian). Dagens næringsliv. 31 January 2012. Diakses tanggal 2012-04-17. 
  53. ^ Bredal, 1998: 194–195
  54. ^ Bredal, 1998: 110–111
  55. ^ Bredal, 1998: 45–50
  56. ^ Bredal, 1998: 131–136
  57. ^ Bredal, 1998: 175
  58. ^ Bredal, 1998: 179–181
  59. ^ "De-icing areas. Oslo Airport" (PDF). AIP Norge/Norway. Avinor. 17 November 2011. hlm. AD 2 ENGM 2–6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-06-05. Diakses tanggal 23 August 2012. 
  60. ^ "Brann og redning – en viktig medspiller i nærmiljøet (Norwegian)". Oslo Lufthavn AS. Diakses tanggal 17 April 2012. 
  61. ^ Bredal, 1998: 157–160
  62. ^ Bredal, 1998: 181
  63. ^ Bredal, 1998: 103