Qais bin Sa'ad
Qais bin Sa'ad bin Ubadah (bahasa Arab: قيس بن سعد بن عبادة) adalah seorang pemimpin terkemuka pasukan Muslim yang terkenal sangat cerdas, banyak akal, dan encer otaknya. Dia adalah Putra dari Sa'ad bin Ubadah, salah satu pemuka dari kaum Anshar. Dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad dan juga Ali bin Abi Thalib.[1] Kelahiran dan kehidupan awalQays ibn Sa'ad dilahirkan di Madinah sekitar masa Muhammad. Ayahnya adalah Sa'd ibn Ubadah, pemimpin suku Khazraj . Beliau dikenal dikalangan penduduk Anshor sebagai seorang pemimpin dan sangat dicintai oleh kaumnya.[1] Qais bin Sa'ad bin Ubadah berasal dari keluarga Arab yang paling dermawan dan ketturunan yang mulia. Muhammad bersabda, "Kedermawanan adalah karakter keluarga ini.[1] Masuk IslamSetelah Sa'ad bin Ubadah masuk Islam, dia memperkenalkan putranya, Qays kepada Muhammad. Sa'ad memberi tahu Nabi Muhammad,[1]
Muhammad bahagia dengan Qays dan mengatakan kepadanya,[1]
Muhammad juga berkata, "Kedudukan Qays bin Sa'ad disisi Muhammad itu seperti kedudukan pengawal disisi pemimpin"[1] Gelar QaysQays diberi gelar al-Ansari (الانصاري), yang berarti 'penolong' atau 'pendukung' dalam bahasa Arab. kunyahnya adalah Abu Fadl. Hal ini karena beliau termasuk kaum Anshor yang membantu Nabi Muhammad dan kaum muslimin ketika Hijrah ke Madinah.[1] Karakteristik QaysKetika Qays memeluk Islam, dia benar-benar mengubah kehidupan, sikap, visi, dan wataknya.Qays Berkata, "kalau bukan karena Islam, saya sanggup membikin tipu daya yang tidak dapat ditandingi oleh arab manapun". Sehingga, dia betul-betul mengendalikan kecerdikannya tersebut jangan sampai melanggar syariat Islam. hal ini Karena beliau sadar, bahwa makar atau rencana yang jahat itu sangat dibenci Allah. Allah Azza wajalla berfirman:[1] "Rencana yang jahat hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri" (QS Fathir: 43)[1] Qays juga memegang teguh Nasihat Rosulallah. ia berkata, kalau bukan karena aku pernah mendengar Muhammad bersabda, "Tipu daya dan muslihat lici itu didalam neraka", niscaya akulah orang yang paling licik diumat ini. Selain kecerdasannya dalam merancang strategi, Qays dan keluarganya juga terkenal akan kedermawanannya.[1] Keluarga Qays adalah keluarga yang sangat kaya lagi dermawan. Mereka bahkan memiliki pelayan yang bertugas ditempat ketinggian memanggil siapa saja yang hendak bertamu untuk makan bersama mereka disiang hari. dan pada malam hari menyalakan api untuk menjadi petunjuk bagi musafir yang lewat.[1] Qays bin Sa'ad as mendapat didikan kedermawanan dari keluarga besarnya. Seperti juga kakek kedua Qays, Dulaim bin haritsah sangat terkenal suka memberikan makan kaumnya dengan lemak dan daging. sampai-sampai orang-orang mengatakan, "Siapa yang ingin memakan lemak dan daging, silahkan mampir ke benteng perkampungan Dulaim bin Haritsah".[1] Bahkan kedermawanan Qays ini sempat diperbincangkan oleh dua sahabat utama Muhammad, Sayyidina Abu Bakar dan Umar. Mereka berkata, "Kalau kita biarkan pemuda ini (qays) dengan kedermawanannya, niscaya hartanya akan habis tak bersisa".[1] Dan di antara contoh kedermawanan Qays adalah suatu ketika beliau memberikan pinjaman yang besar kepada temannya yang sedang kesulitan ekonomi. Pada hari yang telah ditentukan untuk melunasi utangnya, orang yang bersangkutan sudah akan melunasi hutangnya. Tapi Qays tidak mau menerimanya, ia berkata, "Kami tidak akan menerima kembali apapun yang telah kami berikan".[1] Qays bin Sa'ad juga terkenal sebagai seorang yang pemberani dimedan peperangan. Beliau selalu mengikuti peperangan dengan Muhammad maupun setelah Muhammad.[1] Ia ikut menasihati kaum Khawarij bersama Abu Ayyub al Anshori dan pasukan Ali bin Abi Thalib.[2] Gubernur MesirKetika Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah, Qays ibn Sa'ad terpilih untuk menjadi gubernur Mesir untuk sementara waktu sebelum digantikan Muhammad bin Abu Bakar.[1][2] Qays bin Sa'ad juga berada dipihak Sayyidina Ali dalam perseteruannya dengan sahabat, Muawiyah bin Abi Sufyan ra.[1] Ia pula yang pertama membaiat Hassan bin Ali setelah terbunuhnya Ali pada 40 H.[2] KematianQays bin Sa'ad meninggal dunia pada tahun 59 H (678-679 M) di wilayah Madain, sebelah utara Madinah al munawarah saat memimpin pasukan Hassan melawan Muawiyah..[1] Lihat juga
Referensi
Daftar pustaka
|