Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Nonkonformitas gender

Nonkonformitas gender atau varians gender adalah ekspresi gender yang ditunjukan oleh individu dengan perilaku, perangai, dan/atau penampilan yang tidak sesuai dengan norma gender maskulin atau feminin. Individu dapat menonkonformkan gendernya tanpa memandang identitas gendernya, baik itu pada orang transgender, nonbiner, maupun cisgender. Orang transgender yang tampak menonkonformkan gendernya setelah transisi akan lebih mungkin untuk mengalami diskriminasi.[1]

Terminologi

Olga Syahputra, seorang pemeran, penyanyi, presenter, dan komedian di Indonesia yang dianggap menonkonformkan gender pada eranya[2]

Istilah untuk menggambarkan varians gender diantaranya adalah varian gender (Inggris: gender-variant), menonkonformkan gender (Inggris: gender-nonconforming), ragam gender (Inggris: gender-diverse), dan atipikal gender (Inggris: gender-atypical).[3] Istilah varians gender dan varian gender umumnya digunakan oleh peneliti di bidang psikologi,[4][5][6] psikiatri,[7] antropologi,[8] dan kajian gender, juga oleh para advokat varian gender itu sendiri.[9] Istilah varian gender sengaja dibuat luas—yang meliputi istilah-istilah spesifik seperti transseksual, waria, butch atau buci dan femme atau femi, banci, boti, tomboi, femboi, transvesti, hijra, serta bissu, calabai, dan calalai.

Istilah "transgender" biasanya memiliki makna yang lebih sempit dengan konotasi yang berbeda—contohnya merujuk pada identifikasi diri yang berbeda dari gender yang ditunjuk saat lahir.[10] Tidak semua orang varian gender mengidentifikasi diri mereka sebagai transgender, dan tidak semua orang transgender mengidentifikasi diri mereka sebagai varian gender pula—banyak yang mengidentifikasi diri mereka cukup sebagai perempuan dan laki-laki.[6] Identitas gender adalah perasaan internal seseorang atas gendernya sendiri; meski sebagian orang punya identitas gender laki-laki dan perempuan, bagi sebagian orang yang lain—identitas gender merupakan pengalaman yang kompleks.[10]

Ekspresi gender adalah manifestasi eksternal dari identitas gender seseorang, biasanya melalui perilaku dan penampilan yang "maskulin", "feminin", maupun varian gender.

Asosiasi dengan orientasi seksual

Norma gender bervariasi menurut budaya dan negara. Norma gender pun dapat berubah antar periode sejarah di dalam suatu budaya. Contohnya, pegangan tangan antar-lelaki pada suku Pashtun di Afganistan merupakan hal yang biasa, tak ada anggapan bahwa perilaku tersebut dilakukan oleh orang gay—sebagaimana kebudayaan lain yang menganggap bahwa pegangan tangan antar-lelaki adalah bukti hubungan homoseksual. Meski demikian, pada banyak budaya, perilaku seperti menangis, kencenderungan untuk merawat dan mengasuh orang lain dengan cara yang terbuka secara emosional, merawat diri, serta minat pada pekerjaan domestik selain memasak dapat dilihat sebagai aspek nonkonformitas gender pada pria.[11][12][13] Pria yang cenderung memiliki perilaku dan perangai seperti itu acapkali distereotipkan sebagai laki-laki gay.

Penelitian menunjukan insidensi yang tinggi pada lelaki gay yang melaporkan bahwa dirinya memiliki perilaku yang atipikal gender di masa kanak-kanak, seperti memiliki minat yang rendah pada bidang atletis dan lebih menyukai permainan boneka. Penelitian yang sama juga menemukan bahwa ibu dari lelaki gay dapat mengingat perilaku atipikal gender pada putra mereka di masa kanak-kanak dengan frekuensi yang jauh lebih besar daripada ibu berputra lelaki heteroseksual.[14]

Pada perempuan, nonkonformitas gender pada masa dewasa acapkali dikaitkan dengan lesbianisme karena terbatasnya kotak-kotak identitas yang dihadapi oleh perempuan pada masa dewasa.[11][12][13] Meski demikian, perempuan lesbian dan biseksual mungkin akan lebih mudah untuk menolak gagasan tradisional tentang keperempuanan karena hukuman sosial atas perilaku tersebut tidak cukup efektif bagi mereka, atau setidaknya hukuman sosialnya tidak lebih efektif dibandingkan dengan pengalaman menjadi gay dan biseksual secara terbuka di masyarakat heteronormatif (yang konsekuensinya telah mereka alami sendiri). Hal ini mungkin dapat melatarbelakangi tingginya nonkonformitas gender yang dilaporkan sendiri oleh orang lesbian.[11][12][13]

Teoretis gender Judith Butler, dalam esainya Performative Acts and Gender Constitution: An Essay in Phenomenology and Feminist Theory menyatakan bahwa "gender yang diskret (terkategorikan) adalah bagian dari apa yang memanusiakan individu dalam budaya kontemporer. Betul saja, bahwa mereka yang gagal memerankan gender mereka dengan benar acapkali dihukum. Hal ini karena tidak ada 'esensi' yang diekspresikan maupun dieksternalisasikan oleh gender, serta tidak ada pula cita-cita obyektif yang dicita-citakan oleh gender."[15] Butler berpendapat bahwa gender bukan aspek inheren dari identitas, ia lebih lanjut menyatakan, "...seseorang mungkin akan mencoba mendamaikan tubuh bergender mereka sebagai warisan dari berbagai tindakan yang telah mengendap dalam diri mereka (Inggris: sedimented acts), bukan sebagai struktur, esensi, ataupun fakta yang telah ajeg maupun telah ditentukan sebelumnya, baik yang bersifat alamiah, budaya, maupun bahasa."[15]

Penelitian mengenai asosiasi orientasi seksual dengan identitas gender nonbiner menemukan hal ini:[16]

Mayoritas responden nonbiner ... teridentifikasi memiliki orientasi seksual (sebagai) minoritas seksual, yang konsisten dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Adanya tumpang tindih yang substansial antara gender nonbiner dengan status minoritas seksual ini (merupakan temuan yang) menarik dan mendukung konseptualisasi bahwa identitas gender nontradisional (yakni, di luar gender biner) dan orientasi seksual adalah konstruksi yang berbeda, tetapi juga saling berkaitan.

Lelaki biseksual dan gay yang tidak menyesuaikan diri (Inggris: conform) dengan norma gender di lingkungannya mungkin akan mengalami diskriminasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menyesuaikan diri dengan norma tersebut. Salah satu penelitian menunjukan bahwa lelaki gay dan biseksual Latino yang menonkonformkan gendernya cenderung menghadapi tingkat homofobia dan tekanan psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan mereka yang mengikuti norma gender. Lebih jauh lagi, nonkonformitas terhadap norma gender tradisional dapat meningkatkan risiko percobaan bunuh diri di kalangan remaja gay, sedangkan penelitian pada kalangan lesbian tidak secara konsisten menunjukan pola yang sama.[17] Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih tingginya tingkat penganiayaan terhadap anak laki-laki yang menunjukan sifat-sifat feminin, baik itu oleh orang tua maupun teman sebayanya—khususnya di dunia barat.[18]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Miller, Lisa; Grollman, Eric Anthony (2015-09-01). "The Social Costs of Gender Nonconformity for Transgender Adults: Implications for Discrimination and Health". Sociological Forum. 30 (3): 809–831. doi:10.1111/socf.12193. PMC 5044929. PMID 27708501. gender nonconformity may heighten trans people's exposure to discrimination and health‐harming behaviors. Gender nonconforming trans adults reported more events of major and everyday transphobic discrimination than their gender conforming counterparts. That is, the more frequently trans people are read as transgender or gender nonconforming by others, the more they are subject to major and day‐to‐day discriminatory treatment.
  2. ^ Liputan6.com (2013-10-03). "Olga Syahputra Vs Aming, Siapa Paling Cantik?". liputan6.com. Diakses tanggal 2025-06-10. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  3. ^ Haldeman, Douglas C. (2000-01-01). "Gender Atypical Youth: Clinical and Social Issues". School Psychology Review. 29 (2): 192–200. doi:10.1080/02796015.2000.12086007. S2CID 142509837. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2019-12-15. Diakses tanggal 2018-05-29.
  4. ^ Carroll, Lynne; Gilroy, Paula J.; Ryan, Jo (2002). "Counseling Transgendered, Transsexual, and Gender-Variant Clients". Journal of Counseling & Development. 80 (2): 131–139. doi:10.1002/j.1556-6678.2002.tb00175.x. ISSN 0748-9633.
  5. ^ Lev, Arlene Istar (2004). Transgender Emergence: Therapeutic Guidelines for Working with Gender-Variant People and their Families. New York: The Haworth Clinical Practice Press. ISBN 978-0-7890-0708-7. OCLC 51342468.
  6. ^ a b Stitt, Alex (2020). ACT For Gender Identity: The Comprehensive Guide. London: Jessica Kingsley Publishers. ISBN 978-1-78592-799-7. OCLC 1089850112.
  7. ^ Karasic, Dan; Drescher, Jack, ed. (2005). Sexual and gender diagnoses of the Diagnostic and Statistical Manual (DSM) : a reevaluation. New York: Haworth Press. hlm. 125–134. ISBN 978-0-7890-3213-3. OCLC 61859826.
  8. ^ Nanda, Serena (2000). Gender diversity: crosscultural variations. Prospect Heights, Ill.: Waveland Press, Inc. ISBN 978-1-57766-074-3. OCLC 43190536.
  9. ^ "Gender Education and Advocacy (GEA) is a national [US] organization focused on the needs, issues and concerns of gender-variant people in human society." Mission statement, available on the front page of the group's website: www.gender.org
  10. ^ a b Gay and Lesbian Alliance Against Defamation. "GLAAD Media Reference Guide, 8th Edition. Transgender Glossary of Terms" Diarsipkan 2012-05-30 di Wayback Machine., GLAAD, US, May 2010. Retrieved on 2011-03-02.
  11. ^ a b c Friedman, RC (2008). Sexual Orientation and Psychodynamic Psychotherapy Sexual Science and Clinical Practice. Columbia University Press. hlm. 53–7. ISBN 978-0-231-12057-9.
  12. ^ a b c Baumeister, Roy F. (2001). Social Psychology and Human Sexuality: Essential Readings. Psychology Press. hlm. 201–2. ISBN 978-1-84169-018-6.
  13. ^ a b c Brookley, Robert (2002). Reinventing the Male Homosexual: The Rhetoric and Power of the Gay Gene. Indiana University Press. hlm. 60–65. ISBN 978-0-253-34057-3.
  14. ^ J. Michael Bailey, Joseph S. Miller, Lee Willerman; Maternally Rated Childhood Gender Nonconformity in Homosexuals and Heterosexuals, Archives of Sexual Behavior, Vol. 22, 1993.
  15. ^ a b Butler, Judith (1988-01-01). "Performative Acts and Gender Constitution: An Essay in Phenomenology and Feminist Theory". Theatre Journal. 40 (4): 519–531. doi:10.2307/3207893. JSTOR 3207893.
  16. ^ Reisner, Sari; Hughto, Jaclyn (2019-08-27). "Comparing the health of non-binary and binary transgender adults in a statewide non-probability sample". PLOS ONE. 14 (8): e0221583. Bibcode:2019PLoSO..1421583R. doi:10.1371/journal.pone.0221583. PMC 6711503. PMID 31454395.
  17. ^ Hart, Trevor A.; Noor, Syed W.; Tulloch, Tyler G.; Sivagnanasunderam, Buvani; Vernon, Julia R. G.; Pantalone, David W.; Myers, Ted; Calzavara, Liviana (July 2019). "The Gender Nonconformity Teasing Scale for gay and bisexual men". Psychology of Men & Masculinities (dalam bahasa Inggris). 20 (3): 445–457. doi:10.1037/men0000179. ISSN 1939-151X. S2CID 149491355.
  18. ^ Skidmore, W. Christopher; Linsenmeier, Joan A. W.; Bailey, J. Michael (2006-12-01). "Gender Nonconformity and Psychological Distress in Lesbians and Gay Men". Archives of Sexual Behavior (dalam bahasa Inggris). 35 (6): 685–697. doi:10.1007/s10508-006-9108-5. ISSN 0004-0002. PMID 17109224. S2CID 21131479.
Kembali kehalaman sebelumnya