Insiden di Makam Gaoping
Insiden di Makam Gaoping adalah sebuah kudeta yang terjadi pada 5 Februari 249 di negara Cao Wei pada masa Zaman Tiga Negara (220-280) di Tiongkok. Insiden ini melibatkan pihak Sima Yi dengan Cao Shuang dimana keduanya merupakan wali penguasa kepada Kaisar Cao Fang yang saat itu masih berusia 17 tahun. Pada hari tersebut, saat Cao Shuang dan saudaranya menemani kaisar menuju ke makam Gaoping untuk berziarah, Sima Yi melancarkan kudeta; mengambil kendali ibukota Luoyang dan mengeluarkan titah yang mendaftari dosa-dosa Cao Shuang. Cao Shuang menyerahkan diri dan mundur sebagai wali penguasa setelah diyakinkan bahwa keluarganya akan diampuni, percaya bahwa ia masih akan hidup makmur. Tidak lama kemudian, Cao Shuang dan keluarganya dihukum karena melakukan tindakan makar dan dibantai pada 9 Februari. Kudeta ini menaikkan kekuatan keluarga Sima dan akhirnya mengarah ke keruntuhan Cao Wei oleh keluarga Sima yang mendirikan Dinasti Jin. Latar belakangKaisar Cao Rui meninggal pada Januari 239 dan digantikan oleh anak angkatnya Cao Fang yang berumur 7 tahun. Sebelum meninggal, Cao Rui memerintah Panglima Tertinggi Cao Shuang dan Marsekal Agung Sima Yi sebagai wali penguasa untuk membantu Cao Fang. Cao Shuang sendiri merupakan putra Cao Zhen. Pada awal pemerintahannya, Cao Shuang melayani Sima Yi seperti ayahnya sendiri dan tidak berani bertindak sendiri karena Sima Yi lebih tua dan lebih terhormat. He Yan dan yang lainnya menasihati Cao Shuang bahwa "kekuasaan tidak boleh dipercayakan kepada satu orang". Cao Shuang kemudian mulai memonopolikan kekuasaan[2] kepada dirinya dan dua saudaranya, Cao Xi dan Cao Xun berserta pendukungnya. Ia mendengarkan saran He Yan, Deng Yang dan Ding Mi (丁謐) dan memindahkan Janda Permaisuri Guo ke Istana Yongning (永寧宮) agar tidak bisa intervensi. Cao Shuang mengangkat pendukungnya dan tidak menaikkan pangkat Sima Yi. Segera setelah itu, ia mengangkat Sima Yi ke posisi Guru Besar dan mengambil alih kekuasaan militernya. Setelah itu, ia mengangkat adik-adiknya, Cao Xi dan Cao Xun, sebagai panglima tentara pusat dan jenderal Tentara Wuwei. Kelompok Cao Shuang kemudian sepenuhnya mengendalikan para pengawal istana. Sejak saat itu, Cao Shuang dan kroninya seperti He Yan mengendalikan jalannya pemerintahan dan memiliki kekuasaan besar baik dalam pemerintahan maupun negara. Cao Shuang bahkan menggunakan orang-orang berbakat Cao Rui sebagai penyanyi wanita dan merebut posisi pengawal upacara kaisar, sementara Sima Yi yang juga seorang wali penguasa disingkirkan. Kemudian, Cao Shuang mengangkat Xiahou Xuan menjadi Jenderal Ekspedisi Barat dan Sima Shi diangkat sebagai Jenderal Pengawal Pusat. Pada Agustus 245, Cao Shuang bermaksud menghapuskan kamp Zhonglei dan Zhongjian dan menggunakan prajurit mereka untuk secara langsung mengikuti Panglima Pusat Cao Xi guna memperkuat militer. Sima Yi menentang hal ini karena dianggap sebagai sistem lama kaisar sebelumnya, tetapi tidak berhasil. Cao Shuang menjadi lebih curiga terhadap Sima Yi.[3] Sima Yi tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pemerintah. Untuk menunggu waktu yang tepat dan mengumpulkan kekuatan, ia mengundurkan diri dari jabatannya pada Juni atau Juli 247 dengan alasan sakit untuk menghindari Cao Shuang dan sementara pensiun dari politik. Saat yang sama di Luoyang, muncul pernyataan "He (Yan), Deng (Yang) dan Ding (Mi) sedang berbuat kekacauan di ibukota."[4] Pada April atau Mei 248, kasim istana Zhang Dang (張當) secara ilegal mengeluarkan 11 wanita dari harem kekaisaran dan memberikan mereka kepada Cao Shuang agar dijadikan selir. Cao Shuang dan pendukungnya berpikir bahwa Sima Yi sangat sakit dan tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan mereka, jadi mereka berkomplotan dengan Zhang Dang untuk menyingkirkan Cao Fang dan menjadikan Cao Shuang sebagai kaisar. Namun, mereka masih takut bahwa Sima Yi masih bisa melakukan sesuatu untuk menghentikan mereka dan tetap bersiaga.[5] Saat yang sama, Li Sheng, salah satu pendukung Cao Shuang baru saja ditugaskan sebagai Inspektur Provinsi Jing. Cao Shuang secara rahasia memerintahnya untuk menemui Sima Yi untuk memeriksa keadaannya apakah ia beneran sakit seperti yang dikatakan Sima Yi sendiri. Jadi Li Sheng menjenguk Sima Yi sebelum pergi ke Provinsi Jing. Sima Yi mengetahui bahwa Li Sheng bukan datang menjenguknya jadi ia berpura-pura sakit parah di hadapan Li Sheng.[6] Li mengamati bahwa Sima Yi tidak bisa bergerak atau memakai pakaiannya tanpa bantuan pelayan dan bahkan tidak bisa memakan bubur tanpa mengotori pakaiannya. Ia kemudian berkata kepada Sima Yi, "Semuanya mengira penyakitmu masih ringan; namun, siapa yang sangka kamu bisa sakit seperti ini?" Sima Yi kemudian pura-pura batuk dan membalas, "Saya sudah tua dan sakit dan mungkin saya akan meninggal. Saat kamu pergi ke Provinsi Bing, kamu harus hati-hati karena tempat itu dekat wilayah barbar. Kita mungkin tidak akan bertemu lagi, jadi saya harap kamu bisa menjaga Shi dan Zhao." Li Sheng kemudian berkata, "Saya akan pulang ke provinsi kampung saya, bukan Provinsi Bing." Sima Yi berpura-pura salah dengar, "Bukankah kamu akan ke Provinsi Bing?", Li Sheng kembali menjawab, "Kampung saya berada di Provinsi Jing". Sima Yi kemudian berkata, "Saya sangat tua dan lemah, bahkan saya tidak dapat mendengarkan ucapanmu. Jadi sekarang kamu pulang ke provinsimu, sudah saatnya kamu melakukan pencapaian yang hebat!" Li Sheng kembali melapor kepada Cao Shuang dan berkata, "Sima Yi akan segera meninggal dan pikirannya sudah tidak waras. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan." Kemudian ia berkata, "Sangat sedih bahwa Guru Agung tidak lagi dalam keadaan sehat untuk mengabdi." Cao Shuang kemudian menurunkan siaga melawan Sima Yi.[7] Saat yang sama, Sima Yi dan Sima Shi secara diam-diam menyiapkan kudeta dan Sima Shi bahkan mengerahkan 3,000 tentara dalam upaya tersebut.[8] KudetaPada 5 Februari 249,[9] Cao Shuang, saudaranya dan rekan-rekan terdekat menemani Kaisar Cao Fang berziarah menuju ke Makam Gaoping (高平陵) untuk memberi hormat kepada ayah angkat dan kaisar sebelumnya, Cao Rui. Pada hari itu, Sima Yi mengambil kesempatan untuk melakukan kudeta melawan koleganya. Sima Yi pergi ke Istana Yongning untuk bertemu dengan Janda Permaisuri Guo dan memohonnya untuk mencopot Cao Shuang dari kekuasaan serta memerintah Sima Shi berserta 3,000 pasukan berkumpul di Gerbang Sima di istana dan pergi menuju ke gudang senjata. Melewati gerbang rumah besar Cao Shuang, Yan Shi, seorang perwira di bawah tenda Cao Shuang, naik ke atas dan mengarahkan panah ke Sima Yi. Namun, Sun Qian, seorang pengikut Cao Shuang, menarik siku Yan Shi untuk menghentikannya dan berkata, "Dunia ini tidak dapat diprediksi!" Akibatnya, Yan Shi tidak dapat menyerang. Proses ini terjadi tiga kali.[10] Setelah Sima Yi mengambil alih kendali gudang senjata, dia menutup gerbang Luoyang atas perintah Janda Permaisuri Guo dan memimpin pasukannya untuk menduduki Jembatan Luoshui. Kemudian dia menunjuk Menteri Dalam Negeri (司徒) Gao Rou sebagai jenderal sementara untuk mengambil alih kekuasaan militer Cao Shuang sebagai pejabat Panglima Tertinggi (大將軍); dan menunjuk Huan Fan sebagai panglima tertinggi, namun Huan Fan menolak setelah dibujuk oleh putranya.[11] Sebagai gantinya, Wang Guan ditunjuk sebagai panglima tertinggi untuk mengambil alih pasukan Cao Xi.[12] Menteri Keuangan (大司農) Huan Fan kabur dari Luoyang menuju ke perkemahan Cao Shuang di makam Gaoping. Saat Jiang Ji, sang Marsekal Agung (太尉), berkata kepada Sima Yi bahwa "kantong bijak" (sebuah julukan bagi Huan Fan) telah hilang, Sima Yi berkata bahwa mereka tidak perlu khawatir karena Cao Shuang tidak akan mendengarkan Huan Fan.[13] Setelah mengangkat Gao Rou sebagai pejabat Panglima Tertinggi, Sima Yi berkata kepadanya, "kamu sekarang akan menjadi Zhou Bo". Sima Yi mengambil alih kota Luoyang dan kemudian mengutus seseorang untuk melapor kepada Kaisar Cao Fang, dengan menyatakan bahwa ia mengikuti perintah Janda Permaisuri untuk memecat Cao Shuang dan saudara-saudaranya, mendaftarkan dosa-dosanya (seperti menyingkari pekerjaannya sebagai wali penguasa, korupsi, dan ingin makar).[14] Dekrit kekaisaran pertama kali disampaikan kepada Cao Shuang, yang begitu panik sehingga tidak tahu harus berbuat apa dan tidak berani memberikannya kepada Cao Fang. Ia meninggalkan keretanya di selatan Sungai Yi, memotong kayu untuk membuat tanduk rusa, dan menempatkan ribuan tentara untuk membela diri. Sima Yi memberi tahu Sima Fu bahwa kaisar tidak bisa tidur di luar ruangan, jadi ia mengirimkan tenda dan makanan kekaisaran ke kediaman sementara. Saat yang sama, Huan Fan mengusul agar Cao Shuang membawa kaisar ke Xuchang, mengecam Sima Yi sebagai pengkhianat bangsa, dan menyerukan seluruh elemen militer Wei untuk menyerang Sima Yi. Cao Shuang ragu-ragu, dan Huan Fan mencoba membujuk Cao Xi lagi, tetapi Cao Xi tidak mendengarkan. Akhirnya, Cao Shuang tidak mendengarkan saran tersebut dan pada malam hari, Huan Fan mengirimkan Xu Yun (許允) dan Chen Tai untuk menemui Sima Yi. Sima Yi menjelaskan kepada mereka bahwa ia hanya ingin Cao Shuang mundur. Sima Yi berturut-turut mengirim Xu Yun, Chen Tai, Yin Damu (尹大目), orang kepercayaan Cao Shuang, dan yang lainnya untuk membujuk Cao Shuang agar menyerah, dan berjanji bahwa selama Cao Shuang menghentikan pasukannya dan menyerahkan kekuatan militernya, dia masih dapat mempertahankan gelarnya.[15] Cao Shuang ragu-ragu semalaman, dan akhirnya berpikir bahwa meskipun menyerah berarti kehilangan kekuasaan, ia masih bisa menikmati kekayaan dan kemuliaan sebagai seorang bangsawan. Jadi ia menyerah, meminta kaisar untuk memecatnya, dan mengakui kesalahannya kepada Sima Yi. Setelah diberhentikan dari jabatannya, Cao Shuang dan saudaranya kembali ke kediaman mereka dan diawasi oleh Sima Yi.[16] Saat Huan Fan mencoba menghentikan Cao Shuang dari menyetujui kesepakatan ini, Cao Shuang berkata "Sima Yi hanya ingin melucuti kekuatan saya. Saya masih bisa pulang sebagai seorang marquis dan hidup kaya." Huan Fan hanya bisa menghela nafas dan memukul dadanya dengan frustasi. Cao Shuang kemudian membiarkan Cao Fang membaca surat Sima Yi dan setuju akan menyerahkan kekuasaanya.[17] AkibatPada 9 Februari 249,[18] kasim istana Zhang Dang ditangkap karena secara ilegal menyelundupkan keluar seorang pelayan istana kepada Cao Shuang. Di bawah tekanan siksaan, Zhang Dang menyatakan bahwa Cao Shuang dan He Yan ingin makar pada bulan Maret, menyebabkan Cao Shuang dan pendukungnya ditangkap.[19] Sima Yi meminta He Yan untuk menyelidiki kasus ini dan He Yan yang mengira bahwa ia bisa kabur berusaha menyelidiki kasus tersebut. He Yan kemudian melaporkan kepada kaisar bahwa dia telah menemukan tujuh keluarga yang terlibat, termasuk Ding Mi dan Deng Yang. Namun, Sima Yi mengatakan ada anggota keluarga lain. He Yan bertanya apakah itu dia. Sima Yi mengakuinya dan menangkap He Yan. Huan Fan juga dipenjara karena pernah mengancam bahwa Sima Yi sedang merencanakan pemberontakan. Setelah Si Fan mengakui kejahatannya, Huan Fan didakwa dengan tuduhan palsu.[20] Menurut hukum "tuduhan palsu dan tuduhan balik", mereka yang menuduh Sima Yi melakukan pengkhianatan akan dihukum karena pengkhianatan itu sendiri. Dia dieksekusi bersama dengan Cao Shuang dan yang lainnya, dan ketiga klannya dimusnahkan. Kemudian, Cao Xi, cucu Cao Zhen, diberi gelar Marquis Xinchangting, dengan wilayah kekuasaan 300 rumah tangga, dan terus memuja Cao Zhen.[21][22] Atas tindakan makar, Cao Shuang, Zhang Dang, beserta He Yan, Ding Mi, Deng Yang, Bi Gui, dan Li Sheng dieksekusi mati bersama dengan keluarga dan kerabat. Jiang Ji telah mencoba memohon kepada Sima Yi agar mengampuni Cao Shuang karena jasa ayahnya, Cao Zhen, namun Sima Yi menolak.[23] Lu Zhi (魯芝) dan Yang Zong (楊綜), dua pendukung Cao Shuang, awalnya juga mencoba meminta Cao Shuang untuk tidak menyerah kepada Sima Yi. Setelah Cao Shuang ditangkap, mereka juga ditangkap namun Sima Yi mengampuni mereka dan mengeluarkan mereka dari penjara.[24] Awalnya, saat Huan Fan melarikan diri keluar dari Luoyang untuk bergabung dengan Cao Shuang, ia bertemu dengan Si Fan (司蕃) yang menjaga Gerbang Changping. Karena Si Fan sebelumnya bekerja dibawah Huan Fan, ia percaya kepada Huan Fan dan memperbolehkannya lewat. Huan Fan kemudian berbalik arah setelah keluar dari Luoyang dan berkata kepada Si Fan, "Guru Agung (Sima Yi) berencana ingin melakukan makar, kamu harus ikut saya!". Si Fan mengikuti Huan Fan namun tidak bisa mengikuti Huan Fan maka ia berhenti dan berbalik arah. Setelah kudeta, Si Fan menyerahkan diri kepada Sima Yi dan menceritakan apa yang terjadi. Sima Yi kemudian bertanya, "Apa hukumannya untuk mereka yang salah menuding orang untuk makar?". Sebuah jawaban kemudian bergema, "Menurut hukum, mereka yang salah menuding orang untuk makar harus dihukum atas melakukan makar". Huan Fan dan keluarganya juga dibantai bersama Cao Shuang dan pendukungnya.[25] Akibat kudeta ini, Sima Yi menyingkirkan pengaruh klan Cao dan Xiahou yang dipimpin oleh Cao Shuang di istana. Klan Cao menjadi semakin lemah, dan keluarga Sima berhasil merebut kekuasaan sebagai bupati dan secara bertahap mengendalikan pemerintahan, meletakkan dasar bagi Sima Yan untuk menggantikan Wei dan membangun Jin di masa depan. Lu Zhi, Xin Chang, Yang Zong, Wang Ji dan lainnya yang awalnya tergabung dalam partai Cao Shuang juga dipekerjakan oleh Sima Yi setelah ia berkuasa. Atas kejadian ini, Jiang Ji merasa telah mengingkari janjinya kepada Cao Shuang dan menyalahkan dirinya sendiri atas hal itu, lalu meninggal dunia akibat sakit akibat kesedihan dan amarah. Pada Maret 249, Cao Fang menunjuk Sima Yi sebagai kanselir agung (丞相), meningkatkan ukuran marquisate Sima Yi dan memberinya hak istimewa tambahan. Namun, Sima Yi menolak pengangkatan Kanselir Kekaisaran.[26] Pada Januari atau Februari 250, ketika Cao Fang memberinya sembilan anugerah, dia menolak untuk menerimanya lagi.[27] Pada bulan Februari atau Maret 250, Cao Fang membangun kuil leluhur untuk keluarga Sima di Luoyang, meningkatkan ukuran staf pribadi Sima Yi, mempromosikan beberapa staf pribadi Sima Yi, dan memberikan gelar bangsawan kepada putra-putra Sima Yi, Sima Rong (司馬肜) dan Sima Lun sebagai marquis desa.[28] Karena insiden ini, pada 251 Wang Ling dan keponakannya Linghu Ying (令狐愚) merencanakan pemberontakan di Shouchun dengan tujuan menggulingkan Sima Yi dan menggantikan Cao Fang dengan Cao Biao. Mereka percaya bahwa Kaisar Cao Fang masih muda dan biasa-biasa saja sementara Sima Yi telah memonopoli kekuasaan. Sima Yi tahu bahwa Wang Ling sedang merencanakan pemberontakan dan muncul di dekat markas Wang Ling sebelum Wang Ling sempat melakukan apa pun. Wang Ling menyerah dan bunuh diri kemudian saat dikawal sebagai tahanan ke Luoyang. Sima Yi menangkap dan mengeksekusi rekan-rekan konspirator Wang Ling, termasuk Cao Biao, beserta keluarga mereka. Banyak pejabat Cao Wei yang memiliki hubungan dengan Cao Shuang mulai dicurigai oleh pihak Sima Yi. Sebagai contoh, Xiahou Ba yang ditepatkan di Yongzhou dipanggil ke Luoyi bersama dengan keponakannya, Xiahou Xuan yang juga dilantik sebagai Jenderal Ekspedisi Barat karena mereka memiliki hubungan darah dengan Cao Shuang. Xiahou Ba menjadi khawatir bahwa keluarga Sima akan menganiayainya. Saat bersamaan, Sima Yi menunjuk Guo Huai untuk menggantikan Xiahou Xuan. Xiahou Ba dan Guo Huai memiliki hubungan buruk dan penunjukkan Guo Huai membuat Xiahou Ba membelot ke Shu Han. Setelah kematian Sima Yi pada 7 September 251, putranya Sima Shi dan Sima Zhao tetap mengendalikan pemerintahan Cao Wei dan memusnahkan oposisi pemerintahan mereka. Pengaruh keluarga Cao dan Xiahou kian semakin memudar sementara keluarga Sima menguat. Pada 266, cucu Sima Yi dan putra Sima Zhao, Sima Yan merebut kekuasaan dari Cao Huan dan mendeklarasikan Dinasti Jin, dengan dia sebagai kaisar baru. ReaksiMendengar kabar kudeta tersebut di Shu Han, wali penguasa kepada Liu Shan, Fei Yi memberikan komentar terhadap kudeta tersebut:
Di budaya populerDalam video game Dynasty Warriors 7, insiden ini adalah sebuah level permainan dimana alur ceritanya berdasarkan tahap awal kudeta melawan Cao Shuang. Pemain dapat menggunakan karakter Sima Yi, Sima Zhao, Sima Shi, Zhang Chunhua dan Wang Yuanji dalam permainan ini. Ziarah makam Cao Fang tidak disebut ke dalam permainan ini, melainkan alur cerita Dynasty Warriors 7 menceritakan bahwa Cao Fang sedang berburu bersama Cao Shuang. Serial televisi bersejarah The Advisors Alliance yang didasari oleh kehidupan Sima Yi selama Zaman Tiga Negara juga menceritakan insiden ini. Lihat pulaReferensi
Pranala luar |