Dapson, juga dikenal dengan nama diaminodifenil sulfon (DDS),[1] adalah sebuah antibiotik yang umumnya digunakan bersama dengan rifampisin dan klofazimin untuk menangani kusta.[2] Obat ini adalah obat lini kedua untuk menangani dan mencegah pneumonia pneumocystis dan untuk mencegah toksoplasmosis pada orang yang memiliki fungsi kekebalan tubuh yang lemah (seperti pengidap HIV/AIDS).[2] Selain itu, obat ini telah digunakan untuk menangani jerawat, dermatitis herpetiformis dan kondisi-kondisi kulit lainnya.[3] Dapson digunakan di tubuh atau dikonsumsi lewat mulut.[4]
Beberapa efek samping obat ini adalah berkurangnya sel darah, hemolisis sel darah merah terutama pada orang yang mengalami kekurangan glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G-6-PD), atau hipersensitivitas.[2] Selain itu sering pula muncul rasa mual dan hilangnya nafsu makan.[4] Bahkan obat ini dapat menyebabkan radang hati dan bintik merah pada kulit.[2] Meskipun masih belum jelas apakah obat ini aman untuk digunakan pada masa kehamilan, beberapa dokter tetap menyarankan penggunaannya pada ibu hamil yang mengidap kusta.[2]
Dapson pertama kali diteliti sebagai antibiotik pada tahun 1937.[3] Obat ini mulai digunakan untuk menangani kusta pada tahun 1945.[3] Dapson tercatat dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, daftar obat-obat paling efektif dan aman yang dibutuhkan oleh dunia kesehatan.[5] Dapson yang dikonsumsi lewat mulut tersedia sebagai obat generik dan tidak terlalu mahal.[2][6]
Dapson melalui mulut adalah salah satu pengobatan pertama untuk menangani acne vulgaris, dan terkadang masih diresepkan untuk menangani kasus yang parah.[8][9] Bentuk topikal dapson pun efektif dengan kemungkinan efek samping yang kurang.[10]
Dapson adalah penanganan rekomendasi erythema elevatum diutinum – satu tinjauan menemukan bahwa dapson oral sendiri efektif pada 80% kasus awal penyakit tsb. Namun, dapson dapat menyebabkan efek samping parah sehingga sebagai gantinya kadang steroid atau antibiotik harus digunakan walau penanganan demikian sangat kurang efektif.[13]
Sindrom hipersensitivitas dapson berkembang pada 0,5 — 3,6% orang yang ditangani dengan obat ini, dan dihubungkan dengan kematian 9,9%.[15]
Darah
Efek samping paling besar obat ini adalah hemolisis terkait dosis (yang dapat berujung pada anemia hemolisis) dan metemoglobinemia.[16] Sekitar 20% pasien yang ditangani dengan dapson menderita hemolisis[17] dan efek sampingnya lebih umum dan parah pada mereka dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, berakhir dengan Lapdap kombinasi antimalaria yang mengandung dapson ditarik dari penggunaan klinis.[18][19] Ada laporan hemolisis pada neonatus karena dapson dalam air susu ibu.[20]Agranulositosis jarang terjadi jika dapson digunakan sendiri tetapi lebih sering pada regimen kombinasi untuk malaria profilaksis.[21] Abnormalitas pada formasi darah putih, termasuk anemia aplastik, jarang, tetapi adalah penyebab sebagian besar kematian yang diakibatkan oleh terapi dapson.[22][23][24]
Ketika digunakan topik, dapson dapat menyebabkan iritasi kulit ringan, kemerahan, kulit kering, terbakar, dan gatal. Jika digunakan bersama produk benzoil peroksida, diskolorasi kulit kuning atau jingga sementara dapat terjadi.[26][27]
Reaksi hipersensitivitas terjadi pada beberapa pasien. Reaksi ini bisa jadi lebih sering pada pasien dengan terapi multi-obat.[29][30][31]
Reaksi selalu meliputi ruam dan mungkin juga bersama demam, penyakit kuning, dan eosinofilia.[32][33][34][35][36] Pada umumnya, gejala-gejala ini akan terjadi pada enam pekan pertama terapi atau tidak sama sekali dan dapat membaik dengan terapi kortikosteroid.[7]
Mekanisme aksi
Sebagai antibakteri, dapson menghambat sintesis asam dihidrofolikbakteri melalui kompetisi dengan para-aminobenzoat untuk situs aktif dihidropteroat sintase.[37] Walaupun dari segi struktur berbeda dengan dapson, kelompok sulfonamida obat antibakteri juga bekerja dengan cara yang sama.
Sebagai antiradang, dapson menghambat enzim mieloperoksidase. Sebagai bagian ledakan respiratori yang neutrofil gunakan untuk membunuh bakteri, mieloperoksidase mengubah hidrogen peroksida (H2O2) menjadi asam hipoklorit (HOCl). HOCl adalah oksidan paling keras yang dihasilkan oleh mieloperoksidase dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan signifikan pada peradangan. Dapson menahan mieloperoksidase dalam bentuk intermedit tidak aktif, balik menginhibisi enzim. Maka, akumulasi asam hipoklorit tercegah dan kerusakan jaringan pada peradangan tereduksi.[38][39][40][41][42] Inhibisi mieloperoksidase pun diajukan sebagai mekanisme neuron-sparing untuk mereduksi peradangan pada penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan strok.[43]
Ketika dipakai menangani masalah kulit di mana bakteri tidak terlibat, mekanisme atau tindakan dapson belum dipahami. Dapson memiliki efek antiradang dan imunomodulatori,[44] yang diperkirakan diakibatkan oleh blokade mieloperoksidase. Demikian diperkirakan mekanisme aksi obat ini dalam menangani dermatitis herpetiformis.[45]
Dapson adalah bubuk kristal putih hingga putih krem tidak berbau dengan rasa agak pahit.
Pertimbangan khusus
Pasien tertentu berisiko lebih tinggi mengalami efek merugikan ketika menggunakan dapson. Beberapa masalah khusus yang harus dipertimbangkan:[7]
Berkaitan dengan darah (full blood count harus diambil sebelum menginisiai terapi):
Alergi sulfonamida diasosiasikan dengan alergi dapson
HbA1c bisa jadi adalah ukuran yang tak dapat diandalkan dalam kontrol glikemik mereka dengan diabetes melitus yang mengonsumsi dapson karena kenaikan pergantian red cell.
^ abcdefghi"Dapsone". The American Society of Health-System Pharmacists. Diakses tanggal Jan 12, 2015.
^ abcZhu, YI; Stiller, MJ; et al. (2001). "Dapsone and sulfones in dermatology: overview and update". Journal of the American Academy of Dermatology. 45 (3): 420–34. doi:10.1067/mjd.2001.114733. PMID11511841.
^Pickert, A; Raimer, S (June 2009). "An evaluation of dapsone gel 5% in the treatment of acne vulgaris". Expert opinion on pharmacotherapy. 10 (9): 1515–21. PMID 19505219. doi:10.1517/14656560903002097.
^Momen, S.E.; Jorizzo, J.; Al-Niaimi, F. (December 2014). "Erythema elevatum diutinum: a review of presentation and treatment". Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. John Wiley & Sons. 28 (12): 1594–1602. doi:10.1111/jdv.12566.
^Lukács, J.; Schliemann, S.; Elsner, P. (August 2015). "Treatment of generalized granuloma annulare – a systematic review". Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. John Wiley & Sons. 29 (8): 1467–1480. doi:10.1111/jdv.12976.
^Jopling WH (1983). "Side-effects of antileprosy drugs in common use". Lepr Rev. 54 (4): 261–70. PMID 6199637.
^Puavilai S, Chutha S, Polnikorn N, et al. (July 1984). "Incidence of anemia in leprosy patients treated with dapsone". J Med Assoc Thai. 67 (7): 404–7. PMID 6512448.
^Luzzatto L (August 2010). "The rise and fall of the antimalarial Lapdap: a lesson in pharmacogenetics". Lancet. 376 (9742): 739–41. PMID 20599264. doi:10.1016/S0140-6736(10)60396-0.
^Meyerson MA, Cohen PR (1994). "Dapsone-induced aplastic anemia in a woman with bullous systemic lupus erythematosus". Mayo Clin. Proc. 69 (12): 1159–62. PMID 7967777. doi:10.1016/s0025-6196(12)65768-1.
^Richardus JH, Smith TC (1989). "Increased incidence in leprosy of hypersensitivity reactions to dapsone after introduction of multidrug therapy". Lepr Rev. 60 (4): 267–73. PMID 2491425.
^Kumar RH, Kumar MV, Thappa DM (1998). "Dapsone syndrome—a five year retrospective analysis". Indian J Lepr. 70 (3): 271–6. PMID 9801899.
^Rao PN, Lakshmi TS (2001). "Increase in the incidence of dapsone hypersensitivity syndrome—an appraisal". Lepr Rev. 72 (1): 57–62. PMID 11355519.
^Joseph MS (1985). "Hypersensitivity reaction to dapsone. Four case reports". Lepr Rev. 56 (4): 315–20. PMID 4079634.
^Jamrozik K (1986). "Dapsone syndrome occurring in two brothers". Lepr Rev. 57 (1): 57–62. PMID 3702581.
^Hortaleza AR, Salta-Ramos NG, Barcelona-Tan J, Abad-Venida L (1995). "Dapsone syndrome in a Filipino man". Lepr Rev. 66 (4): 307–13. PMID 8637384.
^Stendahl O, Molin L, Lindroth M (1983). "Granulocyte-mediated release of histamine from mast cells. Effect of myeloperoxidase and its inhibition by antiinflammatory sulfone compounds". Int. Arch. Allergy Appl. Immunol. 70(3): 277–84. PMID 6186607. doi:10.1159/000233335.
^Diaz-Ruiz A, Zavala C, Montes S, et al. (November 2008). "Antioxidant, antiinflammatory and antiapoptotic effects of dapsone in a model of brain ischemia/reperfusion in rats". J. Neurosci. Res. 86 (15): 3410–9. PMID 18615706. doi:10.1002/jnr.21775.
^Begon E, Chosidow O, Wolkenstein P (December 2004). "[Disulone]". Ann Dermatol Venereol (in French). 131 (12): 1062–73. PMID 15692440. doi:10.1016/S0151-9638(04)93842-2.
^Uetrecht JP (1995). "Myeloperoxidase as a generator of drug free radicals". Biochem. Soc. Symp. 61: 163–70. PMID 8660393.